PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

MATERI BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNAKAN

MEDIA PEMBELAJARAN BLOKIES SMALB/A KELAS X

 SLB YPALB CEPOGO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2018/2019

 

Tri Mulyo

Sekolah Luar Biasa (SLB) Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa tunanetra kelas X di SMALB ABCD YPALB Cepogo Boyolali dengan menggunakan media pembelajaran blokies pada materi volume bangun ruang dan bagaimana perubahan sikap siswa setelah menggunakan media pembelajaran blokies dalam penyampaian materi volume bangun ruang yang disampaikan oleh peneliti. Dari data hasil penelitian yang ada hal ini menjawab rumuasan masalah dan tujuan penelitian bahwa dari data yang ada media pembelajaran blokies dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tunanetra kelas X di SMALB ABCD YPALB Cepogo Boyolali hal ini dapat dibuktikan dari data yang dipaparkan di pembahasan sebelumnya. Media pembelajaran blokies dalam peningkatan prestasi belajar dibuktikan dapat meningkatnya lebih 50% nilai siswa tunanetra pada materi pembelajaran volume bangun ruang yang terdapat di mata pelajaran matematika kelas X SMALB. Dari hasil wawancara siswa senang menggunakan metode penggunaan media belajar karena dirasa tidak membosankan dan berbeda dari biasanya. Sehingga media pembelajaran blokies yang digunakan pada mata pelajaran matematika materi volume bangun ruang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tunanetra kelas X SMALB ABCD YPALB Cepogo Boyolali.

Kata Kunci: prestasi belajar matematika, materi bangun ruang, media pembelajaran blokies

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Keterbatasan pada anak berkebutuhaan khusus (ABK) dalam pemahaman terhadap segala aspek kehidupan akan berdampak pula pada pembelajaran bidang studi atau mata pelajaran matematika, sehingga nilai matematika pada bagian tertentu tidak dapat dan atau mengalami kesulitan dalam mencapai ketentuan ketuntasan minimal (KKM). Padahal pada setiap bagian bahan ajar dalam penentuan nilai Ketentuan Ketuntasan Minimal (KKM) telah disesuaikan dengan tingkat kemudahan dan kesulitannya serta ketersediaan penunjang lainnya.

Hal ini bisa terjadi karena keterbatasan/tidak adanya alat peraga/media pembelajaran. Dengan membayangkan saja bagi anak tuna netra pada bagian-bagian tertentu akan mengalami kesulitan, sehingga guru harus mengulang ulang yang menyebabkan materi berikutnya terganggu ataupun tertunda dan hasilnya tidak seperti yang diharapkan atau tidak memenuhi nilai ketentuan ketuntasan minimal (KKM).

Kesulitan yang terjadi khususnya pada menghitung volume bangun ruang, karena peserta didik harus membayangkan dan menghitung dua atau tiga kali sehingga peserta didik mengalami kebingungan, dan selebihnya pada materi materi yg abstrak pada umumnya.

Peserta didik merasa putus asa dan tidak bersemangat pada jadwal pelajaran matematika, sehingga nilai matematika selalu pas pasan bahkan di bawah Ketentuan Ketuntasan Minimal (KKM).

Sebagai guru pemegang kelas A (Pendidikan Tunanetra) memiliki tanggung jawab untuk mengembalikan gairah belajar dan menunjukkaan, bila bidang studi matematika bukan materi yang menakutkan. Pada kesempatan ini penulis akan menggunakan media pembelajaran/alat peraga blokies (bangun bangun ruang).

Tanpa adanya pemecahan masalah tersebut penulis berkeyakinan nilai matematika pada peserta didiktetap jauh dari ketentuan ketuntasan minimal (KKM). Pembelajaran yang sifatnya konvensional harus di tinggalkan dan menyiapkan pembelajaran yang terkini dengan mengedepankan kebutuhan peserta didik serta menyiapkan alat alat sesuai dengan tema tema yang di ajarkan. Hal ini agar peserta didik tunanetra tidak selalu membayangkan. Yang abstrak harus di ubah menjadi konkrit. Selain Blokies atau alat alat yang harus kita beli, kita juga bisa menyiapkan dengan alat alat di sekitar kita yang sepadan.

Dengan benda benda yang menyerupai atau media pembelajaran/alat peraga yang sepadan diantaranya Blokies berbagai bangun, penulis berkeyakinan kesulitan dan kegairahan peserta didik akan naik dan terbangun.

Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran matematika pada bangun ruang dengan menggunakan blokies pada peserta didik SMALB/A KELAS X SLB ABCD YPALB Cepogo, Boyolali?
  2. Apakah penggunaan media pembelajaran/alat peraga Blokies dapat meningkatkan prestasi belajar/nilai matematika materi bangun ruang pada peserta didik SMALB/A KELAS X SLB ABCD YPALB Cepogo, Boyolali?
  3. Apakah terjadi perubahan sikap sesudah pembelajaran dengan menggunakan Media pembelajaran/alat peraga Blokies pada peserta didik SMALB/A KELAS X SLB ABCD YPALB Cepogo Boyolali?

Tujuan Penelitian

  1. Memaparkan proses pelaksanaan pembelajaran materi bangun ruang dengan menggunakan media pembelajaran/alat peraga blokies pada peserta didik SMALB/A KELAS X SLB ABCD YPALB Cepogo Boyolali.
  2. Untuk meningkatkan prestasi belajar/nilai matematika materi bangun ruang pada peserta didik SMALB/A KELAS X SLB ABCD YPALB Cepogo Boyolali.
  3. Untuk mengetahui perubahan sikap pada peserta didik SMALB/A KELAS X SLB ABCD YPALB Cepogo, Boyolali, setelah pembelajaran matematika materi bangun ruang.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis.

  1. Penulis akan menyumbangkan hasil penelitian in kepada lembaga yang memberi pelayanan terhadap peserta didik tunanetra pada khususnya dan peserta didik berkebutuhan khusus pada umumnya.
  2. Memberikaan sumbangan teori dalam bidang pendidikan khusus pada khususnya peserta didik tunanetra.
  3. Dapat digunakan sebagai referensi bagi para peneliti sejenisnya.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Tunanetra

Tunanetra merupakan istilah yang sering digunakan untuk menyebut anak yang memiliki hambatan visual/penglihatan. Hadi (2007: 8) istilah tunanetra secara harfiah berasal dari dua kata, “yaitu: a. Tuna (tuno: Jawa) yang berarti rugi yang kemudian di identikkan dengan rusak, hilang, terhambat terganggu memiliki dan b. Netra (netro: Jawa) yang berarti mata”. Akan tetapi kata tunanetra adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang berarti adanya kerugian yang disebabkan oleh kerusakan atau terganggunya organ mata, baik anatomi maupun fisiologisnya. Hadi (2007) menambahkan tunanetra adalah rusaknya organ anatomi mata yang menyebabkan terganggunya fungsi penglihatan. Somantri (2006: 65) mengemukakan bahwa, “pengertian anak tunanetra adalah individu yang indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya orang awas”.

Prestasi Belajar

Winkel (2007) mengemukakan bahwa: belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.Sedangkan menurut Ketut Sukardi (2006) yang dimaksud prestasi belajar adalah: “Suatu hasil maksimal yang diperoleh seseorang dalam usahanya mengaktualkan dan memotensikan diri lewat belajar”.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil tertinggi yang dicapai seseorang melalui usaha maksimal berdasarkan kemampuan atau potensi yanga da pada dirinya. Adapun prestasi belajar tersebut biasanya diwujudkan dalam bentuk simbol angka dan huruf yang dilaksanakan dalam setiap periode tertentu seperti catur wulan, semester dan sebaginya.

Media Pembelajaran Bagi Anak Tunanetra

Media merupakan bentuk jamak dari medium yang ebrarti sarana atau alat komunikasi sekaligus merupakan sumbe rinformasi. Disebut alat komunikasi karena istilah media merujuk pada segala sesuatu yang membawa atau mengantar pesan dari sumber kepada penerima (receiver). Sedangkan media dikatakan sumber infformasi karena isi pesna yang terkandung di dalam sarana tersebut. beberapa contoh dapat disebut di sini antara lain gambar, foto, televisi, video, diagram, barang-barang cetakan, program komputer, radio, realita, dan model.

 

 

Kebutuhan Pembelajaran Tunanetra

Menururt Rahardja (2008:4) pembelajaran yang baik bagi siswa tunanetra adalah berpusat pada apa, bagaimana, dan di mana pembelajaran khusus yang sesuai dengan kebutuhan dari anak tersebut. Pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswaadalah tentang apa yang diajarkan, bagaimana pembelajaran tersebut disediakan, dan dimana pembelajaran akan dilakukan. Dalam memberikan pembelajaran kepada anak tunanetra mempergunakan prinsip-prinsip metode khusus, siswa tunanetra diberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Lowenfeld dalam Rahardja (2008:9) mengemukakan tiga prinsip metode khusus untuk anak tunanetra, yaitu membutuhkan pengalaman nyata, membutuhkan pengalman menyatukan, dan membutuhkan belajar sambil bekerja.

Media Blokies

Pengertian media Blokies menurut Sari (2014:9)adalah alat bantu khusus matematika untuk anak tunanetra berupa papan hitung yang terbuat dari kayu atau ebonit, yang terbagi atas petak-petak berbentuk bujur sangkar, ke dalam petak dapat dimasukkan kubus yang mirip dadu, angka atau tanda hitungan dinyatakan oleh bidang atas kubus yang diletakkan dalam petak. Panjang media Blokies ± 30 cm dan lebarnya ± 20 cm. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa media Blokies adalah alat bantu untuk anak tunanetra yang berbentuk papan balok yang di dalamnya terbagi menjdi berpetak-petak kotak, dimana petak tersebut merupakan tempat untuk meletakkan kubus yang bertuliskan angka braile.

KERANGKA BERPIKIR

Anak tunanetra sebagian didefinisikan “Pengertian anak tunanetra adalah anak dengan gangguan penglihatan sedemikian rupa, sehingga membutuhkan layanan khusus dalam pendidikan maupun kehidupannya.” Dalam hal pelayanan khusus dalam pendidikan diantaranya semestinya \. Alat-alat bantu pendidikan disiapkan sesuai kebutuhannya, dengan alat bantu tersebut maka prestasi diharapkan dapat meningkat.

Pada materi bangun ruang peserta didik mengalami kesulitan karena harus berfikir 2 atau 3 kali, sehingga nilai masih belum sesuai KKM. Maka dengan alat bantu blokies diharapkan materi bangun ruang pada matematika nilai dapat meningkat atau melampaui KKM.

METODELOGI PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SLB ABCD YPALB Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Alasan pemilihan lokasi penelitian, karena tempat penelitian sekaligus tempat bekerja/mengajar.

Pelaksanaan penelitian dibutuhkan waktu selama 4 bulan efektif. Penelitian dilaksanakan pada semester II dari bulan Januari sampai dengan April 2019.

Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMALB/A SLB ABCD YPALB Cepogo Boyolali berjumlah 1 siswa.

Sumber data penelitian tindakan kelas ini berasal dari siswa kelas X SMALB/A SLB ABCD YPALB Cepogo Boyolali sebagai subjek penelitian/ Data yang berupa nilai matematika materi bangun ruang diperoleh dengan menggunakan data acod dan data tes setelah dalam proses pembelajaran menggunakan alat peraga Blokies.

Teknik Pengumpulan Data Teknk pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi (terbuka, terfokus, terstruktur, dan sistematis) dan tes.

Data berupa hasil tes diklasifikasikan sebagai data kuantitatif. Data tersebut dianalisis secara deskriptif, yakni untuk mengetahui nilai matematika pada materi bangun ruang. Yang dianalisis adalah nilai tes siswa sebelum menggunakan media Blokies; dan nilai te ssiwa setelah menggunakan media Blokies, data yang berupa nilai tes tersebut dibandingkan hingga hasilnya dapat mencapai batas ketercapaian atau indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Pratindakan

Hasil pretes pada materi volume bangun datar mata pelajaran matematika pada kegiatan pra siklus menunjukkan bahwa nilai peserta didik tidak memenuhi KKM. Melalui hasil observasi dan tes,dapat diketahui bahwa kemampuan pemaham konsep dan motivasi belajar peserta didik kelas X SMALB/A SLB ABCD YPALB Cepogo Boyolali dalam pembelajaran matematika materi volume bangun datar masih rendah. Hal ini ditunjukkan pada tabel 1 dibawah ini:

sTabel 1. Nilai siswa sebelum tindakan atau konsidi awal

No Nama Siswa Nilai
1. Puput 30

Ket. KKM: 55

Siklus I

Dapat dilihat bahwa dengan menggunakan media pembelajaran blokies nilai siswa dalam mata pelajaran matematika materi volume bangun ruang mengalami peningkatan dari nilai 30 menjadi 50 meskipun hal tersebut masih kurang dikarenakan belum mencapai batas kriteria ketuntasan yang telah diterapkan disekolah yang peneliti teliti. Sehingga nilai siswa pun belum lulus dari daftar nilai ketuntasan atau belum seperti yang diharapkan.

Siswa sangat senang menggunakan media pembelajaran yang baru, berbeda dengan yang biasanya namun dari hasil wawancara dengan siswa menyatakan bahwa perlu memerlukan waktu untuk merubah kebiasaan yang biasanya hanya menggunakan metode ceramah diganti dengan menggunakan media pembelajaran yang berbeda dari biasanya.

Siklus II

Dikarenakan siswa masih belum dapat mencapai batas kriteria ketuntasan minimum yang diterapkan disekolah SMALB tersebut maka perlu dilakukan kembali tindakan di siklus II agar siswa mampu mencapai kriteria ketuntasan minimum pada tes matematika. Pada tahap perencanaan di siklus II hampir sama seperti pada siklus I yaitu pengkondisian kelas, proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran blokies dan akan dilakukan evaluasi berupa tes pada materi volume bangun ruang.

Setelah melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanaan pada tahap siklus II dapat dilihat hasil siswa pada tes evaluasi yang dilaksanakan oleh peneliti pada akhir tahap tindakan. Sehingga hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 2. dibawah ini:

Tabel 2 Nilai siswa pada tindakan siklus II

No Nama Siswa Nilai
1. Puput 65

KKM = 55

Pembahasan Hasil Penelitian

Diuraikan sebelumnya bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa tunanetra kelas X di SMALB ABCD YPALB Cepogo Boyolali dengan menggunakan media pembelajaran blokies pada materi volume bangun ruang dan bagaimana perubahan sikap siswa setelah menggunakan media pembelajaran blokies dalam penyampaian materi volume bangun ruang yang disampaikan oleh peneliti.

Dari data hasil penelitian yang ada hal ini menjawab rumuasan masalah dan tujuan penelitian yang dikemukakan oleh peneliti dibagian bab I bahwa dri data yang ada media pembelajaran blokies dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tunanetra kelas X di SMALB ABCD YPALB Cepogo Boyolali hal ini dapat dibuktikan dari data yang dipaparkan di pembahasan sebelumnya.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Yusuf (2012) yang didasarkan oleh hasil asesmen maka anak tunanetra membutuhkan alat bantu yang konkrit dalam memahami setiap bahan ajar yang diberikan. Media pembelajaran blokies mampu mengajak siswa untuk berpikir secara kritis dan siswa berminat dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga materi yang diberikan dapat tersaring dengan baik oleh peserta didik.

Media pembelajaran blokies dalam peningkatan prestasi belajar dibuktikan dapat meningkatnya lebih 50% nilai siswa tunanetra pada materi pembelajaran volume bangun ruang yang terdapat di mata pelajaran matematika kelas X SMALB. Dari hasil wawancara siswa senang menggunakan metode penggunaan media belajar karena dirasa tidak membosankan dan berbeda dari biasanya.

Sehingga media pembelajaran blokies yang digunakan pada mata pelajaran matematika materi volume bangun ruang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tunanetra kelas X SMALB ABCD YPALB Cepogo Boyolali.

PENUTUP

Simpulan

 Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat peneliti simpulkan bahwa:

  1. Proses pelaksanaan pembelajaran pada bangun ruang menggunakan Blokies pada peserta didik SMLAB/A kelas X SLB ABCD YPALB Cepogo Boyolali berjalan dengan baik dan peserta didik dapat tertarik dengan model ini.
  2. Penggunaan media pembelajaran Blokies dapat meningkatkan prestasi belajar atau nilai matematika materi bangun ruang pada peserta didik SMALB/A kelas X SLB ABCD YPALB Cepogo Boyolali.
  3. Penggunaan media pembelajaran Blokies menjadikan perubahan sikap terhadap peserta didik SMALB/A kelas X SLB ABCD YPALB Cepogo Boyolali yakni dari tidak tertarik pada mata pelajaran matematika menjadi lebih tertarik.

Saran

Berkaitan dengan hasil penelitian dan kenyataan dilapanangan, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

  1. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah hendaknya dapat mendatangkan narasumber ataupun dapat mendorong guru lainnya untuk mampu melakukan inovasi dalam proses pembelajaran agar mampu meningkatkan prestasi belajar siswa di SLB ABCD YPALB Cepogo Boyolali atau dapat pula menjadikan sarana sosialisasi dalam meningkatkan aspek-aspek lain yang dapat ditingkatkan di SLB ABCD YPALB Cepogo Boyolali.

  1. Guru

Guru diharapkan dapat menggunakan atau mengaplikasikan media pembelajaran blokies dalam proses pembelajaran dengan baik sehingga dapat menghasilkan hasil yang baik.

  1. Siswa

Siswa diharapkan dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran dengan baik agar mendapatkan hasil-hasik positif dari proses pembelajaran. Yang nantinya dapat berguna setelah lulus dari SLB ABCD YPALB Cepogo Boyolali.

  1. Peneliti Lain
  2. Peneliti menganjurkan agar peneliti lain dapat menguji media pembelajaran blokies di SLB lainnya dengan karakteristik yang sama dengan penelitian ini. Sehingga, dapat diketahui apakah metode ini memiliki hasil yang sama atau tidak
  3. Peneliti lain yang akan melakukan penelitian menggunakan media pembelajaran blokies dapat menggunakan materi lain sehingga dapat memperkaya wawasan baru mengenai keefektifan dari media pembelajaran blokies.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Choiri, AS dan Yusuf, M. (2009). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus secara Inklusif. Surakarta: Yuma Pustaka.

Hadi, Purwaka. (2005). Kemandirian Tunanetra. Jakarta: Departemen Peendidikan Nasional.

……………… (2007). Komunikasi Aktif bagi Tunanetra. Jakarta: Departemen Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.

Sumantri, H.T.S. (2006). Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

Sulistyorini, S. (2007). Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Penerapannya dalam KTSP. Semarang: Tiara Wacana.

Sunanto, Juang. (2005). Potensi Anak Berkelalaian Penglihatan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Wardani, Astuti, Hermawati, T., dan Somad, P. (2007). Pengantar Pendidikan Anak Luar Biasa. Jakarta: Universitas Terbuka.

Winarni, Retno. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Sari. (2014). Alat Bantu Khusus Tunanetra. Jakarta Kementerian Pendidikan Nasional.

Meimulyati, Caryoto. (2013). Bentuk-bentuk Geometri. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Sukiman. (2011). Jenis Dasar dari Media Pembelajaran. Semarang: Tiara Wacana.

Hidayat, Suwandi. (2013). Prinsip Dasar Pembelajaran bagi Tunanetra. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Raharja. (2008). Prinsip-prinsip Belajar. Bandung: Bumi Aksara.

Rumanpy. (2002). Manfaat Media dalam Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Sukandi, Ketut. (2006). Mengukir Prestasi. Bandung: Bumi Aksara.

Sunardi, Yusuf. (2006). Factor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Surakarta: UNS Press.