PERBAIKAN PEMBELAJARAN PKn

PADA SISWA KELAS IV DI SD TREMBULREJO 2

PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2006/2007

DALAM MATERI SISTEM PEMERINTAHAN KABUPATEN, KOTA, DAN PROVINSI

DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING

Syawal

Guru Kelas VI di SD Trembulrejo 2, Kecamatan Ngawen, Blora

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan daya tarik pembelajaran PKn dan minat belajar siswa Kelas IV di SD Trembulrejo 2 pada Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007 dalam materi Sistem Pemerintahan Kabupaten, Kota, dan Provinsi dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini, peneliti merupakan Guru Kelas IV yang melakukan tindakan dalam pembelajaran. Lokasi penelitian ini adalah SD Trembulrejo 2 yang berada di Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Waktu penelitian ini adalah 2 bulan pada bulan Oktober-November tahun 2006 sesuai dengan akhir Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007. Tindakan dalam penelitian ini dengan mengggunakan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning dalam pembelajaran PKn dalam Materi Sistem Pemerintahan Kabupaten, Kota, dan Provinsi. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas IV di SD Trembulrejo 2 pada Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007 terdiri dari 16 anak.

Hasil dalam penelitian ini adalah: 1) Aktifitas belajar siswa meningkat dengan belajar bersama dalam kelompok dengan mempelajari sumber belajar yang menarik dan berbeda dari buku dan LKS, 2) Aktifitas belajar siswa meningkat dengan berpendapat dan berdiskusi dengan anggota kelompoknya dalam mempelajari sumber belajar, 3) Pemahaman materi semakin kuat dengan presentasi dan pembahasan, 4) Batas KKM sekolah terpenuhi dengan nilai rata-rata mencapai 89,06 dan ketuntasan pembelajaran mencapai 100%. Saran dalam penelitian ini adalah: 1) Guru seharusnya memberikan penghargaan kepada siswa dan kelompok yang menjawab pertanyaan dengan benar, sehingga mereka semakin berminat dalam mengikuti pembelajaran sampai selesai, 2) Siswa seharusnya bertanya lebih banyak tentang materi dalam pembahasan, sehingga pemahaman materi semakin kuat, 3) Sekolah seharusnya menggunakan sumber belajar yang beragam, sehingga pembelajaran menjadi menarik.

Kata kunci: PKn, Resource Based Learning.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam pembelajaran PKn di Kelas IV pada akhir Semester I ini mengkaji materi tentang Sistem Pemerintahan Kabupaten, Kota, dan Provinsi. Materi tersebut berkaitan dengan materi terdahulu, bahkan dengan materi awal. Materi tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain. Dalam pembelajaran tersebut, guru hanya mengandalkan buku dan LKS sebagai sumber belajar. Guru menjelaskan materi, sedangkan siswa harus memperhatikan sesuai dengan yang tertulis pada buku dan LKS tersebut. Setelah selesai, siswa mengerjakan tugas yang terdapat pada buku dan LKS tersebut. Pembelajaran tersebut berlangsung untuk setiap materi.

Pembelajaran seperti di atas kurang menarik bagi siswa. Akibatnya mereka tidak berminat dan kurang memperhatikan keterangan dari guru. Hal tersebut juga berdampak terhadap pemahaman materi yang masih lemah. Dalam materi awal tentang Sistem Pemerintahan Kabupaten, siswa cukup menguasai karena terdapat kesesuaian dengan kondisi masyarakat yang sebenarnya.

Dalam pertemuan berikutnya guru menyampaikan materi selanjutnya tentang Sistem Pemerintahan Kota, siswa mulai bosan dan tidak berminat serta kurang memperhatikan. Dengan alokasi waktu yang tersisa, guru menulis pertanyaan di papan tulis dan siswa mengerjakan tugas individual sebagai ulangan harian. Mereka mengerjakan 8 soal, terdiri dari 6 soal isian dan 2 soal uraian, selama 25 menit. Selanjutnya, guru melakukan koreksi dimana siswa menukarkan dengan temannya yang lain. Dari hasil koreksi tersebut diketahui nilai rata-rata sebesar 63,13 dan persentase ketuntasan pembelajaran sebesar 68,75%. Hasil belajar tersebut masih jelek. Lebih lengkap dapat diperhatikan dalam lampiran nilai ulangan harian.

Sesuai dengan permasalahan tersebut, guru menggunakan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning. Siswa bergabung bersama dengan kelompok yang ditentukan guru. Mereka mempelajari materi yang disajikan dan menjawab pertanyan sesuai dengan waktu yang tersedia. Selanjutnya, mereka menentukan wakilnya untuk melakukan presentasi tugas kelompok dengan membacakan di depan kelas. Presentasi dilakukan oleh setiap kelompok sesuai dengan materi yang diterima. Terakhir adalah pembahasan. Kemudian, guru menjelaskan materi dengan mengembangkan tugas kelompok dan pembahasan. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning diharapkan pembelajaran menjadi menarik dan siswa menjadi berminat.

Perumusan Masalah

1. Bagaimana pembelajaran PKn dalam Materi Sistem Pemerintahan Kabupaten, Kota, dan Provinsi pada Siswa Kelas IV di SD Trembulrejo 2 di Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007 sebelum menggunakan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning?

2. Bagaimana penggunaan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning dalam pembelajaran PKn dalam Materi Sistem Pemerintahan Kabupaten, Kota, dan Provinsi pada Siswa Kelas IV di SD Trembulrejo 2 di Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007?

3. Bagaimana dampak penggunaan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning dalam pembelajaran PKn dalam Materi Sistem Pemerintahan Kabupaten, Kota, dan Provinsi pada Siswa Kelas IV di SD Trembulrejo 2 di Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007?

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan daya tarik pembelajaran PKn dan minat belajar siswa Kelas IV di SD Trembulrejo 2 pada Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007 dalam materi Sistem Pemerintahan Kabupaten, Kota, dan Provinsi dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning.

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Teori

1. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang baik, yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa. Tiga ciri khas yang dimiliki mata pelajaran PKn, yaitu a) pengetahuan, b) keterampilan dan c) karakter kewarganegaraan. Ketiga hal tersebut merupakan bekal bagi peserta didik untuk meningkatkan kecerdasan multidimensional yang memadai untuk menjadi warga negara yang baik.

Hakikat PKn adalah merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD1945.

2. Pendekatan Pembelajaran Resource Based Learning

Resource Based Learning adalah segala bentuk belajar yang langsung menghadapkan murid dengan sesuatu atau sejumlah individu atau kelompok dengan segala kegiatan belajar yang berkaitan dengan itu, bukan dengan cara konvensional dimana guru menyampaikan beban pelajaran kepada murid. Jadi dalam Resource Based Learning, guru bukan merupakan satu-satunya sumber belajar (Widawati dalam Suryosubroto, 2005: 215).

Resource Based Learning dalam pembelajaran melibatkan keikutsertaan secara aktif dengan berbagai sumber (orang, buku, jurnal, surat kabar, multimedia, web, dan masyarakat) dimana para siswa akan termotivasi untuk belajar dengan berusaha meneruskan informasi sebanyak mungkin. Resource Based Learning biasanya bukan satu-satunya metode yang digunakan di satu sekolah. disamping itu masih dapat digunakan metode belajar-mengajar lainnya(Baswich dalam Suryosubroto, 2005: 216).

