PELAYANAN ANAK LAMBAT BELAJAR: STUDI KASUS DI SEKOLAH DASAR NEGERI SAMBIROTO 01 SEMARANG

 

Lisa Ariana Dewi1)

Iin Purnamasari2)

Singgih Adhi Prasetyo3)

1) Mahasiswa PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang

2) 3) Dosen Universitas PGRI Semarang

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anak yang lambat belajar di sekolah umum. Meskipun sekolah tidak berbasis inklusi, sekolah harus memberikan pelayanan yang tepat untuk anak lambat belajar. Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah: Pelayanan yang diberikan untuk anak lambat belajar di SD Negeri Sambiroto 01 Semarang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian di SDN Sambiroto 01 Semarang. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi serta catatan lapangan. Keabsahan data dilakukan dengan cara uji credibility (validitas interbal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas). Berdasarkan analisis dari hasil observasi dan wawancara ditemukan beberapa bentuk pelayanan yang diberikan untuk anak lambat belajar kelas III dan kelas IV di SDN Sambiroto 01 Semarang sebagai hasil kategorisasi data pelayanan anak lambat belajar antara lain; (1) Modifikasi waktu dengan cara memberikan tambahan waktu dalam penyelesaian tugas; (2) Modifikasi isi/ materi dengan menurunkan atau mengurangi materi sesuai kebutuhan anak lambat belajar; (3) Modifikasi proses belajar dengan menggunakan media pembelajaran yang variatif untuk menunjang pembelajaran; (4) Tugas yang diberikan untuk anak lambat belajar disamaratakan dengan siswa yang lain; (5) Motivasi di berikan untuk semua anak. Guru melakukan pendekatan kepada anak lambat belajar untuk dibimbing sendiri; (6) Remidial dilaksanakan untuk semua siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM; (7) Kurikulum dan metode pembelajaran Kurikulum yang digunakan yaitu kurikulum 2013. Sedangkan metode yang digunakan dalam pembelajaran bervariasi antara lain Snow ball, kerja kelompok, tanya jawab dan ceramah. Dapat disimpulkan bahwa pelayanan untuk anak lambat belajar belum sepenuhnya dilakukan, masih terdapat pelayanan yang belum dilaksanakan antara lain materi yang disampaikan tidak di kurangi atau disesuaikan dengan kebutuhan slow learner. Kurang maksimal dalam menggunakan media atau alat peraga. Saran yang dapat diberikan dalam skripsi ini adalah bagi guru diharapkan untuk memahami dan melaksanakan pelayanan yang tepat dalam mengatasi masalah anak lambat belajar.

Kata kunci: Pelayanan, lambat belajar

 

PENDAHULUAN

Guru merupakan salah satu penentu keberhasilan pendidikan di sekolah yang mempunyai peranan penting terhadap keseluruhan proses pembelajaran, maka seorang guru harus mampu memahami dan memberikan solusi atas segala kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam proses pembelajaran, untuk itu guru dituntut untuk mengenal lebih dekat kepribadian peserta didik. Selain itu, guru harus mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, karena kualitas proses pembelajaran akan menentukan hasil akhir yang akan dicapai oleh peserta didik. Masalah yang sering dihadapi guru dalam proses pembelajaran salah satunya yaitu masalah lambat belajar. Anak lambat belajar adalah mereka yang memiliki prestasi belajar rendah atau sedikit di bawah rata-rata dari anak pada umumnya, pada salah satu atau seluruh area akademik (Triani dan Amir, 2013: 3).

Anak dengan keterlambatan belajar memiliki karakteristik antara lain kesulitan dalam memahami hal-hal yang abstrak, nilai belajar rendah dari teman-teman sekelas. Perlu ada layanan khusus untuk anak lambat belajar. Untuk mengoptimalkan potensi, maka perlu dirancang program khusus yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan masing-masing individu yang mungkin selama ini masih mengikuti program umum di sekolah (Nur Khabibah, 2013).

