UPAYA MENINGKATKAN POLA PIKIR KREATIVITAS SISWA

DALAM PEMBELAJARAN IPS BERBASIS PORTOFOLIO

 

Amwan Hi. Huran

Guru SD Negeri Pocao

Alpres Tjuana

Dosen PGSD, FKIP Universitas Halmahera

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan karena kebanyakan dari siswa selalu mengalami kebingungan ketika diminta untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya menjadi sebuah cerita atau tulisan. Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan yaitu “apakah dengan menggunakan portofolio dapat meningkatkan pola pikir dan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS pada kelas III SDN Pocao Kecamatan Loloda Utara Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020?”. Untuk meningkatkan pola pikir dan kreativitas siswa maka dalam penelitian ini dipergunakan portofolio sebagai model pembelajaran untuk memicu peningkatkan pola pikir dan kreativitas siswa dalam mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya menjadi sebuah cerita atau tulisan.Sebelum diadakan penelitian, siswa yang nilai hasil karya tulisnya tuntas adalah 25% (5 anak) dari 21 anak di kelas III SDN Pocao. Dikatakan tuntas apabila nilai siswa sudah mencapai KKM yaitu Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan pada awal tahun pelajaran. KKM pada mata pelajaran IPS di kelas III SDN Pocao Kecamatan Loloda Utara pada Tahun Pelajaran 2019/2020 adalah 65. Sesudah diadakan penelitian dengan menggunakan portofolio sebagai model pembelajaran untuk mengetahui peningkatan pola pikir dan kreativitas siswa dalam menulis secara bertahap, siswa yang nilai hasil karya tulisnya tuntas pada siklus I menjadi 81% (17 siswa) dan pada siklus II meningkat menjadi 90% (19 anak) dari 21 anak di kelas III SDN Pocao. Kelengkapan dan kejelasan isi cerita yang ditulis siswa semakin baik dan siswa juga sudah serius dalam bercerita. Selain aspek kognitif berupa nilai hasil karya tulis siswa dan nilai tes formatif, siswa juga mempunyai produk berupa karya tulis. Dengan penggunaan Portofolio ternyata dapat meningkatkan pola pikir dan kreativitas siswa dalam menuangkan apa yang dipikirkannya ke dalam bentuk tulisan. Indikator keberhasilan tersebut yaitu peningkatan persentase siswa yang tuntas setelah diterapkan penggunaan portofolio selama dua siklus.

Kata Kunci: Pola Pikir, Kreativitas

 

PENDAHULUAN

Kondisi dilapangan menunjukkan masih banyak siswa yang belum bisa mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya secara tertulis maupun lisan. Hal ini ditunjukkan dengan seringnya siswa mengalami kebingungan ketika siswa mendapatkan tugas untuk bercerita ataupun mengarang. Dari keseluruhan 21 siswa hanya 25% siswa yang dapat menceritakan apa yang ada di dalam pikirannya dengan baik.

Masalah umum yang dihadapi oleh sebagian besar guru pelajaran IPS disekolah dewasa ini adalah kurangnya kemauan dan kemampuan untuk mengembangkan model pembelajaran yang nonkonvensional yang dapat membangkitkan gairah belajar, mengembangkan seluruh potensi anak didik, menanamkan kehidupan yang demokratis, dan menjadikan masyarakat sebagai sumber belajar.

Kondisi riil saat ini adalah siswa belajar dari guru dan buku teks, bersifat monolog, dan bersifat rutinitas belaka, kurang variasi dan miskin informasi. Hal inilah yang menyebabkan kurangnya peningkatan pola pikir dan kreativitas siswa dalam menuangkan pikirannya ke bentuk tulisan.

Berdasarkan pengalaman yang diperoleh peneliti selama mengajar IPS di kelas III SD Negeri Pocao Kecamatan Loloda Utara Kabupaten Halmahera Utara masih banyak siswa yang belum bisa mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya secara tertulis maupun lisan. Hal ini ditunjukkan dengan seringnya siswa mengalami kebingungan ketika siswa mendapatkan tugas untuk bercerita ataupun mengarang. Dari keseluruhan 21 siswa hanya 25% siswa yang dapat menceritakan apa yang ada di dalam pikirannya dengan baik.

Dalam hal ini peneliti merencanakan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan memberikan pembelajaran berbasis portofolio sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menceritakan pengalamannya baik tertulis maupun lisan secara lengkap dan jelas. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui “Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Pembelajaran Berbasis Portofolio Pada Kelas III SD Negeri Pocao Kecamatan Loloda Utara Kabupaten Halmahera Utara Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020”.

LANDASAN TEORI

Pengertian Pola Pikir

Menurut Anton M. Meliono (1990:692), pola dapat berarti sistem, cara kerja, bentuk (struktur yang tetap). Pola pikir dapat diartikan sebagai kerangka pikir. Sedangkan pola pemikiran berarti sesuatu yang diterima seseorang dan dipakaii sebagai pedoman sebagaiman diterimanya dari masyarakat sekelilingnya. Selanjutnya Anton M. Meliono (1990:682) menulis bahwa berpikir adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu.

Jadi Pengertian Pola Pikir adalah pola-pola dominan yang menjadi acuan utama seseorang untuk bertindak yang menetap dalam pikiran bawah sadar seseorang.

Pengertian Kreativitas

Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan.

Kreativitas adalah cara mengapresiasikan diri kita terhadap suatu masalah, dengan menggunakan berbagai cara yang datang secara spontanitas yang merupakan hasil dari pemikiran kita. Kreativitas bisa disalurkan dengan berbagai cara, diantara nya dengan membuat karya-karya seni yang mengandung nilai-nilai estetika atau keindahan. Kreativitas bisa muncul karena adanya dorongan di dalam diri kita untuk berkarya.

Kreativitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Perbedaan definisi kreativitas yang dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi.

Dari beberapa uraian mengenai definisi kreativitas yang dikemukakan di atas peneliti menyimpulkan bahwa: “Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik)”.

Pengertian Portofolio

Portofolio berasal dari bahasa inggris “portfolio” yang artinya dokumen atau surat-surat. Dapat juga diartikan sebagai kumpulan kertas-kertas berharga dari suatu pekerjaan tertentu. Pengertian portofolio disini adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu dan diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan.

Dalam Kamus Inggris Indonesia (Echols dan Shadily, 1996: 439), portofolio diartikan sebagai tas surat dan jabatan (menteri). Sedangkan dalam The Contemporary Dictionary (Salim, 1996: 1453) diartikan sebagai tas surat, daftar stock, surat berharga dan jabatan menteri. Arti kamus di atas belum jelas jika dikaitkan dengan pembelajaran. Oleh karena. itu, berikut akan dijelaskan pengertian portofolio berdasarkan pendapat beberapa ahli dalam bidang pendidikan.

Johnson dan Johnson (2002: 103) mendefinisikan portofolio merupakan koleksi dari bukti‑bukti kemajuan siswa atau kelompok siswa, bukti prestasi, keterampilan, dan sikap siswa.

Dari pengertian di atas, tergambar bahwa portofolio merupakan koleksi pekerjaan‑pekerjaan siswa. Portofolio menampilkan pekerjaan siswa yang terbaik atau karya siswa yang paling berarti sebagai hasil kegiatannya. Portofolio dapat menampilkan pekerjaan terdahulu dan pekerjaan terbaru sehingga mengilustrasikan kemajuan belajar siswa.

Selain pendapat di atas, Airasian (dalam Ratumanan, 2003: 80) juga menjelaskan bahwa portofolio lebih dari sekedar folder penyimpanan hasil karya siswa. Portofolio berisi sampel terpilih dari karya siswa untuk memperlihatkan perkembangan dan pertumbuhan siswa dalam mencapai tujuan kurikulum tertentu. Kutipan di atas menjelaskan bahwa portofolio adalah kumpulan karya siswa. Istilah ini diambil dari portofolio seniman, yaitu kumpulan karya seniman yang dirancang untuk dapat memperlihatkan gaya dan kemampuannya. Pada pemakaian di kelas tujuan dasarnya sama, yaitu untuk mengumpulkan serangkaian penampilan atau karya murid guna memperlihatkan pencapaian atau perbaikan murid dari waktu ke waktu. Portofolio lebih dari sekedar map penyimpan hasil karya siswa. Portofolio berisi sampel terpilih dari karya siswa untuk memperlihatkan perkembangan dan pertumbuhan siswa dalam mencapai tujuan kurikulum tertentu.

Pengertian IPS

Pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan tentang isu soaial dan kewarganegaraan

Di dalam Permendiknas No 22 Tahun 2006 disebutkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk ke dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan tindakan yang dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran sehingga diperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat refleksi oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dan tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran dilaksanakan (Stephen Kemmis: 1993: 44).

Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pocao. SD Negeri ini terletak di Desa Pocao, Kecamatan Loloda Utara Kabupaten Halmahera Utara. Pelaksanaan penelitian dilakukan di kelas III SD Negeri Pocao yang meliputi 2 siklus, dimana siklus I terdapat 2 kali pertemuan dan siklus II juga dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran yang ada di SD Negeri Pocao yaitu pada hari Selasa tanggal 1 dan 8 Oktober 2019. Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 dan 22 Oktober 2019 Mata pelajaran yang diteliti adalah mata pelajaran IPS dengan Kompetensi Dasar Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah.

Subyek penelitian dipilih siswa kelas III SD Negeri Pocao Kecamatan Loloda Utara yang pada tahun pelajaran 2019/2020 memiliki jumlah siswa 124. Jumlah siswa kelas III adalah 21, terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

Orang tua siswa sebagian adalah petani, pedagang dan buruh. Tingkat ekonomi orang tua siswa termasuk dalam kategori menengah ke bawah. Sebagian besar orang tua siswa mempercayakan sekolah sebagai tempat satu-satunya menuntut ilmu. Tingkat kepedulian orang tua siswa kurang memadai. Interaksi antara orang tua murid dan sekolah hanya terjadi beberapa kali saja dalam setahun. Di antaranya pada waktu Rapat dan pengambilan raport diakhir tiap semester. Selebihnya jarang sekali kunjungan orang tua murid untuk berkonsultasi masalah pendidikan anaknya dengan pihak sekolah.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian pada prinsip Kemmis S, MC Togar R (1998) yang mencakup kegiatan perencanaan (planing), tindakan (action), observasi (observation), evaluasi (evaluation) atau refleksi (reflektion). Kegiatan tersebut berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus. Sebelum dilaksanakannya penelitian, kondisi awal siswa selalu mengalami kebingungan dan cenderung malas ketika harus menuangkan apa yang dipikirkannya ke dalam bentuk tulisan. Hal ini bisa dilihat dari hasil nilai siswa yang kebanyakan berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65.

Setelah melihat kondisi awal siswa, peneliti merancang penelitian yang akan dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 selama 5 bulan, mulai bulan Juli sampai bulan Nopember 2019.

Penelitian Tindakan Kelas ini terbagi dalam dua siklus. Langkah-langkah yang digunakan untuk setiap siklus meliputi, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu hasil penelitian diuraikan secara deskriptif dan bersifat kuantitatif artinya penelitian dengan menggunakan ukuran kualitas dan mengukurnya dengan angka-angka hasil perhitungan sebagi tolak ukur keberhasilannya.

Sedangkan jenis penelitian ini adalah termasuk Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Disebut Penelitian Tindakan Kelas karena penelitian ini hanya dilakukan oleh guru di dalam kelas yang sedang berlangsung kegiatan belajar dan mengajar, atau dalam proses pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas timbul atau dilaksanakan karena ada kesenjangan atau perbedaan antara harapan dan kenyataan sehingga setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan terjadi keadaan yang ideal.

Analisis Data

Analisis data yang ada pada penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

  1. Kelengkapan isi cerita dari siswa.
  2. Kejelasan isi cerita dari siswa.
  3. Keseriusan siswa dalam bercerita

Indikator Keberhasilan Penelitian

Pada indikator keberhasilan ini, yang dijadi tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas apabila 90% (19 siswa) dapat menceritakan apa yang ada di dalam pikirannya secara lengkap baik tertulis dan lisan serta mempunyai nilai minimal sesuai nilai KKM yang telah ditentukkan pada awal Tahun Pelajaran 2019/2020 Nilai KKM IPS adalah 65.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pada tahap awal Penelitian Tindakan Kelas, peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap aktifitas siswa pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, peneliti melihat kebanyakan siswa merasa tidak suka, bosan dan susah saat akan menuangkan idenya dalam bentuk tulisan. Mereka terlihat bermalas-malasan dan mengeluh jika diberi tugas untuk menulis, jangankan tugas mengarang, mengerjakan soal dalam bentuk uraian saja siswa merasa enggan, biasanya mereka mengisi dengan asal-asalan bahkan ada yang langsung menyilang nomor soal tanpa mengisinya sama sekali. Hanya beberapa siswa saja yang tampak aktif mengerjakan tugas-tugas dalam bentuk tulisan.

Sebelum siklus I dan siklus II dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menuangkan apa yang ada dalam pikirannya ke dalam bentuk tulisan pada siswa kelas III SD Negeri Pocao. Untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa tersebut, maka penulis mengumpulkan data-data hasil hasil belajar siswa dengan materi Jual Beli yang dikumpulkan dalam bentuk portofolio. Untuk mengajarkan kegiatan jual beli, peneliti/guru hanya menerangkan materi di depan kelas tanpa adanya bantuan alat peraga apapun. Disela-sela KBM peneliti/guru mengadakan tanya jawab tentang materi pembelajaran yang diberikan untuk mengukur daya tangkap siswa terhadap materi yang diberikan. Tanya jawab juga dimaksudkan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap guru dan pelajaran. Setelah melakukan tanya jawab peneliti/guru memberikan tugas kepada siswa tentang apa yang mereka ketahui tentang jual beli dan menuliskannya.

Namun setelah diadakan penilaian tentang tulisan siswa, hasil penilaian tersebut masih jauh dari harapan. Siswa dinyatakan berhasil atau tuntas jika nilai KKM pada Kompetensi Dasar pokok pelajaran tersebut adalah 65.

Perbandingan Hasil Tiap Siklus

Hasil ketuntasan pembelajaran siswa Pra-siklus yaitu 25%, hal ini dapat dilihat dari pembahasannya pada tabel dibawah ini.

Hasil Ketuntasan Nilai Karya Tulis

Pra Siklus

Hasil ketuntasan siswa dalam nilai karyatulis pada Pra siklus, siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar hanya 25% siswa atau 5 siswa saja dari 21 siswa yang ada, sedangkan siswa yang belum tuntas mencapai 75% siswa atau 16 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum mampu menuangkan ide pikirannya ke dalam sebuah tulisan.

Hasil Ketuntasan Nilai Karya Tulis

Siklus I Pertemuan 1

No Kriteria Siklus I
Jumlah Siswa Persentase
1. Tuntas 14 67%
2. Belum Tuntas 7 33%
Jumlah 21 100%

 

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa dari pertemuan 1 siklus I hasil ketuntasan belajar siswa naik menjadi 67% atau 14 siswa sedangkan yang belum tuntas menjadi 33% atau 7 siswa saja. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari hasil pra siklus ke petemuan 1 siklus I yang naik sebanyak 42%.

Hasil Ketuntasan Nilai Karya Tulis

Siklus I Pertemuan 2

No Kriteria Siklus I
Jumlah Siswa Persentase
1. Tuntas 17 81%
2. Belum Tuntas 4 19%
Jumlah 21 100%

 

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa dari pertemuan 2 siklus I hasil ketuntasan belajar siswa naik menjadi 81% atau 17 siswa sedangkan yang belum tuntas menjadi 19% atau 4 siswa saja. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari hasil pertemuan 1 siklus I ke petemuan 2 siklus I yang naik sebanyak 14%.

Hasil Ketuntasan Nilai Karya Tulis

Siklus II Pertemuan 1

No Kriteria Siklus II
Jumlah Siswa Persentase
1. Tuntas 18 86%
2. Belum Tuntas 3 14%
Jumlah 21 100%

 

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa dari pertemuan 2 siklus I hasil ketuntasan belajar siswa naik menjadi 86% atau 18 siswa sedangkan yang belum tuntas menjadi 14% atau 3 siswa saja. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari hasil pertemuan 2 siklus I ke petemuan 1 siklus II yang naik sebanyak 4%.

Hasil Ketuntasan Nilai Karya Tulis

Siklus II Pertemuan 2

No Kriteria Siklus II
Jumlah Siswa Persentase
1. Tuntas 19 90%
2. Belum Tuntas 2 10%
Jumlah 21 100%

 

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa dari pertemuan 1 siklus II hasil ketuntasan belajar siswa naik menjadi 90% atau 19 siswa sedangkan yang belum tuntas menjadi 10% atau 2 siswa saja. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari hasil pertemuan 1 siklus II ke petemuan 2 siklus II yang naik sebanyak 4%.

Perbandingan Ketuntasan Hasil

Karya Tulis Siswa

No. Daftar Nilai

Hasil Karya Tulis Siswa

Jumlah Siswa
Tuntas Belum Tuntas
1. Pra siklus 5 16
2. Siklus I 17 4
3. Siklus II 19 2

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan ketuntasan hasil karya tulis siswa pada setiap siklusnya, hal ini dapat di jabarkan sebagai berikut:

  1. Dari pra siklus ke siklus I ketuntasan siswa naik dari 5 siswa menjadi 17 siswa atau naik sebanyak 57,14%.
  2. Dari siklus I ke siklus II ketuntasan siswa naik dari 17 siswa menjadi 19 siswa atau naik 9,5%.

Dengan demikian dapat di ambil kesimpulan bahwa dengan adanya pembelajaran berbasis portofolio siswa menjadi lebih mudah untuk belajar menuangkan ide pikirannya menjadi sebuah tulisan sehingga siswa dapat meningkatkan kreativitas dan pola pikir mereka. Portofolio dapat menampilkan hasil pekerjaan siswa dari yang pertama hingga yang terbaru, dari hasil tersebut dapat diketahui peningkatan kreativitas siswa secara bertahap dalam menuangkan ide pikirannya menjadi sebuah tulisan atau karya tulis sehingga mereka tidak akan mendapatkan kesulitan lagi di kemudian hari apabila mendapatkan tugas untuk mendiskripsikan apa yang ada dipikirannya menjadi sebuah karangan ataupun mendapatkan tugas untuk mengarang.

KESIMPULAN

Kesimpulan

Penggunaan pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan pola pikir dan kreativitas siswa secara bertahap dalam pembelajaran IPS tentang Kegiatan Jual Beli pada siswa kelas III SD Negeri Pocao semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.

Hal ini dapat terlihat dari hasil karya tulis siswa yang semakin menarik dan kreatif serta ketuntasan yang dicapai siswa yaitu nilai pada pra siklus yang ketuntasannya hanya 25% saja kemudian pada siklus I, ternyata hasilnya meningkat, yaitu siswa yang nilainya > 65 atau mencapai ketuntasan sebanyak 81% (17 siswa) dan pada siklus II hasilnya mengalami peningkatan kembali yaitu siswa yang tuntas belajar dengan nilai hasil karya tulisnya mencapai 65 ke atas menjadi 90%. Jadi peningkatannya mencapai 9% yaitu dari 81% menjadi 90%.

DAFTAR PUSTAKA

Airasian. Dalam Ratumanan. 2003. Dalam Fajar Arnie,. 2002. Portopolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Anton M. Meliono. 1990. Pengertian Pola.

Anton M.Meliono.1990. Pengertian Berfikir.

Baron. 1976. “Creativity is the ability to bring something new into existence”
dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001.

Echols dan Shadly. 1996. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Fajar, Arnie. 2002. Portopolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Guilford. 1950. Creativity refers to the abilities that are characteristics of creative people” dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001.

Kasbolah, Kasihani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Kamii. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio. Dalam Poedjiadi, Anna. 1994. ” Literasi Saint dan Teknologi serta Pengembangannya di Indonesia. Makalah disampaikan pada Temukarya Pendidikan dan Musyawarah Nasional III ISPI. Di Sawangan Bogor. 15-18 Juni. 1994

Kemmis Stephen. 1993 Classroom Action Reaset. New York.

Munandar. 1977. “Creativity is a process that manifest in self in fluency, in flexibility as well in originality of thinking” dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001. Salim. 1996. The Company Dictionary. Dalam Fajar Arnie,. 2002. Portopolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Sari, Anita. 2005. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio (Studi Kasus di SD Negeri Barusari 03 Semarang). Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Program Strata 1

Simpson. 1982. Aspek Dorongan Internal Kreativitas. dalam S. C. U. Munandar 1999.

Sumadjan. 2003. Panduan Portofolio (Guidance Portfolio). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Departemen Pendidikan Nasional.

Taneo, Silvester Petrus, dkk. 2009. Bahan Ajar Cetak: Kajian IPS SD. Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Vygotsky. 1978. Konstruktivisme Social. Dalam Poedjiadi, Anna. 1996. ”Upaya Pendidikan Dalam Mengembangkan Literasi Saint dan Teknologi bagi Masyarakat”. makalah disampaikan pada Seminar Saint Teknologi dan Masyarakat Terhadap Lingkungan. Diselenggarakan oleh Himpunan Sarjana Pendidikan IPA Indonesia dan Program Pascasarjana IKIP Bandung. 1996

Wallas. 1976. Empat Tahap Proses Kreatif. Dalam Reni Akbar-Hawadi dkk. 2001.

Yanger, E Robert. 1996. S T S Science/Technology/Society As Reform In Science Education. New York. United States of America

Yanger. 1992. Penerapan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. Dalam Hidayat, M. Eddy. 1996. ”Sains-Teknologi-Masyarakat”. Makalah disampaikan pada seminar Literasi Sains dan Teknologi. Jakarta: Balitbang Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.