Kerangka Berpikir

Pembelajaran PKn pada Kondisi Awal berlangsung klasikal. Guru dan siswa menggunakan buku dan LKS sebagai sumber belajar. Guru menjelaskan materi sesuai dengan yang terdapat dalam sumber belajar tersebut. Siswa memperhatikan. Selanjutnya, guru menugaskan siswa untuk mengerjakan tugas sesuai dengan materi yang disampaikan. Pembelajaran tersebut kurang menarik bagi siswa, sehingga mereka tidak berminat. Hal ini berdampak terhadap pemahaman materi yang lemah. Guru memberikan tugas individual sebagai ulangan harian. Siswa harus mengerjakan 8 soal, terdiri dari 6 soal isian dan 2 soal uraian. Dari hasil koreksi diketahui nilai rata-rata sebesar 63,13 dan persentase ketuntasan pembelajaran sebesar 68,75%. Hasil belajar tersebut masih jelek.

Pembelajaran PKn berlangsung klasikal, sehingga tidak menarik. Akibatnya siswa tidak berminat. Hal ini berdampak terhadap pemahaman materi yang lemah dan hasil belajar yang rendah. Sesuai permasalahan tersebut, guru melakukan tindakan sehingga pembelajaran menjadi menarik dan siswa menjadi berminat. Tindakan dalam perbaikan pembelajaran adalah menggunakan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning.

Dalam pembelajaran, siswa bergabung bersama dengan anggota kelompok yang ditentukan oleh guru. Mereka mendapat materi dan belajar kelompok. Selanjutnya, mereka menjawab pertanyaan yang terdapat dalam materi tersebut sesuai dengan waktu yang ditentukan guru. Setelah selesai, siswa menentukan perwakilan kelompok yang melakukan presentasi dengan membacakan hasil tugas kelompok di depan kelas hingga selesai. Guru dan siswa bersama dengan kelompok melakukan pembahasan pada tugas kelompok tersebut. Pembelajaran dikembangkan sesuai dengan materi dan pembahasan. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning, siswa mempelajari materi dari berbagai sumber belajar. Dengan cara tersebut diharapkan pembelajaran menjadi menarik dan siswa menjadi berminat, sehingga pemahaman materi menjadi kuat dan hasil belajar menjadi baik.

Kondisi Awal

Pembelajaran klasikal

Pembelajaran tidak menarik, siswa tidak berminat, hasil belajar jelek

Tindakan

Pembelajaran Resource Based Learning dalam kelompok

Siklus I

Siklus II

Pembelajaran menarik, siswa berminat dan hasil belajar baik

Kondisi Akhir

 

Hipotesis

Penggunaan pendekatan Pembelajaran Resource Based Learning dalam pembelajaran PKn dalam Materi Sistem Pemerintahan Kabupaten, Kota, dan Provinsi diduga dapat meningkatkan daya tarik pembelajaran dan minat belajar siswa Kelas IV di SD Trembulrejo 2 di Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti merupakan Guru Kelas IV yang melakukan tindakan dalam pembelajaran. Lokasi penelitian ini adalah SD Trembulrejo 2 yang berada di Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Waktu penelitian ini adalah 2 bulan pada bulan Oktober-November tahun 2006 sesuai dengan akhir Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007.

Tindakan dalam penelitian ini dengan mengggunakan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning dalam pembelajaran PKn dalam Materi Sistem Pemerintahan Kabupaten, Kota, dan Provinsi. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka mempelajari materi dan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan materi tersebut serta melakukan presentasi dan pembahasan. Dengan tindakan tersebut diharapkan pembelajaran menjadi menarik dan siswa menjadi berminat, sehingga pemahaman materi semakin kuat dan hasil belajar semakin baik.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas IV di SD Trembulrejo 2 pada Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007. Subjek penelitian terdiri dari 16 anak.

Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengamatan dan dokumentasi. Pengamatan dilakukan guru selama pembelajaran sesuai dengan tindakan, yaitu siswa belajar kelompok dengan menggunakan materi yang tersedia dan menjawab pertanyaan, hingga melakukan presentasi. Pengamatan dilakukan guru dengan menggunakan lembar pengamatan. Dokumentasi dilakukan setelah pembelajaran selesai. Dokumentasi dilakukan dengan menggunakan tes tertulis dimana siswa mengerjakan ulangan harian sesuai dengan materi yang disampaikan. Dokumentasi mengacu pada nilai ulangan harian dan analisis nilai ulangan harian.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan Model Siklus yang terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dalam penelitian ini terdiri dari 2 Siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdapat dalam tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2. Prosedur Penelitian.

No

Tahap

Siklus I

Siklus II

1

Perencanaan

Guru menyusun materi tentang Kabupaten dan Kota sebagai sumber belajar siswa, guru membagi siswa ke dalam kelompok

Guru menyusun materi tentang Propinsi Jawa Tengah sebagai sumber belajar siswa, guru membagi siswa ke dalam kelompok

2

Pelaksanaan

Guru menentukan pembagian kelompok, guru membagikan sumber belajar sebagai materi dan tugas kelompok, siswa mempelajari materi dan menjawab pertanyaan, siswa melakukan presentasi, pembahasan

Guru menentukan pembagian kelompok, guru membagikan sumber belajar sebagai materi dan tugas kelompok, siswa mempelajari materi dan menjawab pertanyaan, siswa melakukan presentasi, pembahasan

3

Pengamatan

Guru mengamati aktifitas siswa dalam belajar kelompok, presentasi dan pembahasan

Guru mengamati aktifitas siswa dalam belajar kelompok, presentasi dan pembahasan

4

Refleksi

Guru menganalisis tindakan, hasil tindakan, keberhasilan tindakan, dan perbaikan tindakan

Guru menganalisis tindakan, hasil tindakan, keberhasilan tindakan, dan perbaikan tindakan

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pada Kondisi Awal. pembelajaran PKn berlangsung secara klasikal. Buku dan LKS menjadi sumber belajar utama. Dalam pembelajaran tersebut, guru berperan penting dengan menjelaskan materi yang terdapat pada sumber belajar tersebut secara lisan dengan menggunakan metode ceramah. Siswa memperhatikan dan menyimak setiap keterangan yang disampaikan guru. Kalau materi tersebut selesai, siswa mengerjakan tugas sesuai dengan materi yang terdapat dalam LKS.

Foto 1. Guru menjelaskan materi dalam buku dan LKS.

Aktifitas belajar siswa masih rendah dan cenderung pasif. Mereka hanya memperhatikan dan menyimak, kemudian mengerjakan tugas. Tidak ada pembahasan tentang materi, meskipun sekedar tanya-jawab antara guru dengan siswa. Akibatnya siswa menjadi bosan dan tidak berminat. Perhatian mereka menjadi semakin tidak terfokus dengan mengacuhkan keterangan maupun bercanda dengan teman di sebelahnya.

Atas kondisi tersebut, guru segera memberikan ulangan harian. Guru menuliskan soal di papan tulis, terdiri dari 6 soal isian dan 2 soal uraian. Guru memberikan waktu selama 25 menit. Siswa waktu selama 10 menit digunakan untuk mengoreksi. Siswa menukarkan hasil kerjanya tersebut dengan temannya yang lain. Hasil koreksi diketahui nilai rata-rata hanya sebesar 63,13 dan ketuntasan hanya sebesar 68,75%. Hasil belajar tersebut termasuk jelek karena nilai rata-rata yang dicapai masih di bawah KKM sekolah sebesar 65 dan ketuntasan belum memenuhi 75%.

Deskripsi Siklus I

Perbaikan pembelajaran pada Siklus I dengan pembelajaran kelompok. Siswa bergabung dengan kelompoknya yang ditentukan guru. Hasilnya diperoleh 4 kelompok, yaitu Kelompok 1, 2, 3 dan 4. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 anggota. Susunan kelompok lebih lengkap dapat diperhatikan pada lampiran. Dalam pembelajaran, guru tidak lagi menjelaskan materi. Siswa tidak lagi memperhatikan dan menyimak keterangan dari guru. Mereka mempelajari materi bersama dengan kelompoknya. Mereka melakukan belajar kelompok dan mengikuti pembahasan. Dengan demikian, pembelajaran menjadi aktif dan menarik. Siswa menjadi berminat dalam pembelajaran. Mereka belajar bersama dengan anggota kelompoknya, menjawab pertanyaan dan mengikuti pembahasan.

