UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V

SD 173632 PORSEA TAHUN AJARAN 2018/2019

 

Rosmaida Simamora

SD 173632 Porsea

 

ABSTRAK

Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 173632 Porsea tahun pelajaran 2018/2019. Pemilihan penelitian ini didasarkan pada pengalaman empirik, bahwa setiap awal tahun pelajaran guru dihadapkan pada masalah rendahnya prestasi belajar siswa kelas V pada kompetensi dasar Ilmu Pengetahuan sosial. Subyek yang diteliti yaitu siswa kelas V SD 173632 Porsea, Jumlah siswa 24 siswa terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan sebagian besar mereka berumur 10 tahun. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V Semester I SD 173632 Porsea Tahan Pelajaran 2018/2019. Pada siklus I yaitu nilai rata-rata 66,41 dan nilai ketuntasan kelas yaitu 58,98%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat yaitu sebesar 70,90 dan nilai ketuntasan kelas sebesar 76,92%. Sedangkan pada siklus III, nilai rata-rata kelas sebesar 78,84 dan nilai ketuntasan kelas sebesar 94,87%. Ini berarti penelitian ini sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu ketuntasan belajar siswa ≥ 75%. Dengan hasil seperti pada tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengan Metode Demonstrasi dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Demonstrasi

 

PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang mengajarkan tentang gejala sosial dan perubahan-perubahan yang sangat bermanfaat bagi manusia. Keberadaan kurikulum IPS di sekolah semakin diperkuat setelah kehadiran para ahli pendidikan. Dalam sejarah perkembangannya, IPS telah mengalami berbagai pembaharuan baik dalam aspek tujuan, isi maupun metode pengajarannya.

Dalam pembelajaran hal paling penting yang harus dilakukan adalah menampilkan kelas sebagai ruang belajar yang mendidik, memberikan kepuasan tersendiri dan menghasilkan pendidikan yang bermutu dengan menggunakan model pengajaran yang tidak membosankan siswa karena sering mengalami kejenuhan terhadap pelajaran yang disebabkan cara pengajaran guru yang kurang tepat pada pelajaran pelajaran IPS. Agar pelajaran IPS dapat mencapai keberhasilan dan sasaran yang tepat, sebagai seorang guru harus bisa memilih dan merencanakan metode yang akan digunakan dalam menyampaikan dan memecahkan berbagai masalah pendidikan.

 Pembelajaran IPS diperlukan suatu pemahaman terhadap materi-materinya pada siswa salah satunya dengan menggunakan suatu metode pembelajaran. Di antara sekian banyak metode pembelajaran yang ada, metode demonstrasi merupakan metode yang tepat untuk diterapkan pada pembelajaran IPS karena banyak materinya yang harus diperagakan serta tidak semua topik dapat mudah dijelaskan melalui penjelasan atau diskusi saja sehingga siswa bisa memahami sekaligus mempraktikkan secara langsung. Berbeda dengan metode lain seperti ceramah, diskusi dan dikte. Dalam metode tersebut hanya disajikan teori-teori pembelajaran sehingga siswa kurang memahami pelaksanaannya.

Dengan metode demonstrasi, biasanya siswa lebih tertantang untuk mencoba, sehingga mereka lebih bersungguh-sungguh mengikuti pembelajaran. Dengan adanya ketertarikan dan kesungguhan diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran IPS, peran seorang guru adalah sebagai fasilitator yang memungkinkan tercapainya kondisi yang baik bagi siswa untuk belajar. Terciptanya Kondisi yang baik bisa menumbuhkan minat dan meningkatkan gairah siswa untuk belajar pengetahuan sosial sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Sebagai guru mata pelajaran IPS di kelas V SD Negeri 173632 Porsea ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya prestasi siswa sosial pembelajaran IPS yaitu kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran, tingkat pendidikan orang tua yang masih rendah, kurangnya perhatian dari orang tua, penggunaan metode masih ceramah menyebabkan siswa merasa bosan sehingga siswa kurang memahami materi yang diajarkan atau disampaikan. Kecendrungan minat belajar siswa rendah disebabkan penggunaan metode yang masih monoton yaitu metode ceramah, sehingga prestasi siswa pada materi pelajaran IPS. Sehingga pemahaman anak terhadap ateri pelajaran rendah tidak memenuhi standar yang sudah ditentukan.

 Dengan menggunakan metode ceramah, siswa kurang maksimal dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru dan mereka lebih cenderung merasakan bosan. Metode yang tepat untuk pembelajaran IPS adalah dengan menggunakan metode demonstrasi, di mana metode ini sangat mendukung untuk meningkatkan pemahaman materi siswa, karena dengan metode tersebut siswa dapat terangsang dan termotivasi.

KAJIAN PUSTAKA

Belajar adalah jika seseorang mendapat “insight”. Dan insight diperoleh apabila seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi itu, sehingga hubungan itu menjadi jelas baginya dan dengan demikian akan dapat memecahkan masalah itu (Soetomo,1933:119-126).

Berikut ini akan penulis uraikan mengenai beberapa istilah yang ada sosial judul untuk menghindari adanya kesalah pahaman dan pengertian judul antara lain:

·         Upaya, yaitu usaha untuk mencapai tujuan. Yang dimaksud disini adalah usaha atau cara yang dilakukan untuk bisa meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajran IPS di kelas (Kurniawan, 2001:576).

·         Meningkatkan, yaitu menaikkan (derajat, taraf). Sosial hal ini yaitu menaikkan tingkat prestasi belajar siswa (Kurniawan,2001:526).

·         Prestasi, yaitu suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran yang dinyatakan berhasil belajar pada mata pelajaran IPS (Usman dan Setiawati,1993:7).

·         Belajar, yaitu suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, pada pelajaran IPS (Slameto,1991:2).

·         Pembelajaran, yaitu suatu proses/kegiatan belajar materi tertentu yang melibatkan pengajar (guru) dan yang diajar (siswa) (Suryo,2003:11).

·         Metode, adalah cara sistematis dan terpikir secara baik untuk mencapai tujuan. Yang dimaksud yaitu cara yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. (Senja:565)

·         Demonstrasi, merupakan peragaan yang dipertunjukkan dengan suatu cara untuk menerapkan sesuatu. Jadi siswa mengikuti pembelajaran dengan cara mempraktekkan materi yang disampaikan guru untuk mencapai materi (Senja:245).

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 173632 Porsea tahun pelajaran 2018/2019. Subyek yang diteliti yaitu siswa kelas V SD 173632 Porsea, secara lebih detail dapat digambarkan karakteristik siswa yaitu sebagai berikut Jumlah siswa 24 siswa terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan sebagian besar mereka berumur 10 tahun. Adapun prosedur sosial penelitian ini antara lain terdiri dari; perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sebelum siklus ini dimulai peneliti membentuk kelompok-kelompok kecil sosial kelas, untuk memudahkan pengkondisian siswa.

Siklus I

Siklus ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 26 September 2018 , pada jam ke-1 dan ke-2 (07.00-08.10). Secara garis besar pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a.   Perencanaan

Pada tahap ini materi yang peneliti siapkan adalah materi pokok materi pelajaran. Kegiatan yang dilakukan sosial tahap ini adalah sebagai berikut:

  1. Membuat observasi guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi.
  2. Melaksanakan tes diagnostik untuk menyikapi masalah. Kegiatan ini dilakukan sebelum tindakan dilakukan, yaitu dengan jalan memberikan pretest.

b.   Pelaksanaan tindakan

Sosial pelaksanaan penelitian, peneliti bertindak sebagai pengajar, adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan meliputi:

1)   Kegiatan awal

a)   Berdoa barsama untuk mengawali pembelajaran.

b)   Apersepsi, yaitu dengan melakukan tanya jawab tentang masyarakat dan lingkungan sekitar.

2)   Kegiatan Inti

a)   Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

b)   Guru menjelaskan materi tentang materi pelajaran.

c)   Guru memperlihatkan macam-macam contoh bahan.

d)   Melalui tanya jawab guru menanyakan masyarakat dan lingkungan sekitar..

e)   Siswa diberi tugas:

Mengelompokkan nama-nama benda menurut bahan yang digunakan dalam sehari-hari dalam bentuk tabel.

3)   Kegiatan Akhir

a)    Melakukan tanya jawab materi yang telah disampaikan sebagai bahan refleksi materi ataupun kegiatan pembelajaran.

b)    Memberikan pekerjaan rumah.

c)     Memberikan tes formatif atau evaluasi.

a.   Observasi

Yang menjadi pengamat adalah peneliti, fokus pengamatannya adalah:

1.   Proses pembelajaran dalam penggunaan media oleh guru.

2.   Temuan masalah yang muncul ketika aktivitas guru dan siswa berlangsung.

3.   Aspek-aspek yang diamati oleh peneliti adalah:

a.   Guru, yaitu:

1)   Guru memotivasi siswanya.

2)   Rumusan masalah yang telah dibuat oleh guru.

3)   Hubungan interaktif antara guru dan siswa berjalan baik.

4)   Menyampaikan materi menggunakan masyarakat dan lingkungan sekitar yang relevan.

5)   Guru menjelaskan materi masyarakat dan lingkungan sekitar.

6)   Evaluasi yang digunakan memadai.

b.   Siswa, yaitu:

1)   Motivasi dan minat siswa terhadap pelajaran meningkat.

2)   Siswa merespon penjelasan guru.

3)   Terjalin hubungan yang komunikatif antar siswa maupun dengan guru ketika tanya jawab.

4)   Siswa mengerjakan evaluasi dengan tekun.

b.   Refleksi

melakukan refleksi terhadap siklus I, peneliti melakukan diskusi bersama teman sejawat guna mengkaji semua temuan yang terjadi. Dari upaya tersebut memperoleh gambaran sebagai berikut:

  1. Upaya guru menggunakan demonstrasi meningkatkan motivasi siswa ini bisa dilihat dari menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh guru sehingga memperbaiki hasil proses pembelajaran.
  2. Perlu ditingkatkan lagi hasil prestasi belajar siswa dengan menggunakan media ataupun pendekatan yang efektif.
  3. Perlakuan khusus terhadap siswa yang memiliki kelebihan maupun kelemahan dalam belajarnya perlu diperhatikan.
  4. Selama dalam pelaksanaan siklus I diperoleh bahwa:

a)   Siswa yang sudah tuntas sebanyak 23 siswa.

b)   Siswa yang 16 siswa belum tuntas sebanyak.

Siklus II

Siklus ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 26 September 2018 , pada jam ke-1 dan ke-2 (07.0008.10). Secara garis besar pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Perencanaan Ulang

Berdasarkan refleksi dan analisa pada siklus I serta solusi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada yang mana harapannya pada siklus II proses pembelajaran dapat lebih aktif, efektif dan lebih tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran dibanding pada siklus I.

Langkah-langkah yang dilakukan sosial tahap ini adalah sebagai berikut:

  1. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II. RPP ini disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
  2. Mempersiapkan media pembelajaran, membuat lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan peserta didik.
  3. Mempersiapkan alat evaluasi.

Pelaksanaan

 Pelaksanaan penelitian IPS, peneliti bertindak sebagai pengamat. Adapun proses pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan. Langkah- langkah pelaksanaan meliputi:

1)   Kegiatan awal

a) Berdoa bersama untuk mengawali pembelajaran.

b) Appersepsi, yaitu dengan melakukan tanya jawab tentang materi pelajaran pada Siklus I.

2)   Kegiatan Inti

a)    Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

b)    Guru memberikan bermacam-macam kertas kepada setiap siswa untuk melakukan suatu pembuktian terhadap daya resap air secara berkelompok.

c)    Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

d)    Siswa diberi tugas:

Membuat laporan hasil rangkuman yang telah dilakukan oleh setiap siswa.

3)   Kegiatan Akhir

a)    Melakukan tanya jawab materi yang telah disampaikan sebagai bahan refleksi materi ataupun kegiatan pembelajaran.

b)    Memberikan pekerjaan rumah.

c)    Memberikan tes formatif atau evaluasi.

c. Observasi

  1. Pengamatan difokuskan pada model pembelajaran pengukuran daya resap air terhadap macam-macam kertas dengan menggunakan metode demonstrasi.
  2. Yang diamati adalah aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.

3) Aspek-aspek yang diamati

·         Guru, yaitu:

  1. Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa dalam belajarnya.
  2. Guru memperbaiki pembelajaran dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
  3. Metode demonstrasi dilaksanakan guna mencapai peningkatan prestasi.
  4. Dominasi guru sosial pembelajaran sudah berkurang.

d. Refleksi

Hasil diskusi dengan teman sejawat diperoleh refleksi diri pada perbaikan pembelajaran siklus

2, sebagai berikut:

1.    Model pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa sosial memahami pembelajaran mata pelajaran IPS , ini bisa dilihat dari hasil yang dicapai sesuai yang diharapkan peneliti.

2.    Keaktifan meningkat ketika proses pembelajaran IPS dengan menerapkan metode demonstrasi.

3.     Siklus III

Siklus ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 02 Oktober 2018 , pada jam ke-1 dan ke-2 (07.0008.10). Secara garis besar pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Berdasarkan refleksi dan analisa pada siklus II serta solusi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada yang mana harapannya pada siklus III ini proses pembelajaran dapat lebih aktif, efektif dan lebih tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran dibanding pada siklus II. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1.   Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus III. RPP ini disusun dengan berdasarkan pada hasil refleksi pada siklus II.

2.   Mempersiapkan media pembelajaran, membuat lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan peserta didik dan membuat alat evaluasi.

b. Pelaksanaan

 Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti mengambil materi pokok masyarakat dan lingkungan sekitar. Langkah pelaksanaan meliputi:

1) Kegiatan awal

a) Berdoa bersama untuk mengawali pembelajaran.

b) Apersepsi, yaitu dengan melakukan tanya jawab tentang materi

2) Kegiatan Inti

a) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

b) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok.

c) Siswa diberi tugas:

Membuat rangkuman dan kesimpulan selama proses pembelajaran.

3) Kegiatan Akhir

a)    Melakukan tanya jawab materi yang telah disampaikan sebagai bahan refleksi materi ataupun kegiatan pembelajaran.

b)    Memberikan tes formsatif atau evaluasi materi secara keseluruhan.

c. Observasi

  1. Pengamatan difokuskan pada pembelajaran masyarakat dan lingkungan sekitar dengan menggunakan metode demonstrasi.
  2. Yang diamati adalah aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.
  3. Aspek-aspek yang diamati,

d. Refleksi

Hasil diskusi dengan teman sejawat diperoleh refleksi diri pada perbaikan pembelajaran siklus 3, sebagai berikut:

1)      Model pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa sosial memahami pembelajaran mata pelajaran IPS.

2)      Keaktifan meningkat ketika proses pembelajaran IPS menerapkan metode demonstrasi.

3)      Sikap siswa tidak kelihatan ada kejenuhan mengerjakan tugas dari guru, karena terjadinya keterampilan proses pada pengerjaan soal.

4)      Selama dalam pelaksanaan siklus III diperoleh bahwa:

c) Siswa yang sudah tuntas sebanyak 22 siswa.

d) Siswa yang belum tuntas sebanyak 2 siswa.

4.      Siswa yang belum tuntas lemah sosial memahami materi yang sedang diajarkan oleh guru, mereka kurang aktif di kelas, sering tidak memperhatikan apa yang sedang diterangkan oleh guru serta sering membuat gaduh di kelas.

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Siklus I

Berdasarkan pengamatan pada siklus I, baik dalam kegiatan guru, keaktifan siswa, maupun kegiatan evaluasi, hasil yang diperoleh sebagai berikut:

a. Hasil Tes

Berikut ini merupakan daftar nilai siswa, rekapitulasi evaluasi, keaktifan siklus I dalam pembelajaran IPS

Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Evaluasi Siklus I

Uraian

Frekuensi

Persentase

Jumlah Nilai

Tuntas

23

58,98%

1720

Tidak tuntas

16

41,02%

870

Jumlah

39

100%

2590

Rata-rata

66,41

Kategori

Cukup

 

Dari hasil evaluasi pada siklus I terhadap 39 siswa diperoleh data seperti pada tabel di atas, nilai terendah adalah 50 dan tertinggi 100. Keadaan kegiatan siklus I siswa yang tuntas sebanyak 23 orang (58,98%), sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 16 orang (41,02%), dengan rata-rata kelas adalah 66,41.

Rekapitulasi Nilai Evaluasi Siklus II

Uraian

Frekuensi

Prosentase

Jumlah Nilai

Tuntas

30

76,92%

2230

Tidak tuntas

9

23,08%

530

Jumlah

39

100%

2760

Rata-rata

70,76

Kategori

Baik

 

Dari hasil evaluasi pada siklus II terhadap 39 siswa diperoleh data seperti pada tabel di atas, nilai terendah adalah 55 dan tertinggi 95. Keadaan kegiatan perbaikan siklus II siswa yang tuntas sebanyak 30 orang (76,92%), sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 9 orang (23,08%), dengan rata-rata kelas adalah 74,48. Dari data tersebut dapat dilihat rata-rata kelas mengalami kenaikan dari siklus I, namun pembelajaran pada siklus II ini belum berhasil.

Tabel 4.8 Rekapitulasi Nilai Evaluasi Siklus III

Uraian

Frekuensi

Prosentase

Jumlah Nilai

Tuntas

37

94,87%

2955

Tidak tuntas

2

5,13%

120

Jumlah

39

100%

3075

Rata-rata

78,84

Kategori

Baik

 

Dari hasil evaluasi pada siklus III terhadap 39 siswa diperoleh data seperti pada tabel diatas, siswa yang tuntas sebanyak 37 orang (94,87%), sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 2 orang (5,13%), dengan rata-rata kelas adalah 78,84. Dari data tersebut dapat dilihat rata-rata kelas mengalami kenaikan dari siklus II.

Pada siklus I yaitu nilai rata-rata 66,41 dan nilai ketuntasan kelas yaitu 58,98%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat yaitu sebesar 70,90 dan nilai ketuntasan kelas sebesar 76,92%. Sedangkan pada siklus III, nilai rata-rata kelas sebesar 78,84 dan nilai ketuntasan kelas sebesar 94,87%. Ini berarti indikator keberhasilan yaitu ketuntasan belajar siswa ≥ 75%. Dengan hasil dapat disimpulkan bahwa Metode Demonstrasi dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

KESIMPULAN

1.      Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS khususnya materi pokok masyarakat dan lingkungan sekitar. Rata-rata kelas pada siklus I dikategorikan cukup (66,41%) pada siklus II mengalami peningkatan angka rata-rata kelas dengan kategori baik (70,76%) sedangkan pada siklus III rata-rata kelas juga dikategorikan baik (78,84%).

  1. Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS khususnya materi pokok masyarakat dan lingkungan sekitar

SARAN

1.      Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPS selain menggunakan metode ceramah atau penugasan sebaiknya juga dapat menggunakan metode demonstrasi terutama menyangkut materi yang membutuhkan metode ini agar prestasi belajar siswa dapat meningkat

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik,Oemar.1991. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung: CV. Sinar Baru.

Isjoni. 2006. Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Kemala, Rosa. 2006. Jelajah IPS untuk Kelas V SD. Jakarta: Yudhistira.

Khotimah, Khusnul,dkk.2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK. Bandung: Yrama Widya.

Permana, Johar.2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulana. Semiawan, Rony R. 2008. Belajar dan Pembelajaran Pra Sekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.

Senja, Ratu Aprilia. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia:Difa Publisher.

Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Bandung: Rineka Cipta.

S.Cangelosi, James. 1995. Merancang Tes untuk Prestasi Siswa. Bandung: ITB.

Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.