Hasil Belajar Siswa Mengidentifikasi Melalui Model Pembelajaran Kompetisi Kelompok
HASIL BELAJAR SISWA MENGIDENTIFIKASI
JENIS BUDAYA INDONESIA YANG PERNAH RAMPIL
DALAM MISI KEBUDAYAAN INTERNASIONAL
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOMPETISI KELOMPOK
PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II SD NEGERI III BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI TAHUNPELAJARAN 2012/2013
Nanik Sulistyowati
SD Negeri III Baturetno Kabupaten Wonogiri
ABSTRAK
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas IV, semester II, tahun ajaran 2012/2013, SD Negeri III Baturetno, Wonogiri. Penelitian dilaksanakan di Kelas kelas IV Semester II SD Negeri III Baturetno Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kreativitas dan hasil belajar mengidentifikasi Jenis Budaya Indonesia yang pernah tampil dalam misi Internasional (KD 4.2) dengan menggunakan model pembelajaran kompetisi dapat meningkat. Kreativitas siswa dari kegiatan prasiklus ke siklus I meningkat sebesar 33,33% menjadi 63,33%. Peningkatan kegiatan siklus I ke siklus II sebesar 15,34% (siklus I sebesar 63,33% menjadi 78,67% pada siklus II). Peningkatan kreativitas siswa siklus II ke siklus III sebesar 14,66% (siklus II sebesar 78,67% menjadi 93,33% pada siklus III). Peningkatan keseluruhan dari kegiatan prasiklus ke siklus III sebesar 69,33%. Hasil belajar dari prasiklus ke siklus pertama, siklus pertama ke siklus ke dua dan siklus ke dua ke siklus ketiga adalah sebagai berikut: dari siklus pertama diperoleh nilai rata-rata hasil belajar sebesar 73,33 atau ada peningkatan sebesar 3,6 dari keadaan kondisi awal (prasiklus), dan pada siklus kedua diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 77,60 atau ada terjadi peningkatan sebesar 4,27 dari siklus pertama. Pada siklus ketiga diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 83,60 atau ada peningkatan sebesar 6 dari siklus kedua. Dengan demikian peningkatan rata-rata dari semua siklus adalah 13,87. Sesuai dengan hasil pengamatan, maka penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan berhasil.
Kata kunci: kreativitas, hasil belajar, kompetisi kelompok.
PENDAHULUAN
Menyikapi materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan seharusnya siswa merasa antusias dan senang, akan tetapi kenyataannya sebagian siswa memandang mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang bersifat konseptual dan teoritis. Akibatnya siswa ketika mengikuti pembelajaran merasa cukup mencatat dan menghafal konsep-konsep dan teori-teori yang diberikan guru, tugas-tugas terstruktur yang diberikan dikerjakan secara tidak serius dan bila dikerjakan pun hanya sekedar memenuhi tanggung jawabnya sebagai siswa yang baik dan karena berusaha menyenangkan hati guru saja. Pemicu utama siswa tidak menghargai mata pelajaran Pendidikan Kewargaan negara yaitu karena memperhatikan praktik kehidupan di masyarakat yang sering kali berbeda dengan wacana yang dikembangkan dalam pembelajaran di kelas. Akibatnya siswa seringkali merasa patah semangat dengan apa yang dipelajari di kelas sebagai hal yang sia-sia.
Selain itu pembelajaran yang berlangsung selama ini adalah dengan menggunakan metode konvensional seperti ceramah dan tanya jawab, menjadikan hasil belajar siswa rendah, dan siswa cenderung bosan untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa saat mengdsikuti pembelajaran, dimana pada saat guru mulai menerangkan sebagian siswa justru mencari kesibukan sendiri dengan berbagai tingkah yang membuat kelas menjadi gaduh. Pelaksanaan pembelajaran seperti ini jika berlangsung terus menerus dapat membuat siswa menjadi jenuh, malas, dan tidak maksimal dalam menerima materi dari guru.
Melihat kenyataan yang ada menunjukkan hasil belajar yang dicapai siswa kelas IV di SD Negeri III Baturetno Kabupaten Wonogiri dalam mengikuti pembelajaran materi pokok menidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan Internasional sangat rendah. Ditilik dari hasil pencapaian kriteria ketuntasan yang hanya 40%. Dari 30 siswa terdapat 12 siswa yang mempunyai nilai di bawah standar ketuntasan minimal.
Memperhatikan masalah yang telah dikemukakan di atas, perlu dicari metode atau strategi baru dalam peningkatan kreativitas belajar siswa yang akan berdampak sangat baik bagi peningkatan hasil belajar. Yaitu suatu metode yang dapat membawa siswa ke dalam suasana yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Guru juga harus dapat membawakan atau menyampaikan materi pembelajaran dengan rasa senang dan percaya diri. Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah Metode Kompetisi Kelompok.
Berdasar latar belakang masalah di atas, judul yang sesuai untuk Penelitian Tindakan Kelas ini adalah “Peningkatan Hasil Belajar siswa Mengidentifikasi Jenis Budaya Indonesia yang Pernah ditampilkan Dalam Misi kebudayaan Internasional Melalui Model Pembelajaran Kompetisi Kelompok Pada Siswa Kelas IV Semester II SD Negeri III Baturetno Kabupaten Wonogiri tahun Pelajaean 2012/2013â€.
Rumusan Masalah
Masalah yang akan dikaji melalui penelitian ini adalah: Bagaimanakah proses dan hasil pembelajaran dengan model pembelajaran kompetisi Kelompok dapat meningkatkan kreativitasi belajar materi pokok mengidentifikasi Jenis Budaya Indonesiayang pernah ditampilkan dalam Misi kebudayaan Internasional pada siswa kelas VI Semester II SD Negeri III Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2012/2013?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah: untuk mendeskripsikan proses dan hasil pembelajaran dengan model pembelajaran kompetisi Kelompok pada pembelajaran materi pokok mengidentifikasi Jenis Budaya Indonesiayang pernah ditampilkan dalam Misi kebudayaan Internasional pada siswa kelas VI Semester II SD Negeri III Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2012/2013.
KAJIAN TEORI
Prestasi Belajar Siswa
Prestasi merupakan hasil yang didapat oleh seseorang setelah melakukan kegiatan. “prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai†(Winkel, 2001: 15). “Achievement (prestasi) adalah isi dari kapasitas seseorang, yang dimaksud di sini ialah hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti pedidikan atau latihan tertentu†(Pasaribu dan Simanjuntak, 2003: 85). Dari ungkapan tersebut jelaslah bahwa prestasi akan terjadi, setelah adanya kegiatan tertentu.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran (Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan, 1994: 27). Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka dan nilai-nilai yang terdapat di dalam kurikulum. Belajar adalah perubahan tingkah laku untuk mencapai tujuan dari tidak tahu menjadi tahu dapat dikatakan sebagai proses yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku dan kecakapan seseorang (Bustalin, 2004:3).
Model Pembelajaran Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan. Dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar. Persaingan baik dalam bentuk individu maupun kelompok diperlukan dalam pendidikan. Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk menjadikan proses interaksi belajar mengajar yang kondusif (Sardiman, 2007:9).
Kompetisi sering dimaknai dengan persaingan dimana individu yang bersaing sellau berupaya untuk menjadi yang terbaik dari yang lainnya. Kompetisi secara umum dimaknai sebuah proses dalam menentukan pemenang dan yang kalah dengan mengidentifikasi siapa saja melakukan sesuatu yang lebih baik daripada yang lainnya dalam suatu perlombaan yang pada akhirnya diperoleh rangking secara hirarkis. Metode pembelajaran kompetisi adalah cara belajar peserta didik dengan melakukan berbagai macam permainan yang berorientasi pada peningkatan semua komponen, keberhasilan belajar yang dikemas dalam suatu perlombaan atau berkompetisi (Adang Suherman, dkk, 2001: 24).
Kreativitas Siswa
Kreativitas merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri (aktualisasi diri) dan merupakan kebutuhan paling tinggi bagi manusia (Maslow, dalam Utami Munandar, 2009: 76). Pada dasarnya, setiap orang dilahirkan di dunia dengan memiliki potensi kreatif. Kreativitas dapat diidentifikasi (ditemukenali) dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat (Utami Munandar, 2009: 78).
