MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS

TEKS FUNGSIONAL PENDEK BERBENTUK ADVERTISEMENT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

DI KELAS IX F SMP NEGERI 1 SATUI SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Yayu Wulandari

SMP Negeri 1 Satui

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis teks fungional pendek berbentuk advertisement dengan menggunakan metode pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) di kelas IXF SMP Negeri 1 Satui Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas IXF SMP Negeri 1 Satui Kecamatan Satui tahun pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa 32 orang yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pada tiap siklus terdapat beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Refleksi berdasarkan hasil perolehan observasi siswa serta hasil evaluasi. Hasil penelitian dari dua siklus yang dilaksanakan dapat dilihat dari adanya peningkatan aktivitas belajar siswa yang mana pada siklus I sebesar 75% mengalami peningkatan menjadi 100% pada akhir siklus II, begitu juga dengan hasil belajar siswa yang pada kondisi awal siklus I sebesar 53% meningkat menjadi 81% pada akhir siklus II. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Contextual Teaching and Learning pada materi Advertisement di kelas IXF SMPN 1 Satui Kecamatan Satui dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan kepada guru hendaknya dapat menggunakan model Contextual Teaching and Learning untuk pembelajaran Bahasa Inggris karena erat kaitannya dengan kejadian sehari-hari serta melatih siswa untuk bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas dan melatih siswa untuk bertanggung jawab.

Kata Kunci: Advertisement, Kemampuan Menulis, Model Contextual Teaching And Learning (CTL)

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional merupakan bahasa yang penting untuk dikuasai baik secara lisan ataupun tulisan. Karena itu kita perlu membekali anak didik kita agar dapat menguasai bahasa Inggris dengan sebaik–baiknya. Guru sudah seharusnyalah mampu menumbuhkan dan membangkitkan rasa percaya diri para siswa agar kelak mereka mampu menghadapi era globalisasi.

Pada pembelajaran Bahasa Inggris SMP baik kelas VII, VIII, dan IX, pembelajaran Menulis (Writing) merupakan salah satu kompetensi yang harus diajarkan pada siswa. Silabus pembelajaran bahasa Inggris kelas IX semester genap, mengamanatkan agar siswa mampu: Mengungkapkan makna dalam bentuk teks tulis fungsional pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari. (Standar Kompetensi Menulis, Kompetensi Dasar 12.1). Namun kenyataannya bahwa siswa seringkali mengeluh dan mengatakan sulit bila guru memberi tugas pada siswa untuk menulis. Bahkan acapkali siswa sudah mengatakan tidak bisa walaupun belum dimulai. Siswa terlihat tidak percaya diri bila diberi tugas menulis. Mereka merasa takut tidak dapat menyelesaikan tugas menulis, karena tidak tahu apa yang harus ditulis, bagaimana cara memulainya dan mengakhirinya.

Dari kenyataan adanya permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik, maka sudah seharusnyalah guru mencari cara agar peserta didik tidak berkecil hati bila diberi tugas menulis. Salah satu cara yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut dengan memanfaatkan media gambar yang menarik bagi siswa/peserta didik agar dapat memberikan motivasi bagi mereka supaya bersemangat dan mampu untuk menulis. Hal ini didasar pada KD 12.1 yang mana salah satu kompetensi yang ingin dicapai adalah menulis teks fungsional pendek berbentuk advertisement, maka penulis melakukan penelitian dengan menggunakan gambar sebagai media ajar. Selain itu penulis berusaha mencari metode dan strategi pembelajaran yang tepat sebagai solusi selanjutnya. Penulis sadar bahwa di era Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini, guru dituntut untuk kreatif dan inovatif. Guru harus mampu mencari satu teknik pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelas. Prinsip PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) harus dilaksanakan. Guru bukan lagi merupakan sosok yang ditakuti dan bukan pula sosok otoriter, tetapi guru harus jadi seorang fasilitator dan motor yang mampu memfasilitasi dan menggerakkan siswanya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan. Dan metode yang dirasa cocok diterapkan pada materi pembelajaran ini adalah dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning.

Untuk itu penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul, “Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Teks Fungsional Pendek Berbentuk Advertisement Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) di Kelas IXF SMP Negeri 1 Satui Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018”

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

  1. Apakah dengan menggunakan Metode Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) ada peningkatan Aktivitas Siswa Dalam Menulis Teks Fungsional Pendek Berbentuk Advertisement?
  2. Apakah dengan menggunakan Metode Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) ada peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Menulis Teks Fungsional Pendek Berbentuk Advertisement?

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dilihat dari rumusan masalah yang ada adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan Metode Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) ada peningkatan Aktivitas Siswa Dalam Menulis Teks Fungsional Pendek Berbentuk Advertisement?
  2. Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan Metode Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) ada peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Teks Fungsional Pendek Berbentuk Advertisement?

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi siswa, guru maupun sekolah, yaitu:

  1. Bagi siswa diharapkan pembelajaran Bahasa Inggris semakin lebih menyenangkan, siswa tidak merasa bosan untuk belajar sehingga menjadi aktif dan mampu meningkatkan hasil belajar.
  2. Bagi guru, diharapkan PTK ini dapat dijadikan referensi untuk variasi mengajar dan memilih media pembelajaran yang tepat sebagai komponen menyusun strategi pembelajaran yang direncanakan sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa, serta sebagai syarat untuk kenaikan pangkat.
  3. Bagi Sekolah, hasil penulisan PTK ini diharapkan berguna sebagai masukan dalam membina guru dalam memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan minat serta kebutuhan anak dalam belajar untuk menunjang perbaikan pembelajaran dan peningkatan kualitas pendidikan.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Landasan Teori          

Hakikat Belajar

Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Dengan demikian, belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Dengan perubahan-perubahan tersebut, tentunya si pelaku juga akan terbantu dalam memecahkan permasalahan hidup dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi: Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat praktik dan pengalaman. Rumusan keduanya belajar ialah proses memperoleh respon-respon sebagai adanya pelatihan khusus.

Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Lebih lanjut, pakar psikologi belajar itu menambahkan bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar.

Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan tadi, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian ini perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.

Menulis

  Menulis adalah suatu kegiatan mengungkapkan gagasan, pikiran, pengalaman dan pengetahuan ke dalam bentuk catatan dengan menggunakan aksara, lambang atau simbol yang dibuat secara sistematis sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh orang lain. Menulis merupakan salah satu kegiatan yang kompleks mencakup gerakan jari, tangan, lengan dan mata secara terintegrasi.

Ketrampilan menulis merupakan sebuah kemampuan motorik sehingga dapat dikembangkan dengan kegiatan lain untuk menunjang keberhasilan dalam menulis seperti saat bermain sambil menulis apa saja yang dikerjakannya. Keberhasilan menulis adalah dengan menggunakan lambang-lambang dari bahasa yang dipahami oleh penulis maupun pembaca yang menggunakan bahasa yang sama. Abdurrahman (1998:224), menyimpulkan bahwa menulis merupakan salah satu komponen sistem komunikasi. Menulis adalah menggambarkan pikiran, perasaan, dan ide ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa grafis. Menulis dilakukan untuk keperluan mencatat dan komunikasi.

Advertisement (Iklan) 

Kita pasti sering menjumpai atau bahkan membaca iklan di surat kabar, majalah, mendengar dari televisi atau radio, dan sekarang melalui internet. Tahukah anda tujuan dari sebuah iklan? Salah satu tujuan sebuah iklan adalah agar masyarakat atau khalayak umum mengetahui produk atau jasa yang ditawarkan. Selain itu, iklan juga bertujuan untuk mempengaruhi pembaca atau pendengar agar tertarik membeli barang yang dijual atau memanfaatkan jasa yang ditawarkan.

Iklan biasanya disampaikan dengan bahasa yang sederhana, lugas, dan jelas sehingga mudah dipahami pembaca atau pendengar. Namun, kata atau kalimat dalam iklan perlu mengandung unsur persuasi atau membujuk pembaca. Jika iklan disertai gambar, maka gambar tersebut harus mampu menggugah minat pembaca.

Membuat iklan yang baik berarti menulis pesan iklan secara efektif dan persuasif. Iklan dikatakan efektif apabila iklan tersebut mampu menarik perhatian pembaca. Selain menarik, iklan yang baik harus mampu menumbuhkan minat pembaca untuk mengetahui informasi lebih tentang barang dan jasa yang ditawarkan. Terakhir, iklan harus mampu membuat pembaca melakukan sebuah tindakan, misalnya membeli produk yang ditawarkan.

Model Pembelajaran Kontekstual (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

Model pembelajaran kontekstual (contekstual teaching and learning) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dan mengaitkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari. Adapun pengertian CTL menurut Elaine B. Johnson dalam Rusman (2011) mengatakan pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna dan menghubungkan muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa. Jadi, pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa merugi menetapkan dan mengaitkan dengan dunia nyata.

Konsep Dasar Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) atau biasa di sebut dengan model pembelajaran CTL merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Nurhadi, 2002).

Sementara itu, Howey R, Keneth, dalam Rusman (2011) mendefinisikan CTL adalah pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar di mana siswa menggunakan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masalah yang bersifat simulatif ataupun nyata, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama.

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan CTL merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah dunia nyata, sehingga pembelajaran akan menjadi lebih berarti dan menyenangkan.

Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Ciri khas CTL ditandai oleh tujuh komponen utama, yaitu 1) Constructivism; 2) Inkuiri; 3) Questioning; 4) Learning Community; 5) Modelling; 6) Reflection; dan 7) Autthentic Assesment.

Hipotesis Tindakan

Melalui penerapan model pembelajaran CTL (contekstual teaching and learning), dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis teks fungsional pendek berbentuk advertisement di kelas IX F SMP Negeri 1 Satui Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2018 tepatnya selama 6 bulan pada semester genap. Tempat Penelitian berdasarkan tempat mengajar peneliti yaitu di SMP Negeri 1 Satui Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Objek Penelitian adalah siswa kelas IX F yang berjumlah 32 orang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 17 orang perempuan.

Dipilihnya siswa kelas IX F sebagai objek penelitian selain karena peneliti merupakan wali kelas yang mendapat tugas mengajar dikelas tersebut juga disebabkan masih rendahnya aktivitas siswa dalam belajar Bahasa Inggris serta hasil belajar yang belum memuaskan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: (1) Observasi, (2) Pemberian tugas, (3) Dokumentasi, (4) Tes tertulis berbentuk essay. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengkaji aktivitas siswa selama belajar bahasa inggris melalui penerapan model CTL (Contextual Teaching and Learning) peneliti menggunakan tabel indikator aktivitas siswa (data kualitatif) yang berisi penilaian aktivitas siswa selama proses belajar mengajar yang di amati oleh rekan guru yang juga bertugas disekolah yang sama dengan peneliti. 2. Untuk mengkaji ketuntasan hasil belajar siswa (data kuantitatif) dapat dilihat dari nilai tes persiswa yang diadakan pada akhir kegiatan siklus I dan II.

Indikator Kinerja

Merupakan target yang diharapkan atau dicapai yaitu kondisi akhir. Ada dua indikator kinerja.

Proses Pembelajaran

Terjadi peningkatan aktivitas belajar Bahasa Inggris siswa pada materi Advertisement dari rendah menjadi tinggi.

Hasil Belajar

Terjadi peningkatan hasil belajar Bahasa Inggris siswa pada materi Advertisement, dari tingkat ketuntasan hasil ulangan pada kondisi awal hanya sebesar 35% menjadi 81% diakhir siklus II.

Prosedur Tindakan

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus dengan tahapan per siklus yang terdiri dari: (1) perencanaan; (2) tindakan; (3) observasi; (4) refleksi. Siklus I akan dijadikan acuan terhadap perencanaan tindakan siklus II. Apabila dalam siklus I belum mencapai ketuntasan belajar siswa, maka dilanjutkan pada siklus II, dan apabila dalam siklus I telah mencapai ketuntasan belajar siswa, maka siklus kedua tidak dilanjutkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Kondisi Awal

Hasil Belajar

Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IX F pada pelajaran Bahasa Inggris materi “Caution,Notice And Warning” sebelum nya hanya ada 35% siswa yang mencapai ketuntasan belajar, hal ini masih jauh dari harapan peneliti yaitu ketuntasan klasikal 75% siswa mendapat nilai minimal 75.

Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah rendahnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang menguji kemampuan writing, selama ini siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran, hal ini terjadi diantaranya karena model pembelajaran yang kurang menarik minat siswa. Kegiatan pembelajaran yang berpusat pada guru, dan siswa hanya pasif menyimak penjelasan guru sambil mencatat, hal ini mengakibatkan konsep tidak dapat bertahan lama dibenak siswa. Persoalan lain yang sangat terlihat adalah tidak dimanfaatkannya kesempatan bertanya oleh siswa untuk memperjelas konsep yang sedang dipelajari, besar kemungkinan siswa takut bertanya kepada guru atau mungkin takut ditertawakan teman, atau siswa tidak tahu apa yang harus ditanyakan, untuk itulah dilaksanakan tindakan kelas agar dapat meningkatkan kemampuan menulis dan hasil belajar siswa di kelas IX F SMP Negeri 1 Satui Kabupaten Tanah Bumbu.

Proses Pembelajaran

Sebelumnya guru selaku peneliti dalam melaksanakan pembelajaran masih menggunakan metode pembelajaran konvensional biasa yang banyak digunakan (ceramah). Berdasarkan pengamatan dan kenyataan di lapangan yang dialami guru pada saat proses pembelajaran di kelas, menunjukkan bahwa dalam menyajikan bahan ajar Bahasa Inggris kepada para siswanya terdapat berbagai kesulitan khususnya pada materi yang menguji kemampuan menulis. Hal ini ditunjukkan dari belum maksimalnya hasil belajar siswa dan kurang aktifnya siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Deskripsi Hasil Siklus I

Hasil Belajar

Dari hasil evaluasi yang dilakukan pada siklus I dengan penerapan metode pembelajaran CTL (contextual teaching and learning) mendapatkan nilai ketuntasan klasikal sebesar 53% dengan ketuntasan individual sebanyak 17 siswa, yang mana nilai terendah adalah 60, sedangkan pada kondisi awal nilai terendah adalah 50. Maka bila dibandingkan dari kondisi awal dengan siklus I terjadi peningkatan sebanyak 10, namun begitu hasilnya belum mencapai indikator ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu 75% dan ketuntasan individual sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu mendapat nilai minimal 80.

Proses Belajar

Pada siklus I keaktifan siswa sudah mengalami peningkatan mencapai 75% dibandingkan kondisi awal yang hanya 35%, keaktifan siswa meningkat baik dalam memperhatikan penjelasan guru dan pemahaman materi, begitu pula dengan kerjasama dalam kelompok dan semangat dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari 32 orang siswa, banyaknya siswa yang memperoleh predikat “Sangat Baik” 17 orang, yang mendapat predikat “Baik” 7 orang, yang mendapat predikat ”Cukup” sebanyak 8 orang. Sehingga bisa dikatakan secara keseluruhan bahwa aktivitas siswa belajar Bahasa Inggris meningkat.

Deskripsi Hasil Siklus II

Hasil Belajar

Dari hasil evaluasi yang dilakukan pada siklus II dengan penerapan metode pembelajaran CTL (contextual teaching and learning) menunjukkan bahwa terdapat 26 orang siswa yang sudah tuntas atau sekitar 81%. Jika dibandingkan dengan kondisi hasil belajar pada siklus I yang hanya mencapai 53%, maka terdapat kenaikan 28% dan dinyatakan telah melampaui tujuan yang diharapkan yaitu 75%. Walaupun bila dilihat dari perolehan nilai terendah tidak terdapat peningkatan.

 

 

Proses Belajar

Pada siklus II keaktifan siswa mengalami peningkatan yang signifikan mencapai 100% dibandingkan siklus I yang hanya 75%, keaktifan siswa meningkat baik dalam memperhatikan penjelasan guru dan pemahaman materi, begitu pula dengan kerjasama dalam kelompok dan semangat dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari 32 orang siswa, banyaknya siswa yang memperoleh predikat “Sangat Baik” 21 orang, yang mendapat predikat “Baik” 11 orang.

Jumlah siswa yang memperoleh predikat “Baik” dan “Sangat Baik” adalah 21+11 = 32 orang atau sama dengan 100%. Sehingga bisa dikatakan secara keseluruhan bahwa aktivitas siswa belajar Bahasa Inggris meningkat.

PEMBAHASAN

Hasil Belajar

Berdasarkan hasil penelitian dari kondisi awal hingga kondisi akhir pada siklus II, maka dapat dikatakan penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris pada materi Advertisement dari 35% pada kondisi awal menjadi 81% pada kondisi akhir siklus II.

Proses Pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian dari kondisi awal hingga kondisi akhir pada siklus II, maka dapat dikatakan penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) secara keseluruhan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris pada materi Advertisement.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan refleksi hasil tindakan pada penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  1. Penggunaan metode pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan kemampuan siswa Kelas IX F SMP Negeri 1 Satui dalam menulis teks fungsional pendek pada materi Advertisement, Hal ini dapat dilihat dari ketercapaian hasil belajar siswa yang telah mengalami peningkatan dari siklus I yang mencapai KKM hanya 17 orang atau 53% menjadi 26 orang atau 81% pada akhir siklus II dan peningkatan ini telah mencapai batas ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan (≥ 75%).
  2. Penggunaan metode pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan aktivitas siswa Kelas IX F SMP Negeri 1 Satui dalam menulis teks fungsional pendek pada materi Advertisement. Hal ini dapat dilihat dari persentase semua aspek aktivitas siswa pada siklus I mengalami peningkatan dari 75% menjadi 100% pada siklus II. Dan ini menunjukkan bahwa pembelajaran sudah berpusat pada siswa.

 

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat digunakan sebagai tindak lanjut untuk refleksi dari kegiatan pembelajaran, diantaranya:

  1. Untuk siswa, agar mempunyai motivasi/kemampuan menyelesaikan latihan-latihan secara berkelompok maupun individu terutama pada materi yang menguji kemampuan writing (menulis).
  2. Untuk Guru Bahasa Inggris, metode pembelajaran CTL ini dapat dijadikan referensi agar kiranya berupaya melaksanakan latihan-latihan berkelompok dengan soal yang mudah hingga kompleks berdasarkan kejadian sehari-hari siswa sehingga membantu siswa memahami konsep materi pelajaran serta mampu meningkatkan hasil belajar secara maksimal.
  3. Untuk peneliti sendiri kiranya mampu mengembangkan dan menerapkan berbagai macam metode maupun model pembelajaran didalam kelas agar suasana kelas selalu aktif dan menyenangkan sehingga tentunya aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:Rosda

Maharani, Ida. 2007. How To Write Effectively. Yogyakarta: Citra Aji Parama

Marta Yuliani dan Yuniarti Dwi Arini. 2011. Inti Sari Bahasa Inggris SD-SMP-SMA. Klaten:Intan Pariwara

Baharuddin dan Wahyuni Nur, Esa. 2015. Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media

Nurdyansyah dan Eni Pariyarul Fahyuni. 2016. Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo:Nizamia Learning Centre

http://rikiantobaeng.blogspot.com/2013/05/pengertian-aktivitas-siswa.html Diakses pada tanggal 19 Februari 2019

http://ardhanal2.wordpress.com/2011/01/20/indikator-keaktifan-siswa-yang-dapat-dijadikan-penilaian-dalam-ptk-2/ Diakses pada tanggal 19 Februari 2019

http://eprints.uny.ac.id/18575/5/BAB%20II%20SKRIPSI.pdf Diakses pada tanggal 19 Februari 2019

https://www.padamu.net/pengertian-menulis Diakses pada tanggal 19 Februari 2019