Berdasarkan hasil wawancara tidak terstruktur pada studi pendahuluan dengan Sri Yudaningsih, S. Pd. selaku guru kelas IV dan Indra Pratama, S. Pd. selaku guru kelas III bahwa terdapat 4 anak lambat belajar di kelas IV dan 2 anak lambat belajar di kelas III. Pada proses pembelajaran, anak lambat belajar memperhatikan pembelajaran dengan baik, namun prestasi belajarnya rendah. Dari hasil pengamatan peneliti yang dilakukan pada tanggal 23 November 2019, anak lambat belajar di kelas IV mempunyai dua karakter yang berbeda. Anak A berkarakter berani, aktif, namun kecerdasannya kurang. Seperti ketika diminta guru maju untuk menuliskan kata yang dianggap sulit, anak A maju ke depan untuk menuliskan kata yang sulit namun terlihat bingung akan menuliskan kata yang belum di pahami. Sedangkan anak B dan anak C mempunyai karakter yang pemalu, ketika di minta maju ke depan tidak berani dan pendiam. Sedangkan anak lambat belajar di kelas III cenderung pendiam dan pemalu. Sehingga hasil dari penilaian proses selama ini dapat di simpulkan tidak valid.

Sekolah umum terdapat anak lambat belajar.. Pelayanan dapat diberikan pada proses pembelajaran didalam maupun di luar kelas. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang “Pelayanan Anak Lambat Belajar: Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Sambiroto 01 Semarang”

KAJIAN PUSTAKA

Anak lambat belajar atau slow learner adalah anak yang memiliki prestasi belajar rendah atau sedikit dibawah rata-rata dari anak pada umumnya, pada salah satu atau seluruh area akademik. (Triani dan Amir, 2013:3). Menurut Nini Subini (2016) slow learner adalah anak yang lambat dalam proses belajarnya sehingga membutuhkan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan anak lain yang memiliki tingkat potensi intelektual yang sama.

Karakteristik anak lamban belajar antara lain: (1) daya tangkap terhadap pelajaran kurang baik; (2) lambat dalam mempelajari hubungan antara huruf dengan bunyi pengucapannya; (3) bingung dengan operasionalisasi tanda-tanda pelajaran matematika; (4) kurang mampu menyelesaikan tugas dengan tuntas; (5) sulit berkonsentrasi; (6) sering melanggar aturan yang ada baik di rumah maupun di sekolah (7) kurang mampu disiplin; (8) sulit menangkap konsep-konsep yang abstrak; (9) rata-rata prestasi belajarnya selalu rendah (kurang dari 6); (10) dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik sering terlambat dibandingkan teman-teman sebayanya. ( Setiawan, 2017:32)

Slow learner pada anak bisa terjadi karena beberapa faktor di antaranya adalah faktor biokimia yang dapat merusak otak, misalnya: zat pewarna makanan, pencemaran lingkungan, gizi yang tidak memadai, serta pengaruh-pengaruh psikologis dan sosial yang merugikan perkembangan anak. Penyebab lainnya dari anak slow learner adalah faktor eksternal yang justru menjadi penyebab utama problema anak lambat belajar yaitu berupa strategi pembelajaran yang salah atau tidak tepat, pengelolaan kegiatan pembelajaran yang tidak membangkitkan motivasi anak dan pemberian ulangan penguatan yang tidak tepat. (Desiningrum, 2016:11)

Anak lambat belajar akan dapat mengatasi masalahnya jika diberikan pelayanan yang tepat. Mumpuniarti, dkk (2014) berpendapat bahwa guru dapat memberikan penanganan khusus, pemberian bantuan dalam proses pembelajaran melalui penggunaan media, alat peraga, dan bantuan teman, penempatan posisi duduk di depan bagi siswa slow learner, serta pemberian waktu belajar tambahan berupa les tambahan dan remedial untuk perbaikan. Sedangkan menurut Desiningrum (2016) bahwa dalam membimbing anak slow learner, sebaiknya waktu materi pelajaran tidak terlalu panjang dan tugas-tugas atau pekerjaan rumah lebih sedikit dibandingkan teman-temannya.

International journal of Multidisciplinary research tahun 2011 diakses tanggal 30 maret 2019 vol. 1 menyebutkan bahwa program pendidikan yang dapat diterapkan untuk perbaikan anak lambat belajar antara lain: motivasi, perhatian individu, perbaikan dan pengembangan kepercayaan diri, kurikulum khusus, pembelajaran remedial, lingkungan yang sehat, Medical check-up secara berkala, metode pembelajaran khusus, kontrak belajar, dan tutor sebaya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan studi kasus. Metode penelitian kualitatif, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2017: 21) penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci. Lokasi yang dipakai sebagai tempat penelitian yaitu SD Negeri Sambiroto 01 tepatnya pada kelas 3 dan 4. Penelitian dilaksanakan dalam semester genap 2018 dan semester ganjil 2019.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian yaitu layanan yang diberikan pada anak lambat belajar dan kendala yang dihadapi dalam melaksanakan pelayanan. Informan yang dipilih yaitu guru kelas 3, guru kelas 4, dan orang tua anak lambat belajar. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri yang dilengkapi dengan panduan wawancara, panduan observasi, dokumentasi dan catatan lapangan.

Prosedur pengumpulan data untuk memperoleh gambaran yang mendalam terhadap pelayanan anak lambat belajar di SD Negeri Sambiroto 01 dalam penelitian ini, yaitu (1) Menyiapkan instrumen penelitian, (2) Mengumpulkan data di lapangan yaitu di SD Negeri Sambiroto 01 melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasi, (3) Melakukan kategorisasi data sesuai dengan fokus penelitian yaitu layanan anak lambat belajar. Untuk persiapan dilakukannya analisis data.

Sugiyono (2016: 121) mengemukakan Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas interbal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas). Data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.

Analisis data dilakukan sebelum penelitian di lapangan, saat penelitian di lapangan, sesudah penelitian di lapangan. Aktivitas dalam analisis data, yaitu (1) Reduksi data, dilakukam dengan memilah hal-hal yang pokok yaitu pelayanan yang diberikan untuk anak lambat belajar di SDN Sambiroto 01. Mengelompokkan dan menyeleksi data dari observasi, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan. Kemudian membuang hal-hal yang dianggap tidak penting. (2) Penyajian data. Pada tahap ini peneliti akan melakukan pemaparan dari hasil reduksi data dan disajikan dalam bentuk sub-sub bab, yaitu hasil observasi, hasil wawancara, hasil dokumentasi dan catatan lapangan. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Display data dilakukan untuk memudahkan perencanaan kerja dalam penelitian. (3) Verifikasi data. Pada penelitian ini tahapan kesimpulan dan verifikasi data disampaikan secara deskriptif berdasarkan temuan dari observasi, dokumentasi dan catatan lapangan, wawancara guru dan orangtua anak lambat belajar di SDN Sambiroto 01. Data hasil penelitian dipilah-pilah disesuaikan dengan permasalahan. Kemudian data tentang pelayanan anak lambat belajar di SDN Sambiroto 01 dibandingkan dengan kajian teori. Penarikan kesimpulan diambil dari hasil perbandingan data temuan dengan data kajian teori

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian dengan judul “Pelayanan Anak Lambat Belajar: Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Sambiroto 01 Semarang” merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pelayanan yang diberikan pada anak lambat belajar. Penelitian ini dilakukan di kelas III dan IV, dimana dalam kelas tersebut terdapat 2 anak lambat belajar di kelas III dan 4 anak lambat belajar di kelas IV.

Pelayanan untuk anak lambat belajar salah satunya yaitu modifikasi waktu. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, guru kelas III tidak memberikan waktu tambahan untuk anak lambat belajar. Sedangkan guru kelas IV telah memodifikasi waktu dengan memberikan waktu tambahan untuk anak lambat belajar dalam penyelesaian tugas.

Terkait modifikasi isi atau materi, guru kelas III maupun kelas IV tidak melakukan modifikasi materi. Materi yang disampaikan di samaratakan dengan anak lainnya. Materi tidak dikurangi tingkat kesulitannya. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori yang di sampaikan Desiningrum (2016) bahwa dalam membimbing anak slow learner, sebaiknya waktu materi pelajaran tidak terlalu panjang dan tugas-tugas atau pekerjaan rumah lebih sedikit dibandingkan teman-temannya

Berdasarkan hasil observasi terkait dengan memodifikasi proses belajar mengajar, guru kelas III dan IV telah melakukan modifikasi pada proses belajar mengajar dengan melakukan pengulangan materi ketika akan menyampaikan materi pelajaran baru, memberikan pemahaman konsep dibandingkan menghafal konsep. Guru menyampaikan materi menggunakan bahasa yang sederhana, jelas dan mudah dimengerti. Akan tetapi hal ini tidak di dukung dengan belum menggunakan media atau alat peraga yang mendukung berjalannya proses belajar mengajar. Berbeda dengan hasil wawancara guru kelas III menyatakan bahwa dalam pembelajaran telah menggunakan media atau alat peraga berupa power point atau media lain yang sesuai dengan materi. Guru kelas IV menyatakan bahwa dalam pembelajaran menggunakan media audio visual.Hal ini sesuai dengan teori strategi pengajaran dalam membantu anak lambat belajar yang disampaikan Triani dan Amir (2013: 28-30) bahwa strategi pengajaran yang dapat dilakukan dalam membantu anak lambat belajar antara lain: (1) selalu dimulai dengan riview atau mengulang materi sebelumnya untuk mengaitkan materi pelajaran yang akan disampaikan. (2) gunakan bahasa yang sederhana namun jelas dengan cara perlahan. (3) lakukan task analysis atau analisis tugas jika akan memberikn tugas atau pekerjaan rumah (PR).

Selanjutnya, (4) beri tugas yang lebih sederhana atau lebih sedikit dibanding teman-temannya untuk menghindari frustasi. (5) lakukan pengulangan materi jika akan menyampaikan materi pelajaran, akan mendapatkan hasil yang lebih optiml jika disampaikan secara individual. (6) pembelajaran dilakukan secara kooperatif karena anak lambat belajar tidak menyenangi kompetitif. (7) berikan pemahaman konsep walau membutuhkan waktu cukup lama dibandingkan dengan menghafal konsep karena akan membuat anak lamban belajar atau slow learner putus asa. (8) gunakan multi pendekatan dan motivasi belajar. (9) ajak orang tua sebagai mitra kerja guru dalam membantu anak lambat atau slow learner, seperti: melakukan pembimbingan belajar di rumah, case conference atau pertemuan-pertemuan lainnya. (10) desain pembelajaran yang menempatkan siswa dalam konteks pembelajaran yang “tidak pernah gagal” untuk menghindari perasaan tidak berdaya.

Memberikan motivasi untuk anak lambat belajar sangatlah penting. Motivasi dapat memberikan energi positif untuk membangkitkan semangat dan meyakinkan bahwa anak akan berhasil. Selain itu, motivasi dapat didukung dengan memberikan perhatian secara individu untuk meningkatkan kepercayaan diri anak lambat belajar. Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan. Guru kelas III dan kelas IV telah memberikan motivasi dan perhatian khusus kepada anak lambat belajar. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Triani dan Amir (2013) salah satu strategi pengajaran yang dapat dilakukan dalam membantu anak lambat belajar yaitu menggunakan multi pendekatan dan motivasi belajar.

Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran yaitu kurikulum 2013. Guru kelas III maupun kelas IV tidak memodifikasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan slow learner. Berdasarkan hasil observasi guru melaksanakan pembelajaran remedial. Untuk memperbaiki nilai yang didapatkan slow learner. Selain itu guru mengatakan bahwa telah menggunakan metode pembelajaran yang variatif bukan hanya metode ceramah saja. Namun tidak sesuai dengan hasil observasi bahwa guru lebih sering menggunakan metode ceramah ketika pembelajaran. Sekolah tidak memiliki ruang khusus untuk pembimbingan anak lambat belajar. Tidak terdapat program khusus untuk anak lambat belajar Pelayanan yang diberikan guru di sekolah dikolaborasikan dengan pelayanan yang diberikan orang tua ketika di rumah. Guru menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orang tua. Pembimbingan di rumah dilakukan oleh orang tua. Sehingga kemampuan anak lambat belajar dapat mengikuti anak normal.

Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua anak lambat belajar, 4 dari 6 anak lambat belajar membutuhkan waktu dalam memahami materi pelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pengertian anak lambat belajar menurut Nini Subini (2016) yang menyatakan bahwa slow learner adalah anak yang lambat dalam proses belajarnya sehingga membutuhkan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan anak lain yang memiliki tingkat potensi intelektual yang sama.

Perilaku anak ketika di rumah berbeda dengan di sekolah. Anak menjadi pemberani, aktif dan bersosialisasi dengan baik ketika di rumah.. Dalam pembelajaran, anak lambat belajar terlihat kurang berkonsentrasi. Anak lambat belajar membutuhkan waktu yang lebih lama dalam mengerjakan tugas. Berdasarkan dari hasil catatan lapangan bahwa 4 dari 6 anak lambat belajar terlihat pendiam dan pemalu. Sedangkan 2 anak yang lain memiliki perilaku yang aktif, berani dan dapat bersosialisasi dengan baik. Ketika pembelajaran, slow learner tampak kurang berkonsentrasi. Slow learner membutuhkan waktu yang lebih lama dalam mengerjakan tugas. Hal tersebut selaras dengan pendapat Setiawan (2017:32) karakteristik anak lamban belajar antara lain: (1) daya tangkap terhadap pelajaran kurang baik; (2) lambat dalam mempelajari hubungan antara huruf dengan bunyi pengucapannya; (3) bingung dengan operasionalisasi tanda-tanda pelajaran matematika; (4) kurang mampu menyelesaikan tugas dengan tuntas; (5) sulit berkonsentrasi; (6) sering melanggar aturan yang ada baik di rumah maupun di sekolah; (7) kurang mampu disiplin; (8) sulit menangkap konsep-konsep yang abstrak; (9) rata-rata prestasi belajarnya selalu rendah (kurang dari 6); (10) dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik sering terlambat dibandingkan teman-teman sebayanya.

Prestasi yang dimiliki anak lambat belajar termasuk kurang. Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi yang dilakukan menunjukkan bahwa prestasi yang dimiliki anak lambat belajar rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Desiningrum (2016) slow learner adalah mereka yang memiliki prestasi belajar rendah (di bawah rata-rata anak pada umumnya) pada salah satu atau area akademik, namun bukan tergolong anak terbelakang mental

Berdasarkan analisis data ditemukan beberapa bentuk pelayanan yang diberikan untuk anak lambat belajar kelas III dan kelas IV di SDN Sambiroto 01 Semarang sebagai hasil kategorisasi data pelayanan anak lambat belajar antara lain; (1) Modifikasi waktu; (2) Modifikasi isi/ materi; (3) Modifikasi proses belajar; (4) Tugas yang diberikan; (5) Motivasi; (6) Remidial; (7) Kurikulum dan metode pembelajaran.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa bentuk pelayanan yang di berikan guru untuk mengatasi anak lambat belajar antara lain; (1) Modifikasi waktu; (2) Modifikasi isi/ materi; (3) Modifikasi proses belajar; (4) Tugas yang diberikan; (5) Motivasi; (6) Remidial; (7) Kurikulum dan metode pembelajaran. Pelayanan yang belum maksimal dalam pelaksanannya antara lain materi yang disampaikan tidak di kurangi atau disesuaikan dengan kebutuhan slow learner. Kurang maksimal dalam menggunakan media atau alat peraga. Tidak terdapat ruang khusus untuk pembimbingan anak lambat belajar. Hal tersebut terjadi karena guru belum sepenuhnya mengerti pelayanan yang tepat untuk mengatasi anak lambat belajar.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat di berikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

  1. Bagi guru, diharapkan untuk memahami dan melaksanakan pelayanan yang tepat dalam mengatasi masalah anak lambat belajar. Sehingga anak lambat belajar dapat berkembang sesuai dengan kemampuannya.
  2. Bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan fasilitas yang mendukung guru dalam melaksanakan pelayanan yang tepat untuk anak lambat belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Chauhan. 2011. Slow Learners: Their Psychology and Educational Programmes. International Journal of Multidisciplinary Research Vol. 1 Issue 8 (diakses pada tanggal 30/03/2019).

Desiningrum. 2016. Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Psikosain

Nini Subini. 2016. Mengatasi kesulitan Belajar Pada Anak. Yogjakarta: Javalitera

Mumpuniarti. 2014. Kebutuhan Belajar Siswa Lamban Belajar(Slow Learner) di Kelas Awal Sekolah Dasar Daerah Istimewa Yogyakarta. Staff.uny.ac.id (diakses pada tanggal 24/10/2018).

Setiawan. 2017. Menggagas Pendidikan Bermakna Bagi Anak Lamban Belajar (Slow Learner). Yogyakarta: Familia

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D). Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2016. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Triani dan Amir. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Lamban Belajar(Slow Learner). Jakarta: Luxima