Menurut Slameto (2010), kreativitas merupakan salah satu modal yang harus dimiliki siswa untuk mencapai prestasi belajar. Kreativitas siswa tidak seharusnya diartikan sebagai kemampuan menciptakan sesuatu yang benar-benar baru, akan tetapi kecerdasan yang dimiliki siswa dalam memandang ketentuan dimana masih perlu adanya bimbingan, pemahaman. Arti kreativitas yang dikenal dengan four p’s of creativity, yakni person, process, press dan product. Kreativitas dari segi “pribadi†(person) menunjukan pada potensi daya kreatif yang ada pada setiap pribadi. Kreativitas sebagai suatu “proses†(process) dapat dirumuskan sebagai suatu bentuk pemikiran dimana individu berusaha menemukan hubungan yang baru, mendapatkan jawaban, metode atau cara baru menghadapi masalah. Kreativitas sebagai “pendorong†(press) yang datang dari diri sendiri berupa hasrat dan motivasi yang kuat untuk berkreasi. Kreativitas dari segi “hasil†(product) segala sesuatu yang diciptakan seseorang sebagai hasil dari keunikan pribadinya dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Getzel dan Jackson dikutip oleh Slameto (2010), bahwa pembahasan tentang kreativitas sering dihubungkan dengan kecerdasan. Ada pendapat yang mengatakan bahwa siswa yang tingkat kecerdasannya (IQ) tinggi berbeda-beda kreativitasnya dan siswa yang kreativitasnya tinggi berbeda-beda kecerdasannya. Dengan perkataan lain siswa yang tinggi tingkat kecerdasannya tidak selalu menunjukkan tingkat kreativitas yang tinggi, dan banyak siswa yang tinggi tingkat kreativitasnya tidak selalu tinggi tingkat kecerdasannya.
Kerangka Berpikir
Kejenuhan belajar PKn di kelas IV SD Negeri III Baturetno Wonogiri, timbul karena model pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak banyak melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelaran. Model pembelajaran kompetisi kelompok merupakan model pembelajaran yang bertujuan untuk menciptakan persaingan positif diantara kelompok siswa melalui model pembelajaran ini siswa diharuskan untuk memecahkan permasalahan berupa soal-soal yang diberikan oleh guru melalui kerjasama dan diskusi kelompok.
Adanya diskusi kelompok untuk menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru dan hasilnya untuk dikompetisikan mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam memberikan jawabanya, melalui kompetisi ini pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dan krativitas siswa dalam mengikuti pembelajaran akan lebih baik.
Hipotesis
Penggunaan model pembelajaran komptisi Kelompok dapat meningkatkan proses dan hasil belajar materi pokok Mengidentifikasi Jenis Budaya indonesia yang sudah tampil dalam misi Internasional pada siswa kelas IV Semester II SD Negeri III Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2012/2013.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini diawali dengan persiapan berupa penyusunan proposal dan diakhiri dengan pembuatan laporan. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dimulai pada bulan April 2013 dan diakhiri bulan Juni 2013, pada semester II tahun pelajaran 2012 / 2013. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri III Baturetno Kabupaten Wonogiri pada siswa kelas IV Semester II tahun pelajaran 2012/2013.
Subyek dan Obyek Penelitian
Berdasarkan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini, maka subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV Semester II SD Negeri III Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 30 dengan satu rombongan belajar. Objeknya adalah peningkatan motivasi dan hasil siswa kelas IV Semester II SD Negeri III Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun pelajaran 2012/2013 materi pokok Mengidentifikasi Jenis Budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam Misi Internasional.
Sumber Data
Data dalam penelitian ini meliputi data yang berupa perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan data evaluasi pembelajaran PKn kompetensi Dasar Mengidentifikasi Jenis Budaya Indonesia Yang Pernah Ditampilkan Dalam Misi Kebudayaan Internasional. Data perencanaan berupa dokumen persiapan pembelajaran yang dibuat oleh guru PKn yang sudah disahkan oleh kepala sekolah. Data ini dikumpulkan sebelum kegiatan pembelajaran. Data pelaksanaan pembelajaran berupa deskripsi pembelajaran selama kegiatan belajar mengajar. Data tersebut akan terekam dalam catatan lapangan, dan penilaian hasil belajar siswa berdasarkan hasil tes.
Data hasil belajar diambil dari analisis hasil belajar siswa, yang pelaksanaannya dilakukan dalam proses belajar mengajar, terutama pada saat pertemuan kedua dan ketiga dalam setiap siklus. Yang termasuk data-data tersebut berupa catatan hasil observasi tentang aktivitas belajar dan evaluasi melalui tes tertulis dengan memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah, yang dilaksanakan pada semester genap (II) tahun ajaran 2012/2013, di SD Negeri III Baturetno Kabupaten Wonogiri. Proses pembelajaran siswa diukur melalui pengamatan langsung (observasi) dan hasilnya dicatat dalam lembar observasi seperti terlihat pada lampiran.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat, pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik diantaranya: (1) Melalui dokumen yaitu mengumpulkan data tentang Kreatifitas dan hasil belajar siswa materi pokok mengidentifikasi Jenis Budaya Indonesia yang pernah tampil dalam Misi Internasional pada saat belum diadakan tindakan (kondisi awal) (2) Observasi yaitu mengumpulkan data dengan mengamati proses belajar mengajar menggunakan model Pembelajaran Kompetisi Kelompok untuk mengetahui perkembangan siswa pada setiap siklus. (3) Tes dilaksanakan setelah kegiatan belajar mengajar yang berupa tes tertulis tentang Jenis Budaya Indonesia yang pernah tampil dalam Misi Internasional untuk mengetahui nilai pada siklus I dan II
Analisis Data
Cara Menganalisa Data dilakukan dengan cara melakukan pencatatan hasil tes/penilaian, menganalisis hasil tes, menginterprestasikan hasil catatan. Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan catatan lembar observasi yang telah dipersiapkan terlebih dahulu dengan menggunakan indikator: mengajukan banyak pertanyaan, menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan, mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah, lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya, dan bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripada anak-anak lain.
Sebagaimana bentuk penelitian ini maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis perbandingan, artinya peristiwa/kejadian yang timbul dibandingkan kemudian dideskripsikan ke dalam suatu bentuk data penilaian yang berupa kata-kata yang dapat menggambarkan keadaan secara sistematik. Kejadian-kejadian dan data yang terekam ditabulasikan secara nominal kemudian ditentukan prosentasenya. Dari prosentase ini akan dideskripsikan ke arah kecenderungan tindakan guru dan reaksi serta hasil belajar siswa dalam bentuk tabel dan grafik.
Indikator Kinerja
Indikator prestasi belajar dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yang digunakan pada mata pelajaran PKn kompetensi Dasar Mengidentifikasi Jenis Budaya Indonesia Yang Pernah Ditampilkan Dalam Misi Kebudayaan InternasionalS D Negeri III Baturetno Kabupaten Wonogiri, siswa dikatakan tuntas belajar secara individual apabila telah mencapai nilai ≥ 75, dengan prosentase ketercapaian ketuntasan minimal 85% dari keseluruhan siswa, dan kreativitas siswa dalam mengikuti pembelajaran minimal 85%
Prosedur Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 83) mengemukakan model yang didasarkan atas konsep pokok bahwa peneltian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu: Perencanaan atau planning, Tindakan atau acting, Pengamatan atau observing, dan Refleksi atau reflecting.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data Prasiklus
Kegiatan prasiklus, kreativitas siswa dalam mengikuti pembelajaran PKnKompetensi Dasar “Mengidentifikasi Jenis Budaya Indonesia Yang Pernah Ditampilkan Dalam Misi Kebudayaan Internasionalâ€, cenderung masih kurang, hal ini terlihat dari skor rata-rata kreativitas siswa tergolong dalam kriteria sangat kreatif dan kreatif sebesar 24,00%. Hasil belajar mata pelajaran Pkn pada kegiatan prasiklus cenderung kurang, dimana dari 30 siswa yang dapat mencapai ketuntasan belajar baru 8 siswa (26,67%), sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar mencapai 22 (73,33%), sehingga boleh dikatakan bahwa sebagian siswa masih belum dapat mencapai kreteria ketuntasan belajar, sedangkan nilai rata-rata kelas sebesar 69,73. dilihat dari keberhasilan kelas, pelaksanaan pembelajaran belum berhasil mencapai Nilai KKM yang ditetapkan yaitu 75.
Deskripsi data Siklus I
Kegiatan siklus I yang dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran kompetisi, terjadi perubahan kreativitas siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata prosentase kreativitas siswa dengan kriteria sangat kreatif dan kreatif sebesar 63,33%. Demikian pula ditinjau dari hasil belajar siswa berdasarkan hasil tes, terbukti jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar terbukti meningkat. Dari 30 siswa terdapat 12 siswa atau sebesar 40,00% telah mencapai ketuntasan, sedangkan 18 siswa (60,00%) belum mencapai ketuntasan belajar.
Deskripsi data Siklus II
Setelah dilakukan tindakan ke II, yaitu melaksanakan pembelajaran PKndengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Jenis Budaya Indonesia Yang Pernah Ditampilkan Dalam Misi Kebudayaan Internasional dengan menggunakan metode kompetisi, hasil penilaian terhadap kreativitas siswa dalam proses pembelajaran terlihat meningkat. Peningkatan kreativitas siswa ditunjukkan dengan besarnya nilai rata-rata prosentase kriteria sangat kreatif dan kreatif sebesar 78,67%. Sedangkan dari segi ketuntasan belajar dan rata-rata kelas, jumlah siswa yang tuntas semakin bertambah. Sedangkan rata-rata kelas mencapai 77,60 dengan prosentase jumlah ketuntasan sebesar 73,33%.
Deskripsi data Siklus III
Pelaksanaan kegiatan siklus III mata pelajaran PKn pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Jenis Budaya Indonesia Yang Pernah Ditampilkan Dalam Misi Kebudayaan Internasionaldengan menggunakan metodekompetisi. Pada kegiatan siklus III motivasi belajar siswa semakin meningkat. Peningkatan kreativitas siswa ditunjukkan dengan besarnya nilai rata-rata prosentase kriteria sangat kreatif dan kreatif sebesar 93,33%. Prestasi belajar siswa dan jumlah ketuntasan belajar siswa dalam kegiatan siklus III mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai rata-rata prestasi belajar siswa yaitu 83,60 dan jumlah ketuntasan belajar sebesar 90,00% (27 siswa).
Perbandingan Motivasi belajar
Prosentase jumlah siswa berdasarkan kriteria kreativitas siswa dari prasiklus ke siklus I meningkat sebanyak 39,33%. Prosentase jumlah siswa berdasarkan kriteria kreativitas siswa dari siklus I ke siklus II meningkat sebanyak 15,34%. prosentase jumlah siswa berdasarkan kriteria kreativitas siswa meningkat sebanyak 14,66%. Peningkatan kreativitas belajar siswa tersebut tidak lepas dari adanya metode penugasan kelompok dan kompetisi yang telah diterapkan.
Perbandingan Prestasi Belajar
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dengan metode pembelajaran kompetisi pada siklus I dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara individu baik nilai rata-rata kelas maupun jumlah ketuntasan belajar. Rata-rata kelas secara nyata dapat meningkat sebesar 3,6 dan jumlah ketuntasan siswa meningkat sebesar 4 siswa. Pada siklus II dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara individu baik nilai rata-rata kelas maupun jumlah ketuntasan belajar. Rata-rata kelas secara nyata dapat meningkat sebesar 4,7 dan jumlah ketuntasan siswa meningkat sebesar 10 siswa. Pada siklus III dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara individu baik nilai rata-rata kelas maupun jumlah ketuntasan belajar. Rata-rata kelas secara nyata dapat meningkat sebesar 6 dan jumlah ketuntasan siswa meningkat sebesar 5 siswa. Dengan demikian terjadi peningkatan prestasi belajar dari prasiklus ke siklus III sebesar 13,87 dan jumlah ketuntasan siswa meningkat sebesar 19 siswa.
PENUTUP
Berdasarkan analisis data pada bahasan sebelumnya serta hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Penggunaan metode pembelajaran Kompetisi Kelompok dapat meningkatkan kreativitas belajar materi pokok Mengidentifikasi Jenis Budaya Indonesia yang Pernah Tampil Dalam Misi Kebudayaan Internasional pada siswa kelas VI Semester II SD Negeri III Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2012/2013 (2) Penggunaan model pembelajaran Kompetisi Kelompok dapat meningkatkan hasil belajar materi pokok Mengidentifikasi Jenis Budaya Indonesia yang Pernah Tampil Dalam Misi Kebudayaan Internasional pada siswa kelas VI Semester II SD Negeri IIIBaturetno Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2012/2013.
DAFTAR PUSTAKA
Adang Suherman, dkk. 2001. Pembelajaran Dasar Atletik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Bustalin, 2004, Prestasi Belajar dalam Pengajaran Remedial pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas II Semester 1 SLTP Negeri 1 Linggang Bingung Kabupaten Kutai Barat. Artikel. http:/artikel.us/html.
Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan, 1994, Kemampuan dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Pasaribu dan Simanjuntak, 2003, Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito
Sardiman. A.M, 2007, Psikologi Belajar Mengajar, Bandung: Alfabeta
Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Cetakan keempat. Jakarta: Rineka Cipta.
Utami Munandar, S.C., 2009, Kreativitas dan Keberbakatan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama