MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MATERI PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

DENGAN PENERAPAN MODEL PROBLEMBASED INSTRUCTION PADA SISWA KELAS VIII-A DI SMP N.1 LUMBANJULU

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Lumina Ria

SMP N.1 Lumbanjulu

 

ABSTRASI

Tempat dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Lumbanjulu Kecamatan Lumbanjulu Kabupaten.Toba Samosir semester ganjil Tahun Pembelajaran 2019/2020. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswi Kelas VIII-a SMP Negeri 1 Lumbanjulu yang berjumlah 32 siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Permasalahnnya dalam penelitian ini adalah sejauhmanakah peningkatan prestasi belajar materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan penerapan model problem based instruction pada siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2019/2020. Metode pembelajaran merupakan sarana yang dapat merangsang siswa agar lebih senang dan tertarik belajar siswa dan untuk membantu proses belajar mengajar sehingga pengajaran dapat berhasil dengan baik. Siklus I penerapan model problem based instruction (PBI) di atas menunjukkan peningkatan nilai secara klasikal, dengan nilai rata-rata 75,8. Ini menunjukkan adanya selisih persentase ketuntasan klasikal antara tes awal dengan tes siklus I sebesar 5.28%. Pada siklus II siswa yang tuntas 25 orang (92,59%) sedangkan yang belum tuntas 2 orang (7,41%) dengan nilai rata-rata 82,04. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 24,82%.

Kata kunci: Hasil belajar, Problem based instruction

 

PENDAHULUAN

Dengan memanfaatkan metode secara baik sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan pencapai tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik, salah satu indikator keberhasilan itu dapat dilihat dari pencapaian pembelajaran peserta didik mencapai KKM yang telah di tetapkan seperti halnya di SMP Negeri 1 Lumbanjulu yakni nilai 72 dinyatakan tuntas. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi ‘mengingat’ jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangkan panjang. Dan, itulah yang terjadi di kelas-kelas sekolah kita. Permasalahan dalam penelitian ini adalah sejauhmanakah peningkatan prestasi belajar materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan penerapan model problem based instruction pada siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2019/2020. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar pendidikan matematika setelah diterapkannya metode pengajaran problem based instruction materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel pada siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2019/2020.

 

KAJIAN TEORITIS

Prestasi belajar merupakan umpan balik dari proses pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk penilaian Widodo Supriyono (1991:130) mengatakan “Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan suatu hasil interaksi antara guru dengan anak didiknya faktor yang mempengaruhi (faktor internal) maupun dan luar diri (faktor eksternal) individu. Dalam proses pembelajaran hasil belajar (prestasi) siswa tidak tertepas oleh keadaan lingkuangan sekolah. Afektif, psikomotornya pada saat belajar, kwalitas pelajaran yang diterimanya dan cara pengelolaan proses, interaksi kelas yang dilakukan Lebih.lanjut, hasil betajar siswa yang diperoleh siswa dapat dikelompokkan kepada hasil yang bersifat penguasaan

Dalam proses pembelajaran keberhasikan guru dan siswa agar dapat meminimalisasi pemahaman dan salah persepsi maka penilaian pada aspek: kognitif , afektif dan Psikomotorik. Dalam kaitan antara minat dan prestasi belajar, peneliti ingin mengetahui apakah seiring kemajuan teknologi senantiasa berbanding lurus dengan kemajuan minat dan prestasi siswa di sekolah dengan melakukan penelitian di kelas, tempat (lokasi) yang sama maka dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi perkembangan minat dan prestasi belajar

Pengajaran berbasis Problem based instruction membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif di mana lingkungan belajar siswa disain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah autentik termasuk pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan tugas bermana lainnya. Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam mengkostruksikannya dalam produk nyata (Buck Institue for Eduction, 2001).

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (Classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997: 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) guru sebagai penelitia; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif; (d) administrasi social eksperimental.

Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 1 Lumbanjulu Kecamatan Lumbanjulu Kab.Toba Samosir semester ganjil Tahun Pembelajaran 2019/2020 .

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November semester ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020. Subyek penelitian adalah seluruh siswa-siswi Kelas VIII-a SMP Negeri 1 Lumbanjulu yang berjumlah 32 siswa pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Rancangan Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.

Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakan tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebu, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya.

Secara rinci telah dipersiapkan berupa prosedur pelaksanaan rancangan penelitian tindakan kelas untuk setiap siklus yang diuraikan sesuai dengan langkah-langkah yang rinci untuk dilaksanakan dalam penelitian ini dengan langkah, sebagai berikut:

Pra Siklus

Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti merencanakan kegiatan yang akan dilakukan pada penelitian tindakan kelas (PTK), adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut:

Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

  • Membuat skenario
  • Membuat alat evaluasi
  • Membuat lembar observasi

Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2 x 40 menit) pada bulan Oktober 2019 dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan sesuai dengan RPP yang terlampir

Pengamatan

Pada tahap observasi, peneliti sebagai guru pengajar melakukan tindakan dengan menggunakan model Problem Based Instruction (PBI) tindakan yang sedang dilakukan oleh guru dan aktivitas siswa didalam kelas dilakukan dengan lembar pengamatan yan telah disiapkan. (Lembar Pengamatan terlampir)

Refleksi

Kegiatan pada tahap ini adalah peneliti bersama-sama observer mendiskusikan hasil tindakan, dari hasil tersebut peneliti dan guru dapat merefleksiknnya dengan melihat data pengamatan yang diperoleh pada saat melakukan suatu observasi di lapangan

Siklus I

Perencanaan

Pada tahap ini penelti merumuskan dan mempersiapkan: rencana jadwal pelaksanaan tindakan, rencana pelaksanaan pembelajaran, materi/bahan pelajaran sesuai dengan pokok bahasan, lembar ,tugas siswa, lembar penilaian hasil belajar, instrumen lembar observasi, dan mempersiapkan kelengkapan lain yang diperlukan dalam rangka analisis data.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan selama 2 x 40 menit (1 x pertemuan) November disesuaikan dengan setting tindakan yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlampir.

Pengamatan

Pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan tehadap perilaku siswa. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sikap dean perilaku siawa terhadap pembelajaran dengan penerapan model Problem Based Instruction (PBI). Pelaksanaan pegnamatan mulai awal pembelajaran ketika guru melakukan apersepsi sampai akhir pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan terlampir

Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis semua data atau informasi yang dikumpulkan dari penelitian tindakan yang dilaksanakan, sehingga dapat diketahui berhasil atau tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang diharapkan

Siklus II

Berdasarkan refleksi pada siklus I, diadakan kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki rencana dan tindakan yang telah dilakukan. Langkah-langkah kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama seperti langkah-langkah pada siklus I, tetapi ada beberapa perbedaan kegiatan pembelajaran pada siklus II.

Perencanaan

Proses tindakan pada siklus II dengan melaksanakan proses pembelajran berdasarkan pada pengalaman hasil dari siklus I,dalam tahap ini penelitian melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan tindakan pada siklus I, perbedaannya adalah pada siklus II dilaksanakan dengan cara menyederhanakan materi pembelajaran dan menambahkan media pengajaran dengan cara membagikan contoh ringkasan wacana kepada masing-masing siswa sebagai bahan untuk dipahami dan dilaksanakan sebagai petunjuk dan prosedur kerja siswa yang akan dilaksanakan.

Pengamatan

Adapun yang diobservasi pada siklus II sama seperti siklus I,meliputi: hasil tes dan nontes (pengamatan dan wawancara) pedoman pengamatan pada siklus II memperhatikan instrumen serta kriteria yang terdapat pada siklus I.

Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis semua data atau informasi yang dikumpukan dari penelitian tindakan yang dilaksanakan, sehingga dapat diketahui berhasil atau tindakannya

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum perencanaan tindakan siklus I dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pre tetst yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa serta untuk mengetahui gambaran kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada kegiatan diruang kelas dengan penerapan model Problem Based Instruction di dalam kelas yang disajikan untuk mengetahui sudah sejauh mana tingkat pemahaman peserta didik tentang pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di Kelas VIII-a semester ganjil pada SMP Negeri 1 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2019/2020 .

Persen klasikal siswa yang tuntas 23 orang dan yang belum tuntas 9 orang. Dengan ini dapat diketahui persen klasikal ketuntasan, yaitu:

PKK Tuntas. PKK Belum Tuntas

Hal ini menunjukkan tingkat ketuntasan belajar secara klasikal masih rendah, maka selanjutnya dilakukan perbaikan dengan penerapan problem based instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di Kelas VIII-a semester ganjil pada SMP Negeri 1 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2019/2020 .

Siklus I

Perencanaan

Selanjutnya setelah mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa, peneliti merancang suatu alternatif pemecahan masalah bagi siswa. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:

 Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi pembelajaran Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

(a) Membuat lembar observasi, guru mengamati proses pembelajaran

  • Membuat Lembar Observasi, teman mengamati siswa selama proses pembelajaran
  • Mempersiapkan berbagai alat dan bahan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung
  • Merancang pembagian kelompok, siswa dibagi menjadi 6 kelompok
  • Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa di akhir pelajaran

Pelaksanaan

Peneliti membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Kemudian mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran. Selanjutkan penyampaian tujuan pembelajaran sekaligus memberikan informasi tentang prosedur yang akan dilaksanakan sesuai dengan penerapan model problem based instruction. Pada akhir pelajaran, peneliti dan siswa sama-sama menyimpulkan pelajaran.

Nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 3,95 dari nilai tes awal awal 77,89 menjadi 80.94 pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 26 orang 81,25% dan yang belum tuntas 6 orang 18,75%

Siklus I di atas menunjukkan peningkatan nilai secara klasikal, dengan nilai rata-rata 80,94. Siswa yang tuntas sebanyak 26 orang, artinya Persentase Ketuntasan Klasikal (PKK) = serta siswa yang belum tuntas sebanyak 6 orang dengan PKK = . Ini menunjukkan adanya selisih persentase ketuntasan klasikal antara tes awal dengan tes siklus I sebesar 80,94%. Namun demikian tingkat Ketuntasan belajar secara klasikal belum mencapai nilai maksimal yang diharapkan, untuk itu perlu dilakukan pembelajaran kembali dengan memperbaiki langkah-langkah yang dianggap belum efektif.

Pengamatan

Persentase hasil pengamatan sebagai berikut:

dan kategori penilaian adalah cukup. Dengan demikian peneliti telah melakukan 70,83% dari keseluruhan indikator yang harus dilaksanakan dengan baik.

Siklus II

Perencanaan

Alternatif pemecahan masalah yang dirancang pada siklus II ini adalah sebagai berikut:

  1. Menyusun RPP dan menentukan soal-soal latihan yang akan diberikan kepada siswa pada saat pelajaran berlangsung
  2. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
  3. Peneliti kembali membagi kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa per kelompok
  4. Peneliti bersama-sama dengan siswa akan menyaksikan peragaan langsung tentang materi pembelajaran.

 

Pelaksanaan

Peneliti kembali melaksanakan problem based instruction dengan harapan, akan diperoleh peningkatan hasil belajar siswa pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel . Tindakan dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Diketahui bahwa siswa yang tuntas 26 orang (81,25) sedangkan yang belum tuntas 6 orang (18.75%) dengan nilai rata-rata 80,94 Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 4,45%.

Dari data siklus II di atas terdapat peningkatan nilai secara klasikal , yaitu Nilai rata-rata belajar siswa 85.39 Siswa yang telah tuntas 31 orang dan yang belum tuntas 1 orang. Dengan demikian dapat diketahui persentase ketuntasan klasikal:yang belum tuntas. Hal ini menunjukkan ada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan penerapan model pembelajaran problem basad learning

Pengamatan.

Pada tahap pengamatan siklus II ini masih tetap dengan bantuan guru dan rekan guru lainnya utnuk mengamati peneliti dan siswa dalam proses belajar mengajar. Hasil pengamatan pada siklus II d siswa parkan pada tabel di bawah ini:

PEMBAHASAN

Pembelajaran dengan penerapan model problem based instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa 71.87, dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 23 orang dan belum tuntas sebanyak 9 orang.

Perbandingan observasi guru dalam mengajar pada siklus I mendapatkan 70,83% dengan kategori penilaian cukup dan siklus II mendapatkan 89,58% dengan kategori penilaian baik. Maka dapat kita lihat selisih penilaian hasil observasi guru dalam mengajar pada siklus I dan siklus II sebesar 19,75%. Dapat disimpulkan bahwa peneliti telah menerapkan model problem based instruction dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari persentase siklus I, aktivitas siswa 79,16% dengan kategori penilaian baik, meningkat 12,50% pada siklus II menjadi 91,66% dengan kategori penilaian baik sekali. Peningkatan nilai rata-rata serta jumlah siswa yang tuntas mulai dari tes awal, siklus I dan siklus II. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan 77,89 jumlah siswa yang tuntas sebanyak 23 orang dan belum tuntas sebanyak 9 orang .

Setelah dilakukan model problem based instruction pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 9,62% dari nilai awal menjadi 71,87% pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 26 orang dan yang belum tuntas 6 orang Pada siklus II nilai rata-rata kelas lebih meningkat lagi, siswa yang tuntas 31 orang (97,00) sedangkan yang belum tuntas 1 orang (3,00%) dengan nilai rata-rata 85,39 Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 4,45 Hal ini berarti pembelajaran dengan penerapan model problem based instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di Kelas VIII-a SMP Negeri 1 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2019/2020.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan

  1. Setelah dilakukan penerapan siklus I penerapan model problem based instruction (PBI) di atas menunjukkan peningkatan nilai secara klasikal, dengan nilai rata-rata 75,8. Siswa yang tuntas sebanyak 14 orang, artinya Persentase Ketuntasan Klasikal (PKK) = serta siswa yang belum tuntas sebanyak 13 orang dengan PKK = . Ini menunjukkan adanya selisih persentase ketuntasan klasikal antara tes awal dengan tes siklus I sebesar 5.28%.
  2. Pada siklus II siswa yang tuntas 25 orang (92,59%) sedangkan yang belum tuntas 2 orang (7,41%) dengan nilai rata-rata 82,04. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 24,82%.
  3. Berdasarkan hasil refleksi siklus I dan siklus II yang telah dilakukan oleh peneliti, maka terjadi perubahan peningkatan hasil belajar yang terlihat dari penelitian Pembelajaran dengan menggunakan problem based instruction (PBI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Lumbanjulu. Kabupaten Toba Samosir T.P 2019/2020.

SARAN

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

  1. Kepala sekolah hendaknya menghimbau dan memberikan kesempatan kepada guru untuk terus mengikuti perkembangan media dan metode pembelajaran sehingga proses belajar mengajar yang baik dapat dilaksanakan
  2. Hendaknya guru dapat menggunakan media dan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga Pembelajaran menyenangkan dapat terwujud.
  3. Siswa diharapkan dapat membangun pola interaksi dan kerjasama, baik dengan sesama siswa, dengan guru, dan lingkungan demi terlaksananya proses belajar mengajar yang baik
  4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan jenis penelitian yang sama, hendaknya dapat memperbaiki tahapan-tahapan dalam metode ini serta mengkombinasikannya dengan metode pembelajaran yang lain sehingga dapat menghasilkan data penelitian yang lebih baik dan benar .

DAFTAR PUSTAKA

Aisah, S., Kurniasih, D., & Fitriani. (2018). Analisis Kemandirian Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kimia Di Kelas X SMA Negeri 3 Sintang. Jurnal Ilmiah Ar-Razi Vol.6 No. 2, Agustus 2018, Hal 76-86.

Arifin, M; Dardiri, A & Handayani, A.N. (2016). Hubungan kemampuan Penyesuaian Diri dan Pola Pikir dengan Kemandirian Belajar Serta Dampaknya Pada Prestasi Akademik Mahasiswa. Jurnal Pendidikan, Vol 1 (10), 1-9.

Aslamia, S. (2018). Pengaruh Konsentrasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Pekanbaru. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Aviana, R., & Hidayah, F. F. (2015). Pengaruh Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa terhadap Daya Pemahaman Materi pada Pembelajaran Kimia di SMA Negeri 2 Batang. Jurnal Pendidikan Sains (JPS)3(1), 30-33.

Dimyati & Mudjiono. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fauzi, M. A. (2011). Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Metakognitif di Sekolah Menengah Pertama. Prosiding International Seminar and the Fourth National Conference on Mathematics Education. ISSN 978-979-16353-7-0.

Hakim, T. (2005). Belajar Secara Efektif. Jakara: Puspa Swara.

Hidayati, K. & Listyani, E. (2012). Upaya Konselor untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa. Majalah Dinamika Guru, Vol. 6, Nop 2012.

Hiemstra, R. (1998). Self-Advocacy and Self-Directed Learning: A Potential Confluenced Personal Empowerment. A Peper Presented at the SUNY Empire State College Conference “Disabled, But Enabled and Empowered”.

Knowles, M.S. (1975). Self-directed Learning, A Guide for Learners and Teachers. (Chicago: Associates Press Follett Publishing Company, 1975).

Kozma, R.B., Belle, L.W., & Williams, G.W. (1978). Instructional Techniques in Higher Education. New Jersey: Educational Technology Publications Inc.

Malawi, I. & Tristiar, A.A. (2016). Pengaruh Konsentrasi Dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Manisrejo I Kabupaten Magetan. Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran Vol 3 No. 2, Hal 118-131.

Mayasari, F. D. (2017). Pengaruh Konsentrasi Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Di SMK Negeri 1 Ngabang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol.6 No. 6 (2017), hal 1-11.

Nuryanti, E. (2011). Psikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Parker, D.K. (2006). Menumbuhkan Kemandirian dan Harga Diri Anak. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Roberson, D.N., Merriam, Sh.B.M. (2005). The Self-Directed Learning process of Older, Rural Adults. Adult Education Quarterly, 55(4): 269-287.

Slameto. (2015). Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka. Cipta.

Sunawan. (2009). Diagnosa Kesulitan Belajar. Semarang: UNNES.

Surya, H. (2003). Kiat Mengatasi Kesulitan Belajar. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Surya, H. (2009). Menjadi Manusia Pembelajaran. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Tu’u, T. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Genesindo.