Buzz Group Disertai Media Jam Dinding Guna Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DISERTAI MEDIA JAM DINDING GUNA MENINGKATKAN AKTIVITAS
DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SATUAN WAKTU
BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI SINGOPURAN 02
KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Wiryani Rahayu
SD Negeri Singopuran 02 Kartasura
ABSTRAK
Matematika secara umum didefinisikan sebagai bidang ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya. Melihat masalah-masalah tersebut maka peneliti akan meneliti tentang keaktifan dan hasil belajar Matematika siswa. Peneliti akan melaksanakan strategi belajar yang dapat menarik siswa untuk lebih aktif dan terlibat secara mental sehingga berpengaruh pada hasil belajar. Dalam hal peningkatan tersebut untuk mengetahui keaktifan belajar matematika siswa Kelas V SD Negeri Singopuran 02 melaui metode Buzz Group disertai media jam dinding. Dengan mempelajari materi satuan waktu. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kualitatif dan mengenai Metode Buzz Group disertai mediajam dinding. Penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) Penerapan metode Buzz Group disertai media jam dinding dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa dengan aktivitas belajar terhadap pembelajaran dengan kategori aktif dan cukup aktif pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Peningkatan aktivitas belajar siswa diindikasikan dengan meningkatnya jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori aktif dan cukup aktif dari sebesar 30% pada kondisi awal, meningkat menjadi 60% pada tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 90% pada tindakan Siklus II.; 2) Penerapan metode Buzz Group disertai media jam dinding dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari sebesar 57.50 pada kondisi awal, meningkat menjadi 72.50 pada akhir tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 83.50 pada akhir tindakan Siklus II. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari sebesar 40% pada kondisi awal, meningkat menjadi 70% pada akhir tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 100% pada akhir tindakan Siklus II; dan 3) Penerapan metode Buzz Group disertai media jam dinding dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika materi satuan waktu bagi siswa kelas V semester 1 SD Negeri Singopuran 02 Kartasura tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.
Kata kunci: Meningkatkan Keaktifan, Metode Buzz Group Disertai Media jam dinding.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern. Selain itu, matematika merupakan sarana berpikir dalam menentukan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, mempunyai peran penting dalam berbagai macam disiplin, dan dapat memajukan daya pikir manusia. Untuk mencipta dan menguasai teknologi dimasa depan, diperlukan penguasaan matematika yang kuat sedini mungkin. Mata pelajaran matematika diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analistis, sistematis, kritis, kreatif dan kemampuan bekerja sama.
Namun demikian matematika dianggap sebagai pelajaran yang sangat sulit dipahami karena selalu berkaitan dengan angka rumus. Hal tersebut menjadi penyebab rendahnya hasil belajar matematika. Pernyataan tersebut didukung dari kenyataan yang ada dilapangan yang menunjukkan bahwa hasil belajar matematika di SD Negeri Singopuran 02 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo tergolong rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya.
Berdasarkan hasil observasi, rendahnya nilai hasil belajar siswa di SD Negeri Singopuran 02 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo disebabkan oleh beberapa faktor antara lain; metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah masih bersifat konvensional dan penggunaan alat peraga/media jarang sekali digunakan, sehingga pemahaman terhadap konsep matematika sulit dicerna. Siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran dan cenderung pasif, terbukti dalam kegiatan belajar siswa selalu diam saja ketika mendapatkan kesulitan dalam belajar, siswa selalu menunggu guru untuk diberikan contoh-contoh soal dan cara pengerjaannya yang benar tanpa mencoba berpikir untuk menggali dan membangun idenya sendiri, siswa tidak pernah mengajukan pertanyaan yang dianggap kurang dimengerti dan siswa tidak berani menjawab pertanyaan serta mempresentasikan jawaban di depan kelas. Karena itu metode ini lebih baik jika diubah dengan metode yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar yang produktif.
Dari hasil analisis masalah tersebut diatas, maka penulis mencoba memberikan alternatif pemecahan masalah yaitu meningkatkan hasil isi materi satuan waktu. Alasan pemilihan pembelajaran menggunakan metode Buzz Group dengan media jam dinding dimaksudkan untuk membandingkan interpretasi dan informasi pengetahuan yang diperoleh masing-masing siswa, agar dapat saling aktif dalam memperbaiki pengertian, persepsi, informasi, dan intresprestasi, sehingga dapat menghindarkan kekeliruan dan miskonsepsi dalam menerima materi pelajaran. Sedangkan guru lebih berperan sebagai organisator, sehingga dalam pembelajaran ini memungkinkan para siswa semakin aktif dan interaktif.
Berdasarkan penelitian diatas, maka penelitian ini diberi judul “Penerapan Metode Buzz Group Disertai Media Jam Dinding Guna Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Materi Satuan Waktu Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Singopuran 02 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018. “
Rumusan Masalah
Apakah penerapan metode Buzz Group dengan media jam dinding dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas V materi satuan waktu di SD Negeri Singopuran 02 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018?
Tujuan Penelitian
Untuk meningkatan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran matematika pada siswa kelas V di SD Negeri Singopuran 02 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo Materi Satuan Waktu menggunakan metode Buzz Group disertai media jam dinding.
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Pembelajaran Matematika
Pembelajaran mempunyai kata dasar belajar yang mempunyai arti belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek yang ada pada diri individu yang sedang belajar (Masrinawatie, 2007:18). Menurut Gagne, belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar, bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap (Dimyati dan Mudjiono, 2002:157). Dari beberapa pendapat di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran harus berpusat pada kegiatan siswa belajar dan bukan berpusat pada kegiatan guru mengajar.
Matematika adalah pengetahuan atau ilmu mengenai logika dan problem-problem numerik. Selanjutnya juga dikatakan bahwa matematika merupakan bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas (Depdiknas, 2003).
Pembelajaran matematika yaitu proses yang disengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan (kelas/sekolah) yang memungkinkan kegiatan siswa belajar matematika di sekolah. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan interaksi antara guru dan siswa dalam mentransfer ilmu dan pengetahuan mengenai logika dan problem numerik yang memiliki objek abstrak dan dibangun sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya.
Penggunan metode Buzz Group merupakan salah satu alternatif untuk membantu siswa menyelesaikan soal matematika yang berkaitan dengan satuan waktu.
Strategi Belajar Mengajar
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Strategi belajar mengajar dapat disimpulkan sebagi suatu proses upaya untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Dengan demikian tidak lepas dari peran serta guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Guru harus mampu memberikan suatu metode yang cepat dan tepat sehingga dengan cepat siswa akan menangkap hasil pembelajaran yang disampaikan.
Metode Pembelajaran
Metode sebagai salah satu komponen pembelajaran, menempati peran yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pembelajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan motivasi belajar seseorang (Djamarah, 1996:83).
Metode mengajar merupakan suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan guru dalam proses belajar mengajar dikelas. Menurut (Sudjana, 2002:56) metode mengajar adalah cara atau petunjuk tentang apa yang dikerjakan serta kegiatan-kegiatan guru dalam proses belajar mengajar. Hasibuan (1995:3) mendefinisikan metode mengajar sebagai salah satu cara pelaksanaan suatu strategi belajar dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan tiga pendapat tersebut, pengertian metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Metode Buzz Group
Metode Buzz Group adalah suatu jenis diskusi kelompok kecil yang beranggotakan 3-4 orang yang bertemu secara bersama-sama membicarakan suatu topik yang sebelumnya telah dibicarakan secara klasikal (Moejdiono dan Dimyati, 1992:54).
Metode diskusi Buzz Group adalah metode pengajaran yang dilakukan pada saat sedang atau akhir pelajaran berlangsung dengan maksud menajamkan, memperjelas materi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan, sehingga informasi pengetahuan dan konsep yang disampaikan guru dapat diterima siswa dengan persepsi yang sama. Penggunaan metode Buzz Group dimaksudkan untuk membandingkan interpretasi, informasi pengetahuan dan konsep yang diperoleh masing-masing siswa agar dapat saling memperbaiki komponen pengetahuan tersebut untuk menghindarkan kekeliruan dan miskonsepsi dalam menerima materi pelajaran. Dalam hal ini, guru membentuk kelompok 2 orang karena dengan 2 orang akan lebih efektif dan meningkatkan hubungan kerjasama yang baik.
Media Pembelajaran
Kata media merupakan bentuk jamak dari medium. Kata itu berasal dari bahasa latin “medius†yang artinya tengah. Dalam kamus bahasa Indonesia, kata medium artinya antara. Secara harfiah kata media berarti perantara atau pengantar. Lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2006:3)
Menurut Rohani (1997:3) media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk memproses komunikasi (proses belajar mengajar). Sedangkan menurut Sadiman dkk (1996: 6) media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
Disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat, bahan ataupun berbagai macam komponen yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk menyampaikan pesan dari pemberi pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa) untuk memudahkan penerima pesan menerima suatu konsep (materi). Media pembelajaran memiliki peranan penting dalam strategi penyampaian pengajaran untuk pencapaian hasil belajar yang baik.
Hasil Belajar
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil atau tidak, dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh sesudah melakukan kegiatan belajar. Dimyati dan Mudjiono (1992:4) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Sedangkan menurut Sudjana (2002:49) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah dia menerima pengalaman belajarnya.
Aktivitas Belajar
Aktivitas berasal dari kata aktif yang berarti giat, atau sibuk. Menurut Depdiknas (2003:29) bahwa “Aktivitas adalah kegiatan, kesibukanâ€. Aktivitas belajar merupakan masalah yang dihadapi oleh setiap orang sepanjang masa. Hal ini disebabkan karena hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran, semuanya itu terbentuk dan berkembang karena peristiwa belajar. Oleh karena itu, berbagai ahli mengemukakan pendapatnya tentang belajar. Menurut Nasution (2000:29) bahwa: “Belajar adalah perubahan kelakukan berkat pengalaman dan latihan. Belajar membawa perubahan individu yang belajar, dan perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga berbentuk kecakapan, kebiasaan atau pribadi seseorang.â€
Disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan yang terjadi dalam diri organisme (orang atau hewan), dan perubahan tersebut bersifat konstan. Sedangkan pengertian aktivitas belajar menurut Winkel (2001:102), “aktivitas belajar adalah sebagai proses siswa dalam mengikuti kegiatan belajarâ€.
Kerangka Berfikir
Salah satu permasalahan disebabkan beberapa faktor diantaranya terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran matematika dan terbatasnya kemampuan guru matematika untuk melakukan pembelajaran matematika. Salah satu keterbatasan guru matematika dalam mengajar adalah dalam hal menciptakan pengembangan model dan modifikasi pembelajaran matematika untuk mengatasi permasalahan diatas.
Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan, atau jawaban terhadap suatu masalah yang diteliti dan secara teoritis dianggap mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya (Sudarsono, 1996:65).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “penerapan metode Buzz Group disertai media jam dinding dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika materi satuan waktu”.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas V semester 1 SD Negeri Singopuran 02 Kartasura tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 selama 3 (dua) bulan, yaitu dimulai pada bulan September sampai dengan bulan Oktober 2017.
Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi satuan waktu. Berdasarkan jenis data tersebut, maka data dalam penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi: 1) Informan atau nara sumber, yaitu siswa dan guru kelas V semester 1 SD Negeri Singopuran 02 Kartasura , tahun pelajaran 2017/2018. 2) Tempat atau lokasi berlangsungnya proses pembelajaran matematika materi satuan waktu, dan 3) Dokumen atau arsip yang antara lain berupa kurikulum, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan buku penilaian.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, teknik tes, dan analisis dokumen.
Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari instrumen tes dan lembar pengamatan.
1. Instrumen tes disusun berdasarkan kisi-kisi matematika materi satuan waktu. Tes terdiri dari 15 butir soal dalam bentuk 10 soal pilihan ganda dan 5 soal isian.
2. Lembar pengamatan untuk mengamati aktivitas belajar siswa disusun berdasarkan aspek-aspek aktivitas belajar, yang terdiri dari 6 aspek pengamatan. Skoring diberikan dengan rentang antara 1 – 4 untuk setiap aspek pengamatan. Hasil skoring selanjutnya diklasifikasi ke dalam 3 kategori aktivitas, yaitu kategori aktif dengan rentang skor antara 19 – 24; kategori cukup aktif dengan rentang skor antara 13 – 18; dan kategori kurang aktif dengan rentang skor antara 6 – 12.
Validitas Data
Data yang diperoleh dalam penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar dalam penarikan kesimpulan. Teknik yang digunakan dalam pemeriksaan validitas data antara lain adalah menggunakan teknik triangulasi, dan memperpanjang masa pengamatan.
Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif – kuantitatif. Analisis data secara kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif, seperti hasil observasi dan studi dokumentasi. Tahapan analisis data deskriptif kualitatif terdiri dari: pemaparan data, reduksi (data yang sudah ada di cek dan dicatat kembali), kategorisasi (data dipilah-pilah), penafsiran dan penyimpulan.
Analisis data deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisa data kuantitatif, seperti hasil tes. Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa yang didapat dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif misalnya, mencari nilai rerata (Arikunto, 2010: 189).
Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini terdiri dari indikator sikap ilmiah dan hasil belajar. Atas dasar hal tersebut, maka indikator kinerja penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut ini:
1. Pembelajaran dianggap berhasil apabila jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori aktif dan cukup aktif > 80.00% dari jumlah siswa.
2. Siswa dianggap sudah mencapai ketuntasan belajar dalam pembelajaran matematika apabila sudah memperoleh nilai hasil belajar mencapai KKM yang ditetapkan dengan KKM >65.00.
3. Siswa secara klasikal dianggap sudah mencapai ketuntasan belajar dalam pembelajaran matematika apabila sudah memperoleh nilai rata-rata hasil belajar mencapai KKM yang ditetapkan dengan KKM > 65.00.
4. Pembelajaran dianggap berhasil apabila jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 65.00 sudah mencapai > 80.00% dari jumlah siswa.
Prosedur Penelitian
Prosedur PTK ini mnegikuti prinsip-prinsip PTK, yaitu terdiri dari beberapa tahap diantaranya; tahap planning (rencana tindakan), implementing (tindakan), observing (observasi), dan reflecting (refleksi) yang kemudian diikuti dengan perencanaan ulang pada siklus kedua, dan seterusnya.
Tahapan-tahapan yang dilakukan pada setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi hasil tindakan. Siklus tindakan dalam penelitian ini mengacu pada model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Deskripsi Kondisi Awal
Deskripsi awal memaparkan tentang hasil identifikasi terhadap kondisi awal pembelajaran matematika sebelum dilakukan tindakan pembelajaran dengan metode Buzz Group. Data refleksi diperoleh dari hasil tes ulangan harian dan data hasil non tes berupa pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.
1. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru, dapat diketahui bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran pada kondisi awal masih kurang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengamatan di mana jumlah siswa dengan aktivitas belajar dengan kategori aktif 1 orang siswa atau 10% dari jumlah siswa. Jumlah siswa dengan aktivitas belajar dengan kategori cukup aktif adalah sebanyak 2 orang siswa atau atau 20% dari jumlah siswa. Jumlah siswa dengan aktivitas belajar dengan kategori kurang aktif adalah sebanyak 7 orang siswa atau atau 70% dari jumlah siswa.
Berangkat dari kondisi tersebut, guru berupaya melakukan perbaikan pembelajaran dengan fokus meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. Upaya yang dilakukan guru adalah dengan menerapkan metode Buzz Group disertai media jam dinding dalam pembelajaraan matematika.
2. Hasil Tes
Hasil tes yang diperoleh dari ulangan harian menunjukkan bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 40.00, nilai tertinggi diperoleh sebesar 75.00, dan nilai rata-rata diperoleh sebesar 57.50. Mengingat nilai rata-rata kelas yang diperoleh < KKM yang ditetapkan dengan KKM > 65.00, maka secara klasikal siswa kelas V semester 1 SD Negeri Singopuran 02 Kartasura tahun pelajaran 2017/2018 belum mencapai ketuntasan belajar dalam pembelajaran matematika.
Ditinjau dari penguasaan penuh secara klasikal, tingkat ketuntasan belajar siswa adalah sebesar 40%. Hal ini dapat diartikan bahwa dari sebanyak 10 orang siswa yang ada, jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 65.00 adalah sebanyak 4 orang siswa. Sisanya sebanyak 6 orang siswa atau 60% belum mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 65.00.
Deskripsi Tindakan Siklus I
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan Siklus I dilakukan dengan metode Buzz Group dan media jam dinding sesuai dengan perencanaan.
Hasil Observasi:
1. Aktivitas belajar siswa
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kolaborator, dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada tindakan Siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengamatan di mana jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori aktif dan cukup aktif mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menunjukkan bahwa jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori aktif mencapai 11 orang siswa atau 32.35% dari jumlah siswa. Jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori cukup aktif adalah sebanyak 13 orang siswa atau atau 38.24% dari jumlah siswa. Jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori kurang aktif adalah sebanyak 10 orang siswa atau atau 91.18% dari jumlah siswa.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori aktif dan cukup aktif mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Adapun jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori kurang aktif mengalami penurunan dibandingkan kondisi sebelumnya.
2. Hasil belajar siswa
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada akhir tindakan Siklus I, dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 50.00 dan nilai tertinggi adalah 100.00. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah sebesar 72.50. Mengingat nilai rata-rata yang diperoleh sudah melampaui KKM yang ditetapkan, yaitu dengan KKM > 65.00, maka siswa kelas V semester 1 di SD Negeri Singopuran 02 Kartasura tahun pelajaran 2017/2018 secara klasikal sudah dianggap mencapai ketuntasan belajar dalam pembelajaran matematika.
Ditinjau dari penguasaan penuh secara klasikal, jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 65.00 adalah sebanyak 7 orang siswa atau 70%. Sisanya sebanyak 3 orang siswa atau 30% belum mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 65.00. Dengan demikian indikator penguasaan penuh secara klasikal dengan ketuntasan kelas > 80.00% dari jumlah siswa mencapai ketuntasan belajar belum terpenuhi.
Hasil-hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada tindakan pembelajaran Siklus I. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dari sebesar 57.50 pada kondisi awal menjadi 72.50 pada akhir tindakan Siklus I. Ketuntasan belajar siswa meningkat dari sebesar 40% pada kondisi awal menjadi 70% pada akhir tindakan Siklus I.
Deskripsi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan tindakan pembelajaran pada Siklus I, terutama yang menyangkut beberapa hal yang direkomendasikan pada Siklus I, selanjutnya disusun rencana tindakan pembelajaran Siklus II sebagai upaya untuk meningkatkan dampak proses dan dampak produk dari tindakan pembelajaran yang lebih baik.
Rencana pembelajaran tindakan ini merupakan hasil revisi dalam rangka perbaikan pembelajaran tindakan siklus I yang dinilai belum berhasil membawa siswa mencapai penguasaan kompetensi penuh. Beberapa upaya perbaikan yang akan dilaksanakan dalam tindakan pembelajaran Siklus II menyangkut upaya: 1) meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar; 2) meningkatkan kemandirian belajar siswa; 3) meningkatkan peran guru sebagai motivator dan fasilitator pembelajaran.
Hasil-hasil observasi pembelajaran tindakan pada Siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Aktivitas belajar siswa
Hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa pada tindakan Siklus II menunjukkan bahwa jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori aktif adalah 7 orang siswa atau 70%. Jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori cukup aktif adalah sebanyak 2 orang siswa atau atau 20%dari jumlah siswa. Jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori kurang aktif adalah sebanyak 1 orang siswa atau atau 1% dari jumlah siswa.
2. Hasil belajar siswa
Berdasarkan hasil tes akhir tindakan Siklus II, dapat diketahui bahwa terendah yang diperoleh siswa adalah sebesar 70.00, dan nilai tertinggi adalah sebesar 100.00. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah sebesar 83.50. Mengingat nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh sudah melampaui KKM yang ditetapkan dengan KKM > 65.00, maka siswa kelas V semester 1 SD Negeri Singopuran 02 Kartasura tahun pelajaran 2017/2018 secara klasikal sudah dianggap mencapai ketuntasan belajar.
Ditinjau dari penguasaan penuh secara klasikal, jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 65.00 adalah sebanyak 10 orang siswa atau 100%. Data tingkat ketuntasan belajar siswa pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II dapat disajikan pada tabel berikut:
Hasil-hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada tindakan pembelajaran Siklus II. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dari sebesar 72.50 pada akhir tindakan Siklus I, meningkat menjadi 83.50 pada akhir tindakan Siklus II. Ketuntasan belajar siswa meningkat dari sebesar 70% pada akhir tindakan Siklus I menjadi 100% pada akhir tindakan Siklus II.
Pembahasan Hasil Tindakan
1. Penerapan metode Buzz Group disertai media jam dinding dapat dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa
Hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa “metode Buzz Group disertai media jam dinding dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa†terbukti kebenarannya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa dengan aktivitas belajar terhadap pembelajaran dengan kategori aktif dan cukup aktif pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.
Kurang optimalnya aktivitas siswa dalam pembelajaran ditunjukkan dengan banyaknya siswa dengan aktivitas belajar kategori aktif dan cukup aktif pada kondisi awal baru mencapai 30%.
Tindakan perbaikan yang dilakukan guru adalah dengan menerapkan metode Buzz Group disertai media jam dinding dalam pembelajaran matematika materi satuan waktu. Perbaikan yang dilakukan guru pada tindakan Siklus I berhasil meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori aktif dan cukup aktif dari sebesar 30% pada kondisi awal meningkat menjadi 60% pada tindakan Siklus I. Peningkatan aktivitas belajar yang diperoleh pada tindakan Siklus I dipandang belum optimal. Atas dasar hal tersebut maka dilakukan perbaikan dengan fokus meningkatkan aktivitas belajar siswa pada tindakan Siklus II..
Jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori aktif dan cukup aktif mengalami peningkatan dari sebesar 60% pada tindakan Siklus I menjadi sebesar 90% pada tindakan Siklus II. Atas dasar hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode Buzz Group disertai media jam dinding dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Tabel Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dari Kondisi Awal hingga Tindakan Siklus II
No. |
Kategori Aktivitas belajar |
Kondisi Awal |
Siklus I |
Siklus II |
|||
Jml |
% |
Jml |
% |
Jml |
% |
||
1. |
Aktif (Skor 19 – 24) |
1 |
10,00% |
2 |
20,00% |
7 |
70,00% |
2. |
Cukup Aktif (Skor 13 – 18) |
2 |
20,00% |
4 |
40,00% |
2 |
20,00% |
3. |
Kurang Aktif (Skor 6 – 12) |
7 |
70,00% |
4 |
40,00% |
1 |
10,00% |
|
Jumlah |
10 |
100 |
10 |
100 |
10 |
100 |
2. Penerapan metode Buzz Group disertai media jam dinding dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa “Penerapan metode Buzz Group disertai media jam dinding dapat meningkatkan hasil belajar siswa†terbukti kebenarannya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya tingkat hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.
Hasil belajar matematika yang diperoleh siswa pada kondisi awal masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata hasil belajar sebesar 57.50. Nilai tersebut masih di bawah KKM yang ditetapkan, yaitu dengan KKM > 65.00. Atas dasar hal tersebut, maka siswa kelas V semester 1 SD Negeri Singopuran 02 Kartasura tahun pelajaran 2017/2018 secara klasikal dianggap belum mencapai ketuntasan belajar.
Ditinjau dari penguasaan penuh secara klasikal, tingkat ketuntasan belajar siswa baru mencapai 40% dan jauh di bawah indikator ketuntasan kelas sebesar > 80.00%. Rendahnya hasil belajar diindikasikan disebabkan karena aktivitas siswa dalam pembelajaran kurang optimal.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu dari sebesar 57.50 pada kondisi awal menjadi sebesar 72.50 pada akhir tindakan Siklus I. Mengingat nilai rata-rata yang diperoleh sudah > KKM yang ditetapkan dengan KKM > 65.00, maka secara klasikal siswa sudah dianggap mencapai ketuntasan belajar. Meskipun demikian, indikator penguasaan penuh secara klasikal berupa jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 65.00 sebanyak > 80.00% belum tercapai, yaitu baru mencapai 72.50%.
Atas dasar hal tersebut, guru melakukan perbaikan pembelajaran pada tindakan Siklus II. Adanya siswa yang semakin aktif dalam pembelajaran maka penguasaan materi akan semakin baik. Upaya perbaikan yang dilakukan guru pada tindakan Siklus II efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari sebesar 72.50 pada akhir tindakan Siklus I, meningkat menjadi 83.50 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 70% pada akhir tindakan Siklus I, meningkat menjadi sebesar 100% pada akhir tindakan Siklus II.
Tabel Peningkatan Hasil Belajar Siswa dari Kondisi Awal hingga Tindakan Pembelajaran Siklus II
No. |
Ketuntasan |
Awal |
Siklus I |
Siklus II |
|||
Jumlah |
% |
Jumlah |
% |
Jumlah |
% |
||
1. |
Tuntas |
40 |
58,82% |
70 |
76,47% |
10 |
100,00% |
2. |
Blm Tuntas |
60 |
41,18% |
30 |
23,53% |
0 |
0,00% |
|
Jumlah |
10 |
100 |
10 |
100 |
10 |
100 |
Nilai Rata-rata |
57.50 |
72.50 |
83.50 |
||||
Nilai Tertinggi |
75 |
100 |
100 |
||||
Nilai Terendah |
40 |
50 |
70 |
3. Penerapan metode Buzz Group disertai media jam dinding dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika materi satuan waktu bagi siswa kelas V semester 1 SD Negeri Singopuran 02 Kartasura, tahun pelajaran 2017/2018
Hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa “Penerapan metode Buzz Group disertai media jam dinding dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika materi satuan waktu bagi siswa kelas V semester 1 SD Negeri Singopuran 02 Kartasura, tahun pelajaran 2017/2018 terbukti kebenarannya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.
Peningkatan aktivitas belajar siswa diindikasikan dengan meningkatnya jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori aktif dan cukup aktif dari sebesar 30% pada kondisi awal, meningkat menjadi 60% pada tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 90% pada tindakan Siklus II.
Peningkatan hasil belajar siswa diindikasikan dengan meningkatnya nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari sebesar 57.50 pada kondisi awal, meningkat menjadi 72.50 pada akhir tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 83.50 pada akhir tindakan Siklus II. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari sebesar 40% pada kondisi awal, meningkat menjadi 70% pada akhir tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 100% pada akhir tindakan Siklus II.
P E N U T U P
Simpulan
1. Penerapan metode Buzz Group disertai media jam dinding dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa dengan aktivitas belajar terhadap pembelajaran dengan kategori aktif dan cukup aktif pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Peningkatan aktivitas belajar siswa diindikasikan dengan meningkatnya jumlah siswa dengan aktivitas belajar kategori aktif dan cukup aktif dari sebesar 30% pada kondisi awal, meningkat menjadi 60% pada tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 90% pada tindakan Siklus II.
2. Penerapan metode Buzz Group disertai media jam dinding dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari sebesar 57.50 pada kondisi awal, meningkat menjadi 72.50 pada akhir tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 83.50 pada akhir tindakan Siklus II. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari sebesar 40% pada kondisi awal, meningkat menjadi 70% pada akhir tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 100% pada akhir tindakan Siklus II.
3. Penerapan metode Buzz Group disertai media jam dinding dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika materi satuan waktu bagi siswa kelas V semester 1 SD Negeri Ngadirejo 01 Kartasura tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.
Saran
1. Siswa diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar menjadi semakin optimal.
2. Guru kelas disarankan agar selalu mengembangkan kapasitas diri dengan belajar menggunakan berbagai model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang baru bagi siswa mereka.
3. Sekolah diharapkan mendorong para guru untuk menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong para guru mengikuti berbagai pelatihan yang dilaksanakan oleh instansi terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1998. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasa-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.
Arsyad. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Depdiknas. 2003. Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah S. B., Zain, Aswan. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 1990. Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Masrinawatie. (2007). Proses Belajar dan Perubahannya. Jakarta: Bina Aksara.
Muhibbin, Syah. 2001. Psikologi Belajar. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.
Nana Sudjana. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Nasution. S. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Cet.IV, Bandung: Sinar Baru.
Newman and Logan.1971. Policy and Cental Management. New York: Dell Publishing Co, Inc.
Rochiati Wiriatmaja. 2006. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakaya.
Rohani. 1997. Teori dan Metode Kajian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sadiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudarsono. 1996. Pengelolaan Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Winkel, W.S. 2001. Psikogi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.