PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI REGUNUNG 03

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Kustiyah

Sekolah Dasar Negeri Regunung 03 Kecamatan Tengarankabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Berdasarkan data awal di SDN Regunung 03 ditemukan berbagai masalah dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV antara lain: didalam pembelajaran guru menggunakan metode tidak sesuai dengan materi. Sehingga mengolah kelas kuarang optimal yang menjadikan siswa tidak aktif, kuarang antusias, bahkan siswa tidak menguasai konsep IPA. Faktor tersebut mengakibatkan pada hasil belajar siswa rendah. Metode demonstrasi berbasis lingkungan merupakan aternatif solusi untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran IPA di SD Regunung 03 pada kelas IV. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian menggunakan metode demonstrasi berbasis lingkungan. Penelitian dilakukan di SDN Regunung 03, dengan subjek penelitian kelas IV dengan jumlah 14 siswa, terdiri dari 7 perempuan dan 7 laki-laki. Variabel yang digunakan adalah keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Sumber data berasal dari guru, foto, dan instrumen yang digunakan adalah observasi. Hasil penelitian menunjukan keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 35%, siklus I 50% dan siklus II 72% dan pada siklus 3 meningkat lagi menjadi 86%. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA melalui metode demonstrasi berbasis lingkungan pembelajaran dapat berhasil, sehingga dapat dijadikan salah satu aternatif solusi untuk meningkatkan pembelajaran IPA di SD.

Kata kunci: Kualitas pembelajaran IPA, metode demonstrasi berbasis lingkungan

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan IPA yang baik harus dapat mencakup beberapa hal diantaranya adalah: IPA harus dapat menolong siswa untuk dapat berpikir logis terhadap kejadian sehari-hari dan dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Kemampuan berpikir semacam itu akan berguna sepanjang hidup dan dapat berguna bagi kehidupan sehari-hari (Darmojdo. 1992: 6)

Pembelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang mencakup luas. Dalam pembelajaran IPA di SD guru berkewajiban mencapai ketuntasan pembelajaran yang sudah ditentukan Sekolah. Untuk mencapai ketuntasan guru memerlukan persiapan-persiapan didalam pembelajaran yang diperlukan seperti perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang tepat. Berdasarkan yang terjadi didalam kelas IV dalam pembelajaran IPA belum secara optimal. Dalam pembelajaran guru kurang mengolah kelas dan kurang menggunakan metode yang sesuai dengan materi dan hanya mengaktifkan gurunya. Sehingga siswa tidak aktif, siswa kurang antusias dan siswa cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran IPA. Faktor tersebut berdampak pada siswa yaitu siswa tidak memahami materi IPA dan berpengaruh pada hasil belajar siswa yang rendah.

Hal tersebut didukung dengan data di lapangan yang menujukan nilai ulangan harian dan nilai ulangan akhir semester I siswa kelas IV SDN Regunung 03 pada pembelajaran IPA belum mencapai kreteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah adalah 70. Hasil nilai ulangan akhir semester I siswa kelas IV SDN Regunung 03, pada pelajaran IPA nila yang terendah 50 dan nilai yang tertinggi 80 rata-rata kelas 63. Dari 14 siswa yang mencapai KKM hanya 5 siswa (35%), sedangkan yang tidak memenuhi KKM 9 siswa (65%). Dari hasil data tersebut maka pembelajaran IPA perlu ditingkatkan kualitasnya. Untuk meningkatkan kulitas pembelajaran IPA perlu meningkatkan keterampilan guru dan aktivitas siswa sehingga pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dari data hasil belajar IPA di atas menunjukan hasil belajar siswa sangat rendah, dikarenakan masalah konsep pelajaran IPA belum dipahami siswa. Hal ini harus segera diatasi supaya pembelajaran dapat mencapai sesuai dengan tujuannya. Untuk mengatasi masalah tersebut guru menciptakan suasan pembelajaran yang menyenangkan. Untuk pembelajaran yang menyenangkan seorang guru harus memilih dan menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengan suatu konsep pada saat proses pembelajaran, sehingga akan menghasilkan pembelajaran menyenangkan, siswa akan dapat berusaha ingin tahu tentang konsep yang didengar atau yang dilihat, dengan begitu aktivitas belajar siswa akan muncul pada siswa karena keingin tahuan siswa pada suatu konsep. Pembelajaran IPA yang dialami akan lebih bermakna dan tujuan pembelajaran IPA di SD akan tercapai.

Salah satu untuk memperbaiki pembelajaran IPA adalah dengan menggunakan metode demonstrasi berbasis lingkungan. Dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi berbasis lingkungan, guru menjelaskan materi dengan sambil memperagakan suatu kejadian yang ada dilingkungan. Siswa dapat belajar sambil mengamati kejadian sesungguhnya yang berada di lingkungan disekitarnya dan dapat mengerti kejadian-kejadian alam yang ada dilingkungan.

Manfaat dalam penelitian ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA menggunakan metode demonstrasi berbasis lingkungan akan mendorong siswa belajar lebih aktif dan belajar secara efektif serta dapat menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Sumber belajar yang digunakan siswa dalam belajar misalnya di sawah, perkebunan, keluarga, masyarakat dan sebagainya.

Berdasarkan paparan di atas dan hasil refleksi diketahui bahwa proses pembelajaran yang dilakukan guru selama ini masih berpusat pada guru, maka untuk memperbaiki proses pembelajaran diterapkan model pembelajaran inovatif yang dapat melibatkan siswa aktif belajar, baik secara mental, intelektual, fisik maupun sosial, dengan harapan hasil belajar siswa meningkat. Hal inilah yang menarik untuk diadakan penelitian dengan judul ” Penerapan Metode Demonstrasi Berbasis Lingkungan Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Regunung 03 Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:

  1. Apakah melalui metode demonstrasi berbasis lingkungan dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPA kelas IV SDN Regunung 03?
  2. Apakah melalui metode demonstrasi berbasis lingkungan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA kelas IV SDN Regunung 03?
  3. Apakah melalui metode demonstrasi berbasis lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Regunung 03?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sebagai berikut

  1. Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPA melalui metode demonstrasi berbasis lingkungan pada siswa kelas IV SDN Regunung 03.
  2. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode demonstrasi berbasis lingkungan pada siswa kelas IV SDN Regunung 03.
  3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode demonstrasi berbasis lingkungan pada siswa kelas IV SDN Regunung 03

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoretis

  1. Diperolehnya pengetahuan baru tentang pembelajaran IPA yang menarik dan inovatif bagi siswa kelas IV SD Negeri Regunung 03.
  2. Diperolehnya dasar penelitian

Manfaat Praktis

  1. Bagi siswa

Penerapan metode demonstrasi berbasis lingkungan dapat menciptakan suasana belajar yang meyenangkan sehingga meningkatkan aktivitas serta hasil belajar pada pembelajaran IPA.

  1. Bagi guru

Dengan penerapan metode demonstrasi berbasis lingkungan dapat membantu guru lebih kreatif dalam pelaksanaan proses pembelajaran sehingga meningkatkan kemampuan guru penggunaan keterampilan pembelajaran.

  1. Bagi sekolah

Penggunaan metode demonstrasi berbasis lingkungan pada pembelajaran IPA digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran sehingga belajar lebih efektif dan efisien.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

LANDASAN TEORI

Kualitas Pembelajaran

Kualitas dapat di maknai dengan istilah mutu atau keefektifan. Secara definitif efektivitas dapat dinyatakan sebagai tindakan dalam mencapai tujuan atau sasaran. Efektvitas merupakan konsep yang sangat penting, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seorang dalam mencapai sasaran atau tujuan. Untuk mencapai keberhasilan seorang dengan belajar yang sebagai komunikasi terencana yang dapat menghasilkan perubahan atas sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam berhubungan dengan perilaku yang diperlukan indevidu untuk mewujudkan keberhasilan.

Kualitas pembelajaran suatu konsep yang sangat penting, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasarannya atau suatu tingkat pencapaian tujuan. Hoy dan Miskel (dalam Daryanto, 2010: 57) Belajar dapat dikatakan sebagai komunikasi terencana yang menghasilkan perubahan sikap, keterampilan, pengetahuan yang berhubungan dengan sasaran khusus yang berkaitan pola perilaku, diperlukan indevidu untuk mewujudkan secara lengkap tugas atau pekerjaan tertentu untuk mendapatkan keberhasilan.

Kualitas pembelajaran adalah tingkat untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan, keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Aspek- aspek yang diperoleh dari kualitas pembelajaran yaitu: (1) Peningkatan pengetahuan; (2) Peningkatan pada keterampilan; (3) Peningkatan perubahan sikap; (4) Peningkatan perilaku; (5) kemampuan adaptasi; (6) peningkatan integrasi; (7) peningkatan partisipasi; (8) peningkatan interaksi kultural.

Kualitas pembelajaran merupakan kemampuan guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai keberhasil dalam belajar, keberhasilan dalam belajar adalah perubahan sikap, keterampilan dan pengetahuan. Agar siswa yang berkualitas didalam belajar, seorang guru harus memahami kekurangan dari siswa tersebut dan mencari cara untuk menutupi kurangan siswa dalam belajar.

Untuk mencapai kualitas pembelajaran peneliti menggunakan tiga komponen sebagai berikut:

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004: 22). Hasil belajar ada tiga macam antara lain: (1) Keterampilan dan kebiasaan; (2) Pengetahuan dan pengarahan; dan (3) Sikap dan cita-cita.

Hasil belajar sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dengan perubahan pengatahuan sikap dan keterampilan. Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan menjadi lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya (Hamalik, 2002: 155).

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka peruban perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukan bahwa belajar telah terjadi. Perumusan tujuan pembelajaran itu adalah yakni hasil belajar yang diinginkan pada diri pembelajaran, agak lebih rumit untuk diamati dibandingkan tujuan lainnya, karena tujuan pembelajaran tidak dapat diukur secara langsung. (Anni, 2006: 5-6)

Teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain: kongnitif, afektif, dan psikomotorik.

Berdasarkan pengertian diatas maka hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangkau waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama- lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membetuk pribadi indevidu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

Metode Demonstrasi

Menurut Cardille demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara telitih untuk mempertontonkan sebuah tindakan atau prosedur yang digunakan. Metode ini disertai dengan penjelasan, ilustrasi, dan peryataan lisan (oral) atau peragaan (visual) secara tepat dan ditandai adanya kesenjangan untuk mempertunjukan tindakan atau penggunaan prosedur yang disertai penjelasan, ilustrasi, atau peryataan secara lisan maupun visual.

Menurut Winarno metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar yang diminta, atau siswa memerlihatkan suatu proses kepada seluruh kelas, untuk mendemonstrasikan sikap atau memperagakan tindakan harus dilakukan oleh guru sendiri dan yang didemonstrasikan adalah suatu proses.

Metode demonstrasi adalah cara penyajian materi pelajaran melalui peragaan atau pertunjukan kepada siswa mengenai suatu proses, situasi atau gejala tertentu yang dipelajari, baik pada objek yang sebenarnya ataupun melalui tiruan. Metode demonstrasi sering disertai dengan penjelasan lisan. Dalam pelajaran IPA metode demonstrasi ini tidak hanya dipergunakan untuk melihatkan sesuatu, tetapi lebih banyak digunakan untuk tujuan mengembangkan suatu pengertian, memperlihatkan penggunaan suatu prinsif, menguji kebenaran hukum yang diperoleh secara teoritis dan untuk memperkuat suatu pengertian (Udin, 2001: 217).

Metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA adalah cara penyampaian infromasi (materi pelajaran) dengan memperlihatkan peristiwa-peristiwa atau fenomena fisik dengan menggunakan alat tertentu (Natsir, 2004: 102).

Dari pengertian diatas disimpulkan metode demonstrasi merupakan format interaksi belajar-mengajar yang sengaja mempertunjukan atau memperagakan tindakan, proses, atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagaian siswa. Dengan batasan metode demonstrasi ini, menujukan adanya tuntunan kepada guru untuk merencanakan penerapannya, memperjelaskan demonstrasi secara oral ataupun visual dan menyediakan peralatan yang akan diperlukan.

Pembelajaran dengan Berbasis Lingkungan

Proses belajar mengajar dengan mengaplikasiakan lingkungan alam sekitar merupakan upaya mengembangkan kurikulum sekolah yang ada, dengan mengikut sertakan segala fasilitas yang ada di lingkungan alam sekitar dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Hal ini dimaksudkan bahwa pendidikan bagi siswa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari segala aspek-aspek kehidupan di masyarakat serta lingkungan tempat siswa belajar. Dengan lingkungan anak dapat terjun langsung dengan kelingkungan alam sekitar untuk memperoleh pengalaman langsung dan mengetahui permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan sekitar.

Lingkungan belajar siswa dapat berupa lingkungan fisik atau geografis. Lingkungan siswa terutama lingkungan yang didekatnya misalnya lingkungan keluarga, rumah, kelas, sekolah dan alam sekitarnya. Tujuannya agar siswa dapat mengenal yang ada disekitarnya dan lingkungan merupakan objek atau sumber belajar yang akan diajarkan pada siswa. Sumber belajar lingkungan yang tidak akan habis untuk kita pelajari dan lingkugan dapat sebagai pengetahuan.

KERANGKA BERPIKIR

Pembelajaran yang efektif dalam kegiatan belajar mengajar memerlukan keaktivan siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran supaya mendapat hasil belajar yang memuaskan dalam arti berhasil dalam pembelajaran. Untuk mengaktifkan siswa seeorang guru harus memilih metode atau pendekatan yang bisa membuat siswa tertarik selama belajar, sehingga siswa dalam belajar ada motivasi dalam dirinya dan siswa tertarik serta dapat memusatkan perhatiannya pada materi pelajaran. Selain keaktivan siswa juga dibutuhkan keterampilan guru dalam belajar. Kemampuan guru sangat penting dalam belajar untuk mengolah atau menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Dengan adanya keaktivan siswa dan keterampilan guru diharapkan dapat meningkatkan belajar siswa. Salah satu untuk mendorong keaktivan siswa dengan “Metode Demonstrasi Berbasis Lingkungan”.

 

 

 

 

METODOLOGI PENULISAN

Setting Penelitian

Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan pada hari Selasa tanggal 20 Oktober 2015 untuk siklus 1, siklus 2 pada hari Selasa tanggal 27 Oktober 2015, dan siklus 3 pada hari Selasa tanggal 3 November 2015.

Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Regunung 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, yang merupakan objek Penelitian.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri Regunung 03 Desa Regunung 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang sebanyak 14 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan perempuan sebanyak 7 orang.

Sumber Data

Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan penelitian guru dalam proses pembelajaran dan dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 63 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 67% siswa menjawab kesulitan.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENULISAN

Deskripsi Kondisi Awal

Gambaran Sekolah

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Regunung 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, dengan subyek penelitian siswa Kelas IV sebanyak 14 siswa. Letak Sekolah Dasar Negeri Regunung 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

Keadaan Siswa

Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas IV SD Regunung 03 Desa Regunung 03 pada semester I diperoleh data yaitu dari 14 siswa yaitu 7 laki-laki dan 7 perempuan.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran kurang antusias dalam mengikuti pelajaran, hal ini salah satu penyebabnya adalah guru tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat.

Deskripsi dan Pembahasan Siklus 1

Ketuntasan belajar siswa Siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 7 siswa atau 50%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 7 siswa dengan persentase 50%.

 

 

Deskripsi dan Pembahasan Siklus 2

Ketuntasan belajar siswa siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 7 4 siswa atau 28%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 10 siswa dengan persentase 72%.

Deskripsi dan Pembahasan Siklus 3

Ketuntasan belajar siswa siklus III dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 7 2 siswa atau 14%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 12 siswa dengan persentase 86%.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 35%, siklus I 50% dan siklus II 72% dan pada siklus 3 meningkat lagi menjadi 86%. Pelaksanaan tindakan dari siklus 1 sampai dengan siklus 3 menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

PENUTUP

SIMPULAN

Simpulan hasil penelitian berdasarkan data hasil observasi keterampilan guru, keaktivan siswa, dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA melalui metode demonstrasi berbasis lingkungan pada siswa kelas IV SDN Regunung 03. Simpulan berdasarkan data penelitian tersebut sebagai berikut:

  1. Data hasil berdasarkan keterampilan guru didapat pada siklus I memperoleh skor 18 dengan kriteria Pada siklus II meningkat dengan perolehan skor 26 dengan kriteria baik. Selanjutnya siklus III, kembali meningkat dengan jumlah skor yang diperoleh 30 dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan data yang diperoleh setiap siklus, keterampilan guru mengalami peningkatan setiap siklusnya. Peningkatan sudah memenuhi katagori indikator keberhasilan yang sudah ditentukan yaitu sekuang-kurangnya dengan kreteria baik. Simpulan pembelajaran IPA melalui metode demonstrasi berbasis lingkungan dapat meningkatkan keterampilan guru dalam semua aspek yang melipti pra kegiatan, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
  2. Data hasil aktivitas siswa didapat pada siklus I memperoleh jumlah skor 22,1 dengan kriteria baik. Kemudian meningkat pada siklus II dengan kriteria baik dengan jumlah skor yang diperoleh yaitu 23,3. Pada siklus III kembali meningkat dengan jumlah skor 26,5 dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan data yang diperoleh pada setiap siklus, keaktivitas siswa setiap siklusnya mengalami penigkatan. Peningkatan tersebut sudah memenuhi katagori indikator keberhasilan yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu dengan kreteria baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA melalui metode demonstrasi berbasis lingkungan dapat meningkatkan keterlibatan siswa untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dan siswa dapat melakukan demonstrasi dengan media yang telah ditentukan guru sebelumnya serta siswa mendapat pengalaman-pengalaman secara konkrit.
  3. Data hasil belajar siswa yang diperoleh pada setiap siklus yaitu, pada siklus I prosentase ketuntasan belajar siswa memperoleh 50%. Siklus II prosentase ketuntasan belajar siswa memperoleh 72%. Dan siklus III prosentase ketuntasan belajar siswa memperoleh 86% dari 36 siswa. Pada data setiap siklus dapat dilihat, setiap siklus mengalami peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan setiap siklus sudah memenuhi indikator keberhasilan yang sudah ditentukan yaitu prosentase ketuntasan belajar sebesar ≤ 80%, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA melalui metode demonstrasi berbasis lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian melalui metode demonstrasi berbasis lingkungan dapat menigkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa, maka saran peneliti sebagai berikut:

  1. Guru perlu meningkatkan kualitas pembelajaran pada IPA melalui metode demonstrasi berbasis lingkungan, terutama untuk meningkatkan keterampilan guru, keaktivan siswa dan hasil belajar
  2. Guru dalam pembelajaran IPA menggunakan metode demonstrasi berbasis lingkungan sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di
  3. Guru perlu meningkatkan pengolahan kegiatan belajar mengajar dengan melengkapi fasilitas untuk mendukung penggunaan metode demonstrasi berbasis lingkungan sebagai penunjang untuk mencapai ketuntasan dalam belajar.
  4. Guru perlu meningkatkan kemampuan dalam menggunakan metode demonstrasi berbasis lingkungan, mengembangkan materi, dan menyampaikan materi, sehingga siswa dapat menerima materi serta tidak mengalami kesulitan dalam melakukukan
  5. Dalam pembelajaran IPA melalui metode demonstrasi sangat memerlukan keterampilan guru, sehingga sebelum melalukan pembelajaran guru hendaknya memiliki persiapan dan perencanaan yang matang supaya proses pembelajaran berjalan dengan
  6. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk menyampaikan
  7. Siswa diharapkan aktif selama kegiatan belajar mengajar dan ada interaksi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa dalam

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: reneka Cipta

Barlia, Lily. 2006. Mengajar Dengan Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar. Jakarta: Depdiknas

Damiyati dan Mujiyono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Darmodjo, Hendro dkk. 1993. Pendidikan IPA 2. Jakarta: Depdikbud Depdikbud. 2003. Kurikulum 2004. Jakarta

Depdiknas. 2006. Rancangan Hasil Belajar. Jakarta

Dimiyati dan Moedjiono. 1991. Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Depdikbud

Haryanto. 2006. Sain SD Kelas IV. Jakarta: Erlangga

Heryanto, Nar dan Akib Hamid. 2008. Stastik Dasar. Jakarta:Universitas Terbuka

Thursan. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa

Swara Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mulyasa. 2000. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Ramasi Rosda Karya

Permendiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan IPA. Jakarta: Depdiknas

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran MengembangkanProfesionalisme Guru. jakarta: Rajawali Pers

Supriyanti. 2010. Peningkatan Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran IPA Materi Gaya Dan Gerak Berbasis Multi Media melalui CD-Interaktif Dengan Pendekatan Kontektual Kelas IV SD N Tegorejo Kab. Kendal. Kendal.

Sugiyanti, Eni. 2010. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Mengenai Perpindahan Energi Melalui Metode Eksperimen Pada siswa Kelas IV SDN Kandang Comal Pemalang

Sulistyorini, sri dkk. 2007. Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar.Yogyakarta: Tiara Wacana

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan makna Pembelajaran. Banadung: Alfabeta

Sugiyono.2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D. Bandung: ALFABETA

Sugandi, Achmad. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang. Universitas Negeri Semarang.

Syarifatul, Umariyah. Penerapan Pendekatan Dengan Pemanfaatkan Keterampilan Lingkungan Sekitar Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis deskripsi Siswa Kelas IV SDN Pemisan Jabon

Sa’diyah, Nur Aminatus. Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber belajar Bagi Siswa Kelas 2 SDN Kamulan 02 Kabupaten Belitar

Htt://libary.um.ac.id/ptk/indek.php?mod=detail&id=48503 Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.

Trianto. 2011. Panduan Langkah penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka

Tri Anni, Catharina dkk. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Tri, Anni Cathariana. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK Universitas Semarang

Wirosuprapto, Eko. 2010. Peningkatan keterampilan Menulis Puisi Melalui pemanfaataan Lingkungan Sekitar Di Kelas V. Semarang. UNNES

Htt//Cepriyanto blog.Sport. com/2006/06/hakikat-kualitas-pembelajaran.html Winatapura,Uin S. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Universitas Terbuka

Yuliariatiningsih, Sri Margaretha dkk. 2009. Pendidikan IPA Di Sekolah Dasar. Cibiru: UPI

Yamin, martinis. 2012. Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta: Anggota Ikapi