UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA KOMPETENSI DASAR HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM BASED LEARNING

PADA SISWA KELAS XI MIPA 8 SMA NEGERI 3 PATI

TAHUN PELAJARAN 2019/20120

 

Arif Budiono

SMA N 3 Pati

 

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pembelajaran dengan menggunakan Metode Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi pada siswa kelas XI MIPA 8 di SMA Negeri 3 Pati tahun pelajaran 2019/2020 . (2) Untuk mengetahui prosentase kenaikan hasil belajar Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi pada siswa kelas XI MIPA 8 di SMA Negeri 3 Pati tahun pelajaran 2019/2020 . Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTKyang terdiri atas 2 (dua) siklus yang masing-masing siklus menggunakan 4 (empat) tahapan tindakan yaitu perencanaan/persiapan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Kesimpulan bahwa: (1) Melalui penggunaan pembelajaran metode Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi pada siswa kelas XI MIPA 8 SMA Negeri 3 Pati semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 meningkat. (2) Peningkatan hasil belajar dimantapkan dengan semakin banyaknya ketuntasan siswa yaitu perolehan 60,60 meningkat menjadi 80,20 (naik 11 %) dan pada siklus II meningkat menjadi 90,90 (ada kenaikan dari siklus I ke siklus II yaitu 6,60%)

Kata kunci: Problem Based Learning (PBL)

 

PENDAHULUAN

Pengajaran Kimia di SMA Negeri 3 Pati cenderung hanya berjalan satu arah, guru lebih banyak aktif memberikan informasi kepada siswa. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis tidak dapat dikuasai secara mudah dan cepat, melainkan harus melalui lati han dan praktik yang banyak, teratur dan rutin.

Kesulitan dalam memahami materi tersebut berakibat pada rendahnya aktivitas siswa saat mengikuti pelajaran. Hal ini berakibat pada perolehan nilai hasil tes tertulis yang tidak mencapai ketuntasan. Nilai KKM kelas XI MIPA 8 adalah 75. Dari jumlah siswa sebanyak 35 peserta didik yang bisa langsung tuntas hanya 40%.

Permasalahan ini setelah melakukan pegamatan dan hasil belajar mendapatkan hasil bahwa Hidrokarbon dan Minyak Bumi di kelas XI MIPA 8 rendah. Guru berupaya meningkatkan hasil belajar dengan menerapkan metode pembelajaran yang dirasa efektiff dengan memilik metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Problem Based Learning (PBL) ini dalam pelaksanaannya adalah mengajak siswa untuk belajar secara berkelompok dengan anggota kelompok yang berasal dari campuran tingkat kecerdasan. Tujuan dari pembagian kelompok dengan ketentuan tersebut adalah agar dalam satu kelompok terdapat siswa yang lebih unggul sehingga apabila ada anggota yang mengalami kesulitan siswa tersebut dapat membantu menyelesaikannya.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI MIPA 8 di SMA Negeri 3 Pati tahun pelajaran 2019/2020 , terdiri atas 35 siswa, laki-laki 15 perempuan 20 siswa.

Rumusan masalah adalah (1) apakah pembelajaran dengan menggunakan Metode Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi pada siswa kelas XI MIPA 8 di SMA Negeri 3 Pati tahun pelajaran 2019/2020 ? (2) Berapakah prosentase kenaikan hasil belajar Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi pada siswa kelas XI MIPA 8 di SMA Negeri 3 Pati tahun pelajaran 2019/2020 ?

Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pembelajaran dengan menggunakan Metode Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi pada siswa kelas XI MIPA 8 di SMA Negeri 3 Pati tahun pelajaran 2019/2020 . (2) Untuk mengetahui prosentase kenaikan hasil belajar Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi pada siswa kelas XI MIPA 8 di SMA Negeri 3 Pati tahun pelajaran 2019/2020 .

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Belajar Kimia

Kimia sebagai ilmu dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains yang harus ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangan pemikirannya sehingga setelah melalui serangkaian proses penemuan ilmiah, melalui metode ilmiah yang didasari sikap ilmiah, akan diperoleh produk Kimia yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, prosedur, teori, hukum dan postulat.

Belajar merupakan proses aktif dari si pebelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan hanya proses pasif yang hanya menerima informasi materi dari guru. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut sesuai dengan aspek-aspek tujuan belajar yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Howard Kingsley dalam Sudjana, membagi hasil belajar menjadi tiga macam, yaitu: (a) ketrampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita (Sudjana, 2001:22).

Metode Problem Based Learning merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dapat digunakan untuk memberikan pemahaman konsep materi yang sulit kepada siswa dimana materi telah dipersiapkan oleh guru melalui lembar kerja atau perangkat pembelajaran.

Belajar merupakan proses aktif dari si pebelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan hanya proses pasif yang hanya menerima informasi materi dari guru. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut sesuai dengan aspek-aspek tujuan belajar yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Howard Kingsley dalam Sudjana, membagi hasil belajar menjadi tiga macam, yaitu: (a) ketrampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita (Sudjana, 2001:22).

Menurut Suyatno (2009), Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu metode pembelajaran yang berbasis pada masalah, dimana masalah tersebut digunakan sebagai stimulus yang mendorong mahasiswa menggunakan pengetahuannya untuk merumuskan sebuah hipotesis, pencarian informasi relevan yang bersifat student-centered melalui diskusi dalam sebuah kelompok kecil untuk mendapatkan solusi dari masalah yang diberikan.

Menurut Arend, Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya (Trianto, 2007).

Menurut Sanjaya (2006: 214), Problem Based Learning (PBL) merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Hakekat permasalahan yang diangkat dalam Problem Based Learning (PBL) adalah kesenjangan antara situasi nyata dengan situasi yang diharapkan, atau antara yang terjadi dengan harapan.

Menurut Trianto (2009:93), karakteristik metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah: (1) adanya pengajuan pertanyaan atau masalah, (2) berfokus pada keterkaitan antar disiplin, (3) penyelidikan autentik, (4) menghasilkan produk atau karya dan mempresentasikannya, dan (5) kerja sama.

Kerangka Pikir

Kondisi awal sebelum dilakukan penelitian, peneliti belum menggunakan Metode Problem Based Learning (PBL) maka hasil belajar pada siswa kelas XI MIPA 8 di SMA Negeri 3 Pati semester 1 tahun pelajaran hasil tes sebelumnya masih rendah, hal ini bisa dibuktikan dengan adanya ulangan harian rata-rata 68,70 di bawah KKM. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan menerapkan metode Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa minimal sama dengan KKM yaitu 75.

Indikator Kinerja

Untuk menjawab permasalahan yang diajukan serta guna mencapai tujuan penelitian, maka disusun indikator kinerja: Melalui penerapan Metode Problem Based Learing (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar Kimia Hidrokarbon dan Minyak Bumi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 di kelas XI MIPA 8 SMA Negeri 3 Pati Kecamatan Pati Kabupaten Pati. subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas XI MIPA 8 sebanyak 35 siswa.

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi untuk data kondisi awal, teknik observasi untuk data proses pembelajaran dan teknik tes untuk data hasil belajar. Alat pengumpulan data berupa dokumen catatan personal siswa dan dokumen daftar nilai untuk data kondisi awal, sedangkan data proses pembelajaran pada siklus pertama maupun siklus kedua dengan data hasil belajar dengan butir soal.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang direncanakan untuk peserta didik dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

  1. Perencanaan: memilih materi pembelajaran, membuat rencana pembelajaran, menyimpulkan sarana / prasarana pembelajaran, membuat instrumen untuk
  2. Pelaksanaan tindakan: rencana pembelajaran yang telah dibuat dengan metode PBL Siswa diminta membuka maeri Hidrokarbon dan Minyak Bumi. Sejumlah siswa diminta menentukan permasalahan dan menuangkannya dalam bentuk novel Siswa dibimbing memecahkan masalah tersebut dan melaksanakan tes pada akhir setiap siklus.
  3. Observasi: dilakukan oleh observer atau peneliti untuk mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran melalui Sedangkan untuk mengetahui kompetensi siswa melalui alat tes, kemudian data ini dianalisis dengan analisis deskriptif.
  4. Refleksi: pada tahap keempat ini dilakukan analisis hasil observasi, kemudian dilakukan refleksi, apakah tindakan penelitian melalui metode Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil analisis digunakan untuk merencanakan siklus berikutnya.

Data valid perlu divalidasi untuk data proses pembelajaran agar diperoleh data yang valid divalidasi dengan triangulasi sumber dengan cara melibatkan taman sejawat untuk mengamati proses pembelajaran yang dikenal dengan kolaborasi. Data hasil belajar agar valid maka sebelum dibuat soal terlebih dahulu disusun kisi-kisi. Analisis data menggunakan analisis diskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi.

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggunakan metode Melalui penerapan Metode Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas belajar Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi peserta didik kelas XI MIPA 8 SMAN 3 Pati tahun pelajaran 2019/2020 yang terdiri atas 2 (dua) siklus yang masing-masing siklus menggunakan 4 (empat) tahapan tindakan yaitu perencanaan/persiapan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian, dapat dilihat dan telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa tentang meulis Novel pada siswa kelas XI.MIPA 8 SMA Negeri 3 Pati Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020 melalui penerapan Metode PBL.

Hasil belajar yang rendah ini dapat dilihat dari hasil tes siswa XI MIPA 8 pada materi Hidrokarbon, dengan nilai tertinggi 85, nilai terendah 45 dan nilai diatas KKM 37,14%

Diketahui bahwa modus berada pada rentang nilai < – 74, nilai tertinggi 85, nilai terendah 40 dan nilai rata-rata 62,85 dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 75, ternyata siswa yang telah tuntas hanya ada 13 peserta didik atau 37,14%, sehingga jumlah siswa yang belum tuntas masih ada 22 peserta didik atau 62,85%.

Diskripsi Siklus I

Hasil tes

Refleksi tindakan hasil tes ini dilakukan dengan membandingkan antara hasil tes pada kondisi awal dengan hasil tes pada Siklus I.

Hasil tes pada kondisi awal, nilai tertinggi 94, nilai terendah 65 dan nilai rata-rata tuntas 79,90 setelah dilakukan tindakan yaitu pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada kegiatan pembelajaran Siklus I ini, maka nilai tertinggi 85, nilai terendah 60 dan nilai rata-rata 78,82.

Diketahui bahwa ada kenaikan nilai tertinggi dari kondisi awal ke Siklus I sebesar 9 atau 28,57%. Juga untuk nilai terendah dari kondisi awal ke Siklus I ada kenaikan sebesar 20 atau 57,14%. Juga nilai rata-rata kondisi awal ke Siklus I mengalami kenaikan sebesar 28,57%.

Diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar antara kondisi awal dengan siklus I mengalami kenaikan sebesar 10 atau 28,57%, semula siswa yang tuntas hanya 13 peserta didik pada kondisi awal, setelah ada tindakan melalui pembelajaran kooperatif metode PBL pada siklus I, siswa yang tuntas menjadi 23 peserta didik.

Hasil Non Tes

Refleksi tindakan hasil non tes ini dilakukan dengan membandingkan hasil pengamatan mengenai keaktifan, minat, perhatian sebagai unsur aktivitas, oleh teman sejawat pada saat proses kegiatan pembelajaran antara kondisi awal dengan siklus I.

Diskripsi Siklus II

Hasil tes

Refleksi tindakan hasil tes ini dilakukan dengan membandingkan antara hasil tes pada Siklus I dengan hasil tes Siklus II. Hasil tes pada Siklus I nilai tertinggi 95, nilai terendah 55 dan nilai rata-rata 70,28.

Pada Siklus I sudah dilakukan pembelajaran metode PBL dan pada Siklus II dilakukan perbaikan dengan membentuk kelompok kecil 4 peserta didik dan mendapat bimbingan dari guru. Hasil tes Siklus II ini diperoleh nilai rata-rata 90,90.

Diketahui bahwa ada kenaikan nilai tertinggi dari Siklus I ke Siklus II sebesar 1 atau 5,71% dan untuk nilai terendah 75 ada kenaikan 11 atau 5,71%, juga untuk nilai rata-rata ada kenaikan 10,7 atau 30,57%.

Diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar antara Siklus I dengan Siklus II setelah diadakan perubahan penggunaan pembelajaran metode PBL mengalami kenaikan sebesar 13 atau 37,14%. Semula Siklus I jumlah siswa yang tuntas 23 peserta didik atau 65,71 dan Siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 35 peserta didik atau 100%.

Pelaksanaan Tindakan

Pada kondisi awal dalam penelitian ini, kegiatan pembelajaran belum menggunakan pembelajaran metode PBL. Dalam kegiatan pembelajaran kondisi awal ini guru masih menggunakan metode konvensional, yaitu ceramah dan pemberian tugas.

Kegiatan pembelajaran konvensional membuat siswa kurang aktif tampak kurang minat dan kurang perhatian, sehingga aktivitas belajar rendah. Siswa sulit memahami konsep materi yang dibahas akibatnya hasil belajar siswa rendah.

Pada Siklus I dilakukan suatu tindakan dengan cara membentuk kelompok besar, tiap kelompok terdiri dari 8 siswa, karena jumlah siswa kelas XI MIPA 8 ada 35 peserta didik, maka ada 4 kelompok.

Pada kegiatan pembelajaran pertemuan ke 1: guru mempresentasikan materi Hidrokarbon lalu memberi tugas perkelompok untuk mendiskusikan dan mengerjakan soal secara bersama-sama di dalam kelas. Pada pertemuan ke 2: masih secara berkelompok siswa melanjutkan diskusi dan menjelaskan unjuk kerja atau lembar kerja secara bersama-sama. Setelah selesai KD Hidrokarbon dan Minyak Bumi yang harus dilaksanakan peserta didik.

Menurut pengamatan teman sejawat, dalam kegiatan pembelajaran pada Siklus I ini terlihat hanya ada beberapa siswa yang aktif, sehingga keaktivan belajar masih kurang. Hal ini disebabkan jumlah siswa dalam kelompok masih terlalu banyak, tiap kelompok 8 peserta didik.

Pada Siklus II kegiatan pembelajaran juga sudah menggunakan pembelajaran metode PBL namun perlu memperbaiki dengan membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4 peserta didik, terbagi menjadi 8 kelompok. Untuk menambah keaktivan belajar,guru memberikan bimbingan dalam melakspeserta didikan materi kepada kelompok kecil ini sehingga setiap kelompok benar-benar bisa memahami konsep materi ini

Pada kegiatan pembelajaran pertemuan ke 1: guru mempresentasikan materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi , menyusun kertas kerja secara singkat melalui peta konsep, lalu memberi tugas perkelompok untuk mendiskusikan dan mengerjakan secara individu per kelompok 4 peserta didik. Pertemuan ke 2: masih secara berkelompok siswa melanjutkan diskusi di luar kelas dan mengerjakan unjuk kerja atau lembar kerja dengan bimbingan guru sampai semua anggota kelompok dapat memahami konsep materi ini. Setelah selesai satu KD dilanjutkan tes bagi siswa yang memperoleh nilai tertinggi diberi penghargaan.

Hasil Pengamatan

Pada kondisi awal kegiatan pembelajaran masih menggunakan metode yang konvensional yaitu ceramah dan penugasan saja, sehingga aktivitas belajar kurang, siswa kurang memahami konsep materi yang dibahas akibatnya hasil belajar rendah.

Rendahnya hasil belajar siswa tersebut dapat dilihat dari hasil tes pada kondisi awal, nilai rata-ratanya 60,60 nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 85. Dengan KKM 75 jumlah siswa yang tuntas ada 7 peserta didik, jumlah siswa yang belum tuntas ada 23 peserta didik.

Dari hasil pengamatan teman sejawat dalam kegiatan pembelajaran pada kondisi awal ini ada beberapa siswa yang aktif, minat dan perhatian, sehingga aktivitas belajar masih kurang.

Setelah dilakukan tindakan pada Siklus I ini, nilai rata-ratanya 80,20, nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 90. Dengan KKM 75, jumlah siswa yang tuntas memenuhi KKM ada 20 peserta didik, jumlah siswa yang belum tuntas ada 16 peserta didik.

Pada Siklus II, kegiatan pembelajaran masih menggunakan metode PBL yang diperbaiki dengan membentuk kelompok kecil dan guru membimbing. Nilai rata-rata 90,90, nilai terendah 75 dan nilai tertinggi 95, dengan KKM 75 jumlah siswa yang tuntas telah memenuhi KKM ada 35 peserta didik, jumlah siswa tuntas 100%.

Hasil refleksi

Hasil tes

Hasil tes pada kondisi awal nilai rata-ratanya 60,60 sedangkan hasil tes pada Siklus I nilai rata-ratanya 80,20 dan hasil tes pada Siklus II nilai rata-ratanya 90,90.

Hasil tes pada kondisi awal ini, nilai terendah 45, nilai tertinggi 85. Sedangkan hasil tes Siklus I nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 94, serta hasil tes pada Siklus II nilai terendah 75, tertinggi 95.

Ketuntasan belajar pada kondisi awal, jumlah siswa yang tuntas hanya 12 peserta didik. Pada siklus I siswa yang tuntas ada 22 peserta didik dan pada siklus II siswa yang tuntas ada 35 peserta didik.

Jadi ada kenaikan nilai rata-rata dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dari 60,60 menjadi 80,20 dan menjadi 90,90. Ada kenaikan nilai terendah dari 45 menjadi 60 dan menjadi 75. Juga ada kenaikan nilai tertinggi dari 94 dan menjadi 95. Serta ada pula kenaikan ketuntasan belajar dari 12 peserta didik menjadi 22 peserta didik dan menjadi 35 peserta didik.

PENUTUP

Simpulan

  1. Melalui penggunaan pembelajaran metode Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Kimia materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi pada siswa kelas XI MIPA 8 SMA Negeri 3 Pati semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 meningkat.
  2. Peningkatan hasil belajar dimantapkan dengan semakin banyaknya ketuntasan siswa yaitu perolehan 60,60 meningkat menjadi 80,20 (naik 11 %) dan pada siklus II meningkat menjadi 90,90 (ada kenaikan dari siklus I ke siklus II 6,60%)

Saran

Berdasarkan pelaksanaan penelitian dan hasil yang telah diperoleh, maka peneliti dapat memberikan saran:

  1. Bagi peneliti yang ingin menerapkan metode ini hendaknya dapat mengatur waktu dengan baik di kelas.
  2. Guru hendaknya menggunakan cara mengajar yang bervariatif dan menarik perhatian siswa sehing siswa tidak merasa bosan.
  3. Pemberian latihan-latihan menulis dalam bentuk lain selain novel kepada siswa hendaknya dilakukan secara kontinyu dan tidak menghabiskan waktu hanya untuk berbicara sendiri dengan teman satu kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003. Standart Kompetensi Mata Pelajaran Kimia SMA & MA. Jakarta: Balitbang Depdiknas.

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

……. 2005. Peningkatan Kwalitas Pendidikan. Jakarta: Direktotar Jendral Pendidikan Tinggi.

Suharsimi A, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Safari. 2003. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inofatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pusaka.

Tim Penyusun KTSP (K13). 2018. Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan Tahun Pelajaran 2019/2020 . Pati: SMAN 3 Pati.

Trianto. 2007. Metode-metode Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trianto.2009. Mendesain Metode Pembelajaran Inofatif-Progresif. Surabaya: Kencana Prenada Media Group.

Wijayanto, M. 2009. Tesis: Pengaruh Penerapan Metode Problem Based Learning dan Cooperative Learning terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2008/2009. Surakarta: UNS.