PEMBINAAN KELOMPOK TEKNIK SUPERVISI SEBAYA

SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN OTENTIK ASPEK KETERAMPILAN BAGI GURU KELAS IV DI SD DABIN IV GUGUS KI HAJAR DEWANTORO UPT DIKDAS LS KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Dwi Rahayu

Pengawas SD Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS

Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan ketrampilan guru dalam melaksanakan penilaian otentik aspek ketrampilan melalui pembinaan kelompok teknik supervisi sebaya bagi guru Kelas IV di SD Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian ini dilakukan pada semester I tahun pelajaran 2018/2019 selama 5 (lima) bulan dimulai Agustus 2018 sampai dengan Desember 2018. Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan pada sebagian guru SD di Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak yaitu guru kelas IV yang berjumlah 6 (enam) guru. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggukan teknik non tes. Analisis data menggunakan analisis deskriptif komparatif. Analisis dilakukan dengan membandingkan nilai unjuk kerja guru pada siklus awal, siklus 1 dan siklus 2, dan mengadakan refleksi terhadap masing-masing siklus. Penelitian dinyatakan berhasil apabila guru dapat meningkat menjadi berkategori baik atau sekaligus berkategori sangat baik”. Hasil penelitian: Kegiatan pembinaan kelompok teknik supervisi sebaya yang diterapkan pada siklus I dan siklus II, mampu meningkatkan kemampuan guru kelas IV SDN di Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro dalam melaksanakan penilaian otentik aspek keterampilan secara signifikan, yang dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian otentik aspek keterampilan setelah dilakukan pembinaan kelompok teknik supervisi sebaya yang ditunjukkan dengan skor rata-rata pada kondisi awal sebesar 4,2 menjadi 9,3, dan meningkatnya kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian otentik aspek keterampilan dari kategori cukup sebanyak 6 orang, meningkat menjadi kategori sangat baik semua, hal ini sekaligus memberikan gambaran bahwa kualitas guru dalam melaksanakan penilaian otentik aspek keterampilan menjadi meningkat.

Kata Kunci: Supervisi sebaya, Penilaian otentik, Aspek ketrampilan.

 

PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah, kemudian menjadikan peserta didik sebagai warga negara yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis, bertanggung jawab serta mampuberkontribusi pada kehi dupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kurikulum 2013 pada dasarnya menekankan pada pembelajaran siswa aktif dengan pendekatan scientific dan penilaian autentik. Pendekatan scientific yaitu proses pembelajaran yang di rancang agar peserta didik aktif dalam pembelajaran melalui tahapan, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisa data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep atau prinsip yang ditemukan.

Salah satu hal yang mengalami perubahan dan perkembangan dari kurikulum sebelumnya menjadi kurikulum 2013 adalah pada sistem penilaian. Perbedaan mendasar yang terjadi pada sistem penilaian kurikulum 2013 dan kurikulum sebelumnya adalah pada KTSP 2006 standar penilaian lebih dominan pada aspek pengetahuan dan penilaian menganut prinsip penilaian berkelanjutan dan komprehensif guna mendukung upaya memandirikan siswa untuk belajar, bekerja sama dan menilai diri sendiri, karena itu penilaian dilaksanakan dalam kerangka penilaian berbasis kelas (PBK). Sedangkan pada kurikulum 2013 sistem penilaian yang digunakan adalah penilaian autentik. Penilaian autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan secara terpadu.

Dari ketiga aspek penialian tersebut, berdasarkan hasil monitoring di SD Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali, beberapa guru menyatakan penilaian ketrampilan masih dianggap sulit. Hal ini berbeda dengan aspek pengetahuan, penialain aspek pengetahuan telah terbiasa dilakukan oleh guru untuk menetapkan hasil belajar. Kesulitan guru dalam menilai aspek ketrampilan tidak telepas dari kebiasaan guru, diakui bahwa penilaian ketrampilan merupakan hal yang baru bagi guru disamping penilaian sikap. Berdasarkan hasil pengamatan awal yang dilakukan terhadap 6 (enam) guru kelas IV, hampir semua guru belum dapat melaksanakan penilaian ketrampilan dengan baik. Hal ini terlihat dari: persiapan guru dalam bentuk rencana penilaian dan instrumen yang digunakan, cara guru melaksanakan penilaian, memanfaatkan hasil penilaian, dan laporan hasil penilaian yang dibuat.

Masih adanya guru yang belum mampu melaksanakan penilaian ketrampilan tersebut mendorong peneliti untuk melaksanakan pembinaan secara khusus dan berkesinambungan. Mengingat dari sekian banyak guru di Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali telah memiliki kemampuan yang baik dalam menilai ketrampilan, maka guru yang telah memiliki ketrampilan yang baik tersebut difasilitasi untuk berbagi pengalamanya, dengan kata lain bentuk pembinaan terhadap guru yang belum memiliki kemampuan dalam menilai ketrampilan tersebut dilaksanakan dengan menggunakan teknik supervisi sebaya.

Atas pertimbangan bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk pembinaan untuk memperbaiki kinerja guru, maka sangat tepat jika pembinaan terhadap guru tersebut didesain dalam bentuk penelitian tindakan sekolah (PTS), sekaligus sebagai kegiatan pengembangan. Sesuai dengan permasalahan dan upaya yang akan dilakukan, maka penelitian tindakan sekolah ini mengambil judul: ”Pembinaan Kelompok Teknik Supervisi Sebaya Sebagai Upaya Peningkatan Guru dalam Melaksanakan Penilaian Otentik Aspek Keterampilan bagi Guru Kelas IV Di SD Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah: Apakah melalui teknik supervisi sebaya dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian otentik aspek keterampilan bagi guru Kelas IV di SD Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan ketrampilan guru dalam melaksanakan penilaian otentik aspek ketrampilan melalui pembinaan kelompok teknik supervisi sebaya bagi guru Kelas IV di SD Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Penilaian Otentik

Gunawan (2014: 17) menyatakan bahwa penilaian dalam pendidikan berarti seperangkat tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Menurut ilmu jiwa evaluasi berarti menetapkan fenomena yang dianggap berarti di dalam hal yang sama berdasarkan suatu standar.

Haryati (2009: 15) bahwa penilaian merupakan istilah yang mencakup semua metode yang bisa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok.Sedangkan otentik atau autentik, menurut Windi adalah “asli, sah, dapat dipercaya. Pengertian penilaian otentik (Authentic Assessment) sendiri adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Penilaian otentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada situasi atau konteks “dunia nyata” yang memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memcahkan masalah yang memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam pemecahan. Dengan kata lain assessment otentik memonitor dan mengukur kemampuan siswa dalam bermacam-macam kemungkinan pemecahan masalah yang dihadapi dalam situasi atau konteks dunia nyata (Arikunto, 2008: 23).

Ciri-ciri dan Karakteristik Penilaian Autentik

Model penilaian otentik pada Kurikulum 2013 dilakukan secara komperehensif untuk menilai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran meliputi: ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan (Lampiran Permendikbud Nomor 66 tahun 2013). Penilaian otentik menilai kesiapan peserta didik serta proses dan hasil belajar secara utuh. Dalam penilaian otentik setiap pendidik mengetahui perkembangan siswa dalam setiap proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Setiap komponen yang ada di kelas termasuk antar siswa ikut terlibat dalam penilaian otentik ini. pada kurikulum sebelumnya penilaian menggunakan skala 0 hingga 100, sedangkan aspek afektif menggunakan huruf A, B, C, dan D.

Pembinaan Kelompok

Menurut Thoha (2011: 78) pembinaan adalah Suatu tindakan, proses, hasil, atau pernyataan yang lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang atau peningkatan atas sesuatu. Ada dua unsur dari definisi pembinaan yaitu:1.pembinaan itu bisa berupa suatu tindakan, proses, atau pernyataan tujuan, dan; 2. Pembinaan bisa menunjukan kepada perbaikan atas sesuatu. Pembinaan adalah suatu usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Pembinaan menekankan manusia pada segi praktis, pengembangan sikap, kemampuan, dan kecakapan (Hawi, 2013: 74). Menurut Moekijat (2009: 20) pembinaan yang menunjukkan pada setiap usaha untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang, dengan memberikan informasi dan mempengaruhi sikap. Sikap yang dimaksudkan adalah perubahan positif yang lebih bersifat meningkatkan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan kecakapan. Menurut Sutisna (2003: 13) pembinaan personil ialah proses perbaikan prestasi (performa) personel melalui pendekatan-pendekatan yang menekankan realisasi diri, pertumbuhan diri dan perkembangan diri.

Teknik Supervisi Sebaya

Supervisi adalah pandangan dari orang yang lebih ahli kepada orang yang memiliki keahlian dibawahnya (Aedi, 2014: 12). Supervisi dilakukan oleh supervisor kepada para guru agar para guru mampu memperbaiki dan meningkatkan cara-cara mengajar. Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru disekolah, baik secara individual maupun kolektif, agar lebih mengerti, dan lebih efektif dalam mewujudkan mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern (Kisbiyanto, 2011: 55).

Teknik supervisi sebaya disebut juga studi kelompok antar guru yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu. Topik yang akan dibahas dalam kegiatan ini telah dirumuskan dan disepakati terlebih dahulu (Purwanto, 2010: 121). Pokok bahasan yang telah ditentukan tersebut diperinci dalam garis-garis besar atau dalam bentuk pertanyaan pokok yang telah disusun secara teratur.

Kerangka Pemikiran

Penilaian otentik aspek ketrampilan merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam penilaian hasil belajar, penilaian aspek ini dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan untuk melaksanakan tugas tertentu. Sebagian guru, khususnya di SD Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak, masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan penilaian ini, sehingga perlu upaya untuk mengatasi permsalahan tersebut, yaitu melalui pembinaan dalam bentuk penelitian tindakan sekolah.

Berbagai teknik pembinaan dapat dilakukan, diantaranya adalah pembinaan kelompok teknik supervisi sebaya, yaitu teknik pembinaan dengan memanfaatkan guru yang telah memiliki kemampuan yang baik, untuk menyampaikan materi tentang langkah dalam menilai ketrampilan.Melalui teknik supervisi sebaya ini guru lebih leluasa berdiskusi menyampaikan kesulitanya, sehingga langkah dalam melaksanakan penilaian otentik aspek ketrampilan dapat meningkat.

Hipotesis Tindakan

Melalui pembinaan kelompok teknik supervise sebaya, kemampuan dalam melaksanakan penilaian otentik aspek ketrampilan bagi guru di Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan maksimal.

METODE PENELITIAN TINDAKAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester I tahun pelajaran 2018/2019 dengan pertimbangan bahwa semester ganjil merupakan waktu yang tepat untuk memperbaiki kemampuan guru selain metode, strategi dan model pembelajaran. Penelitian tindakan sekolah ini berlangsung selama 5 (lima) bulan dimulai Agustus 2018 sampai dengan Desember 2018. Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan pada sebagian guru SD di Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak yaitu guru kelas IV.

Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Sekolah adalah Guru kelas IV, SD Negeri di Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak dengan mempertimbangkan bahwa guru tersebut belum memiliki kemampuan yang baik dalam melaksanakan penilaian otentik aspek keterampilan yang merupakan keterampilan dasar mengajar yang diperlukan untuk lebih meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

Validasi Data

Untuk memvalidasi data dapat digunakan berbagai cara, karena dalam penelitian tindakan sekolah ini data diperoleh melalui pengamatan dengan lembar pengamatan, maka validasi data yang digunakan adalah trianggulasi metode. Trianggulasi metode adalah cara validasi data dengan membandingkan informasi atau data dengan cara yang berdeda, dalam penelitian ini selain melalui pengakatan, peneliti menanyakan langsung kepada guru setelah observasi, dan sebelum dilakukan supervise sebaya.

Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan sekolah ini ada dua yaitu pertama, berupa data kualitatif yang berupa deskripsi tentang pelaksanaan supervise sebaya dan kedua adalah data kuantitatif, yaitu data yang berupa nilai/ angka yang menggambarkan unjuk kerja kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian otentik aspek keterampilan SD di Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak.

Karena ada dua data kualitatif dan kuantitatif, maka dalam penelilian tindakan sekolah ini menggunakan analisis deskriptif komparatif. Analisis dilakukan dengan membandingkan nilai unjuk kerja guru pada siklus awal, siklus 1 dan siklus 2, dan mengadakan refleksi terhadap masing-masing siklus. Refleksi terdiri dan kegiatan, simpulan, menyusun rancangan, melaksanakan, dan tindak lanjut.

Selanjutnya untuk menentukan nilai akhir kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian otentik aspek keterampilan dari penilaian tersebut di hitung skor keseluruhan cara menjumlahkan seluruh skor yang dicapai oleh masing-masing guru, sedangkan untuk mengetahui skor kemampuan guru secara keseluruhan, dilakukan dengan menghitun nilai rata-rata yang dicapai oleh semua guru.

Indikator Kinerja

Bagi guru yang memperoleh nilai terkategori “kurang” sebelum diadakan supervise sebaya diharapkan setelah diadakan supervise sebaya dapat meningkat menjadi berkategori “baik” atau sekaligus berkategori “sangat baik”, sedangkan guru yang sebelum penelitian sudah berkategori “baik”, diharapkan dapat meningkat menjadi “sangat baik”. Kategori penilaian tersebut didasarkan pada skor rata-rata yang dicapai oleh masing-masing guru, maupun rata-rata yang diperoleh oleh seluruh guru.

Prosedur Tindakan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang terdiri dari 2 siklus. Langkah-langkah tiap siklus terdiri dari Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Action), Pengamatan (Observation), dan Refleksi (Reflection).

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Hasil penilaian prasiklus yang dilaksanakan mulai tanggal 5 sampai dengan 10 Agustus 2018, terhadap guru kelas VI SD Dabin IV Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak menunjukkan bahwa sebagian guru belum dapat merencanakan penilaian dengan baik. Guru belum mampu menyusun instrument penilaian, guru belum dapat melaksanakan penilaian dan memanfaatkan hasil penilaian dengan maksimal, dan sebagian guru belum melaksanakan pelaporan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan baik. Hasil pengamatan awal masing-masing guru seperti terlampir. Dokumentasi kegiatan pengamatan prasiklus seperti foto terlampir.

Berdasarkan hasil penilaian terhadap masing-masing guru melalui pengamatan awal, peneliti membuat rekapitulasi data, menghitung skor rata-rata, membuat kategori penilaian dengan cara memilah-milah nilai menjadi 4 (empat) yaitu kelompok sangat tinggi, kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah, serta menghitung rentang nilai antara nilai tertinggi dengan nilai terendah. Ringkasan hasil penilaian prasiklus menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 4,2, nilai tertinggi sebesar 5,0 dan nilai terendah sebesar 4,0.

Berdasarkan rekapitulasi data hasil penilaian prasiklus, maka dapat ditentukan jumlah guru yang memperoleh nilai sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah, serta prosentasenya. Hasil kategorisasi dan prosentase kategori penilaian dapat diketahui bahwa kemampuan guru kelas IV, SD Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dalam melaksanakan penilaian otentik aspek ketrampilan belum dapat mencapai kategori baik.Untuk itu perlu dilakukan tindakan perbaikan berupa pembinaan kelompok teknik supervisi sebaya.

Deskripsi hasil Siklus I

Hasil pengamatan siklus I, seperti terlampir. Berdasarkan hasil penilaian tersebut selanjutnya dihitung jumlah nilai masing-masing indikator dan nilai yang diperoleh oleh masing-masing guru.Nilai setiap indikator digunakan untuk mengetahui sejauh mana langkah melaksanakan penilaian ketrampilan tersebut dapat dilaksanakan oleh guru dengan baik, sedangkan nilai masing-masing guru digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing guru dalam melaksanakan penilaian ketrampilan.Dokumentasi pengamatan siklus I seperti foto terlampir. Ringkasan hasil penilain siklus I menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 7,3, nilai tertinggi sebesar 8,0 dan nilai terendah 7,0.

Berdasarkan rekapitulasi data hasil penilaian siklus II, maka dapat ditentukan jumlah guru yang memperoleh nilai sangat tinggi, tinggi,sedang, dan rendah, dan prosentasenya. Hasil kategorisasi dan prosentase kategori penilaian menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian otentik aspek keterampilan tergolong dalam kategori baik (66,67%) sedangkan sisanya tergolong sangat baik (33,33%).

Deskripsi Hasil Siklus II

Seperti yang dilakukan pada siklus I, osbervasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas guru dalam menilai ketrampilan.Observasi dilakukan setelah guru mengikuti pembinaan kelompok teknik supervisisebaya, observasi bertujuan untuk menilai kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian otentik aspek keterampilan.Caranya: seperti yang dilakukan pada siklus I, sebelum pembelajaran dimulai Peneliti bersama guru masuk ke ruang kelas, peneliti menempati tempat duduk yang sudah dipersiapkan oleh guru, yaitu di deretan paling belakang peserta didik. Selama observasi, peneliti memperhatikan langkah-langkah guru dalam melaksanakan penilaian otentik aspek keterampilan dan memberi nilai pada lembar observasi.

Hasil pengamatan siklus II, seperti terlampir. Ringkasan hasil penilain siklus II menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 9,3, nilai tertinggi sebesar 10,0 dan nilai terendah sebesar 9,0. Berdasarkan rekapitulasi data hasil penilaian siklus II, maka dapat ditentukan jumlah guru yang memperoleh nilai tinggi, sedang, dan rendah, dan prosentasenya. Hasil kategorisasi dan prosentase kategori penialain dapat diketahui bahwa setelah dilakukan pembinaan kelompok teknik supervisie sebaya, maka kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian otentik aspek keterampilan dapat meningkat, peningkatan terjadi pada setiap aspek.Langkah-langkah penialian telah dilaksanakan oleh guru dengan baik, sehingga hasil penilaian meningkat pada seluruh aspek.

PEMBAHASAN

Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian otentik aspek keterampilan yang terjadi peningkatan pada seluruh indikator. Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan hasil penilaian kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian otentik aspek keterampilan yang ditunjukan dengan nilai rata-rata dari 4,2 menjadi 9,3, artinya terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 5,1.

PENUTUP

Simpulan

Atas dasar kajian teoritik dan pengujian empirik di atas, maka dapat disimpulkan bahwa melalui pembinan kelompok teknik supervisi sebaya dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian otentik aspek keterampilan kelas IV SDN di Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak.

Kegiatan pembinaan kelompok teknik supervisi sebaya yang diterapkan pada siklus I dan siklus II, mampu meningkatkan kemampuan guru kelas IV SDN di Dabin IV Gugus Ki Hajar Dewantoro dalam melaksanakan penilaian otentik aspek keterampilan secara signifikan. Hal tersebut dibuktikan dengan terjawabnya masalah dan tercapainya tujuan pada bab I yaitu: Terdapat bukti naiknya kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian otentik aspek keterampilan setelah dilakukan pembinaan kelompok teknik supervisi sebaya yang ditunjukkan dengan skor rata-rata pada kondisi awal sebesar 4,2 menjadi 9,3. Terdapat peningkatan hasil kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian otentik aspek keterampilan dari kategori cukup sebanyak 6 orang, meningkat menjadi kategori sangat baik semua, hal ini sekaligus memberikan gambaran bahwa kualitas guru dalam melaksanakan penilaian otentik aspek keterampilan menjadi meningkat.

Saran-saran

Bagi Guru, hendaknya selalu proaktif dan ikut berpartisipasi aktif setiap dilakukan penelitian tindakan baik oleh kepala sekolah maupun pengawas, bagi guru yang telah mengikuti tindakan, sebaiknya berbagi pengalaman dengan guru lain (sharing). Bagi Kepala Sekolah, sebaiknya kepala sekolah selalu memonitor perkembangan guru dalam menilai ketrampilan. Bagi UPT Dikdas dan LS Kecamatan Ngemplak, sebaiknya sesering mungkin menugaskan pengawas untuk melakukan tindakan peningkatan profesionalisme guru yang dikemas dalam penelitian tindakan sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Aedi Nur. 2016. Manajemen Pendidik & Tenaga Pendidikan. Yogyakarta: Gosyen. Publishing

Arikunto S, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI. Jakarta: Penerbit PT RinekaCipta.

Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Karakter Konsep dan Implikasi. Bandung: Alfabeta.

Haryati, Mimin. 2009. Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada

Hawi, A. 2013. Kompetensi Guru PAI. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Kisbiyanto. 2011, Supervisi Pendidikan. STAIN Kudus: Kudus

Moekijat, 2009, Tata Laksana Kantor, Bandung: Mandar Maju

Purwanto M. Ngalim, 2010, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sutisna, Oteng, 2009, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktik Profesional, Bandung: Angkasa.

Thoha, Miftah. 2011. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Rajawali Pers. Jakarta.