PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS

TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBUATAN ETANOL SKALA LABORATORIUM SMK KIMIA INDUSTRI

Dina Ika Muliawati

Staff Pengajar Paket Keahlian Kimia Industri SMK Negeri 2 Sukoharjo

ABSTRACT

The purposes of this research and development were to know 1) the result of each step of the development of Team Assisted Individualization chemistry handout, 2) the feasibility of Team Assisted Individualization chemistry handout, 3) the effectiveness of Team Assisted Individualization chemistry handout. Research and development of teaching handouts models Borg & Gall that has been reduced into nine stages. The results of research and development were: (1) the result of each step of the development of Team Assisted Individualization-based chemistry handout was a handout that has been chemically validated and has been revised based on advice from the experts and the handouts had been tested to prospective users, (2) The feasibility  Team Assisted Individualization-based chemistry handout on teaching material Production of Ethanol in the Laboratory Scale based en expert assessment material, media expert, learning experts and practitioners obtained CV ≥ 0,87 which indicates that the handout is feasible to be used; the average students questionnaire responses and teachers obtained with the assessment category of “very good”. (3) Team Assisted Individualization-based chemistry handout effectively improved learning outcomes of knowledge and attitudes of students.

Kata Kunci : Handout kimia, Team Assisted Individualization, Pembuatan Etanol Skala Laboratorium, hasil belajar siswa


PENDAHULUAN

Pendidikan di Indonesia dibanding-kan negara lain di sekitarnya masih memiliki kualitas yang kurang.  Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah dengan terus melakukan perbaikan sistem pendi-dikan, yaitu dengan adanya perombakan dan pembaharuan kurikulum yang berke-sinambungan mulai dari kurikulum 1968 sampai pada kurikulum 2013. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia

Indonesia agar memiliki kemampu-an hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbang-sa, bernegara, dan peradaban dunia.  Dalam kurikulum ini, guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, mitra belajar, pembimbing dan konselor. Guru lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja dalam bidang tertentu. Salah satu tujuannya adalah membekali peserta didik agar memiliki sikap ulet, tangguh dan professional sesuai bidang yang diminati-nya. Tujuan tersebut diimplementasikan dalam bentuk standar kurikulum khusus SMK, disamping penerapan konsep pendidikan yang ditanamkan di sekolah mengenai kecakapan afektif, kognitif, dan psikomotorik.

Materi kompetensi kejuruan pada kurikulum 2013 banyak mengalami per-ubahan dari kurikulum sebelumnya. Perbe-daan materi ini terletak pada penambahan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Kompetensi Inti mengintegralkan spiritual, sosial, pengetahuan dan ketrampilan. Materi yang ada diharapkan bersifat esensial dan relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan serta sesuai dengan perkembangan peserta didik.

Selain mendapat mata pelajaran adaptif, SMK juga mempunyai mata pelajaran lain yaitu kompetensi kejuruan atau lebih dikenal dengan mata pelajaran produktif. Mata pelajaran produktif adalah mata pelajaran yang khusus mempelajari masing-masing bidang keahlian sesuai jurusan yang seharusnya lebih menonjolkan ketrampilan siswa. Namun pada kenyataannya, mata pelajaran produktif masih didominasi oleh teori. Padahal dalam pembelajaran kimia produktif sangat memperhitungkan aspek psikomotorik  atau ketrampilan siswa.

Kualitas sekolah dapat dilihat dari pemenuhan Analisis Tingkat Pemenuhan 8 SNP (Standar Nasional Pendidikan) yang telah ditetapkan pemerintah berdasarkan PP No. 19 tahun 2005 tentang Standarisasi Pendidikan Nasional.  Namun masih banyak SMK yang belum memenuhi 8 Standar tersebut. Dilihat dari pofil pemenuhan Standar Nasional Pendidikan di SMK Negeri 2 Sukoharjo diperoleh gap paling besar adalah standar sarana prasarana, standar proses dan standar kelulusan. Kekurang aktifan siswa menyebabkan pembelajaran bersifat satu arah. Faktor lainnya adalah taraf ekonomi dari siswa yang relatif dari kalangan menengah ke bawah, sehingga informasi atau materi pembelajaran hanya dapat diperoleh  siswa di sekolah. Selain beberapa faktor diatas yang mempengaruhi proses pembelajaran di sekolah adalah ketidaktersediaannya buku teks pegangan baik bagi siswa atau guru yang belum cukup memadai, menyebabkan materi pembelajaran tidak dapat ditata secara terstruktur. Guru belum mempunyai patokan materi yang jelas, sehingga pengembangan materi tidak terarah.

Dari hasil wawancara dengan guru pada tanggal 8 Oktober 2013 diperoleh hasil bahwa dalam pembelajaran materi Kimia Organik di SMK Negeri 2 Sukoharjo mempunyai nilai rata-rata relatif rendah. Hal ini terlihat pada nilai mata pelajaran kimia organik sebesar 60,61 dengan presentase ketuntasan 30%. Hal ini terjadi karena materi kurang dapat tersampaikan pada siswa secara menyeluruh mengingat batasan jam pembelajaran yang ada. Selain itu siswa harus mengetahui pengetahuan yang cukup luas dalam memahami pembuatan bioetanol. Dalam praktikumnya, kimia organik diperlukan instruksi-instruksi khusus agar pembuatan bioetanol mempunyai rendemen yang kecil.

Handout biasanya dibuat untuk tujuan instruksional. Handout menjadikan pembelajaran “portable dan enduring” (mudah dibawa kemana-mana dan abadi) dan dapat memuat kembali informasi yang telah didapat siswa dan mengembangkan test bagi siswa. Handout pada awalnya dibuat dengan tulisan tangan. Guru menggunakan handout sebagai bahan diskusi untuk mendampingi ceramah dan sebagai informasi tambahan yang tidak ada dalam ceramah (Mohammed Nazrul Islam, 2005).

Dasar penyusunan handout yang dilengkapi LKS Terpadu materi unsur Kimia Organik karena buku khusus materi kimia organik untuk kompetensi keahlian Kimia Industri belum ada di pasaran, Oleh karena itu perlu disusun dan dikembangkan handout materi kimia organik yang berkualitas dan sesuai dengan kriteria penyusunan handout yang baik. Selain itu, pembahasan materi kimia organik dalam buku teks pelajaran di SMK masih terbatas. Hal ini menimbulkan kesulitan bagi peserta didik/pembaca yang ingin mempelajari kimia materi organik lebih mendalam. Dengan disusunnya handout yang untuk pembelajaran kimia materi kimia organik  sebagai sumber belajar mandiri peserta didik kelas X SMK Kimia Industri, diharapkan peserta didik/pembaca dapat memperoleh pengetahuan yang lebih banyak mengenai materi kimia organik.

Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, maka diperlukan adanya Handout yang dilengkapi LKS terpadu sebagai bahan ajar untuk media pembela-jaran. Maka disusunlah penelitian pengem-bangan dengan judul  “Pengembangan Handout Berbasis Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pembuatan Etanol Skala Laboratorium SMK Kimia Industri”.

METODE PENELITIAN

Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan handout kimia berbasis TAI ini adalah research and development atau penelitian pengembang-an. Produk yang dikembangkan berupa handout kimia berbasis TAI pada materi pembuatan etanol skala laboratorium.

Langkah-langkah pada penelitian ini merupakan reduksi dari sepuluh langkah penelitian dan pengembangan yang dikembangkan oleh Borg & Gall (2007). Kesepuluh langkah tersebut adalah: 1) Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting), 2) Perencanaan (planning), 3) Pengembangan draf awal (develop preliminary from product), 4) Uji coba lapangan awal (preliminary field testing), 5) Revisi hasil uji coba (main product revision), 6) Uji coba lapangan utama (main field testing), 7) Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan (operating product revision), 8) Uji lapangan operasional (operational field testing), 9) Penyempurnaan dan produk akhir (final product revision), 10) Desiminasi dan implementasi (dissemination and implementation). Dalam penelitian dan pengembangan handout kimia berbasis TAI ini hanya sampai langkah ke sembilan dari langkah penelitian dan pengembangan Borg dan Gall yaitu pada langkah penyempurnaan dan produk akhir. Langkah ke sepuluh tidak dilakukan karena pada langkah ini membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang cukup besar.

Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMKN 1 Trucuk Klaten, SMKN 2 Sukoharjo dan SMKN 1 Mojosongo Boyolali. Pada uji coba lapangan awal, produk diuji cobakan pada 10 siswa yang berasal dari 5 orang siswa kelas XI SMKN 1 Trucuk Klaten dan 6 orang dari SMKN 2 Sukoharjo. Pada uji coba lapangan utama diuji cobakan pada 70 siswa yang berasal dari kelas X SMKN 1 Trucuk Klaten dan kelas X SMKN 2 Sukoharjo. Pada uji lapangan operasional diujicobakan pada 90 siswa yang berasal dari kelas X SMKN 1 Trucuk Klaten, SMKN 2 Sukoharjo dan SMKN 1 Mojosongo Boyolali.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini yaitu angket, soal tes, lembar validasi, dan lembar observasi. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, meliputi analisis kelayakan dan analisis data hasil tes belajar. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan teknik angket untuk mengetahui kelayakan handout dari ahli materi dan ahli media serta respon siswa dan guru, teknik observasi untuk mengetahui keterlaksana-an tahapan TAI, penilaian hasil belajar keterampilan dan sikap, dan teknik tes untuk penilaian hasil belajar pengetahuan

Pada tahap pengembangan draf awal handout diperbaiki/direvisi berdasar-kan saran/masukan dari para ahli. Sebelum diujicobakan handout yang dikembangkan divalidasi oleh ahli materi, ahli media, ahli bahasa, ahli pembelajaran, dan praktisi pendidikan dengan menggunakan formula Aiken. Kriteria yang digunakan adalah jika CV≥0,87 maka handout valid dan dapat dilanjutkan analisisnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Handout kimia berbasis TAI yang telah dikembangkan kemudian divalidasi oleh ahli materi, ahli media, ahli pembelajaran dan praktisi pendidikan berdasarkan kriteria kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafisan.

Data hasil penilaian validator ahli dan validator praktisi pendidikan terhadap kelayakan handout berbasis TAI sebagaimana terdapat dalam Lampiran 4 dapat disimpulkan bahwa semua aspek dalam handout tersebut telah dinyatakan valid atau telah layak digunakan dengan revisi.

Validasi yang digunakan adalah menurut Aiken (1984). Dengan jumlah raters 5 dan 4 kategori, masing-masing aspek dikatakan valid jika mempunyai koefisien validitas sama dengan atau lebih dari 0,87. Seluruh aspek pada handout tersebut mempunyai nilai sama dengan atau lebih dari 0,87 dengan melalui tahapan revisi yang diberikan ahli media, materi, bahasa, dan praktisi pendidikan. Kelayakan ini juga memperjelas bahwa handout yang dikembangkan telah sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang digunakan pada SMK jurusan kimia industri dengan mengacu pada kurikulum 2013 untuk materi pembuatan etanol skala laboratorium.

Hasil angket penilaian dan kelayakan handout kimia berbasis TAI yang diperoleh saat uji lapangan awal, uji lapangan utama, dan uji lapangan opera-sional oleh responden guru sebagaimana tertera dalam tabel.

Rata-rata skor penilaian kelayakan handout berbasis TAI mengalami pening-katan pada setiap uji coba baik oleh siswa maupun oleh guru. Berkaitan dengan hal tersebut, kategori penilaian handout juga mengalami peningkatan dari “Baik” pada tahap uji coba terbatas menjadi “Sangat Baik” pada uji lapangan operasional.

Siswa maupun guru menerima handout kimia berbasis TAI dengan respon yang baik. Siswa merasa senang dengan adanya handout karena selama ini siswa belum mempunyai buku pegangan kimia produktif, khususnya kimia organik dengan materi Pembuatan Etanol Skala Labora-torium. Handout ini menarik bagi siswa karena materi yang diberikan dapat menjadi bekal bagi siswa karena turut menunjang jiwa kewirausahaan. Selain itu, bahan baku yang digunakan juga mudah diperoleh dan dapat divariasi sesuai dengan kreatifitas setiap siswa..

Berdasarkan kriteria Hake (1998:1), kenaikan hasil belajar pada kelas kontrol pada uji lapangan baik di SMK N 2 Sukoharjo dan SMK N 1 Trucuk Klaten mempunyai kategori “sedang”. Sedangkan kenaikan hasil belajar pada kelas eksperimen di dua sekolah tersebut mempunyai kategori “tinggi”.

Perbedaan n-gain kelas kontrol dan eksperimen tersebut menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran menggunakan handout kimia berbasis TAI pada materi Pembuatan Etanol Skala Laboratorium mampu meningkatkan prestasi hasil belajar pengetahuan.

Selain pada aspek pengetahuan, kenaikan prestasi hasil belajar juga ditunjukkan pada aspek sikap. Untuk mengetahui apakah perbedaan rata-rata skor hasil belajar pengetahuan, ketrampilan dan sikap dari kelas control dan kelas eksperimen berbeda secara signifikan, maka dilakukan uji statistik yaitu independent sample t test. Penggunaan uji t ini memerlukan uji prasyarat yang harus dipenuhi yaitu uji normalitas dan homogenitas.

Pembelajaran menggunakan hand-out kimia berbasis TAI memberikan dam-pak positif terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari 2 aspek, yaitu pengetahuan dan sikap. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dengan nilai sig < 0,05. Hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada aspek ketrampilan tidak menunjukkan perbedaan karena siswa di kedua sekolah sudah terlatih untuk melakukan kegiatan praktikum.

Kenaikan hasil belajar tersebut karena penggunaan model Team Assisted Individualization (TAI) yang terintegrasi dalam handout ini. Model ini mengkom-binasikan antara keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Pe-ngelompokan dalam TAI dilakukan secara heterogen sehingga dapat membantu kesulitan belajar siswa secara individual.

Ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi yang telah disiapkan oleh guru. Menurut Prastowo (2011:79), handout merupakan bahan ajar yang bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik. Bahan ajar ini diberikan kepada peserta didik guna memudahkan mereka saat mengikuti proses pembelajaran. Handout dapat berisi penjelasan suatu materi, menjelaskan kaitan antar topik, memberi pertanyaan dan kegiatan kepada pembacanya, dan juga dapat memberikan umpan balik dan langkah tindak lanjut (Belawati, dkk, 2007: 3.16).

Dalam uji lapangan utama ini keterlaksanaan sintaks TAI diamati oleh seorang guru sebagai observer pembe-lajaran. Guru tersebut mengisi lembar observasi pembelajaran dengan hasil tertera pada Tabel 6.

Tabel 4.20. Hasil observasi Keterlaksanaan Sintaks TAI dalam Pembelajaran menggunakan handout kimia berbasis TAI

No.

Sekolah

Pertemuan Ke-

1

2

3

1.

SMK N 2 Sukoharjo

26

27

29

2.

SMK N 1 Trucuk

24

27

28

Hasil observasi menunjukkan bah-wa keterlaksanan sintaks pada pertemuan pertama lebih rendah dibanding pertemuan selanjutnya. Hal ini disebabkan kekurang siapan guru dan siswa dalam melaksa-nakan pembelajaran dengan model TAI. Siswa belum terbiasa untuk mengeluarkan ide secara individu dan kemudian didiskusikan bersama. Keterlaksanaan sintaks TAI menunjukkan peningkatan pada hari ke dua dan ke tiga. TAI memberikan motivasi yang tinggi bagi siswa untuk saling membantu sehingga menghasilkan kinerja tim yang memuaskan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Awofala, Fatade & Ola-Oluwa (2012) bahwa instruksi TAI ditemukan lebih efektif dibandingkan dengan metode tradisional dalam penelitian ini karena siswa memiliki kesempatan untuk bekerja sama dalam tim, berbagi pandangan dan pendapat, dan terlibat dalam brainstorming masalah yang dibantu sikap mereka terhadap pelajaran.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:

1. Hasil setiap langkah pengembangan Handout kimia berbasis Team Assisted Individualization (TAI) telah dibuat berdasarkan penilaian, saran, masuk-an, dan konsultasi dari konsultan ahli media pembelajaran dan validator serta telah diujicobakan kepada calon pengguna handout pada uji lapangan skala kecil, skala menengah, dan skala besar.

2. Kelayakan handout berbasis TAI menurut para ahli berkualifikasi baik, praktisi pendidikan diperoleh CV ≥ 0,87 yang menunjukkan handout layak digunakan; rata-rata angket respon siswa dan guru diperoleh penilaian dengan kategori “sangat baik”

3. Handout kimia berbasis TAI pada materi Pembuatan Etanol Skala Laboratorium efektif meningkatkan hasil belajar siswa baik pengetahuan maupun sikap siswa yang menggunakan handout kimia berbasis TAI dibandingkan siswa yang tidak menggunakan handout dalam pembelajarannya.

Rekomendasi

Kepada guru: 1) Sebelum mener-pakan handout kimia berbasis TAI dalam pembelajaran hendaknya guru memahami karakteristik siswa dan membuat pembelajaran lebih kondusif agar proses pembelajaran berjalan dengan lebih efektif.

Kepada peneliti lain: 1) Uji efektifitas hendaknya juga dilakukan di SMK swasta dengan karakteristik siswa yang berbeda sehingga efektivitas handout akan lebih teruji. 2) Prosedur penelitian dan pengembangan dilanjutkan pada langkah terkahir Borg dan Gall yaitu diseminasi dan implementasi. 3) Perlu ada penelitian dan pengembangan handout berbasis TAI pada materi kimia produktif yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Adeneye O. A. Awofala, Abayomi A. Arigbabu. 2013. Effects of Framing and Team Assisted Individualised Instructional Strategies on Senior Secondary School Students’ Attitudes toward Mathematics. Acta Didactica Napocensia, 6(1), 1-22

Aiken, L. 1985. Three Coefficient for Analyzing The Reliability and Validity of Ratings. Educational and Psychological Measurement, 45, 131-142

Anas Sudijono. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anna Mufidatul Baroroh, 2013, Efektivitas Model Pembelajaran tipe Team Assisted Individualization dengan media LKS untuk meningkatkan Minat dan Kemampuan Pemecahan Masalah Aljabar SMP. Yogyakarta: UIN

Arief Sadiman. 2005. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada.

Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Atik, Winarti, 2007, Untuk Mengatasi Heterogenitas Kemampuan Siswa di Kelas X SMA N 2 Banjarmasin, Varia Pendidikan, 19(2)

Belawati, T. 2007. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka

Bilesanmi-Awoderu Jumoke Bukunola dan Oludipe Daniel Idowu. 2012. Effectiveness of Cooperative Learning Strategies on Nigerian Junior Secondary Students’ Academic Achievement in Basic Science, British Journal of Education, Society & Behavioural Science, 2(3): 307-325

Budiyono. 2000. Statistika Dasar untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press.

Dahar, R.W.(1996). Teori- teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Denny Setiawan. 2009. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta

Farnaz Zahedi Avval, Lida Jarahi. 2013. Distribution of Handouts in Undergraduate Class to Create More Effective Educational Environment. International Journal of Education and Research. 1(12)

Firman, H. 2000. Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UPI.

Hake, R.R. 1998. Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Couses. American Journal of Physics, 66: 64-74.

Illene C. Noppe. 2007. PowerPoint Presentation Handouts and College Student Learning Outcomes. International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, 1(1), 1-13

Janis Mikits. 2009. The Use of Classroom Handouts. New York: United States Military Academy.

Kinchin, Ian. 2006. Developing PowerPoint Handouts to Support Meaningful Learning. British Journal of Educational Technology, 37(4), 647-650

Kolifah, Fitri Nur. 2013. Efektivitas Metode Pembelajaran Tai (Teams Assisted Individualization) Disertai Eksperimen Terhadap Prestasi Belajar Koloid Siswa Kelas XI Semester Dua Sma Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Jurnal Pendidikan Kimia, 2(1), 36-41

Love Nneji. 2009. Impact of Framing and Team Assisted Individualized Instructional Strategies Students’ Achievement in Basic Science in the North Central Zone of Nigeria. Knowledge Review, 23(4), 1-8

Maliya, Izvina. 2013. Efektivitas Modul Matematika Berbasis Team Assisted Individualization (TAI) pada Materi Segi Empat dan Segi Tiga Kelas VII SMP. Skripsi. Semarang: IKIP PGRI

Minarni, Neni, 2013. Pembuatan Bioethanol dengan Bantuan Saccharomyces cereviceae dari Glukosa Hasil Hidrolisis Biji Durian (Durio zhibetinus). Kimia Student Journal 1(1), 36-42

Mohammed Nazrul Islam, Md. Anwarul Azim Majumder (2005). Students’ Perceptions of ‘Technology-Based’ Lecture Handouts. Malaysian Journal of Medical Sciences, 12(1), 26-28

Muhibbin, Syah. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Nana Syaodih Sukmadinata. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Paul Suparno. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA press

Purwodarminto, WJS. 2003, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Lembaga Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka.

Rao Y. K. 2013. Undergraduate Pharmacology: Student’s view – A Questionnaire Study. Journal of Physiology and Pharmacology Advances, 3(2): 27-32

Slavin, R. E. 2008. Cooperative Learning (terjemahan). Bandung: Nusa Media

Soraya Rajabi. 2012. Enhancing Students‘ Use of Cohesive Devices: Impacts of PowerPoint Presentations on EFL Academic Writing. Journal of Language Teaching and Research, 3(6), 1135-1143

Suparni, dkk . 2008. Kimia Indstri Jilid 2. Jakarta: BSE

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan R and D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sumadi, Suryabrata. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Tjundjing, Sia. 2001. Hubungan antara IQ, EQ, dan QA dengan Prestasi Studi pada Siswa SMU. Jurnal Anima 17(1), 69-87

Wahono Widodo. 2013. Makalah Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Sains disampaikan dalam Seminar Nasional UNS.

Winarti, A. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe TAI untuk Mengatasi Heterogenitas Kemampuan Siswa di Kelas X SMA N 2 Banjarmasin. Varia Pendidikan, 19(2),75-87

 

W.S. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo