HUBUNGAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR

 SISWA KELAS XI IPS SMA KRISTEN 1 SALATIGA

 

Muhamad Budi Santoso

Mahasiswa Progdi BK-FKIP-UKSW

Umbu Tagela

Dosen Progdi BK-FKIP-UKSW

 

ABSTRAK

Peneletian ini diawali observasi yang dilakukan peneliti, dengan melihat beberapa siswa yang malas belajar dan sulit untuk mengetahui cara belajar yang benar. Dari kejadian tersebut peneliti berkeinginan untuk meneliti adakah hubungan bimbingan belajar dengan motivasi belajar.Jenis penelitian ini adalah korelasionan.Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa eratnya hubungan tersebut.Dalam penelitian ini dicari adanya hubungan antara bimbingan belajar dengan motivasi belajar siswa.Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPS dan sampelnya adalah seluruh siswa kelas XI IPS.Hasil analisis menunjukkan koefisien korelasi anatara bimbingan belajar dengan motivasi siswa yaitu r = 0, 314 dan p = 0, 000 (p<0,005). Artinya ada hubungan yang positif dan signifikan antara bimbingan belajar dengan motivasi siswa.Jadi dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar secara signifikan dapat meningkatkan motivasi siswa kelas XI IPS SMA Kristen I Salatiga Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018.

Kata Kunci: bimbingan belajar, motivasi belajar

 

Pendahuluan

            Motivasi menuntut dilakukannya aktivitas fisik atau mental.Aktifitas fisik memerlukan usaha, kegigihan, dan tindakan lainnya yang dapat diamati.Aktifitas mental mencakup berbagai tindakan kognitif seperti perencanaan, penghafalan, pengorganisasian, pemonitoran, pengambilan keputusan, penyelesaian masalah, dan penilaian kemajuan.Sebagian besar aktivitas yang dilakukan para siswa diarahhkan pada pencapaian tujuan-tujuan mereka. Mangawali pencapaian sebuah tujuan merupakan proses penting dan sering kali sulit, karena proses ini melibatkan pembentukan sebuah komitmen dan sebuah pelaksanaan langkah pertama. Akan tetapi, proses-proses motivasi sangatlah penting dalam mempertahankan tindakan.

Pelayananan Bimbingan dan Konseling di sekolah sangatlah penting untuk mengembangkan kepribadian siswa sesuai dengan potensi-potensi yang dimilikinya.Bimbingan belajar bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar dapat dilakukan dengan pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, mengerjakan tugas, membaca buku dan membuat rancangan target dalam hasil belajarnya. Guru harus bisa memilih struktur-struktur pembelajaran seperti struktur kompetitif, struktur model individual, dan struktur kooperatif. Hal ini akan berpengaruh dalam proses belajar siswa, bila guru tepat dalam memilih struktur pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa maka pencapaian hasil belajar bisa optimal.

Bimbingan belajar merupakan sesuatu yang diberikan guru pembimbing bagi siswa berupa pertolongan atau bantuan agar siswa dapat mengenali dirinya, memahami dirinya dan mengenal dunianya. Sama halnya dengan pendidikan, bimbingan dalam hubungan menolong atau memberikan bantuan berusaha agar yang ditolong mengalami proses perubahan kearah yang lebih baik, lebih positif atau lebih menguntungkan bagi siswa. Pendekatan klasikal umum dipakai di sekolah, semakin banyak siswa yang terdapat didalam satu kelas, hal ini mengurangi perhatian dan pertolongan yang diberikan guru kepada siswa. Setiap siswa memerlukan bimbingan dalam proses perkembangan. Setiap fase perkembangan menimbulkan kebutuhan-kebutuhan, persoalan dan tantangan tersendiri bagi siswa.

Adanya guru pembimbing di SMA merupakan suatu kewajiban untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling.Harus wajib karena guru pembimbing bisa memberikan suatu layanan bimbingan belajar untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan siswa. Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk menciptakan motivasi belajar bagi siswa untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam proses belajar.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:“Apakah ada hubungan bimbingan belajar dengan motivasi belajar pada siswa kelas XI IPS di SMA Kristen 1 Salatiga tahun ajaran 2017/2018?”

Tujuan Penelitian

Dari uraian rumusan masalah maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi hubungan bimbingan belajar dengan motivasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Kristen 1 Salatiga.

LANDASAN TEORI

Motivasi Belajar

Handayani (2003) mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah faktor pendukung yang dapat mengoptimalkan kecerdasan anak dan membawanya meraih prestasi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Raymond dan Judith (2004) mengungkapkan ada empat faktor terhadap motivasi belajar seorang anak yaitu

1.     Budaya

Terkadang kelompok atau etnis sudah menetapkan dan menyatakan secara tidak langsung nilai-nilai yang berpengaruh dengan pengetahuan baik dalam pengertian akademis maupun tradisional. Nilai-nilai itu terungkap melalui pengaruh agama, undang-undang politik untuk pendidikan serta melalui harapan-harapan atau keinginan orang tua yang berkenaan dengan persiapan anak-anak mereka dalam hubungannya dengan pendidikan. Hal–hal ini akan mempengaruhi motivasi belajar anak.

2.     Keluarga

Orang tua memberi pengaruh utama dalam memotivasi belajar seorang anak. Pengaruh mereka terhadap perkembangan motivasi belajar anak-anak akan berhubungan dengan masa depannya.

 

3.     Sekolah

Para gurulah yang membuat sebuah pengalaman yang baik.Dalam banyak hal mereka tidak sekuat seperti orang tua. Tetapi mereka bisa menciptakan kehidupan sekolah menjadi suasana yang menyenangkan atau menarik. Seperti seorang guru yang memberikan layanan klasikal dengan kegembiraan dan harapan serta bisa memunculkan potensi-potensi dari siswa itu sendiri.

Peserta didik yang mempunyai kemungkinan paling besar untuk belajar dengan serius, belajar dengan baik dan masih bisa menikmati belajar, memiliki perilaku serta berkarakter pintar, berkualitas, mempunyai identitas, bisa mengatur diri sendiri sudah pasti mempengaruhi motivasi belajarnya.

4.     Diri anak itu sendiri.

Murid-murid yang mempunyai kemungkinan paling besar untuk belajar dengan serius, belajar dengan baik dan masih bisa menikmati belajar, memiliki perilaku dan karakter pintar, berkualitas, mempunyai identitas, bisa mengatur diri sendiri sudah pasti mempengaruhi motivasi belajarnya.

Bimbingan Belajar

Sukardi (2008) menjelaskan bimbingan belajar adalah bimbingan dalam menemukan cara belajar yang tepat dalam memilih program studi yang sesuai dan dapat mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan belajar di suatu lembaga pendidikan, sedangkan cara-cara belajar yang salah mengakibatkan masalah dan kegagalan.

Tujuan Bimbingan Belajar               

Hamalik (2000) menjelaskan, bimbingan belajar bertujuan agar siswa bertanggung jawab menilai kemampuannya sendiri dan menggunakan pengetahuan mereka secara efektif bagi dirinya, agar siswa dapat menyiapkan dasar kehidupan masa depannya sendiri, agar semua potensi siswa berkembang secara optimal meliputi semua aspek pribadinya sebagai individu yang potensial.

Metode penyampaian Bimbingan Belajar

Metode penyampaian dengan cara penyajian bimbingan belajar menurut Sukardi (2008) yaitu dengan ceramah dari nara sumber, diskusi kelompok, karya wisata, sosiodrama dan informasi melalui kegiatan kurikuler.

1.     Ceramah

Pengertian ceramah yaitu merupakan suatu kegiatan dimana nara sumber menyajikan informasi belajar kepada para siswa, yang didengarkan dari awal sampai akhir adalah hanyalah suara orang sumber saja. Upaya penyelenggaraan dari nara sumber adalah merupakan salah satu upaya untuk mendekatkan antara sekolah dengan dunia kerja. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan terhadap keberhasilan pelaksanaan tersebut yaitu:

a.        Nara sumber harus menguasai materi yang akan disampaikan kepada siswa

b.       Cara menyampaikan atau penyajian yang diatur dengan tepat sehingga siswa dapat mengikuti uraian dari nara sumber

c.        Menguasai ketrampilan komunikasi.

d.       Penampilan diri dan kepribadian yang menarik di depan kelas.

2.     Diskusi Kelompok

Yaitu suatu bentuk pendekatan yang kegiatannya memecahkan atau menyelesaikan masalah dengan kerja sama pada setiap anggota-anggota atau peserta diskusi.

3.     Karya Wisata

Karya wisata yaitu suatu proses kegiatan belajar dengan berwisata. Dalam proses karya wisata, siswa memperoleh informasi sambil bekerja dan sekaligus sambil berwisata.

4.     Sosiodrama

Sosiodrama adalah suatu kegiatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendramatisasikan atau mempraktikan sikap, tingkah laku, atau penghayatan seseorang seperti yang dilakukan dalam realisasi sosial sehari-hari di masyarakat.

5.     Informasi melalui Kegiatan Kurikuler

Pemberian materi atau informasi tentang cara belajar yang dilakukan melalui kegiatan kurikuler. Kegiatan ini bertujuan sebagai suatu usaha yang memberikan dan penghayatan tentang belajar kepada siswa dengan cara mengkaitkan mata pelajaran.

Pada intinya, setiap mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkan oleh guru di kelas maupun di luar kelas, dapat membantu memberikan informasi belajar kepada para siswa dan menambah pengetahuan kepada siswa.

Dalam hal ini semua kegiatan dalam rangka untuk memberikan layanan atau metode yang digunakan secara kelompok, akan memperhatikan kebutuhan siswa, dengan cara kelompok dapat menyelesaikan masalah yang yang bersangkutan dengan cara belajar dapat ditangani secara bersamaan.

Tujuan tersebut maka metode untuk menyampaikan materi kepada peserta didik harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Bimbingan Belajar

W.S Winkel (dalam Totok Santoso, 1988) mengartikan motivasi belajar sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai.Dikatakan “keseluruhan” karena biasanya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakan siswa untuk belajar.Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah atau semangat belajar, siswa yang bermotivasi kuat akan mempunyai banyak energy untuk melakukan kegiatan belajar.

Dalam hal ini motivasi belajar sangatlah penting bagi siswa untuk kegiatan belajarnya.Tingkah laku atau kegiatan siswa bukanlah suatu kegiatan yang terjadi begitu saja, melainkan ada faktor yang mendorongnya dan selalu ada yang ditujunya.Faktor pendorong itu adalah motif, tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan eksistensinya. Misalnya motif apa yang mendorong siswa untuk belajar, dengan demikian jelas bahwa setiap kegiatan siswa selalu ada yang mendorongnya dan ada pula tujuannya.

Dalam kegiatan belajar ada dorongan untuk mencapai tujuan –tujuan yang terletak di luar kegiatan belajar, misalnya seorang guru yang kurang puas dengan peserta didiknya bahwa jika peserta didik itu tidak belajar dengan baik, pasti mereka tidak akan lulus ujian dengan nilai yang tidak bagus. Guru tersebut menganggap bahwa lulus ujian adalah suatu harga yang cukup besar untuk peserta didik sehingga peserta didik tersebut berusaha untuk mencapainya.

Sukardi (2008) menjelaskan bimbingan belajar adalah bimbingan dalam menemukan cara belajar yang tepat dalam memilih program studi yang sesuai dan dapat mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan belajar di suatu lembaga pendidikan, sedangkan cara-cara belajar yang salah mengakibatkan masalah dan kegagalan.

Untuk mencapai tujuan siswa yang ingin dicapai maka diperlukannya bimbingan belajar, karena kegiatan belajar merupakan kegiatan inti dalam proses pendidikan. Dalam kenyataan pada waktu peserta didik melakukan kegiatan belajar dapat timbul berbagai masalah. Antara lain, peserta didik tidak dapat berkonsentrasi sewaktu belajar, kesukaran dalam mengatur waktu, tidak tahu bagaimana mempersiapakan diri untuk menghadapi tes/ulangan/ujian, sulit mendengarkan dan mencatat dengan baik sewaktu mengikuti pelajaran.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk dapat memahami kebutuhan-kebutuhan siswa dalam kegiatan belajar memang ada hubungannya antara motivasi siswa dengan bimbingan belajar. Bila motivasi siswa dapat tersalurkan melalui bimbingan belajar maka tujuan-tujuan siswa yang akan dicapai bisa terpenuhi dengan baik. Begitupun dengan kegiatan belajar bila dilakukan siswa dengan motivasinya maka proses pembelajaran akan berjalan secara optimal.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Dalam hal ini peneliti menggunakan penelitian korelasional.Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa eratnya hubungan tersebut. Berarti dalam penelitian ini dicari adanya hubungan antara antara bimbingan belajar dengan motivasi belajar siswa. Dengan teknik korelasional peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah bentuk variabel lain. Tinggi rendahnya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi(Arikunto, 2006).

Populasi Dan Sampel

Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang merupakan kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Berdasarkan penjelasan diatas maka dalam penelitian ini populasinya adalah semua siswa kelas XI IPS di SMA Kristen 1 Salatiga yang berjumlah 99 siswa.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Pengambilan sampel penelitian ini adalah Teknik Non Probability Sampling lebih spesifik teknik yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. Teknik sampling jenuh merupkan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2015). Jadi pada penelitian ini sampelnya adalah seluruh siswa kelas XI IPS yang berjumlah 99 siswa.

Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu

Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebas yang dilambangkan dengan huruf X adalah bimbingan belajar.

Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat yang dilambangkan huruf Y adalah motivasi belajar.

 

Teknik Pengumpulan Data

Dalam rangka memperoleh data digunakan teknik angket, dalam hal ini angket berisikan berbagai macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkankan, disusun dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Korelasi antara penyesuaian sosial dengan agresivitas pada siswa kelas XI IPS SMA Kristen I Salatiga, yaitu r = -0,314 dengan nilai p = 0,000, (p< 0,05) artinya ada hubungan yang positif dan signifikan antara bimbingan belajar dengan motivasibelajar siswakelas XI IPS SMA Kristen I Salatiga. Besarnya korelasi antara bimbingan belajar dengan motivasi belajar siswa adalah sebesar -0,314 yang termasuk dalam kategori sedang (Sugiyono, 2010).

Pembahasan

Dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS for Windows Release 11.5, maka diperoleh hasil penelitian, yaitu koefien korelasi antara bimbingan belajar dengan motivasibelajar siswakelas XI IPS SMA Kristen I Salatiga, yaitu r = -0,314 dengan nilai p = 0,000, yang artinya ada hubungan yang sangat signifikan dan memiliki arah hubungan yang negatif antara bimbingan belajar dengan motivasibelajar siswakelas XI IPS SMA Kristen I Salatiga.

Penutup

Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, simpulan penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan dengan arah negatif antara bimbingan belajar dengan motivasibelajar siswakelas XI IPS SMA Kristen I Salatiga.dengan koefisien korelasi sebesar rxy = -0,314 dan p = 0,000 < 0,05, artinya apabila skor bimbingan belajar naik akan diikuti dengan turunnya skor motivasi belajar. Sebaliknya apabila skor motivasi belajar naik akan diikuti turunnya skor bimbingan belajar.

Saran

Pihak sekolah dapat memperhatikan perkembangan siswa-siswinya dalam lingkup Sekolah dengan cara mendorong dan mendukung para siswa untuk mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah.

Guru pembimbing dapat menyusun program atau layanan BK guna pengembangan penyesuaian sosial siswa dan mengurangi tingkat agresi siswa.

Bagi peneliti lain yang tertarik untuk mengadakan penelitian dengan tema yang sama, penulis menyarankan untuk mengontrol ruang lingkup yang lebih luas, misalnya dengan memperluas populasi. Hendaknya menghubungakan dengan variabel-variabel lain yang bersifat psikologis, maka tulisan ini dapat dipakai sebagai bahan referensi.

Daftar Pustaka

Atma, Septia, Elisabet. 2012. Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Gaya Kepemimpinan Guru Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI Salatiga. Skripsi. Salatiga: Progam Studi BK-FKIP-UKSW.

Elida, Prayitno. 1989. Motivasi dalam Belajar. FKIP IKIP Padang

Gigih. 2014. Hubungan Layanan Bimbingan Belajar Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Pendowo Ngablak. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga. Progam studi BK-FKIP-UKSW.

Latif. 2017. Hubungan Layanan Bimbingan Belajar Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Sentolo. Skripsi.

Mulyatiningsih, Rudi, dkk. 2004. Bimbingan Pribadi-Sosial Belajar dan Karier. Rineka Cipta

S, Tri, Utari, Margaretha. 2011. Efektifitas Bimbingan Belajar Dalam Meningkatkan Sikap Dan Kebiasaan Belajar Siswa Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri Suruh. Skripsi. Salatiga: Progam Studi BK-FKIP-UKSW.

Santoso, Totok. 1988. Layanan Bimbingan Belajar Di Sekolah Menengah. Semarang: Satya Wacana.

Sugiyono. 2015. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, Dewa, Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Progam Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: Rinerka Cipta.