Foto 7. Guru membagikan materi sumber belajar.

Foto 8. Belajar kelompok.

Perbaikan pembelajaran pada Siklus I berbeda dengan pembelajaran pada Kondisi Awal yang berlangsung klasikal. Pada Kondisi Awal, guru berperan penting dengan menjelaskan materi sesuai dengan buku dan LKS. Siswa harus memperhatikan dan menyimak keterangan dari guru. Pembelajaran tersebut cenderung membosankan sehingga siswa tidak berminat. Sedangkan pembelajaran pada Siklus I, siswa belajar bersama dengan kelompok. Materi disajikan secara menarik, sehingga siswa berminat. Pembelajaran juga dikembangkan dengan pembahasan, sehingga pemahaman materi semakin kuat.

Perbaikan pembelajaran pada Siklus I terbukti meningkatkan daya tarik pembelajaran PKn. Siswa tidak lagi memperhatikan dan menyimak keterangan dari guru, tetapi mereka mempelajari materi bersama dengan kelompoknya dengan sumber belajar yang menarik. Mereka berminat mengikuti pembelajaran. Mereka juga aktif dalam pembahasan. Pemahaman materi semakin kuat. Lebih lanjut, hasil ulangan harian meningkat. Siswa mencapai nilai rata-rata sebesar 75,63 dengan ketuntasan sebesar 87,5%. Hasil belajar tersebut lebih baik daripada hasil belajar Kondisi Awal dengan nilai rata-rata sebesar 63,13 dengan ketuntasan sebesar 68,55%.

Deskripsi Siklus II

Perbaikan pembelajaran pada Siklus II merupakan kelanjutan tindakan pada pembelajaran sebelumnya. Tidak ada perubahan dalam susunan kelompok. Siswa bergabung dengan anggota kelompok yang sama, sehingga semakin kompak dalam melakkukan belajar kelompok. Siswa berminat dalam belajar kelompok karena mempelajari materi yang berbeda dengan yang tertera dalam buku dan LKS. Dengan pengalaman belajar tersebut, siswa semakin berminat, sehingga pembelajaran menjadi menarik. Presentasi dilakukan secara bergiliran, sehingga adil. Pembehasan berlangsung aktif.

Foto 13. Guru membagikan materi sumber belajar.

Foto 14. Belajar kelompok.

Pembelajaran pada Siklus II berbeda dengan pembelajaran pada Kondisi Awal Perbaikan pembelajaran pada Siklus II melibatkan siswa aktif dengan mempelajari materi bersama dengan kelompoknya. Mereka berpendapat dan berdiskusi. Pembelajaran juga menarik dengan sumber belajar yang berbeda dari buku dan LKS, sehingga siswa berminat. Sedangkan pembelajaran pada Kondisi Awal berlangsung klasikal dengan mengacu pada buku dan LKS tanpa kreatifitas yang memadai. Peran guru sangat dominan dan siswa harus memperhatikan dan menyimak keterangan dari guru. Inilah yang menyebabkan pembelajaran menjadi membosankan, tidak menarik, dan siswa tidak berminat. Sedangkan pembelajaran pada Siklus II, siswa mempelajari materi secara berbeda dengan tampilan yang menarik. Cara belajar dilakukan dalam kelompok, sehingga ada interaksi antara siswa dengan anggota kelompoknya. Pembelajaran dilanjutkan dengan presentasi dan pembahasan, sehingga pemahaman materi semakin kuat.

Perbaikan pembelajaran pada Siklus II terbukti meningkatkan daya tarik pembelajaran PKn. Siswa mempelajari materi dengan sumber belajar yang berbeda dari buku dan LKS. Siswa mempelajari materi bersama dengan anggota kelompok, sehingga interaksi dalam kelompok meningkat dengan pendapat dan diskusi. Pembelajaran dilanjutkan dengan presentasi dan pembahasan, sehingga pemahaman materi semakin kuat. Hasil belajar mengalami peningkatan dengan peningkatan nilai pada ulangan harian. Hasilnya diketahui nilai rata-rata sebesar 89,06 dengan ketuntasan hingga 100%.

Hasil Tindakan dan Pembahasan

Hasil tindakan dalam penelitian ini adalah:

1. Aktifitas belajar siswa meningkat dengan belajar bersama dalam kelompok dengan mempelajari sumber belajar yang menarik dan berbeda dari buku dan LKS.

2. Aktifitas belajar siswa meningkat dengan berpendapat dan berdiskusi dengan anggota kelompoknya dalam mempelajari sumber belajar

3. Pemahaman materi semakin kuat dengan presentasi dan pembahasan.

4. Batas KKM sekolah terpenuhi dengan nilai rata-rata mencapai 89,06 dan ketuntasan pembelajaran mencapai 100%.

Pembelajaran masih sering dilakukan secara klasikal dimana guru berperan penting dan dominan. Guru menjelaskan materi yang terdapat dalam sumber belajar yang tersedia, baik buku maupun LKS. Sedangkan siswa harus menyimak dan memperhatikan. Setelah selesai, mereka harus mengerjakan tugas. Pembelajaran tersebut terjadi dalam pembelajaran PKn di Kelas IV. Pembelajaran tersebut tidak menarik, sehingga siswa bosan dan tidak memperhatikan keterangan dari guru. Mereka tidak berminat. Akibatnya pemahaman materi menjadi lemah dan hasil belajar menjadi jelek. Sesuai dengan hasil ulangan harian diketahui nilai rata-rata sebesar 63,13 dan persentase ketuntasan pembelajaran sebesar 68,75%. Hasil belajar tersebut jelek.

Dalam penelitian ini, guru melakukan tindakan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning. Guru mempelajari materi yang akan disampaikan kemudian menyusun materi sebagai sumber belajar. Siswa mempelajari bersama dengan kelompoknya. Selanjutnya, mereka melakukan presentasi dan mengikuti pembahasan. Terakhir, guru melanjutkan pembelajaran sesuai dengan pembahasan dan memberikan catatan akhir.

Dalam penelitian ini, guru menyusun sumber belajar berupa peta. Pada Siklus I membahas materi tentang System Pemerintahan Kabupaten dan Kotamadya dengan sumber belajar berupa peta Kabupaten Blora. Pada Siklus I membahas materi tentang System Pemerintahan Propinsi dengan sumber belajar berupa peta Propinsi Jawa Tengah. Dalam materi tersebut terdapat beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Inilah yang dijadikan tugas kelompok dan dibahas dalam presentasi dan pembahasan.

Hasil pembagian kelompok terdapat 4 kelompok, yaitu Kelompok 1, 2, 3, dan 4. Setiap kelompok terdiri dari 4 anggota. Dalam penelitian ini tidak ada perubahan susunan kelompok pada Siklus I dan Siklus II dengan tujuan meningkatkan kekompakan kelompok. Presentasi dilakukan secara bergiliran hanya diwakili oleh 2 kelompok, yaitu Kelompok 1 dan 2 pada Siklus I dan Kelompok 3 dan 4 pada Siklus II.

Penggunaan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning menjadikan pembelajaran aktif dan menarik. Siswa mempelajari materi dengan sumber belajar yang berbeda. Mereka belajar dalam kelompok, sehingga ada interaksi antar anggota dengan berpendapat dan berdiskusi. Pembelajaran menjadi menarik dan siswa menjadi berminat. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning lebih baik daripada pembelajaran klasikal. Dalam pembelajaran tersebut, siswa memperoleh sumber belajar yang tidak berasal dari guru (Widawati dalam Suryosubroto, 2005: 215). Dalam penelitian ini, guru menyusun sumber belajar berupa peta Kabupaten Blora pada Siklus I dan peta Propinsi Jawa Tengah pada Siklus II. Guru tidak lagi menjadi sumber belajar yang menjelaskan materi dalam buku dan LKS. Dalam pembelajaran tersebut, siswa terlibat dalam pembelajaran secara aktif dengan belajar kelompok dengan anggota yang lain, menjawab pertanyaan, melakukan presentasi dan mengikuti pembahasan. Hal ini berbeda dengan aktifitas siswa yang terbatas pada pembelajaran di Kondisi Awal. Mereka hanya menyimak dan memperhatikan. Dengan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning, pembelajaran menjadi aktif (Baswich dalam Suryosubroto, 2005: 216).

Refleksi hasil tindakan dalam pembelajaran secara lengkap dalam tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7. Refleksi hasil tindakan dalam pembelajaran.

No

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

1

Pembelajaran berlangsung klasikal

Pembelajaran dengan kelompok

Pembelajaran dengan kelompok yang sama, sehingga semakin kompak

2

Siswa memperhatikan dan menyimak keterangan dari guru

Siswa mempelajari sumber belajar bersama kelompok

Siswa mempelajari sumber belajar bersama kelompok

3

Siswa mengerjakan tugas secara individual

Siswa menjawab pertanyaan bersama kelompok

Siswa menjawab pertanyaan bersama kelompok

4

Guru aktif dan dominan

Siswa aktif dan bekerja sama

Siswa aktif dan bekerja sama

Perbaikan pembelajaran juga berdampak pada hasil belajar yang lebih baik dengan peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan. Pada Kondisi Awal, nilai rata-rata 63,13 dengan ketuntasan 68,75%. Setelah menggunakan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning terjadi peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan. Pada Siklus I, nilai rata-rata menjadi 75,63 dengan ketuntasan 87,5%. Pada Siklus II, nilai rata-rata menjadi 89,06 dengan ketuntasan mencapai 100%.

Refleksi hasil tindakan dalam hasil belajar secara lengkap dalam tabel 8 sebagai berikut:

Tabel 8. Refleksi hasil tindakan dalam hasil belajar.

No

Aspek hasil belajar

Kondisi awal

Siklus I

Siklus II

1

Nilai terendah

50

60

65

2

Nilai rata-rata

63,3

75,63

89,06

3

Nilai tertinggi

75

90

100

4

Siswa yang tuntas

11

14

16

5

Ketuntasan (%)

68,75

87,5

100

PENUTUP

Simpulan

1. Pembelajaran klasikal bersifat pasif, sehingga pembelajaran menjadi tidak menarik, membosankan dan siswa tidak berminat.

2. Penggunaan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning dilakukan dalam pembelajaran kelompok dengan mempelajari sumber belajar yang berbeda, menjawab pertanyaan, melakukan presentasi dan pembahasan.

3. Penggunaan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning menjadikan pembelajaran aktif dan menarik, sehingga siswa berminat.

4. Penggunaan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning meningkatkan aktifitas belajar siswa, minat belajar siswa, pemahaman materi dan hasil belajar.

Saran

1. Guru seharusnya memberikan penghargaan kepada siswa dan kelompok yang menjawab pertanyaan dengan benar, sehingga mereka semakin berminat dalam mengikuti pembelajaran sampai selesai.

2. Siswa seharusnya bertanya lebih banyak tentang materi dalam pembahasan, sehingga pemahaman materi semakin kuat.

3. Sekolah seharusnya menggunakan sumber belajar yang beragam, sehingga pembelajaran menjadi menarik.

DAFTAR PUSTAKA

Sarjan dan Nugroho, Agung. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan Bangga menjadi Insan Pancasila 4 untuk SD/MI Kelas IV. Klaten: Intan Pariwara.

Suroso, 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pararaton.

Suryosubroto. 2005. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta