Cooperative Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMA SELAMATKAN MAKHLUK HIDUP SISWA KELAS VI SDN 4 CEPOGO
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Ananto Turaikhan
SDN 4 Cepogo
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Dengan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar tema selamatkan makhluk hidup siswa kelas VI SDN 4 Cepogo Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019; 2) Dengan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar tema selamatkan makhluk hidup siswa kelas VI SDN 4 Cepogo Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 4 Cepogo Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 11 orang siswa. Penelitian ini menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw dalam melaksanakan program perbaikan pembelajaran. Simpulan penelitian ini adalah 1) Dengan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar tema selamatkan makhluk hidup siswa kelas VI SDN 4 Cepogo Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 sebesar 15%; 2) Dengan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar tema selamatkan makhluk hidup siswa kelas VI SDN 4 Cepogo Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 sebesar 55%.
Kata Kunci: jigsaw, aktivitas dan hasil belajar
Latar Belakang
Perubahan kurikulum merupakan suatu hal yang lumrah dalam dunia pendidikan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seyogyanya juga harus dibarengi dengan perkembangan dalam dunia pendidikan. Dengan demikian pendidikan itu tidak akan ketinggalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga bisa beriringan dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin canggih. Begitu juga dengan kurikulum 2013 merupakan terobosan dari pemerintah dalam menghadapi perkembangan dewasa ini. Dalam kurikulum 2013 sejatinya menempatkan siswa pada kenyataan yang sesungguhnya dengan potensi yang dimilikinya. Merujuk pada taksonomi bloom bahwa kecerdasan seseorang sesungguhnya terdiri dari aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik. Dari situ kita bisa menganalisis yang dibutuhkan siswa itu tidak hanya pengetahuan, tapi siswa juga membutuhkan kemampuan psikomotorik atau keterampilan. Kemudian yang lebih penting dari sekedar pengetahuan dan keterampilan itu adalah akhlak atau sikap yang baik yang harus dimiliki oleh seorang siswa. Buat apa mempunyai anak yang cerdas dalam hal pengetahuan, cakap dalam keterampilan tetapi tidak mempunyai sikap spiritual dan sosial yang baik. Begitulah sebenarnya arah dari perkembangan kurikulum 2013 dewasa ini, dengan mengetahui arah kurikulum yang diharapkan, sehingga kita bisa menerima setiap ada perubahan kurikulum dalam dunia pendidikan dan mengimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
Berkaitan dengan kurikulum di atas terjadi perubahan yang signifikan dalam proses pembelajaran. Pada pembelajaran kelas VI misalnya pada KTSP pembelajaran dilaksanakan berdasarkan pada mata pelajaran, sedangkan pada kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran tematik integratif kecuali pada mapel PAI, Matematika, PJOK, dan Muatan Lokal masih dilaksanakan tersendiri berdasarkan muatan pelajaran masing-masing. Untuk melaksanakan perubahan tersebut sehingga diharapkan seorang guru harus selalu meningkatkan kompetensi yang dimiliki untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan benar. Begitu juga dengan pelaksanaan penilaiannya juga mempunyai perubahan dibanding dengan KTSP. Pada kurikulum 2013 penilaiannya juga terdiri dari penilaian sikap yang berbentuk deskripsi, sedangkan penilaian pengetahuan dan keterampilan berbentuk angka dan huruf serta deskripsi. Dengan penilaian yang seperti itu sehingga memungkinkan guru bisa mengetahui secara detail potensi yang dimiliki oleh setiap siswa. Pada hakekatnya setiap siswa itu punya potensi sendiri-sendiri sehingga kita sebagai seorang pendidik harus bisa mengoptimalkan potensi itu menjadi sebuah peluang untuk bisa berprestasi.
Semua sekolah dasar di Kabupaten Jepara pada Tahun Pelajaran 2018/2019 sudah menerapkan kurikulum 2013. Sedangkan SDN 4 Cepogo termasuk SD Negeri yang baru pertama kali menerapkan kurikulum 2013, sehingga siswa dan guru masih belum terbiasa untuk mengimplementasikan pada kegiatan pembelajaran. Pada pembelajaran tema selamatkan makhluk hidup siswa kelas VI SDN 4 Cepogo Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 yang merupakan kelas dimana penulis mengajar belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut sesuai dengan hasil belajar siswa dalam tema selamatkan makhluk hidup subtema 1 belum memenuhi target yang diharapkan. Siswa belum memahami model pembelajaran tematik yang diterapkan pada kurikulum 2013. Banyak sekali nilai yang kurang memenuhi KKM. Aktivitas belajar siswa sangat kurang. Guru terlalu mendominasi dalam kegiatan pembelajaran
Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang ingin penulis pecahkan adalah sebagai berikut: 1) Apakah dengan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar tema selamatkan makhluk hidup siswa kelas VI SDN 4 Cepogo Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019?; 1) Apakah dengan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar tema selamatkan makhluk hidup siswa kelas VI SDN 4 Cepogo Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Dengan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar tema selamatkan makhluk hidup siswa kelas VI SDN 4 Cepogo Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019; 2) Dengan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar tema selamatkan makhluk hidup siswa kelas VI SDN 4 Cepogo Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019.
Manfaat Penelitian
Secara umum: penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pada dunia pendidikan mengenai pembelajaran tematik dalam peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa melalui pendekatan cooperative learning.
Secara khusus: diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada strategi pembelajaran disekolah serta dapat mengoptimalkan aktivitas dan hasil belajar siswa di sekolah.
KAJIAN TEORI
Pengertain Aktivitas Belajar
Susanto (2013: 18) menjelaskan bahwa secara metodologis, aktivitas belajar lebih dominan pada siswa. Pada dasarnya, segala sesuatu yang diamati, dilakukan sendiri dan terlibat aktif terhadap interaksi yang terjadi pada suatu objek yang akan menghasilkan sebuah pengalaman yang berkesan dan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kebermaknaan aktivitas yang akan ditimbulkan. Hanafiah (2010: 23) menambahkan bahwa dalam proses pembelajaran harus dimunculkan aktivitas yang melibatkan seluruh aspek psikofisis sehingga akselerasi perubahan prilaku yang menjadi poin utama belajar dapat terjadi secara, tepat, dan benar baik pada domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas adalah kegiatan yang terjadi baik fisik maupun nonfisik yang dilakukan oleh individu, sehingga terjadi perubahan perilaku. Perubahan perilaku tersebut diperoleh dari interaksi dengan lingkungannya, dengan indikator: 1) partisipasi, 2) minat, 3) perhatian, dan 4) presentasi.
Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan sebuah kebutuhan bagi manusia, karena dengan belajar seseorang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Winataputra, dkk (2008: 1.4) “bahwa belajar diartikan sebagai proses mendapatkan pengetahuan dengan membaca dan menggunakan pengalaman sebagai pengetahuan yang memandu perilaku pada masa yang akan datang”. Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan atau hasil belajar. Dengan hasil belajar tujuan pendidikan dapat diukur apakah telah tercapai ataukah belum tercapai.
Hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa terhadap pembelajaran. Menurut Hamalik (2001: 30) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan motoris. Unsur subjektif adalah rohaniah, sedangkan motoris adalah jasmaniah. Hasil belajar akan tampak pada pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apersepsi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap. Menurut Sudjana (2011: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sukmadinata (2007: 102) menyatakan bahwa hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir, maupun keterampilan motorik. Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa terhadap pembelajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan kemampuan individu setelah melalui proses belajar. Perubahan kemampuan itu meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. indikator domain kognitif antara lain: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, penilaian, domain afektif (jujur, tanggungjawab, santun, dan percaya diri) antara lain: menerima, menanggapi, menilai, mengelola, dan menghayati), dan domain psikomotor antara lain: menirukan, memanipulasi, pengalamiahan, dan artikulasi.
Pengertian Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Model Cooperative Learning menurut Suprijono (2009: 61), model ini dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Isjoni (2007: 15). Cooperative Learning berasal dari kata cooperative dan learning yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Menurut Solihatin dan Raharjo (2007: 4) pada dasarnya Cooperative Learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Rusman (2011: 204) yang mengemukakan bahwa cooperative learning adalah teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang.
Salah satu tipe model cooperative learning adalah tipe jigsaw yaitu suatu model cooperative learning yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.Model cooperative learning tipe Jigsaw merupakan model cooperative learning dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4–6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
Menurut Rusman (2011:220), mengemukakan langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw sebagai berikut: 1) Siswa dikelompokkan dengan anggota + 4 orang; 2) Tiap orang dalam kelompok diberi materi dan tugas yang berbeda; 3) Anggota dari kelompok yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli); 4) Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang sub materi yang mereka kuasai; 5) Tiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusi; 6) Pembahasan; 7) Penutup.
Berdasarkan pendapat Rusman maka dapat ditarik kesimpulan bahwa langkah-langkah dalam Model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw adalah siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, tiap siswa dalam satu kelompok asal diberi bagian materi yang berbeda. Tiap kelompok terdiri dari kelompok ahli dan kelompok asal. Anggota dari kelompok yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub materi yang sama bertemu dalam kelompok baru untuk mendiskusikan sub materi mereka. Setelah selesai diskusi sebagai kelompok ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu kelompok mereka tentang sub materi yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan saksama. Kemudian setelah selesai berdiskusi dengan kelompok masing-masing, tiap kelompok mempresentasikan ke depan kelas. Kegiatan diskusi diakhiri dengan membahas bersama guru
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan selama 2 siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Subjek dan Setting Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 4 Cepogo Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 11 orang siswa. Penelitian ini menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw dalam melaksanakan program perbaikan pembelajaran.
Teknik Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif sebagai berikut: 1) data kuantitatif yaitu berupa kemampuan siswa menyelesaikan soal tes setiap akhir tindakan, 2) data kualitatif yaitu data aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran tema selamatkan makhluk hidup. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1) Pemberian tes setiap akhir tindakan, 2) Observasi, 3) Catatan lapangan. Catatan ini bersifat lebih umum, yang menyangkut tempat penelitian, baik jumlah siswa, guru, maupun sarana dan prasarana. Data yang dikumpulkan kemudian diolah dari seluruh data yang tersedia. dengan tahap-tahap pengelolahan data sebagai berikut: 1) Mereduksi data, 2) Penyajian data, 3) Verifikasi data.
Indikator keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila 1) Aktivitas belajar siswa yang ditandai degan rata-rata penilaian aktivitas belajar siswa mencapai lebih besar dari 75%; 2) Hasil belajar siswa yang ditandai dengan tingkat ketuntasan belajar siswa mencapai 75% sudah dinyatakan tuntas dengan KKM 70.
HASIL PENELITIAN
Siklus awal
Penelitian ini dilakukan berdasarkan keadaan siswa kelas VI SD Negeri 4 Cepogo Semester I tahun Pelajaran 2018/2019 terhadap 11 siswa terdiri dari 5 laki-laki dan 6 Perempuan. Aktivitas siswa dalam pembelajaran bertema selamatkan makhluk hidup, siswa kurang antusias dalam menghadapi pelajaran, hal ini salah satu penyebabnya adalah guru tidak menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Adapun aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I, sebagai berikut:
Aktivitas Siswa Siklus Awal
Indikator | Ketercapaian |
1. Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru | 71% |
2. Membaca buku | 67% |
3. Bekerja dengan teman | 65% |
4. Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru | 58% |
5. Menyampaikan hasil pembelajaran | 67% |
6. Mengajukan atau menanggapi pertanyaan | 67% |
7. Menulis yang relevan dengan KBM | 62% |
8. Merangkum pembelajaran | 67% |
9. Mengerjakan tes evaluasi | 65% |
10. Kemandirian dalam mengerjakan soal | 71% |
Rata-rata | 66% |
Dari 10 komponen aktivitas siswa sesuai dengan instrumen yang telah disusun penulis, dari 11 orang siswa kelas VI mendapatkan penilaian sebesar 66%.
Adapun rekapitulasi hasil belajar siswa siklus awal tersaji dalam data sebagai berikut:
Hasil Belajar Siswa Siklus Awal
No. | Muatan Pelajaran | Rerata Nilai Mupel |
1 | Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 75 |
2 | Bahasa Indonesia | 62 |
3 | Ilmu Pengetahuan Alam | 55 |
4 | Ilmu Pengetahuan Sosial | 47 |
5 | Seni Budaya dan Prakarya | 53 |
Rerata Nilai Akhir | 58 | |
Jumlah/Prosentase Siswa yang tuntas | 3 siswa (27%) | |
Jumlah/Prosentase Siswa yang belum tuntas | 8 siswa (73%) |
Hasil belajar siswa siklus awal diperoleh nilai rata-rata siswa untuk muatan pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebesar 75, bahasa Indonesia sebesar 62%, Ilmu Pengetahuan Alam sebesar 55, Ilmu Pengetahuan Sosial sebesar 47, dan Seni Budaya dan Prakarya sebesar 53. Dari data tersebut diketahui rata-ratanya mencapai 58. Jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 3 orang (27%), dan jumlah siswa yang belum tuntas belajar sebesar 8 orang (73%). Mengingat hasil pembelajaran yang dianggap belum memuaskan oleh guru, dan melum mencapai KKM yang dipersyaratkan maka perlu ada kegiatan perbaikan pembelajaran. Untuk itu penulis bermaksud melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw.
Siklus I
Adapun aktivitas siswa pada siklus I, setelah dilakukan kegiatan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut:
Rekap Aktivitas Siswa Siklus I
Indikator | Ketercapaian |
1. Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru | 76% |
2. Membaca buku | 71% |
3. Bekerja dengan teman | 69% |
4. Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru | 65% |
5. Menyampaikan hasil pembelajaran | 71% |
6. Mengajukan atau menanggapi pertanyaan | 75% |
7. Menulis yang relevan dengan KBM | 76% |
8. Merangkum pembelajaran | 76% |
9. Mengerjakan tes evaluasi | 75% |
10. Kemandirian dalam mengerjakan soal | 76% |
Rata-rata | 73% |
Dari 10 komponen aktivitas siswa sesuai dengan instrumen yang telah disusun penulis mendapatkan penilaian sebesar 66%. Adapun rincian ketercapaiannya adalah sebagai berikut: 1) mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru sebesar 76%, membaca buku sebesar 71%, bekerja dengan teman sebesar 69%, diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru sebesar 65%, menyampaikan hasil pembelajaran sebesar 75%, mengajukan atau menanggapi pertanyaan sebesar 75%, menulis yang relevan dengan KBM sebesar 76%, merangkum pembelajaran sebesar 76%, Mengerjakan tes evaluasi sebesar 75%, kemandirian dalam mengerjakan soal sebesar 75%.
Adapun rekapitulasi hasil belajar siswa siklus awal tersaji dalam data sebagai berikut:
Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. | Muatan Pelajaran | Rerata Nilai Mupel |
1 | Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 82 |
2 | Bahasa Indonesia | 75 |
3 | Ilmu Pengetahuan Alam | 75 |
4 | Ilmu Pengetahuan Sosial | 69 |
5 | Seni Budaya dan Prakarya | 65 |
Rerata Nilai Akhir | 73 | |
Jumlah/Prosentase Siswa yang tuntas | 7 siswa (64%) | |
Jumlah/Prosentase Siswa yang belum tuntas | 4 siswa (36%) |
Hasil belajar siswa siklus awal diperoleh nilai rata-rata siswa untuk muatan pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebesar 82, bahasa Indonesia sebesar 75%, Ilmu Pengetahuan Alam sebesar 75, Ilmu Pengetahuan Sosial sebesar 69, dan Seni Budaya dan Prakarya sebesar 65. Dari data tersebut diketahui rata-ratanya mencapai 73. Jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 7 orang (64%), dan jumlah siswa yang belum tuntas belajar sebesar 4 orang (36%).
Siklus II
Setelah melaksanakn refleksi bersama dengan guru senior atau teman sejawat, diadakan perbaikan-perbaikan pelaksanaan kegiatan pembelajaran diperoleh hasil siklus II sebagai berikut:
Rekap Aktivitas Siswa Siklus II
Indikator | Ketercapaian |
1. Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru | 80% |
2. Membaca buku | 84% |
3. Bekerja dengan teman | 80% |
4. Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru | 78% |
5. Menyampaikan hasil pembelajaran | 80% |
6. Mengajukan atau menanggapi pertanyaan | 84% |
7. Menulis yang relevan dengan KBM | 84% |
8. Merangkum pembelajaran | 80% |
9. Mengerjakan tes evaluasi | 85% |
10. Kemandirian dalam mengerjakan soal | 80% |
Rata-rata | 81% |
Berdasarkan data aktivitas siswa rician perolehan penilaian adalah sebagai berikut: 1) mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru sebesar 80%, membaca buku sebesar 84%, bekerja dengan teman sebesar 80%, diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru sebesar 78%, menyampaikan hasil pembelajaran sebesar 80%, mengajukan atau menanggapi pertanyaan sebesar 84%, menulis yang relevan dengan KBM sebesar 84%, merangkum pembelajaran sebesar 80%, Mengerjakan tes evaluasi sebesar 85%, kemandirian dalam mengerjakan soal sebesar 80%.
Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. | Muatan Pelajaran | Rerata Nilai Mupel |
1 | Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan | 85 |
2 | Bahasa Indonesia | 84 |
3 | Ilmu Pengetahuan Alam | 80 |
4 | Ilmu Pengetahuan Sosial | 75 |
5 | Seni Budaya dan Prakarya | 73 |
Rerata Nilai Akhir | 79 | |
Jumlah/Prosentase Siswa yang tuntas | 9 siswa (82%) | |
Jumlah/Prosentase Siswa yang belum tuntas | 2 siswa (18%) |
Hasil belajar siswa siklus II diperoleh nilai untuk muatan pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebesar 85, bahasa Indonesia sebesar 84%, Ilmu Pengetahuan Alam sebesar 80, Ilmu Pengetahuan Sosial sebesar 75, dan Seni Budaya dan Prakarya sebesar 73. Dari data tersebut diketahui rata-ratanya mencapai 79. Jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 9 orang (82%), dan jumlah siswa yang belum tuntas belajar sebesar 2 orang (18%). Sedangkan nilai rata-rata siswa mencapai 79.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa dari siklus awal sampai dengan siklus II setelah dilaksanakan pendekatan cooperative learning terhadap siswa kelas VI SDN 4 Cepogo Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 tersaji data sebagai berikut:
Rekapitulasi Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
Uraian | Hasil Penelitian | Peningkatan | ||
Siklus Awal | Siklus I | Siklus II | ||
Aktivitas Siswa | 66% | 73% | 81% | 15% |
Hasil Belajar
(Tingkat Ketuntasan) |
27% | 64% | 82% | 55% |
Pada aktivitas siswa siklus awal mencapai 66%, kemudian pada siklus I naik menjadi 81%, sedangkan peningkatan aktivitas siswa dari siklus awal sampai dengan siklus II sebesar 15%. Begitupula dengan hasil belajar siswa yang diketahui dari tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus awal baru mencapai 27%, atau hanya 2 orang saja dari 11 orang siswa yang dinyatakan tuntas. Kemudian pada siklus I meningkat menjadi 64% atau 7 siswa sudah tuntas sedangkan 4 orang siswa belum tuntas belajar. Pada akhirnya pada siklus II hasil belajar siswa sudah mencapai 82% atau setara dengan 9 orang siswa dari 11 orang siswa yang melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran. Jika dihitung peningkatan hasil belajar siswa dari siklus awal sampai dengan siklus II mencapai 55%. Mengingat indikator kinerja aktivitas dan hasil belajar siswa yang telah ditetapkan sebesar 75%, maka peneliti bermaksud mencukupkan penelitian mengingat sudah mencapai target yang diharapkan. Dengan demikian hipotesis kerja yang menyatakan dengan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VI SDN 4 Cepogo Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 dinyatakan diterima. Begitupula hipotesis kerja yang menyatakan dengan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN 4 Cepogo Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 dinyatakan diterima.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan sampai dengan siklus II terhadap siswa kelas VI SDN 4 Cepogo Tahun Pelajaran 2018/2019, adapun hasil penelitian sebagai berikut: 1) Dengan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar tema selamatkan makhluk hidup siswa kelas VI SDN 4 Cepogo Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 sebesar 15% dari kondisi awal; 2) Dengan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar tema selamatkan makhluk hidup siswa kelas VI SDN 4 Cepogo Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 sebesar 55% dari kondisi awal.
Saran
Dari beberapa pengalaman yang penulis alami selama kegiatan penelitian, ada beberapa hal yang ingin penulis sampaikan agar kegiatan pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw bisa berjalan sesuai dengan rencana adalah sebagai berikut: 1) Sebelum melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran sebaiknya guru memberikan pengetahun informasi terlebih dahulu mengenahi strategi yang digunakan guru beserta cara kerjanya, agar siswa bisa cepat beradaptasi dan belajar sesuai dengan rancangan guru.; 2) Penggunaan media dan alat peraga yang sesuai sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru; 3) Selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru sebaiknya menggunakan rangsangan materi kepada siswa yang sesuai dengan lingkungan sehari-hari siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama. Bandung.
Isjoni. 2007. Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung.
Rusman. 2011. Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajawali Press. Bandung.
—-. 2011. Model-Model Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.
Solihatin, Etin & Raharjo. 2007. Coopeative Learning. Bumi Aksara. Jakarta.
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung. 168 hlm.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung. 286 hlm.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di SD. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Winataputra, Udin S. 2008. Materi Pokok Teori Belajar dan Pembelajaran Universitas Terbuka. Jakarta. 236 hlm