BIMBINGAN INDIVIDUAL TEKNIK CLASSROOM CONFERENCE

DAN DEMONSTRASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU DALAM MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

DI SD NEGERI 2 JATIHARJO KECAMATAN PULOKULON

PADA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Darwati

Kepala Sekolah SD Negeri 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon

 

ABSTRAK

 Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan ketrampilan guru di SD Negeri 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Pada Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017, setelah dilakukan bimbingan individual teknik classroom conference dan demonstrasi. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian tindakan sekolah. Subjek penelitian ini adalah semua guru kelas 1-VI SD Negeri 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Teknik pengumpulan data dengan observasi. Indikator keberhasilan apabila semua guru telah mencapai nilai kemampuan dengan kategori baik, yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata lebih dari 2.5 (> 2.5), dengan prosentase penguasaan indikator telah mencapai lebih dari >85%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan bimbingan individual teknik classroom conference dan demonstrasi di SD Negeri 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan keterampilan guru dalam dapat meningkat dengan maksimal. Peningkatan terjadi baik dari nilai rata-rata maupun dari prosentase penguasaan indikator. Nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus I meningkat dari 2.4 menjadi 3.6. Nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II meningkat dari 3.6 menjadi 4.4. Nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus II meningkat secara keseluruhan dari 2.4 menjadi 4.4. Peningkatan prosentase penguasaan indikator prasiklus sebesar 48% meningkat pada siklus I menjadi 72%. Prosentase penguasaan indikator siklus I sebesar 72% pada siklus II, meningkat menjadi 88.00%. Dengan demikian setelah dilakukan bimbingan, terjadi peningkatan prosentase penguasaan indikator dari prasiklus ke siklus II sebesar 40%. Peningkatan prosentase penguasaan indikator ini menunjukkan bahwa melalui bimbingan individual teknik classroom conference, dan demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman guru terhadap langkah-langkah penggunaan media gambar.

Kata kunci: keterampilan guru, bimbingan individual, classroom conference, demontrasi

 

PENDAHULUAN

Keterampilan merupakan hal yang penting bagi seorang guru dalam proses pembelajaran, dan merupakan kecakapan dan yang dimiliki oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. Guru yang memiliki ketrampilan yang baik akan mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik, sebaliknya guru yang kurang memiliki ketrampilan, akan berakibat pada rendahnya kualitas pembelajaran.

Berbagai ketrampilan yang diperlukan agar guru dapat melaksanakan tugas dengan baik, diantaranya adalah ketrampilan menggunakan media pembelajaran, dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat, maka penyajian materi pembelajaran mudah dipahami oleh siswa, pembelajaraan menjadi lancar, dan capaian tujuan pembelajaran lebih maksimal. Salah satu media gambar yang banyak dimiliki oleh sekolah dasar dan mudah digunakan adalah media gambar.

Media gambar merupakan salah satu dari media pembelajaran yang paling umum dipakai dan merupakan bahasa yang umum dan dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Menurut Sadiman Arief S. (2003: 21), media gambar merupakan suatu gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa.

Walaupun media gambar banyak membantu dalam proses pembelajaran, namun berdasarkan hasil pantauan selama 1 (satu semester) yaitu pada semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017, tidak semua guru khususnya di SD Negeri 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon mau memanfaatkan media tersebut dalam proses pembelajaran. Ada berbagai permasalahan guru enggan menggunakan media gambar tersebut, diantaranya adalah keterbatasan waktu, dan muatan materi yang terlampau padat, sehingga tidak memungkinkan guru mempersiapkan dan menggunakan dengan baik. Walaupun ada beberapa guru yang memanfatkan media gambar, namun pada kenyataannya media gambar yang digunakan tidak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa, dalam memanfatkan media gambar terkadang justru malah membiaskan perhatian siswa.

Hal ini menunjukkan bahwa secara garis besar guru di SD Negeri 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon belum memiliki ketrampilan yang baik dalam menggunakan media gambar. Beberapa indikator guru yang telah memiliki ketrampilan menggunakan media gambar adalah: (1) mampu menggunakan gambar yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa, (2) guru memperlihatkan gambar di depan kelas, (3) guru menerangkan pelajaran dengan menggunakan gambar, (4) Guru mengarahkan perhatian pada sebuah gambar, sambil mengajukan pertanyaan, dan (5) memberikan tugas untuk membahas gambar yang digunakan dalam pembelajaran.

Sesuai dengan peran kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor yang pada dasarnya memberikan layanan profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kinerja guru. Sehingga melakukan pembinaan kepada guru perlu dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kinerja guru, khususnya dalam meningkatkan ketrampilan guru dalam menggunakan media gambar.

Berbagai teknik pembinaan dapat dilakukan diantaranya adalah dengan melakukan bimbingan individual, yaitu bentuk bimbingan secara personal kepada guru baik dilakukan di ruang kelas (classroom conference), di ruang kepala sekolah, di ruang guru (office conference), maupun di saat berjumpa dengan guru (causal conference). Sebagai upaya peningkatan ketrampilan guru dalam menggunakan media gambar, maka tindakan yang akan diterapkan adalah pembinaan individu yang dilakukan di ruang kelas (classroom conference) secara bertahap. Dengan classroom conference maka dalam membina guru sekaligus dapat mendemonstrasikan bagaimana seharusnya guru menggunakan media gambar.

Sesuai dengan permasalahan yang ada, yaitu rendahnya ketrampilan guru dalam menggunakan media gambar, maka untuk memperbaikinya diperlukan upaya nyata dalam bentuk penelitian tindakan sekolah (PTS) dengan judul: Bimbingan Individual Teknik Classroom Conference dan Demonstrasi Sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Guru dalam Menggunakan Media Gambar Di SD Negeri 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Pada Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017.

 

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan Bimbingan individual teknik Classroom Conference dan demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan Guru dalam menggunakan media gambar di SD Negeri 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Pada Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: mendeskripsikan peningkatan ketrampilan guru di SD Negeri 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Pada Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017, setelah dilakukan bimbingan individual teknik classroom conference dan demonstrasi.

KAJIAN TEORI

Demontrasi Mengajar

Demonstrasi adalah peragaan atau pertunjukan untuk menampilkan suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa, pada sampai penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat dipahami peserta didik baik secara nyata maupun tiruan. Winarno (Moedjiono, 2005: 73) metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar yang diminta untuk memperlihatkan suatu proses kepada seluruh kelas. Syaiful (2008:210) menyatakan bahw Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya.

Bimbingan Individual

Bimbingan pribadi merupakan salah satu bidang bimbingan yang ada di sekolah. Terdapat beragam pengertian bimbingan pribadi yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah pendapat Abu Ahmadi (1991:109) sebagai berikut:“Bimbingan pribadi adalah seperangkat usaha bantuan kepada siswa agar dapat menghadapi sendiri masalah-masalah pribadi yang dialaminya, mengadakan penyesuaian pribadi, dan kegiatan rekreatif yang bernilai guna, serta berdaya upaya sendiri dalam memecahkan masalah-masalah pribadi, rekreasi dan sosial yang dialaminya.

Hal ini sejalan dengan pengertian bimbingan pribadi, yang dikemukakan oleh Dewa Ketut Sukardi (1993:11) yang mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi merupakan usaha bimbingan, dalam menghadapi dan memecahkan maslaah pribadi, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan. Syamsu Yusuf dan A.Juntika Nurihsan (2006:11) mengungkapkan bahwa: “Bimbingan pribadi adalah bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah pribadi. Yang tergolong dalam masalah-masalah pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dengan dosen, serta staf, permasalahan sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal dan penyelesaian konflik.

Teknik Classroom Conference

Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara supervisor dan guru. Pengertian classroom conference adalah suatu percakapan yang dilakukan oleh peneliti dengan guru pada saat murid-murid tidak ada lagi di dalam kelas. Maksudnya, pada waktu murid-murid beristirahat atau mereka sudah pulang, jadi pelaksanaannya di dalam kelas (Sahertian, 2009: 75).

Upaya Peningkatan Ketrampilan Guru dalam Penggunaan Media gambar

Guru sebagai penyampai materi kepada siswa harus dapat menyampaikan materi yang akan dibahas dengan metode dan media yang tepat dan menarik. Hal tersebut akan berdampak pada keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan guru. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Jamaludin (2004: 97-98) bahwa keprofeesionalan seorang guru dituntut demi lancarnya proses belajar mengajar. Dalam hal ini paling tidak ada lima hal khusus yang harus dipenuhi oleh guru. Pertama, seorang guru yang professional haruslah orang yang benar-benar memiliki pengertian yang mendalam mengenai tujuan pembelajaran. Kedua, seorang guru yang professional adalah orang yang memiliki minat yang besar terhadap dunia pendidikan. Ketiga, seorang guru yang profesional adalah orang yang memiliki pemahaman dan kemampuan dalam bidang pendidikan. Keempat, seorang guru yang profesional adalah sosok guru yang memiliki pemahaman dan kemampuan selektif dalam menentukan maupun menerapkan suatu metode atau pendekatan pembelajaran. Kelima, seorang guru yang profesional adalah komitmen yang tinggi terhadap pembinaan dan pengembangan pendidikan.

Dengan menghadapkan siswa pada objek gambar akan menstimulus siswa untuk menulis cerpen dengan tingkat kesulitan menjadi berkurang. Menurut Sadiman (2002: 29-31), gambar memiliki beberapa kelebihan antara lain (1) sifatnya konkret, lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata, (2) gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, (3) dapat mengatasi pengamatan kita, (4) dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang aoa saja dan untuk usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah pahaman, (5) harganya murah dan gampang didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.

Menurut Kemp dan Dayton (1985) dalam bukunya Azhar Arsyad, manfaat media dalam pembelajaran yaitu:1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan 2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas, menarik, interaktif, efisien dalam waktu dan tenaga 3) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa 4) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja 5) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar 6) Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Kerangka Pemikiran

Ketrampilan menggunakan media gambar merupakan salah satu ketrampilan yang harus dimiliki oleh guru, mengingat di sekolah dasar media gambar telah cukup tersedia. Rendahnya ketrampilan guru di SD Negeri 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon, menyebabkan guru enggan menggunakan media gambar, dan justru cenderung senang menggunakan ceramah tanpa alat bantu mengajar. Teknik demonstrasi yang disampaikan secara pribadi di ruang kelas, dapat menimbulkan kesan mendalam bagi guru, sehingga teknik ini sangat memungkinkan mampu meningkatkan kinerja guru, khsususnya dalam menggunakan media gambar.

 


Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir tersebutr di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui bimbingan individual teknik classroom conference dan demonstrasi mampu meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan media gambar di SD Negeri 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon pada semester II tahun pelajaran 2016/2017.

METODE PENELITIAN TINDAKAN

Desain Penelitian Tindakan

Untuk memecahkan permasalahan tersebut di atas, maka desain Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan model Kemmis & McTagart, yaitu model desain penelitian yang berorientasi pada spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi (keempat komponen tersebut dinamakan satu siklus), serta perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu perencanaan pemecahan permasalahan yang dirancang dan dilaksanakan untuk memperbaiki atau mengatasi permasalahan yang terjadi terkait dengan keterampilan guru dalam menggunakan media gambar.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Dipilihnya lokasi tersebut karena peneliti adalah kepala sekolah di SD tersebut sehingga memahami betul permasalahan yang sedang dihadapi oleh guru. Penelitian ini dilaksanakan semester II tahun pelajaran 2016/2017, dimulai bulan Januari sampai dengan Juni 2017, dengan jadwal penelitian seperti terlampir (lampiran 1).

Subjek dan Obyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru SD Negeri 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan sebanyak 5 guru. Hal ini disebabkan adanya permasalahan dimana guru kurang memperhatikan dan kurang memahami pentingnya keterampilan guru dalam menggunakan media gambar dengan baik, sehingga perlu adanya tindakan nyata untuk mengatasi permasalahan tersebut. Objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010: 56). Dalam penelitian ini yang menjadi titik perhatian (objek penelitian) adalah peningkatan keterampilan guru dalam menggunakan media gambar.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart. Setiap siklus dilakukan dalam 4 (empat) langkah, yaitu (1) mengembangkan perencanaan awal, (2) pelaksanaan tindakan, (3) melakukan observasi terhadap tindakan dan (4) refleksi dan melakukan refleksi terhadap perencanaan kegiatan tindakan dan kesuksesan hasil yang diperoleh.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui oberservasi langsung, dan melakukan penilaian terhadap kegiatan guru dalam menggunakan media gambar. Adapun teknik menilai adalah dengan cara memberikan skor pada masing-masing komponen/indikator, dengan menggunakan skor 0 dan 1. Selanjutnya agar data mudah dipahami, maka berdasarkan data hasil penilaian keterampilan guru tersebut, dibuat kategorisasi. Adapun kategori penilaian ditentukan berdasarkan jumlah nilai seluruh indikator, dan dikelompokan dalam sangat kurang, kurang, cukup, baik dan sangat baik, dengan ketentuan: 0.1 sampai dengan 1.0 kategori sangat kurang, 1.1 sampai dengan 2.0 kategori kurang, 2.1 sampai dengan 3.0 kategori cukup, 3.1 sampai dengan 4.0 kategori baik, dan 4.1 sampai dengan 5.0 kategori sangat baik.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar observsi yang berisi indikator: (1) guru menggunakan gambar sesuai dengan pertumbuhan dan perkembagan siswa, (2) guru memperlihatkan gambar kepada siswa di depan kelas, (3) guru menerangkan pelajaran dengan menggunakan gambar, (4) guru mengarahkan perhatian siswa pada sebuah gambar sambil mengajukan pertanyaan kepada siswa secara satu persatu, dan (5) guru memberikan tugas kepada siswa.

Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik perbandingan, yaitu dengan cara membandingkan hasil penilaian ketrampilan guru dalam menggunakan media gambar siklus I dengan siklus berikutnya, dan membandingkan dengan indikator keberhasilan tindakan. Analisis data tersebut dilakukan selama proses tindakan dan sesudah penelitian.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan tindakan. Hasil penelitian dikatakan berhasil apabila semua guru telah memiliki ketrampilan dalam menggunakan media gambar dengan kategori baik, yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata lebih dari 2.5 (> 2.5), dengan prosentase penguasaan indikator telah mencapai lebih dari >85%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prasiklus

Berdasarkan hasil observasi, yang dilakukana terhadap 5 guru sebagai subjek penelitian, dengan menggunakan 5 indikator hasilnya seperti terlampir (lampiran 2). Berdasarkan hasil penilaian tersebut, selanjutnya dilakukan rekapitulasi data, hasil rekapitulasi diketahui bahwa keterampilan guru dalam menggunakan media gambar tergolong cukup dengan skor rata-rata sebesar 2.4. (kategori cukup). Walaupun tergolong cukup namun masih terdapat tiga guru dengan kategori kurang.

Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana guru menguasai komponen penilaian, peneliti menghitung prosentase ketercapaian komponen/indikator, hasilnya diketahui bahwa rata-rata prosentase penguasaan indikator sebesar 48%. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar guru belum mampu menggunakan media gambar dengan langkah-langkah yang benar. Sehingga perlu dilakukan upaya perbaikan, adapun upaya yang akan dilakukan adalah melakukan pembinaan teknik bimbingan individual teknik classroom conference dan demonstrasi pembelajaran.

 

Siklus I

Setelah guru diberikan bimbingan individual baik melalui teknik classrom conference maupun teknik demonstrasi, minggu berikutnya, yaitu mulai tanggal 6 sampai dengan tanggal 10 Maret peneliti melakukan pengamatan untuk menilai secara langsung ketrampilan guru dalam menggunakan media gambar. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk menilai ketrampilan guru dalam menggunakan media gambar, hasil penilaian seperti terlihat pada lampiran (lampiran 3). Berdasarkan hasil penilaian tersebut, selanjutnya hasilnya di rekap.

Hasil rekapitulasi dapat diketahui keterampilan guru dalam menggunakan media gambar tergolong baik dengan skor rata-rata sebesar 3.6. Terdapat tiga guru dengan kategori baik dan yang lainnya tergolong cukup. Hasil perhitungan prosentasi penguasaan indikator pada siklus I diketahui skor rata-rata prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam menggunakan media gambar sebesar 72% dengan skor tertinggi sebesar 80%, sedangkan skor terendah sebesar 60%. Indikator yang perlu mendapat perhatian oleh guru adalah indikator 2 (dua) yaitu cara guru memperlihatkan gambar kepada siswa di depan kelas, dan indikator 4 (empat) yaitu cara guru memberikan tugas kepada siswa.

Berdasarkan hasil penilaian terhadap guru, diketahui bahwa skor rata-rata sebesar 3.6 (kategori baik), dengan prosentasi penguasaan indikator rata-rata sebesar 72% hal ini berarti keterampilan guru dalam menggunakan media gambar jika dibandingkan dengan kondisi prasiklus, sudah ada perbaikan. Namun jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan tindakan, hasilnya masih dibawah indikator keberhasilan yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa ketrampilan guru dalam menggunakan media gambar belum maksimal, sehinga perlu dilakukan tindakan siklus berikutnya (siklus II) berupa bimbingan individual teknik classroom conference dan demonstrasi.

Siklus II

Setelah guru diberikan bimbingan individual baik melalui teknik classrom conference maupun teknik demonstrasi, minggu berikutnya, yaitu mulai tanggal 10 sampai dengan tanggal 15 April peneliti melakukan pengamatan untuk menilai secara langsung ketrampilan guru dalam menggunakan media gambar. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk menilai ketrampilan guru dalam menggunakan media gambar, hasil penilaian seperti terlihat pada lampiran (lampiran 4). Berdasarkan hasil penilaian tersebut, selanjutnya hasilnya di rekap.

Hasil rekapitulasi dapat diketahui bahwa dari lima guru yang dijadikan subjek penelitian, skor rata-rata sebesar 4.4 (sangat baik). Berdasarkan kategori penilaian yang telah ditentukan dari lima guru, terdapat tiga guru dengan kategori baik sedangkan sisanya termasuk dalam kategori sangat baik. prosentase ketercapaian indikator diketahui bahwa keterampilan guru dalam menggunakan media gambar telah meningkat dibanding tindakan pada siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa Guru sudah memahami dan dapat menerapkan langkah-langkah keterampilan dalam menggunakan media gambar dengan baik. Prosentase penguasaan indikator juga telah meningkat, dengan nilai rata-rata sebesar 4.4, dengan prosentasi penguasaan indikator mencapai 88%.

Berdasarkan hasil penilaian terhadap guru, diketahui bahwa skor rata-rata sebesar 4.4 (kategori sangat baik), dengan prosentasi ketercapaian indikator rata-rata sebesar 88%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menggunakan media gambar telah mencapai kategori baik, dengan prosentase penguasaaan indikator melebihi sebesar 88%, yang artinya telah melebihi indikator keberhasilan yang telah ditetapian (>85%), dengan demikian tindakan tidak perlu dilanjutkan.

PEMBAHASAN

Perbandingan Hasil Penilaian keterampilan guru dalam menggunakan media gambar Prasiklus dengan Siklus I

Perbandingan nilai keterampilan guru dalam menggunakan media gambar prasiklus dengan siklus I, menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 1.2. Peningkatan terjadi pada semua guru.

Perbandingan Hasil Penilaian keterampilan guru dalam menggunakan media gambar Siklus I dengan Siklus II

Perbandingan nilai keterampilan guru dalam menggunakan media gambar siklus I dengan siklus II, menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 0.8. Peningkatan terjadi pada semua guru.

Perbandingan Hasil Penilaian keterampilan guru dalam menggunakan media gambar prasiklus dengan siklus II

Perbandingan nilai keterampilan guru dalam menggunakan media gambar prasiklus dengan siklus II menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 2.00. Peningkatan terjadi pada semua guru.

Perbandingan Prosentase Ketercapaian Indikator Prasiklus dengan Siklus I

Perbandingan prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam menggunakan media gambar prasiklus dengan siklus I, menunjukkan bahwa prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam menggunakan media gambar prasiklus ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 24.00%.

Perbandingan Prosentase Ketercapaian Indikator siklus I dengan Siklus II

Perbandingan prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam menggunakan media gambar siklus I dengan siklus II, menunjukkan bahwa prosentase penguasaan indikator dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 16%. Peningkatan terjadi pada sebagian indikator.

Perbandingan Prosentase Penguasaan Indikator prasiklus dengan Siklus II

Perbandingan prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam menggunakan media gambar prasiklus dengan siklus II, menunjukkan bahwa prosentase penguasaan indikator keterampilan guru dalam menggunakan media gambar dari prasiklus ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 40.00%. Peningkatan terjadi pada semua indikator.

Berdasarkan perbandingan yang disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik seperti tersebut di atas, dapat dikemukakan bahwa melalui pembinaan teknik demonstrasi mengajar dan bimbingan individual teknik classroom conference dapat meningkatkan keterampilan guru secara perorangan maupun kelompok. Peningkatan terjadi pada seluruh aspek penilaian. Hal ini menunjukkan bahwa dengan tindakan berupa pembinaan teknik demonstrasi mengajar dan bimbingan individual teknik classroom conference mampu meningkatkan pemahaman guru terhadap komponen/aspek-aspek penilaian keterampilan guru dalam menggunakan media gambar.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru dalam menggunakan media gambar, setelah dilakukan bimbingan individual teknik classroom conference dan demonstrasi di SD Negeri 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dapat meningkat dengan maksimal. Peningkatan terjadi baik dari nilai rata-rata maupun dari prosentase penguasaan indikator. Nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus I meningkat dari 2.4 menjadi 3.6 atau terjadi peningkatan sebesar 1.2. Nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II meningkat dari 3.6 menjadi 4.4, atau terjadi peningkatan sebesar 0.8. Nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus II meningkat secara keseluruhan dari 2.4 menjadi 4.4 atau terjadi peningkatan sebesar 2.0.

Peningkatan prosentase penguasaan indikator prasiklus sebesar 48% meningkat pada siklus I menjadi 72%, atau terjadi peningkatan sebesar 24%). Prosentase penguasaan indikator siklus I sebesar 72% pada siklus II, meningkat menjadi 88.00% atau terjadi peningkatan sebesar 16%). Dengan demikian setelah dilakukan bimbingan, terjadi peningkatan prosentase penguasaan indikator dari prasiklus ke siklus II sebesar 40%. Peningkatan prosentase penguasaan indikator ini menunjukkan bahwa melalui bimbingan individual teknik classroom conference, dan demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman guru terhadap langkah-langkah penggunaan media gambar.

Implikasi

Pembinaan guru yang dilakukan melalui bimbingan individual teknik classrom conference dan demonstrasi, terbukti mampu meningkatkan ketrampilan guru dalam menggunakan media gambar. Hal ini membuktikan bahwa pembinaan guru yang dilakukan, dengan menggunakan teknik bimbingan individual berdampak positif terhadap peningkatan profesionalisme guru.

Saran

Untuk UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan

Sebaiknya dalam melakukan pembinaan terhadap profesionalisme guru, lebih difokuskan pada peningkatan ketrampilan guru selain ketrampilan menggunakan media gambar.

Untuk Kepala Sekolah Lain

Sebaiknya pembinaan guru lebih diintensifkan dengan menggunakan model-model pembinaan guru yang lebih menekankan pada bentuk bimbingan individu.

Untuk Guru

Sebaiknya guru selalu berusaha untuk mengembangkan ketrampilan mengajarnya dengan berpedoman pada langkah-langkah yang benar yang tertuang dalam indikator penilaian kinerja, baik yang ada pada buku pedoman penilaian kinerja guru, maupun literatur lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta

Arief Sadiman. 2002. Media Pembelajaran dan Proses Belajar Mengajar, Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Hasibuan dan Moedjiono. 2005. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.

Juntika Nurihsan, Ahmad. 2006. Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung:PT. Revika Aditama

Muhibbin Syah, 2000. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya

Rusminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Depdiknas. Jakarta

Sahertian, P.A. 2009. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukardi, Dewa Ketut. 1993. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Penyuluhan di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional.

Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta