Analisis Kesulitan Pembelajaran Melalui WA Group
ANALISIS KESULITAN PEMBELAJARAN MELALUI WA GROUP PADA MATERI PECAHAN KELAS V SD
Achmad Dwi Fitrianto1)
Rasiman2)
Fajar Cahyadi3)
1) Mahasiswa PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang
2) 3) Dosen Universitas PGRI Semarang
ABSTRAK
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada ibu Kusniatun guru kelas VA SD Negeri Jobokuto 01 Jepara, beliau mengatakan bahwa kesulitan saat pembelajaran daring adalah tidak semua siswa memiliki hp, siswa yang orang tuanya bekerja ke kantor tentu hp dibawa orang tua, dan juga masalah kuota. Beliau juga menanggulani kesulitan tersebut dengan melakukan home visit ke rumah-rumah siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan analisis kesulitan yang dialami oleh siswa, guru, dan orang tua saat pembelajaran daring menggunakan whatsapp group pada materi pecahan kelas V SD Negeri Jobokuto 01 Jepara. Fokus penelitian ini adalah menganalisis kesulitan siswa dalam mengikuti pembelajaran daring terutama pada pelajaran matematika pada materi pecahan yang ditinjau dari hasil pekerjaan siswa pada soal matematika kelas V semester I SD Negeri Jobokuto 01 Jepara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan analisis kesulitan yang dialami oleh siswa, guru, dan orang tua saat pembelajaran daring menggunakan whatsapp group pada materi pecahan kelas V SD Negeri Jobokuto 01 Jepara. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Subyek penelitian ini guru kelas, siswa kelas V SD Negeri Jobokuto 01 Jepara, dan wali murid. Teknik pengumpulan data ini berasal dari observasi, wawancara, dan angket/kuesioner. Hasil analisis dari data yang diperoleh bahwa guru, siswa, dan wal murid mengalami kesulitan dalam pembelajaran daring menggunakan whatsapp group pada materi pecahan kelas V SD Negeri Jobokuto 01. Simpulan penelitian ini adalah pembelajaran daring menggunakan whatsapp group belum berjalan dengan baik pada SD Negeri Jobokuto 01 Jepara, hal ini dikarenakan kesulitan yang dialami oleh guru saat pembelajaran daring ialah jika salah satu siswa tidak mempunyai kuota, maka dari itu guru harus melakukan home visit atau kunjungan ke rumah siswa agar materi yang disampaikan guru tersampaikan kepada semua siswa. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, kebanyakan siswa merasa bosan saat pembelajaran daring berlangsung. Orang tua dari siswa kelas V merasa sulit memahami materi dari guru, akibatnya memerlukan bantuan orang lain saat menjelaskan atau membimbing putra-putrinya.
Kata Kunci: Kesulitan Pembelajaran Daring, Whatsapp Group, Pecahan
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari dari pelaksanaan pelajaran matematika yang diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi (Bintoro, 2015:72). Matematika terdiri dari konsep-konsep abstrak dan bersifat herarkis, sehingga pemahaman suatu konsep pada tingkat atau jenjang pendidikan yang lebih rendah merupakan persyaratan bagi pemahaman konsep diatasnya (Pratiwi, 2020:267) Pembelajaran yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah khususnya sekolah dasar juga menggunakan sistem pembelajaran daring/jarak jauh dengan bimbingan dan pengawasan orang tua. Menurut Isman pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran (Dalam Dewi, 2020:56). Di Indonesia saat ini sedang terjadi wabah coronavirus. Coronavirus itu sendiri adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit dari ringan sampai berat salah satunya adalah Coronavirus Diseases 2019 (COVID-19). Adapun tanda atau gejala umum infeksi COVID-19 antara lain demam yang mungkin cukup tinggi, batuk dengan lendir, sesak napas, dan nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk. Dengan adanya pandemi virus COVID-19 berdampak besar di berbagai bidang, terutama pada bidang pendidikan.Dengan pembelajaran daring siswa memiliki waktu yang fleksibel untuk belajar, dapat belajar kapanpun dan dimanapun. Siswa dan guru dapat berinteraksi dengan menggunakan berbagai macam aplikasi seperti google classroom, video converence, telepon, atau live chat, zoom, maupun melalui whatsapp group. Pada kegiatan pembelajaran tatap muka, media pembelajaran dapat berupa orang, benda-benda sekitar, lingkungan dan segala sesuatu yang dapat digunakan guru sebagai perantara menyampaikan materi pelajaran. Hal tersebut akan menjadi berbeda ketika pembelajaran dilaksanakan secara daring. Semua media atau alat yang dapat guru hadirkan secara nyata, berubah menjadi media visual karena keterbatasan jarak. Ada 3 kesulitan dalam pembelajaran daring dalam pembelajaran sistem daring antara lain: (1) Jaringan internet yang lemot. Sistem pembelajaran daring dapat berjalan efektif jika jaringan internetnya bagus. Sebaliknya ketika jaringan internetnya jelek/buruk, maka secara otomatis proses kegiatan belajar mengajar (KBM) online pasti terhambat, (2) Kuota internet terbatas. Orang tua yang terkena dampak covid-19 pasti akan kesulitan untuk membeli kuota internet, terutama orang tua yang secara ekonomi tidak memadai, (3) Kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak efektif. Sistem pembelajaran daring tentu tidak seefektif pembelajaran di sekolah. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, misalnya pengurangan jam mengajar, guru-guru yang biasanya mengajar 4 jam di sekolah, terpaksa mengajar selama satu jam (Agustinus, 2020). Menurut Astini (2020:20) beberapa sekolah yang ada di daerah pedalaman dan banyak siswa yang terbatas akses internet tentu belum dapat menyelenggarakan KBM daring.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Dengan demikian laporan penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan penyajian hasil tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, angket, dan dokumentasi berupa foto. Pada penulisan laporan peneliti menganalisis data aslinya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa, guru, dan orang tua dalam pembelajaran daring pada materi pecahan. Dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa analisis kesulita pembelajaran darimg yang dialami oleh guru, siswa, dan orang tua perlu di berikan alternatif agar guru, dan siswa dapat melakukan pembelajaran dengan dua arah.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Jobokuto 01 Jepara kelas V yang terletak pada Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Pemilihan lokasi penelitian ini dikarenakan dengan adanya pandemi Covid-19 ini peneliti ingin mengetahui kesulitan yang dialami oleh peserta didik dalam melakukan pembelajaran daring menggunakan whatsapp group khususnya pada pembelajaran matematika materi pecahan kelas V. Waktu penilitan dilaksanakan pada tanggal 12, 13, 14, dan 16 November 2020.
Subyek penelitian yaitu siswa kelas V SD Negeri Jobokuto 01 Jepara, guru kelas V SD Negeri Jobokuto 01 Jepara, dan juga wali murid. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian kualitatif berupa deskripsi dan tindakan, yang dilengkapi data tambahan seperti dokumentasi, sumber tertulis, dan lainnya. Oleh karena itu data yang diperoleh berasal dari observasi, wawancara, dan angket.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbgai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), bila dilihat dari sumber datanya, pengumpulan datanya menggunakan sumber primer dan sumber sekunder, dan bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan ke empatnya (Sugiyono, 2018:224-225).
Analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam penelitian yaitu (1) pengumpulan data (data collection) bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan peneliti, (2) reduksi data (data reduction) mereduksi data dalam hal ini bertujuan untuk memfokuskan pada kesulitan yang dialami oleh subyek dalam penelitian ini, (3) penyajian data (data display) menyajikan data temuan peneliti dengan cara menyajikan dalam bentuk deskriptif dan (4) verifikasi penarikan kesimpulan (conclusion drawing/verification) Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2016:91).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Peneliti melakukan penelitian terhitung sejak tanggal 12-16 November 2020. Hasil penelitian terkait kesulitan pembelajaran daring menggunakan whatsapp group pada materi pecahan kelas V melalui wawancara dan angket/kuesioner. Peneliti melakukan wawancara dengan 3 narasumber yaitu guru kelas V, siswa kelas V, dan wali murid. Angket/kuesioner disebarkan kepada siswa sebanyak 6 orang dan juga wali murid sebanyak 6 orang untuk diisi berdasarkan kesulitan yang dialami saat pembelajaran daring.
|
Gambar 4.1 menunjukkan hasil presentase rekapitulasi angket siswa kelas V Sekolah Dasar dari tabel dan gambar diatas menunjukkan kesulitan yang dialami oleh siswa yang dituliskan dalam bentuk persen.
Berdasarkan gambar diatas maka dapat disimpulkan bahwa 50% siswa yang menyatakan bahwa komunikasi pembelajaran lewat daring tidak efisien, 83,33% menyatakan bahwa interaksi guru dengan siswa berkurang dengan menggunakan pembelajaran daring. 50% siswa menyatakan bahwa siswa memahami materi pecahan yang disampaikan oleh guru saat pembelajaran daring ini tidak sejalan dengan nilai siswa saat mengerjakan tugas yang diberikan guru, kebanyakan siswa masih memiliki nilai dibawah KKM yang artinya siswa masih belum paham apa yang disampaikan oleh guru saat pembelajaran daring melalui whatsapp group. 50% siswa menyatakan bosan saat melakukan pembelajaran dengan whatsapp group
Gambar 4.2 Presentase rekapitulasi angket wali murid
Gambar 4.2 menunjukkan hasil presentase rekapitulasi angket wali murid dari siswa kelas V Sekolah Dasar yang dijabarkan dalam bentuk persen mengenai kesulitan yang dialami orang tua.
Berdasarkan deskripsi diatas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 50% wali murid menyatakan bahwa wali murid merasa kerepotan saat pembelajaran daring, dan juga 100% wali murid menyatakan bahwa tugas yang diberikan oleh guru begitu sulit. Yang artinya wali murid sangat sulit dalam hal memahami materi yang diberikan oleh guru untuk mengajarkan kepada putra-putrinya.
Berdasarkan wawancara terstruktur yang dilakukan oleh peneliti informasi yang dipaparkan oleh narasumber antara lain.
“Pembelajaran daring berjalan lancar dan saya hanya menggunakan whatsapp group saja dan juga tetap mempersiapkan RPP untuk mengetahui pembelajarannya berhasil atau tidak saya biasanya mengecek dengan tugas yang dikumpulkan secara luring di sekolah, kesulitannya adalah ketika anak tidak punya kuota sehingga pembelajaran daring tidak berjalan lancar” (Kusniatun, 12 November 2020).
“Orang tua sering mengeluh akan kesulitan penjabaran materinya dalam membimbing putra-putrinya” (Kusniatun, 12 November 2020).
Terkait dengan kesulitan yang dialami oleh Ibu Kusniatun beliau memliki upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut, berikut pemaparannya.
“Upaya pembelajaran dibuat sesederhana mungkin dengan beberapa cara, sehingga materi semua tercakup, terkadang saya memberikan dengan video ataupun voice note, dan untuk siswa yang tidak memliki biasanya saya lakukan dengan luring atau home visit” (Kusniatun, 12 November 2020).
Tidak hanya guru beberapa siswa juga peneliti mintai informasi terkait pembelajaran daring, dan berikut ini dijabarkan hasil wawancara dengan narasumber siswa kelas V
“Pembelajaran daring melalui whatsapp group saya merasa bingung dalam memahami pelajaran namun pembelajaran ini membantu proses belajar saya” (Danis Riyas Rafiqi, 13 November).
“Kendala yang saya alami saat pembelajaran daring ini kalau tidak punya uang tidak bisa ikut belajar karena tidak punya kuota dan juga saya kurang paham mengenai penyampaian meteri oleh guru khususnya materi pecahan” (Danis Riyas Rafiqi, 13 November).
Dalam hal ini peneliti juga menanyakan apakah selain menggunakan whatsapp group siswa menggunakan aplikasi lain seperti google classroom, zoom, dan lainnya selama pembelajaran daring, berikut tanggapan siswa.
“Tidak kok hanya menggunakan whatsapp group saja” (Danis Riyas Rafiqi, 13 November).
Terkait hal diatas siswa Danis mengatakan bahwa ibunya yang mendampingi saat pembelajaran daring dan juga ia bertanya kepada ibunya atau kakaknya saat merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas atau kurang paham apa yang disampaikan oleh guru. Berikut pemaparannya.
“Selama masa pembelajaran daring ibu yang selalu mendampingi, kalau saya tidak bisa terkadang saya tanya kakak atau ibu” (Danis Riyas Rafiqi, 13 November).
Siswa juga mengatakan bahwa lebih menyukai pembelajaran tatap muka daripada pembelajaran daring, adapun pemaparannya sebagai berikut.
“Lebih senang belajar disekolah, kalau dirumah tidak ada hiburan kalau di sekolah bisa bertemu teman” (Danis Riyas Rafiqi, 13 November).
Guru mengalami kesulitan dalam melakukan pembelajaran daring yaitu jika siswa tidak memliki kuota, maka pembelajaran berjalan tidak lancar dan harus melakukan home visit agar siswa tetap memahami materi yang disampaikan. Hal ini sejalan dengan Rigianti (2020:229) yang mengatakan bahwa kendala-kendala terkait pelaksanaan pembelajaran daring yang dialami guru antara lain jaringan internet atau gawai, dan sejalan dengan pendapat Munir (2015:25) yang mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran tidak ada pertemuan langsung secara tatap muka antara pengajar dan pembelajar. Pertemuan antara pengajar dan pembelajar hanya dilakukan kalau ada peristiwa tertentu yang dianggap penting, dan pembelajar dan pengajar terpisah sepanjang proses pembelajaran.
Siswa mengalami kesulitan saat pembelajaran daring menggunakan whatsapp group, faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa adalah siswa banyak yang tidak memahami materi yang disampaikan oleh guru dan juga siswa selalu didampingi orang tua saat pembelajaran daring dan juga saat mengerjakan tugas, bahkan ada yang ikut les. Ini sejalan dengan pendapat (Tosiani, 2020) yang diterbitkan pada laman berita Media Indonesia yang berbependapat bahwa para siswa mengalami kesulitan mencari referensi materi pelajaran lantaran tidak mendapatkan penjelasan pertemuan tatap muka, siswa hanya menerima pelatihan soal-soal yang dikirimkan oleh para guru melalui pesan whatsapp. Sejalan dengan pendapat (Pangodian, 2019:57) yang mengatakan bahwa kelemahan pembelajaran daring adalah adanya kemungkinan muncul frustasi, kecemasan, dan kebingungan. Berdasarkan pemaparan hasil wawancara dengan narasumber dapat disajikan bahwa orang tua dari siswa sangat kerepotan dan sangat menyita waktu mereka dalam pembelajaran daring ini, kebanyakan dari mereka memerlukan bantuan dari orang lain untuk memahami materi yang disampaikan dari guru tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat (Putra, 2020) yang diterbitkan pada laman berita medcom.id mengungkapkan bahwa masalah yang dihadapi orang tua ialah seringkali kesulitan memahami pelajaran. Dan tidak sejalan dengan pendapat (Pangodian, 2019,57) yang mengungkapkan bahwa pembelajaran daring memiliki biaya yang terjangkau untuk peserta. Faktanya para orang tua merasa mengeluarkan pengeluaran lebih untuk membeli kuota saat pembelajaran daring berlangsung.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring menggunakan whatsapp group pada SD Negeri Jobokuto 01 Jepara belum berjalan dengan baik hal ini dikarenaka (1) kesulitan yang dialami oleh guru saat pembelajaran daring ialah jika salah satu siswa tidak mempunyai kuota, maka dari itu guru harus melakukan home visit atau kunjungan ke rumah siswa agar materi yang disampaikan guru tersampaikan kepada semua siswa, (2) siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, kebanyakan siswa merasa bosan saat pembelajaran daring berlangsung, (3) orang tua dari siswa kelas V merasa sulit memahami materi dari guru, akibatnya memerlukan bantuan orang lain saat menjelaskan atau membimbing putra-putrinya.
DAFTAR PUSTAKA
Agustinus, S. (2020, Juli Jum’at). 3 Kesulitan Pembelajaran Daring dan Luring Serta Solusinya. Retrieved from Kompasiana Beyond Blogging: https://www.kompasiana.com/suhermanagustinus4195/5f075543097f36162a25bc02/3-kesulitan-darin-dan-luring-dan-solusinya?page=all
Astini, N. S. (2020). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran Tingkat Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19. LAMPUHYANG Vol.11 No.2, 13-25.
Bintoro, H. S. (2015). PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN METODE JARIMATIKA. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (pp. 72-84). Solo: UMS.
Dewi, W. A. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan Volume Nomor 1, 55-61.
Munir. (2012). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Pangondian, R. A., Santosa, P. I., & Nugroho, E. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesusksesan Pembelajaran Daring Dalam Revolusi Industri 4.0. Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains (SAINTEKS), 56-60.
Pratiwi, M. F., Budiman, M. A., & Cahyadi, F. (2020). ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN KELASA V SD NEGERI CEPAGAN 01 BATANG. Jurnal Sekolah PGSD FIP UNIMED Vol. 4, 267-273.
Putra, I. P. (2020, September 8). Menilik Masalah PJJ dari Sisi Siswa, Orang Tua, dan Guru. Diambil kembali dari Medcom.id: https://m.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/ybDIQgvb-menilik-masalah-pjj-dari-sisi-siswa-orang-tua-guru
Rigianti, H. A. (2020). KENDALA PEMBELAJARAN DARING GURU SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BANJARNEGARA. Elementary School, 297-302.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tosiani. (2020, Juli 13). Siswa di Temanggung Terganggu Dengan Belajar Daring. Diambil kembali dari Media Indonesia: https://m.mediaindonesia.com/read/detail/327759-siswa-di-temanggung-terganggu-dengan-belajar-daring