EFEKTIFITAS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING (PPS)

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 5 SD

 

Catharina Dian Sulistyaningsih

Naniek Sulistya Wardani

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar-FKIP Universitas Kristen Satya Wacana

 

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat efektifitas pendekatan problem solving (PPS) terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD. Desain penelitian eksperimen ini adalah eksperimen semu (quasi experimental design).Teknik pengumpulan data adalah teknik tes dengan instrumen butir soal dan teknik observasi dengan instrumen lembar observasi yang dilengkapi rubrik pengukuran keterampilan. Teknik analisis data menggunakan uji t dua sampel bebas (independent samples test) dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat efektifitas PPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDterbukti. Hal ini ditunjukkan oleh signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan hasil perhitungan uji t sebesar 7,001 > 2,002, makaterdapat efektifitas PPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD diterima. Artinya terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar IPS antara kelompok eksperimen (perlakuan PPS) dan kelompok kontrol (tanpa perlakuan PPS) berhasil. Perbedaan rata-rata hasil belajar IPS antara kelompok eksperimen (perlakuan PPS) dan kelompok kontrol (tanpa perlakuan PPS) sebesar 10,97. Saran yang diberikankepadaguru IPS hendaknya pembelajaran IPS didesain menggunakan PPS.

Kata Kunci: Pembelajaran IPS, pendekatan problem solving, hasil belajar.

 

PENDAHULUAN

Kualitas pendidikan dapat dicapai, tidak terlepas dari keterlibatan stake holder (para pihak) yang ikut berkecimpung di dunia pendidikan, terutama guru yang memegang peran penting dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang meliputi aspekintelektual, aspek sikap dan aspek ketrampilan siswa. Untuk itu, diperlukan Guru-guru yang profesional di bidangnya.

Guru-guru yang profesional diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di era globalisasi sekarang, terutama dalam menghasilkan siswa yang berkualitas pula. Tugasguru yang profesional, seperti yang tertuang dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 menyatakan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Pendidik profesional adalah seorang guru yang ahli dalam bidang pendidikan, kreatif dan memiliki seni dalam mendidik, sehingga mampu membuat pembelajaran yang menarik bagi siswa.

Pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswa dapat tercipta, apabila guru mampu mendesain pembelajaran sedemikian rupa, dengan memilih pendekatan dan model pembelajaran yang tepat.

Pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat akanmenghasilkan karya berbasis pemecahan masalah, seperti pendekatan problem solving (PPS).

PPS adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang melatih peserta didik menghadapi berbagai masalah baik pribadi maupun kelompok untuk dipecahkan secarasendiri atau bersama-sama (Rachmah Huriah, 2014:140). Selanjutnya Abdullah Ridwan (2014: 243) menjelaskan bahwa dalam pembelajaran ini, melatih peserta didik berpikir kreatif untuk dapat memecahkan berbagai masalah.Dengan demikian, Guru bertindak sebagai motivator yang mengarahkan siswa untuk menyelesaikan masalah sampai memperoleh hasilnya (Abdullah Ridwan, 2014: 243). Siswa terlibat dalam pembelajaran. Pembelajaran berpusat pada siswa, namun guruyang memberikan masalah kepada siswa berupa soal.

Jadi PPS adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang mendorong siswa untuk memecahkan permasalahanbaik secara mandiri atau bersama-sama teman.

Kehidupan masyarakat global terus menerus mengalami perubahan dan menuntut siswa untuk mampu menghadapi segala tantangan kehidupan yang semakin berat. Tantangan berat dalam kehidupan masyarakat menuntut peserta didik untuk dapat beradaptasi dengan baik. Melalui IPS, peserta didik dibekali untuk siap menghadapi tantangan masyarakat global yang terus berkembang. Barr dalam Sapriya (2011: 10) menyatakan “the social studies is an integration of experience and knowledge concerning human relations for the purpose of citizenship education”. Dari pernyataan tersebut, mengandung makna bahwa studi sosial atau pendidikan ilmu sosial (IPS) adalah integrasi dari pengalaman dan pengetahuan tentang relasi manusia dalam mencapai tujuan pendidikan.

Pembelajaran IPS selama ini masih banyak menggunakan model pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru. Kondisi serupa terjadi di SDN Sidorejo Kidul 02 Tingkir Salatiga. Pembelajaran IPS kelas V yang berlangsung sangat monoton, artinya pembelajaran yang berlangsung selalu berpusat pada guru, dan siswa tidak pernah dilibatkan dalam belajar IPS. Dalam pembelajaran IPS, tidak nampak menggunakan pendekatan pembelajaran tertentu, siswa tidak didorong untuk aktif belajar menggunakan kerja ilmiah. Aktivitas pembelajaran didominasi oleh guru. Di dalam aktivitas pembelajaran, guru tidak pernah mencoba memberikan permasalahan kepada siswa untuk dipecahkan, dan tidak ada kegiatan berkelompok, sehingga seluruh kegiatan belajar dikerjakan oleh guru. Guru banyak menggunakan metode ceramah yang bervariasi dengan metode tanya jawab dan penugasan.Suara guru pada saat menjelaskan materi belajar melalui ceramah adalah monoton. Dalam pembelajaran IPS yang sedang berlangsung, nampak terdapat 5 (16,67% dari 30 siswa) tidak mau mendengarkan penjelasan guru. Dalam penilaian hasil belajar IPS siswa, guru hanya melakukan pengukuran hasil belajar melalui aspek kognitif saja. Rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Sidorejo Kidul 02 Salatiga adalah 60,5 dari skor 100. Kondisi ini, perlu dicari solusi agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS.

Kondisi semacam ini, tidak melatih siswa belajar memecahkan masalah. Guru perlu menciptakan suasana belajar yang melibatkan siswa dalam belajar untuk memecahkan berbagai masalah yang banyak dihadapi siswa. Pembelajaran inovatif sangat diperlukan, seperti pembelajaran IPS yang menggunakan PPS. Apalagi mata pelajaran IPS belajar mengkaji isu-isu sosial yang banyak berkembang di masyarakat. Peserta didik banyak menghadapi fakta-fakta sosial, yang perlu didorong untuk dapat mengatasi permasalahan-permasalahan sosial yang semakin lama semakin berat. Pembelajaran yang cocok untuk materi pembelajaran tersebut adalah PPS. Pendekatan pembelajaran ini perlu dicobakan kepada siswa dalam mata pelajaran IPS.

Berdasarkan kondisi pembelajaran IPS siswa kelas V SDN Sidorejo Kidul 02 Salatiga, maka perlu ada eksperimen pembelajaran yang inovatif, yakni melakukan percobaan dengan memberikan perlakuan tertentu untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran IPS yang berupa pendekatan problem solving (PPS) dan melakukan pengukuran hasil belajar melalui aspek kognitif dan aspek ketrampilan. Pembelajaran PPS menjadi pilihan, pembelajaran PPS ini sangat efektif dalam melibatkan siswa untuk berfikir kritis dalam memecahkan suatu masalahIPS. Siswa menjadi lebih aktif dan lebih berani dalam mengemukakan pendapat dan berani bertanya pada saat pembelajaran berlangsung.

Permasalahan yang dapat dirumuskan adalahapakah terdapat efektifitas pendekatan problem solving (PPS) terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif (Permendikbud No 22, 2016:1), artinya dalam pembelajaran terjadi interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Menurut Wardani Naniek Sulistya (2013: 30) Pola interaksi antara siswa, guru, dan materi pembelajaran mencakup strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran disebut model pembelajaran.

PPS adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang mendorong siswa untuk memecahkan permasalahanbaik secara mandiri atau bersama-sama teman.David Johnson and Johnson dalam Hamruni (2012: 153) berpendapat bahwa langkah-langkah PPS yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, meliputi:

1.     Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji. Dalam kegiatan ini guru dapat meminta pendapat dan penjelasan siswa tentang isu-isu hangat yang menarik untuk dipecahkan.

2.     Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.

3.     Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

4.     Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.

5.     Menguji hipotesis, yaitu langkah siswa dalam mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajarkan.

6.     Merumuskan rekomendasi, yaitu langkah siswa dapat dilakukan sesuai dengan rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

Langkah-langkah PPS yang sedikit berbeda dengan pendapat di atas, telah dilakukan dalam penelitian Wardani Naniek Sulistya (2016: 489) adalah:

1.     menyimak masalah KD IPS,

2.     mengkaji KD IPS SD,

3.     mengumpulkan informasi dan mengamati KD IPS

4.     membuat laporan, dan

5.     melakukan evaluasi terhadap pengumpulaninformasi.

Berdasarkan langkah-langkah PPS yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah PPS yang diterapkan pada proses pembelajaran meliputi:

1.     Merumuskan masalah

2.     Mengidentifikasi masalah

3.     Mengumpulkan informasi yang diperlukan.

4.     Merumuskan hipotesis

5.     Memecahkan masalah

6.     Menarik kesimpulan

7.     Membuat laporan untuk menyajikan hasil identifikasi

8.     Merumuskan rekomendasi

9.     Melakukan tes

Majid Abdul (2013:184) menjelaskan pengertian model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran dalam konteks klasikal yang sudah biasa dilakukan yang sifatnya berpusat pada guru, sehingga dalam pelaksanaannya kurang memperhatikan keseluruhan dalam situasi belajar (belajar non tuntas). Langkah-langkah dari model pembelajaran konvensional menurut Djamarah (2010: 99) sebagai berikut:

1.     Tahap Persiapan. Guru menciptakan kondisi belajar siswa sebelum melakukan pembelajaran, seperti menyiapkan peralatan tulis, buku, dan sikap siswa sebelum belajar dimulai.

2.     Tahap Pelaksanaan. Guru menyajikan pelajaran dengan ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran danmemberikan kesempatan siswa untuk bertanya.

3.     Evaluasi/tindak lanjut. Guru mengadakan penilaianterhadap pemahaman siswa melalui tes tertulis.

Bloom dalam Suprijono Agus (2009: 6) berpendapat bahwa hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar menurut Briggs dalam Rumini (2016: 24) adalah seluruh kecakapan dan hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil belajar. Pada pembelajaran IPS KD.3.4 dan KD.4.4 mencakup dua ranah yaitu ranah pengetahuan dan ranah keterampilan.

Dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen ini digunakan untuk mencari pengaruh perilaku tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Perilaku tertentu dalam penelitian ini adalah penggunaan PPS.

Desain yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah quasi experimental designs atau desain eksperimen semu dengan tipe nonequivalent control group design. Dalam tipe desain eksperimen semu nonequivalent control group designbaik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

            Penelitian ini dilakukan di SDN Sidorejo Kidul 02 Tingkir Salatiga dan SDN Sidorejo Lor 05 Salatiga semester II tahun pelajaran 2016/2017. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sidorejo Kidul 02 Salatiga sebanyak 30 siswa dan siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 05 Salatiga sebanyak 30 siswa.

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive stratified disproportionate sampling yakni sampel yang diambil berdasarkan tujuan dalam memilih lokasi kecamatan Tingkir(purposive), menentukan jenjang kelas yakni kelas V (stratified), dan mengambil sampel tidak proposional tetapi mengambil seluruh siswa di dalam kelas (disproportionate).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan teknik observasi.Teknik tes menggunakan instrumen butir soal.Butir soal digunakan untuk mengukur skor kognitif siswa kelas V materi faktor penyebab penjajahan bangsa Indonesia dan upaya dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia melalui perlawanan di daerah.Teknik observasi menggunakan instrumen lembar observasi yang dilengkapi dengan rubrik pengukuran keterampilan.Lembar observasi digunakan untuk mengukur keterampilan siswa.

            Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua sampel yang saling bebas atau independent sample T-test. Namun, sebelum melakukan uji t dilakukan uji prasyarat yaitu uji validitas, reliabilitas, homogenitas dan normalitas.

Hasil pengujian validitas terhadap 40 butir soal IPS pretest dan 40 butir soal IPS posttest disajikan melalui tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1 Distribusi Validitas Butir SoalIPS Pretest dan Posttest

Indeks

Kriteria

Pretest

Posttest

F

%

F

%

0,61-0,80

Tinggi

2

5

9

22,5

0,41-0,60

Cukup

23

57,5

20

50

0,21-0,40

Rendah

4

10

3

7,5

0,00-0,20

Sangat rendah

11

27,5

8

20

Jumlah

 

40

100

40

100

 

Berdasarkan tabel 1, hasil pengujian validitas 40 butir soal IPS pretest terdapat 2 butir soal valid dengan indeks 0,61-0,80, 23 butir soal valid dengan indeks 0,41-0,60.Hasil pengujian validitas 40 butir soal IPS posttest terdapat 9 butir soal valid dengan indeks 0,61-0,80, 20 butir soal valid dengan indeks 0,41-0,60.Berdasarkan hasil uji validitas diambil masing-masing 20 butir soal yang valid dari butir soal IPS pretest dan posttest.

Instrumen butir soal yang diuji cobakan juga dianalisis untuk mengetahui tingkat reliabilitas butir soal. Distribusi reliabilitas butir soal IPS pretest dan posttestdisajikan melalui tabel 2 sebagai berikut:

 

Tabel 2 Distribusi Reliabilitas Instrumen Butir Soal IPSPretest dan Posttest

Butir Soal Tes

Jumlah Butir Soal

Cronbhach’s Alpha

Kriteria Reliabilitas

Pretest

20

0,915

Sangat reliabel

Posttest

20

0,919

Sangat reliabel

 

            Berdasarkan tabel 2 hasil uji reliabilitis butir soal IPS pretest menunjukkan Cronbhach’s Alpha sebesar 0, 915 > 0,05, dan hasil uji reliabilitas butir soal IPS posttest menunjukkan Cronbhach’s Alpha sebesar 0,919 > 0,05, artinya ke dua butir soal IPS pretest dan posttest adalah reliabel, dengan kriteria sangat reliabel, karena Cronbhach’s Alpha berada diantara 0,81 – 1,00.

Uji homogenitas pada kedua kelompok bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol homogen. Apabila signifikansi > 0,05,maka kelompok dikatakan homogen, jika signifikansi < 0,05 maka kelompok tidak homogen. Uji homogenitas menggunakan SPSS.Berdasarkan hasil uji homogenitas, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditunjukkan dengan signifikansi 0,113 > 0,05, maka kelompok eksperimen dan kelompok kontrol homogen.

Uji normalitas data dianalisis dengan One-Sample-Kolmogorov-Smirnov Test, jika hasil p < 0,05, maka data dikatakan tidak signifikan atau tidak normal, dan jika hasil p > 0,05, maka data dikatakan signifikan atau data normal. Distribusi normalitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan melalui tabel 3berikut ini.

Tabel 3 Distribusi Normal Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

 

Kelompok

Kolmogorov Smirnova

Statistik

Df

Sig.

Kelompok_eksperimen

Kelompok_kontrol

.140

.141

30

30

.137

.132

                       

Berdasarkan tabel 3, derajat kebebasan (degree of freedom) kelompok eksperimen sebanyak 30 siswa dan kelompok kontrol sebanyak30 siswa.Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnova karena jumlah siswa > 50. Nilai signifikansi kelompok eksperimen sebesar 0,137 > 0,05, maka kelompok eksperimen berdistribusi normal.Nilai signifikansi kelompok kontrol sebesar 0,132 > 0,05, maka kelompok kontrol berdistribusi normal.

Berdasarkan histogram distribusi normal kelompok eksperimen pada gambar 1, menunjukkan bentuk kurve normal dan sebagian besar bar atau batang berada di bawah kurve, maka kelompok eksperimen berdistribusi normal.

Berdasarkan histogram distribusi normal kelompok kontrol pada gambar 2 menunjukkan bentuk kurve normal, dan sebagian besar bar atau batang berada di bawah kurve, maka kelompok kontrol berdistribusi normal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan desain PPS dilaksanakan dua kali pertemuan, dengan langkah-langkah pembelajarandi masing-masing pertemuan terdiri dari 3 kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Pencapaian pembelajaran PPS diketahui melalui pengukuran hasil belajar IPS,yangdiperoleh dari total skor hasil belajar dan skor proses belajar. Skor hasil belajar IPS diperoleh melalui hasil posttest dan skor proses belajar diperoleh dari penilaian keterampilan.

Distribusi frekuensi hasil belajar IPS kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan melalui tabel 4 berikut ini.

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS KelompokEksperimen dan Kelompok Kontrol

Skor

Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol

Frekuensi (F)

Persentase (%)

Frekuensi (F)

Persentase (%)

65 – 75

2

6,7

24

80

75 – 85

16

53,3

4

13,3

85 – 95

12

40

2

6,7

Jumlah

30

100

30

100

 

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwadalam kelompok eksperimen,jumlah siswa terbanyak (53,33% dari seluruh siswa) memperoleh skor antara 75-85, dengan skor tertinggi sebesar 94, dan skor terendah sebesar 75. Adapun rata-rata hasil belajar IPS kelompok eksperimen sebesar 84,3.

Hasil belajar IPS kelompok kontrol menunjukkan bahwa jumlah siswa terbanyak (80% dari seluruh siswa) memperoleh skor antara 65-75, dengan skor tertinggi sebesar 90 dan skor terendah sebesar 65. Adapun rata-rata hasil belajar IPS sebesar 73,33.

Rata-rata hasil belajar IPS yang diperoleh siswa kelompok eksperimen sebesar 84,3 dan rata-rata hasil belajar IPS yang diperoleh kelompok kontrol sebesar 73,33. Nampak terdapat perbedaan rata-rata sebesar 10,97.

Efektifitas PPS terhadap hasil belajar IPS dapat dianalisis menggunakan uji t, dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat efektifitas PPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Sidorejo Kidul 02 Tingkir Salatiga semester II tahun pelajaran 2016/2017. Perhitungan uji t dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 menggunakan independent sample t-test, yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan rata-rata dua sampel.

Melalui perhitungan uji t dengan bantuan SPSS akan diperoleh besarnya signifikansi perbedaan rata-rata dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Apabila siginifikansi untuk 2-tailed hitung < 0,05, maka Ho ditolak. Artinya terdapat efektifitas PPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Sidorejo Kidul 02 Tingkir Salatiga semester II tahun pelajaran 2016/2017 diterima. Namun, apabila siginifikansi untuk 2-tailed hitung > 0,05, maka Ho diterima. Artinya tidak terdapat efektifitas PPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Sidorejo Kidul 02 Tingkir Salatiga semester II tahun pelajaran 2016/2017 diterima. Hasil perhitungan uji t disajikan melalui tabel 5 di halaman berikut.

Pengolahan data melalui program SPSS 16.0, menunjukkanhasil skor signifikansi 2 tailed 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak. Artinya terdapat efektifitas PPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Sidorejo Kidul 02 Tingkir Salatiga semester II tahun pelajaran 2016/2017 diterima.

Pengolahan data melalui program SPSS 16.0, menunjukkanhasil skor perbandingan antara t hitung dan t tabelsebesar 7,001 > 2,002, maka Ho ditolak. Artinya terdapat efektifitas PPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Sidorejo Kidul 02Tingkir Salatiga semester II tahun pelajaran 2016/2017 diterima.

Tabel 5

Hasil Uji t

Independent Samples Test

 

 

Levene’s Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

 

 

F

Sig.

T

df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

 

 

Lower

Upper

Nilai

Equal variances assumed

1.614

.209

7.001

58

.000

10.967

1.567

7.831

14.102

Equal variances not assumed

 

 

7.001

53.776

.000

10.967

1.567

7.826

14.108

 

Tabel 5 menunjukkan perbedaan rata-rata hasil belajar IPS sebesar 10,97 sama dengan perhitungan melalui penjelasan distribusi frekuensi dalam tabel 4.

Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat efektifitas PPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Sidorejo Kidul 02 Tingkir Salatiga semester II tahun pelajaran 2016/2017. Jadi hipotesis yang diajukan diterima.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Markus Palobo (2016) tentang keefektifan pendekatan problem posing dan PPS dalam pembelajaran kalkulus II, yang menunjukkan bahwa keefektifan PPS ditunjukkan dengan skor signifikansi 0,0025 < 0,05. Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian, telah dilakukan oleh Dwi Hendrawan (2013) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh metode problem solving terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD yang ditunjukkan dengan t-hitung > t-tabel yakni 3,796 > 2,021.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat efektivitas PPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Sidorejo Kidul 02 Tingkir Salatiga semester II tahun pelajaran 2016/2017 terbukti. Hal ini ditunjukkan oleh signifikansi (2 – tailed) sebesar 0,000 < 0,05 dan hasil perhitungan uji t sebesar7,001 > 2,002, maka Ho ditolak. Artinya hasil belajar IPS sebelum mendapat perlakuan dan sesudah mendapat perlakuan tidak sama atau berbeda nyata, yang berarti PPSyang dilakukan dalam pembelajaran efektif secara signifikan. Perbedaan rata-ratahasil belajar IPS sebelum mendapat perlakuan dan sesudah mendapat perlakuan sebesar 10,97.

Saran yang diberikan adalahguru hendaknya mendesain pembelajaran PPS dalam pembelajaran IPS.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan & Kebudayaan.2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Insan Madani.

Hendrawan, Dwi. 2013. Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Gugus VII KecamatanTejakula. Portal Garuda.Vol.1.

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosda.

Palobo, Markus. 2016. Keefektifan Pendekatan Problem Posing Dan Problem Solving Dalam Pembelajaran Kalkulus II. Yogyakarta. Jurnal Riset Pendidikan Matematika. Vol. 3, No. 2:234-244.

Rachmah, Huriah. 2014. Pengembangan Profesi Pendidikan IPS. Bandung: Alfabeta.

Republik Indonesia, 2005 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, Jakarta: Sekretariat Negara.

Ridwan, Abdullah. 2014. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Rumini & Wardani, Naniek Sulistya.2016. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Tema Berbagai Pekerjaan melalui Model Discovery Learning Siswa Kelas 4 SDN Kutoharjo 01 Pati Kabupaten Pati Semester 1 Tahun Pelajaran 2014-2015. Salatiga. Scholaria Jurnal Ke-SD-an.Vol.6, No.1.

Sapriya. 2011. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung:Rosdakarya.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wardani, Naniek Sulistya. 2013. Pengembangan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.Salatiga: Widya Sari.

Wardani, Naniek Sulistya. 2016. Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Terhadap Karakter Mahasiswa PGSD.Prosiding Seminar Nasional Menjadi Guru Inspirator “Kenali dan Kembangkan Kemampuan Intelegensi Emas untuk Indonesia Emas” pada Tanggal 30 April 2016 di Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Purwokerto: UMP.