PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MATERI MEMAHAMI PERANAN POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA DALAM ERA GLOBALISASI MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VI

SEMESTER II SD NEGERI IV BATURETNO KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

 

Eko Hargito

Guru SD Negeri IV Baturetno Kecamatan Baturetno

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keaktifan siswa dan prestasi belajar PKn materi memahami peranan politik luar negeri indonesia dalam era globalisasi di kelas VI semester II SD Negeri IV Baturetno Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan di Kelas VI SD Negeri IV BaturetnoKecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Objek penelitian ini adalah siswa kelas VI berjumlah 18 siswa. Teknik pengumpulan data dengan tes, observasi, dan dokumentasi. Prosedur kerja meliputi: perencanaan atau planning, tindakan atau acting, pengamatan atau observing, dan refleksi atau reflecting. KKM mata pelajaran PKn adalah 7,4 dengan indikator ketercapaian sebesar 85%. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa melalui pendekatan sosiodrama, dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar PKn siswa di kelas VI, Semester Genap SD Negeri IV Baturetno Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Prestasi belajar PKn di SD Negeri IV Baturetno Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri pada kegiatan prasiklus dengan nilai rata-rata sebesar 6,6 dan jumlah ketuntasan sebanyak 2 siswa (11%). Setelah dilakukan tindakan I, nilai rata-rata pada siklus I sebesar 7,1 dengan jumlah ketuntasan 6 siswa (33%) dengan demikian terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 0,5 dan jumlah ketuntasan meningkat 4 siswa. Peningkatan pada siklus II ditunjukkan dengan nilai rata-rata adalah 7,6 dan jumlah ketuntasan sebanyak 13 siswa (72%). Hal tersebut membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata 0,5 dan jumlah ketuntasan meningkat 7 siswa. Peningkatan pada siklus III ditunjukkan dengan nilai rata-rata adalah 8,24 dan jumlah ketuntasan sebanyak 16 siswa (89%). Hal tersebut membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata 0,66 dan jumlah ketuntasan meningkat 3 siswa. Dikarenakan nilai KKM dan keaktifan siswa dalam belajar telah tercapai maka tidak dilakukan tindakan selanjutnya.

Kata kunci: pendekatan sosiodrama dan prestasi belajar

 

PENDAHULUAN

Tugas PKn dengan paradigma barunya yaitu mengembangkan pendidikan demokrasi mengemban tiga fungsi pokok, yakni mengembangkan kecerdasan warganegara (civic knowledge), membina keterampilan warga negara (civic skill) dan membentuk watak warga negara (civic disposition). Kecerdasan warganegara yang dikembangkan untuk membentuk warga negara yang baik bukan hanya dalam dimensi rasional, melainkan juga dalam dimensi spiritual, emosional, dan sosial sehingga paradigma baru PKn bercirikan multidimensional.

Masalah utama dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) khususnya di sekolah dasar adalah minat belajar siswa yang cenderung rendah, rendahnya minat belajar siswa ini sangat dimungkinkan oleh penerapan metode atau model pembelajaran yang kurang tepat. Guru PKn mengajar lebih berorientasi pada hasil dari pada proses. Selain itu aktivitas pembelajaran yang berpusat pada guru berakibat guru seringkali mengabaikan proses pembinaan tatanan nilai, sikap, dan tindakan. Sehingga mata pelajaran PKn tidak dianggap sebagai mata pelajaran pembinaan warga negara yang menekankan pada kesadaran akan hak dan kewajiban tetapi lebih cenderung menjadi mata pelajaran yang jenuh dan membosankan (Asngari, 2009: 2).

Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, penerapan metode yang berbasis pada keaktifan siswa perlu dikedepankan, sehingga pelaksanaan pembelajaran lebih dititik beratkan pada aktivitas siswa, bukan aktivitas guru. Salah satu metode pembelajaran yang dapat ditawarkan adalah metode sosiodrama dan metode bermain peran. Metode sosiodrama dan bermain peran merupakan dua buah metode mengajar yang mengandung pengertian yang dapat dikatakan sama dan karenanya dalam pelaksanaan sering disilih gantikan. Namun metode ini tidak dapat diterapkan pada semua materi pembelajaran PKn. Sehingga dalam menerapkan metode ini guru harus memilih materi yang dapat didramakan.

 Sosiodrama dimaksudkan adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial. Metode bermain peran, titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Kedua istilah ini (sosiodrama dan bermain peran), sering disebut metode dramatisasi (A’yun, 2010: 1).

Metode sosiodrama adalah metode yang bertujuan untuk mempertunjukkan suatu perbuatan dari suatu pesan yang ingin disampaikan dari peristiwa yang pernah dilihat. Metode sosiodrama juga menjadikan siswa menjadi senang, sedih, tertawa jika pemerannya bisa menjiwai dengan baik, sehingga lebih aktif dalam belajar. Metode sosiodrama memiliki kelebihan diantaranya adalah: siswa terlatih untuk berkreaktif dan berinisiatif, siswa terlatih untuk memahami sesuatu dan mencoba melakukannya, apabila siswa memiliki bibit seni maka bakat tersebut akan terpupuk dengan baik melalui sering melakukan sosiodrama. Dengan sosiodrama kerja sama antar teman jadi terpupuk dengan lebih baik pula, dan siswa merasa senang, karena bisa terhibur oleh fragmen teman-temannya (Kosasih, 2007: 2).

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa rendahnya minat atau kurang aktifnya siswa belajar PKn, khususnya di kelas VI semester II SD Negeri Belikurip Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Tidak aktifnya siswa dalam belajar dan rendahnya prestasi belajar PKn yang disebabkan oleh penerapan metode yang bersifat konvensional. Untuk itu dalam pembelajaran dapat dicoba untuk diubah dengan menerapkan metode yang lebih menekankan pada keaktifan siswa, salah satunya adalah metode sosiodrama. Dengan sosiodrama, dimungkinkan siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran yang tentunya prestasi belajar siswa akan meningkat, sedangkan tugas guru dalam pembelajaran sosiodrama, bertindak sebagai fasilitator agar proses pembelajaran menjadi lebih terarah.

Berikut laporan penetian tindakan kelas terkait dengan penerapan metode sosiodrama dengan judul: Peningkatan Hasil Belajar PKN materi memahami peranan politik luar negeri indonesia dalam era globalisasi melalui metode sosiodrama pada siswa kelas VI semester II SD Negeri IV Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2014/2015.

 

 

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan metode sosiodrama dapat meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar PKn materi memahami peranan politik luar negeri indonesia dalam era globalisasi di kelas VI semester II SD Negeri Belikurip Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2014/2015?

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui keaktifan siswa dan prestasi belajar PKn materi memahami peranan politik luar negeri indonesia dalam era globalisasi di kelas VI semester II SD Negeri Belikurip Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2014/2015.

KAJIAN TEORI

Pembelajaran Pendidikan Kewarga Negaraan (PKN)

Hakekat pembelajaran, Hamalik (2007:16) mengemukakan pembelajaran adalah suatu proses hubungan mengajar dan belajar antara peserta didik dan guru. Tugas dan tanggung jawab utama seorang pengajar adalah mengelola pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif diantara guru dan peserta didik. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bertujuan meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan, memahami, menghayati dan menyakini nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman perilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan serta memberi bekal kemampuan lebih lanjut.

Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran (Cece dan Tabrani Rusyan Wijaya, 1994: 27). Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka dan nilai-nilai yang terdapat di dalam kurikulum. Belajar adalah perubahan tingkah laku untuk mencapai tujuan dari tidak tahu menjadi tahu dapat dikatakan sebagai proses yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku dan kecakapan seseorang (Bustalin, 2004:3). Menurut Sutartinah Tirtonagoro (2001: 43), “Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.”

Pembelajaran Sosiodrama

Menurut Djamarah (2006: 88) Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya dan dalam pemakaiannya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Metode demontrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan pejelasan lisan.

Metode sosiodrama dan bermain peran merupakan dua buah metode mengajar yang mengandung pengertian yang dapat dikatakan sama dan karenanya dalam pelaksanaan sering disilih gantikan. Istilah sosiodrama berasal dari kata sosio = sosial dan drama. Kata drama adalah suatu kejadian atau peristiwa dalarn kehidupan manusia yang mengandung konflik kejiwaan, pergolakan, clash atau benturan antara dua orang atau lebih. Sedangkan bermain peranan berarti memegang fungsi sebagai orang yang dimainkannya (A’yun, 2010: 2).

Keaktifan Siswa

Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001: 98). Jadi keaktifan belajar siswa adalah suatu keadaan dimana siswa aktif dalam belajar. Keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar yang beraneka ragam seperti saat mendengarkan penjelasan guru, diskusi, membuat laporan pelaksanaan tugas dan sebagainya. Keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar yang beraneka ragam (Hamalik, 2005: 172).

Kerangka Pemikiran

Rendahnya keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa, disebabkan oleh penerapan metode yang kurang tepat. Metode konvensional berdampak kurang baik terhadap keaktifan siswa dan prestasi belajar PKn. Salah satu metode untuk mengatasi keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa adalah metode sosiodrama. Penerapan metode sosiodrama yang sesuai dengan materi pembelajaran memungkinkan siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga hal ini berdampak pada peningkatan prestasi belajar.

Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut di atas, maka dapat ditentukan hipotesis tindakan yaitu: melalui pendekatan sosiodrama, prestasi belajar PKn materi memahami peranan politik luar negeri Indonesia dalam era globalisasi siswa Kelas VI semester 2 SD Negeri II Belikurip Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2014/2015 dapat meningkat.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilakukan di SD Negeri IV Baturetno Kabupaten Wonogiri di kelas VI, karena peneliti adalah kepala sekolah dan guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD Negeri IV Baturetno Kabupaten Wonogiri dan pada tahun 2015. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2014/2015 di SD Negeri IV Baturetno Kabupaten Wonogiri, di sini peneliti menjalankan tugas sebagai guru kelas VI. pelaksanaan dilakukan selama 2 (dua) bulan yaitu mulai awal bulan Januari dan Februari 2015.

Objek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri IV Baturetno Kabupaten Wonogiri yang berjumlah 18 siswa. Subjek penelitian ini adalah penerapan metode sosiodrama, sebagai upaya peningkatan prestasi dan keaktifan belajar PKn materi memahami peranan politik luar negeri indonesia dalam era globalisasi di kelas VI semester II SD Negeri Belikurip Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2014/2015.

 

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik/metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: tes, dokumentasi, dan observasi. Tes, yaitu tes tertulis yang dirancang dalam bentuk soal pilihan ganda dan essei terkait dengan materi memahami berbagai konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia. Dokumentasi: berupa foto-foto kegiatan selamata tindakan. Observasi: yaitu kegiatan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Prosedur Kerja

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap kondisi dimana teori pembelajaran dilakukan. Maksud dari penelitian ini dilakukan peneliti adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi belajar PKn materi memahami peranan politik luar negeri Indonesia dalam era globalisasi kelas VI semester 2 SD Negeri IV Baturetno Kabupaten Wonogiri dengan menerapkan pendekatan sosiodrama.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Arikunto (2006: 83) mengemukakan model yang didasarkan atas konsep pokok bahwa peneltian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu: perencanaan atau planning, tindakan atau acting, pengamatan atau observing, dan refleksi atau reflecting.

Teknik Analisis Data

Data yang dianalisa adalah prestasi belajar PKn yang diperoleh selama berlangsungnya penelitian tindalan kelas, nilai dari setiap siklus setelah diberikan tes pada setiap akhir siklus. Sebagaimana bentuk penelitian ini maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis perbandingan, artinya peristiwa/kejadian yang timbul dibandingkan kemudian dideskripsikan ke dalam suatu bentuk data penilaian yang berupa kata-kata yang dapat menggambarkan keadaan secara sistematik. Kejadian-kejadian dan data yang terekam ditabulasikan secara nominal kemudian ditentukan prosentasenya. Dari prosentase ini akan dideskripsikan ke arah kecenderungan tindakan guru dan reaksi serta hasil belajar siswa dalam bentuk tabel dan grafik.

Indikator Kinerja

Indikator prestasi belajar dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yang digunakan pada mata pelajaran PKn Kelas VI SD Negeri IV Baturetno Kabupaten Wonogiri, siswa dikatakan tuntas belajar secara individual apabila telah mencapai nilai ≥ 7,4, dengan prosentase ketercapaian minimal 85% dari keseluruhan siswa, dan keaktifan belajar siswa telah mencapai kategori baik. Penetapan indikator pencapaian ini disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti batas minimal nilai yang dicapai dan ketuntasan belajar (sesuai dengan KTSP).

 

 

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prasiklus

Kegiatan prasiklus dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat yaitu pada Hari Selasa tanggal 6 Januari 2015 jam 8:00 sampai jam 10:15. Kegiatan pembelajaran diawali dengan menyampaikan salam yang dilanjutkan dengan mengelola kelas, khusus untuk kegiatan tindakan ini siswa diminta untuk mengisi daftar hadir secara khusus sesuai dengan formulir yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Pada kegiatan ini jumlah siswa yang hadir di kelas VI SD Negeri IV Baturetno Kabupaten Wonogiri sebanyak 18, seperti daftar hadir terlampir (lampiran 2). Selain melakukana tes hasil belajar, dalam kegiatan ini peneliti mencatat berbagai permasalahan diantaranya: siswa kurang aktif dalam pembelajaran, suasana pembelajaran menjenuhkan bagi siswa dan prestasi belajar siswa yang masih dibawah standar ketuntasan pelajaran PKn.

Adapun keaktifan siswa pada pelaksaaan kegiatan prasiklus, dimana pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab, berdasarkan catatan selama siswa mengikuti pembelajaran pra siklus, dapat diketahui bahwa keaktifan siswa, pada kegiatan prasiklus tergolong rendah, dimana keaktifan siswa yang tergolong baik dan sangat baik sebanyak 6 (enam) siswa, dan siswa yang tergolong cukup, kurang, dan sangat kurang sebanyak 13 siswa.

Berdasarkan hasil tes prestasi belajar siswa dengan menggunakan soal pilihan ganda sebanyak 20 soal, dan essey 5 soal (lampiran 3), hasilnya diketahui prestasi belajar siswa dapat dikategorikan bahwa siswa yang dinyatakan tuntas hanya 2 siswa atau sebesar 11% dan siswa yang dinyatakan tidak tuntas sebanyak 16 siswa atau sebesar 89%.

Dengan demikian siswa yang dinyatakan tuntas masih belum mencapai 85% dari indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian. Berdasarkan hasil observsi tentang keaktifan siswa dalam belajar dan prestasi belajar siswa, dapat diketahui bahwa keaktifan dan prestasi belajar siswa tergolong rendah, untuk itu perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar melalui tindakan nyata yaitu berupa penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode sosiodrama.

Siklus I

Observasi dilakukan saat siswa melakukan sosiodrama, observasi bertujuan untuk menilai keaktifan siswa baik yang menjadi peran maupun sebagai kelompok audience. Penilaian terhadap keaktifan siswa dalam belajar dicatat dalam lembar observsi yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Selain observasi peneliti melakukan tes. Test dilakukan dengan cara membagikan soal tes yang telah dipersiapkan sebelumnya. Hal ini dilakukan dalam kegiatan evaluasi pembelajaran setelah pembelajaran berakhir. Berdasarkan evaluasi tersebut selanjutnya guru dapat menentukan perkembangan proses belajar siswa. Hasil penilaian terhadap keaktifan siswa setelah dilakukan tindakan siklus I diperoleh hasil bahwa siswa yang tergolong aktif dan sangat aktif sebanyak 11 siswa, sedangkan, yang tergolong cukup, kurang dan sangat kurang sebanyak 7 siswa. Dengan demikian walaupun sebagian besar siswa telah aktif dalam mengikuti pembelajaran, namun masih ada 7 siswa yang keaktifan belajarnya masih perlu ditingkatkan. Dari hasil tes, peneliti melakukan rekapitulasi hasil belajar, hal ini dilakukan untuk mengetahui skor rata-rata dan prosentase ketercapaian. Adapun hasil test setelah dilakukan tindakan pada siklus I, menunjukkan hasil bahwa siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa (33%), dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 12 orang (67%).

Berdasarkan pada penilaian penilaian keaktifan dan prestasi belajar PKn, diketahui bahwa keaktifan dan prestasi belajar siswa mengalami peningkatan, namun masih terdapat siswa yang belum tuntas yaitu sebanyak 12 siswa. Meningkatnya prestasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn materi menjelaskan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, disebabkan adanya ketertarikan siswa dalam memerankan cerita dalam drama, demikian pula dengan siswa yang lainnya, dengan mengikuti jalannya drama, siswa lebih mempunyai kesan, dan tidak bosan dalam mengikuti pelajaran. Demikian pula dalam diskusi kelompok, siswa lebih paham apa yang dimaksudkan dalam cerita drama yang telah diskenariokan oleh guru. Berdasarkan hasil tes pada kegiatan siklus I tersebut diketahui, bahwa angka ketuntasan siswa baru mencapai 33%, dengan nilai rata-rata kelas 7.1. Untuk itu perlu dilakukan tindakan berikutnya dengan menggunakan metode yang sama dengan mengubah wacana tulis.

Siklus II

Hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PKn SD Negeri IV Baturetno Kabupaten Wonogiri dengan menggunakan metode sosiodrama pada kegiatan siklus II dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dengan kategori siswa yang sangat kurang aktif dengan skor rata-rata 1 sebanyak 1 siswa, Siswa yang kurang aktif dengan skor rata-rata 2 sebanyak 1 siswa, Siswa yang cukup aktif dengan skor rata-rata 3 sebanyak 1 siswa, Siswa yang aktif dengan rata-rata 4 sebanyak 7 siswa, dan Siswa yang sangat aktif dengan skor rata-rata siswa pada skor 5 sebanyak 8 siswa. Sedangkan prestasi belajar siswa, berdasarkan hasil tes diperoleh siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa (72%), dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 orang (28%).

Refleksi untuk siklus II didasarkan pada hasil observasi tentang kaeaktifan siswa dan hasil evaluasi terhadap prestasi belajar PKn yang dilakukan melalui tes. Hasil tes pembelajaran PKn mengalami peningkatan, namun masih terdapat siswa yang belum tuntas yaitu sebanyak 3 siswa. Pada siklus II, pembelajaran PKn dengan pendekatan sosiodrama ternyata lebih menarik, hal ini disebabkan karena siswa sudah terbiasa dengan memerankan skenario yang telah dibuat oleh guru, siswa telah dapat menyesuaikan diri, dalam melakukan diskusipun siswa lebih paham dalam memecahkan masalah, sehingga siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan data hasil observasi keaktifan siswa dan nilai hasil tes seperti terlihat pada tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan sosiodrama pada siklus II terbukti mendorong keaktifan siswa, dan meningkatkan prestasi belajar siswa, namun peningkatan keaktifan siswa dan prestasi tersebut belum mencapai indikator yang telah ditetapkan, maka perlu adanya tindakan siklus 3.

Siklus 3

Pengamatan dilakukan sejalan dengan proses pembelajaran, hasil pengamatan dicatat pada lembar observasi yang telah ditetapkan. setiap kegiatan siswa diamati berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan. keaktifan siswa dikelompokkan berdasarkan siswa yang sangat aktif, siswa yang aktif, siswa yang cukup aktif, kurang aktif, dan sangat kurang aktif.

Hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PKn SD Negeri IV Baturetno Kabupaten Wonogiri dengan menggunakan metode sosiodrama pada kegiatan siklus II menunjukkan bahwa siswa yang sangat kurang aktif dengan skor rata-rata 1 sebanyak 1 siswa, Siswa yang kurang aktif dengan rata-rata 2 sebanyak 0 (tidak ada), Siswa yang cukup aktif dengan skor rata-rata 3 sebanyak 1 siswa, Siswa yang aktif dengan skor rata-rata 4 sebanyak 6 siswa, dan Siswa yang sangat aktif dengan skor rata-rata 5 sebanyak 11 siswa.

Untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa, setelah akhir pembelajaran peneliti melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan cara membagikan soal-soal tes yang telah dipersiapkan kepada seluruh siswa. Rekapitulasi hasil tes menunjukkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 16 siswa (89%), Siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 orang (11%).

Refleksi untuk siklus III didasarkan pada penilaian prestasi belajar PKn yang dilakukan oleh siswa. Hasil tes pembelajaran PKn mengalami peningkatan, namun masih terdapat siswa yang belum tuntas yaitu sebanyak 2 siswa. Pada siklus III, pembelajaran PKn dengan pendekatan sosiodrama ternyata lebih menarik, hal ini disebabkan karena siswa sudah terbiasa dengan memerankan skenario yang telah dibuat oleh guru, siswa telah dapat menyesuaikan diri, dalam melakukan diskusipun siswa lebih paham dalam memecahkan masalah, sehingga siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan data nilai hasil tes seperti terlihat pada tabel 3 di atas, maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan sosiodrama pada siklus III terbukti lebih menarik siswa, dan berdasarkan pengalaman pada siklus II, siswa yang membawa peran lebih dapat menjiwai, sehingga alur cerita lebih runtut, dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran PKn lebih baik.

PEMBAHASAN

Perbandingan aktivitas belajar

Perbandingan aktifitas belajar siswa dari prasiklus ke siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang sangat aktif dari prasiklus ke siklus I meningkat sebanyak 3 siswa, siswa yang aktif meningkat sebanyak 3 siswa, siswa yang cukup aktif cenderung berkurang sebanyak 2 siswa, siswa yang kurang aktif berkurang sebanyak 2 siswa, dan yang sangat kurang aktif berkurang sebanyak 2 siswa. Peningkatan keaktifan siswa tersebut tidak lepas dari adanya metode yang banyak melibatkan siswa, sehingga siswa lebih senang dibandingkan sekedar mendengarkan guru berceramah. Peningkatan keaktifan siswa dari siklus I ke siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang sangat aktif dari siklud I ke siklus II meningkat sebanyak 2 siswa, siswa yang aktif meningkat sebanyak 1 siswa, siswa yang cukup aktif cenderung berkurang sebanyak 1 siswa, siswa yang kurang aktif berkurang sebanyak 1 siswa, dan yang sangat kurang aktif berkurang sebanyak 1 siswa.

 Peningkatan keaktifan siswa dari siklus II ke siklus III dapat diketahui bahwa siswa yang sangat aktif dari siklus II ke siklus III meningkat sebanyak 4 siswa, siswa yang aktif menurun sebanyak 1 siswa, yang cukup aktif cenderung berkurang sebanyak 1 siswa, siswa yang kurang aktif berkurang sebanyak 1 siswa, dan yang sangat kurang aktif berkurang sebanyak 1 siswa. Peningkatan keaktifan siswa dari prasiklus ke siklus III dapat diketahui bahwa siswa yang sangat aktif dari prasiklus ke siklus III meningkat sebanyak 8 siswa, siswa yang aktif meningkat sebanyak 3 siswa, yang cukup aktif cenderung berkurang sebanyak 3 siswa, siswa yang kurang aktif berkurang sebanyak 3 siswa, dan yang sangat kurang aktif berkurang sebanyak 4 siswa.

Perbandingan Prestasi Belajar

Perbandingan skor prestasi belajar PKn dari pra siklus ke siklus I dapat diketahui bahwa dengan menggunakan pendekatan sosiodrama siklus I dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara individu, maupun rata-rata kelas. Rata-rata kelas secara nyata dapat meningkat sebesar 0,5. Adapun perbandingan skor prestasi belajar PKn dari siklus I ke siklus II dapat diketahui bahwa dengan menggunakan pendekatan sosiodrama siklus II dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara individu, maupun rata-rata kelas. Rata-rata kelas secara nyata dapat meningkat sebesar 0,5. Perbandingan skor prestasi belajar PKn dari siklus II ke siklus III dapat diketahui bahwa dengan menggunakan pendekatan sosiodrama siklus II dan III dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara individu, maupun rata-rata kelas. Rata-rata kelas secara nyata dapat meningkat sebesar 0,66. Perbandingan skor prestasi belajar PKn dari prasiklus ke siklus III dapat diketahui bahwa dengan menggunakan pendekatan sosiodrama prasiklus dan III dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara individu, maupun rata-rata kelas. Rata-rata kelas secara nyata dapat meningkat sebesar 1,6.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan membandingkan peningkatan keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa, dapat disimpulkan bahwa: Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas VI SD Negeri IV Baturetno Kabupaten Wonogiri, pada pembelajaran PKn materi memahami peranan politik luar negeri Indonesia dalam era globalisasi dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa dari kegiatan prasiklus sampai siklus III mengalami peningkatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan sosiodrama, dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar PKn siswa di kelas VI, Semester Genap SD Negeri IV Baturetno Kabupaten Wonogiri.

Prestasi belajar PKn di SD Negeri IV Baturetno Kabupaten Wonogiri pada kegiatan prasiklus dengan nilai rata-rata sebesar 6,6 dan jumlah ketuntasan sebanyak 2 siswa (11%). Nilai tertinggi yang dicapai oleh siswa pada kegiatan prasiklus adalah 7,6 dan nilai terendah 5,6. Rendahnya nilai pada kegiatan prasiklus disebabkan oleh kurang aktifnya siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Setelah dilakukan tindakan I, nilai rata-rata pada siklus I sebesar 7,1 dengan jumlah ketuntasan 6 siswa (33%) dengan demikian terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 0,5 dan jumlah ketuntasan meningkat 4 siswa. Nilai tertinggi yang dicapai oleh siswa pada kegiatan siklus I adalah 8,0 dan nilai terendah 6,0. Hal tersebut membuktikan adanya peningkatan nilai rata-rata, jumlah ketuntasan, nilai tertinggi dan nilai terendah. Peningkatan hasil belajar disebabkan siswa mempunyai semangat yang lebih tinggi dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode sosiodrama dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah. Nilai KKM dan ketercapaian keaktifan siswa dalam belajar belum sesuai dengan yang direncanakan, maka perlu dilakukan tindakan berikut.

Peningkatan prestasi belajar PKn melalui pendekatan sosiodrama pada siklus II disebabkan oleh peningkatan kualitas belajar siswa. Peningkatan pada siklus II ditunjukkan dengan nilai rata-rata adalah 7,6 dan jumlah ketuntasan sebanyak 13 siswa (72%). Hal tersebut membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata 0,5 dan jumlah ketuntasan meningkat 7 siswa. Nilai tertinggi yang dicapai oleh siswa pada kegiatan siklus II adalah 8,4 dan nilai terendah 6,4.

Peningkatan prestasi belajar PKn melalui pendekatan sosiodrama pada siklus III disebabkan oleh peningkatan keaktifan belajar siswa. Peningkatan pada siklus III ditunjukkan dengan nilai rata-rata adalah 8,24 dan jumlah ketuntasan sebanyak 16 siswa (89%). Hal tersebut membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata 0,66 dan jumlah ketuntasan meningkat 3 siswa. Nilai tertinggi yang dicapai oleh siswa pada kegiatan siklus II adalah 9,2 dan nilai terendah 7,2. Dikarenakan nilai KKM dan keaktifan siswa dalam belajar telah tercapai maka tidak dilakukan tindakan selanjutnya.

Saran-Saran

Saran bagi Guru PKn lain, sebaiknya dalam proses pembelajaran PKn, guru lebih kreatif dalam melaksanakan pembelajaran khususnya dengan pendekatan sosisodrama, dengan merencanakan skenario sosiodrama setiap kompetensi dasar, selain dengan sosiodrama, disarankan guru untuk mencoba pendekatan lain yang mengacu pada pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). Saran bagi siswa, dalam melakukan peran dalam pembelajaran sosiodrama, disarankan agar memerankan dengan sungguh-sungguh dan menjiwai peran yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Metode Sosiodrama. http://pakguruonline.pendidikan.net/ buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_b12.html, diakses tanggal 10 Januari 2012.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Asngari, Andi. 2009. Variasi Metode Pembelajaran PKn di SMP Negeri 1 Pule Kabupaten Trenggalek. Skripsi. Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Malang (UM).

Bustalin, 2004, Prestasi Belajar dalam Pengajaran Remedial pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas II Semester 1 SLTP Negeri 1 Linggang Bingung Kabupaten Kutai Barat. Artikel. http:/artikel.us/html.

Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan, 1994, Kemampuan dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar, 2000, Evaluasi Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hamalik, Oemar, 2004, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara

Kosasih, A. Djahari. 2007. Landasan Operasional Kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pengajaran PMP IKIP.

Sardiman AM. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sutratinah Tirtonagoro. 2001. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Gramedia.