HUBUNGAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS X

SMA KRISTEN 1 SALATIGA

 

Thirsia Hadi

Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW

Tritjahjo Danny Soesilo

Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara pelaksanaan layanan bimbingan belajar dengan motivasi berprestasi pada siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga. Populasi subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga yang berjumlah 182 siswa. Penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh yang artinya semua anggota populasi di gunakan sebagai sampel yang berjumlah 182 siswa. Teknik penggumpulan data dilakukan dengan menyebarkan dua macam skala. Skala yang digunakan adalah (1) skala pelaksanaan layanan bimbingan belajar yang di adopsi dan dimodivikasi dari skala yang disusun oleh Hidayati (2004), (2) skala motivasi berprestasi yang disusun oleh peneliti sendiri berdasarkan aspek-aspek motivasi berprestasi yang di kemukakan oleh Mc Clelland. Teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Kendall’s Tau dengan menggunakan program SPSS for Windows release 20.0. Berdasarkan hasil analisis korelasi diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan layanan bimbingan belajar dengan motivasi berprestasi siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga dengan koefisien korelasi rxy = 0,768 dengan p = 0,000 < 0,05. Artinya apabila skor pelaksanaan layanan bimbingan belajar naik maka dapat di pastikan akan diikuti dengan kenaikan skor motivasi berprestasi. Sebaliknya apabila skor motivasi berprestasi turun maka akan diikuti dengan penurunan skor pelaksanaan layanan bimbingan belajar.

Kata kunci: layanan bimbingan belajar, motivasi berprestasi.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan terkhususnya disekolah, siswa diwajibkan untuk mengikuti setiap proses belajar mengajar. Setiap proses belajar mengajar siswa dituntut memiliki kemampuan untuk memahami setiap mata pelajaran yang disampaikan oleh guru dan dalam prosesnya siswa harus mempunyai cara agar mata pelajaran tersebut dapat dipahami dengan maksimal. Setiap siswa punya kemampuan tersendiri dalam memahami setiap materi dari mata pelajaran yang diberikan. Proses memahami setiap mata pelajaran secara maksimal tersebut tidak lain adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut. Dalam upaya peningkatan prestasi belajar tersebut tentunya membutuhkan dorongan atau motivasi untuk mencapai prestasi tersebut.

Masalah yang seringkali dialami oleh siswa dalam keinginannya untuk mencapai prestasi belajar adalah kurangnya motivasi untuk berprestasi, oleh sebab itu sekolah perlu memberikan pertolongan kepada setiap siswa yang mengalami masalah tersebut. Pertolongan yang dapat diberikan adalah melalui pemberian layanan bimbingan dan konseling yang sejalan dengan masalah yang dialami dan dapat mencakup semua siswa yang mengalami masalah tersebut. Layanan bimbingan dan konseling yang dimaksud tersebut adalah layanan bimbingan belajar. Motivasi berprestasi tidak dapat dipisahkan dari faktor bimbingan belajar.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang di lakukan oleh penulis dengan guru BK di SMA Kristen 1 Salatiga, penulis memperoleh informasi dan gambaran bahwa motivasi beprestasi siswa kelas X sangat rendah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi beprestasi siswa adalah dengan memaksimalkan pelaksanaan layanan bimbingan belajar. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis ingin mengetahui dan meneliti signifikansi hubungan pelaksanaan layanan bimbingan belajar dengan motivasi berprestasi siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga.

Rumusan Masalah

Adakah hubungan yang signifikan antara pelaksanaan layanan bimbingan belajar dengan motivasi berprestasi siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga?.

KAJIAN TEORI

Motivasi Beprestasi

Mc Clelland (dalam Wijono, 2012) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai dorongan untuk mencapai keberhasilan dalam kompetisi dengan seperangkat standar prestasi. Dalam teorinya Mc Clelland mengemukakan tiga motif yang berpengaruh pada prestasi seseorang yaitu kekuasaan, afiliasi dan berprestasi. Weinner (dalam Hapsari, 2004) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai kecendurungan positif yang berada dalam individu yang pada dasarnya mempunyai reaksi terhadap suatu tujuan yang ingin atau harus dicapai. Motivasi atau dorongan untuk berprestasi sangat menentukan tercapainya suatu tujuan yang ingin dicapai, oleh sebab itu individu harus menumbuhkan motivasi berprestasi setinggi mungkin. Motivasi sangat erat kaitannya dengan dorongan untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan.

Berdasarkan uraian pengertian di atas penulis menyimpulkan motivasi berprestasi adalah dorongan atau rangsangan yang ada dalam diri individu yang memberi semangat kepada individu untuk melakukan aktivitas tertentu dengan tujuan untuk mencapai prestasi yang diinginkan.

Mc Clelland (dalam Wirabayu 2015) mengemukakan aspek-aspek motivasi berprestasi yaitu memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan tanggungjawab secara pribadi atas tindakan yang di lakukan dalam rangka mencapai tujuan, menetapkan arah tujuan untuk berhasil dan sukses dan menempatkan tujuan yang sedang dan bekerja lebih keras, oleh karena itu individu berusaha memaksimalkan kepuasan akan prestasinya.

Mc Clelland (dalam Wijono, 2012) mengatakan bahwa ada empat langkah yang dapat dilakukan untuk mendorong individu memiliki motivasi berprestasi yaitu Berusaha/bekerja keras untuk memperoleh umpan balik bagi prestasinya. Pengukuhan (reinforcement) terhadap keberhasilan adalah bermanfaat dalam memperoleh kekuatan untuk mencapai prestasi yang tinggi, Mengembangkan model pencapaian prestasi dengan mencoba menyamai atau melebihi individu yang memiliki prestasi baik, Berusaha untuk melakukan modifikasi terhadap gambaran diri (self-image) dan mendorong bahwa dirinya membutuhkan tantangan dan keberhasilan dan Mengontrol lamunan dan pikiran sendiri melalui cara-cara yang lebih positif.

Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan langkah yang dapat dilakukan untuk mendorong individu memiliki motivasi berprestasi adalah berusaha untuk dapat umpan balik dari prestasi yang sudah dimiliki, mengembangkan cara lain untuk mencapai prestasi seperti orang lain, selalu mendorong diri untuk menghadapi setiap tantangan dalam mencapai sebuah prestasi dan mengontrol pikiran sendiri melalalui pikiran yang positif.

Layanan Bimbingan Belajar

Menurut Nurishan (2008) mendefinisikan layanan bimbingan akademik atau bimbingan belajar merupakan pelayanan bimbingan yang diarahkan untuk membantu setiap peserta didik memecahkan berbagai permasalah akademik/belajar. Winkel dan Hastuti (2004) juga mengatakan bahwa layanan bimbingan akademik adalah bimbingan untuk membantu peserta didik menemukan cara belajar yang tepat, memilih program studi yang sesuai dan mengatasi berbagai kesulitan yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar.

Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan layanan bimbingan belajar adalah proses pemberian bantuan kepada siswa dengan tujuan untuk membantu siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan yang terkait dengan proses belajar.

Winkel dan Hastuti (2004) mengungkapkan bahwa suatu program layanan bimbingan belajar/akademik akan memuat unsur-unsur sebagai berikut: (1) Orientasi pada siswa baru tentang tujuan institusional, isi kurikulum pengajaran, struktur organisasi sekolah, prosedur belajar yang tepat dan penyesuaian diri dengan corak pendidikan disekolah yang bersangkutan, (2) Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti pelajaran disekolah dan selama belajar di rumah, secara individual maupun secara kelompok, (3) Membantu dalam hal memilih program studi yang sesuai, memilih beraneka kegiatan non-akademik yang menunjang usaha belajar, dan memilih program studi lanjutan ditingkat pendidikan yang lebih tinggi, (4) Pengumpulan data tentang siswa mengenai kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, serta cita-cita hidup; dan pengumpulan data tentang program studi di perguruan tinggi yang tersedia dalam bentuk brosur, buku pedoman baru, iklan dan lain sebagainya, (5) Bantuan dalam mengatasi beraneka ragam kesulitan belajar, seperti kurang mampu menyusun dan menaati jadwal belajar di rumah, kurang siap menghadapi ujian dan ulangan, kurang dapat berkonsentrasi, kurang menguasai cara belajar yang tepat diberbagai bidang studi, menghadapi keadaan di rumah yang mempersulit belajar secara rutin, dan sebagainya dan (6) Bantuan dalam hal membentuk berbagai kelompok belajar (kelompok tenir) dan mengatur seluruh kegiatan belajar kelompok, supaya berjalan efektif dan efisien.

Langkah-langkah pelaksanaan layanan bimbingan belajar kepada siswa meliputi proses pelaksanaan layanan bimbingan belajar, metode layanan bimbingan belajar, hasil penyelenggaraan layanan bimbingan belajar

Layanan Bimbingan Belajar dengan Motivasi Berprestasi

Weinner (dalam Hapsari 2004 ) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai kecendurungan positif yang berada dalam individu yang pada dasarnya mempunyai reaksi terhadap suatu tujuan yang ingin atau harus dicapai. Motivasi berprestasi peserta didik disekolah juga di pengaruhi oleh pemberian layanan bimbingan belajar oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru bimbingan dan konseling (BK). Guru BK dalam memberikan layanan bimbingan belajar seharusnya dapat mendorong motivasi berprestasi peserta didik yang diberikan layanan bimbingan belajar tersebut.

Kajian Yang Relevan

Berkaitan dengan hubungan pelaksanaan layanan bimbingan belajar dengan motivasi berprestasi siswa terdapat beberapa penelitian yang sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh penulis antara lain yaitu (1) penelitian Bonivasius Gigih Perkasa (2014), dan Miftahillah (2016).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian korelasional. Menurut Azwar (2003), penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya signifikansi hubungan antara dua atau beberapa variabel.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga sebanyak 182 siwa sedangkan sampel penelitian menggunakan sampel jenuh sehingga jumlah sampelnya sebesar 182 siswa.

Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah layanan bimbingan belajar (X) dan variabel terikat adalah motivasi berprestasi (Y).

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan skala layanan bimbingan belajar yang diadopsi dan di modivikasi oleh penulis yang disusun oleh Hidayati (2004) dan skala motivasi berprestasi yang disusun oleh peneliti sendiri berdasarkan aspek-aspek motivasi berprestasi yang di kemukakan oleh Mc Clelland.

Teknik Analisis

Untuk menganalisa data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan statistik, yaitu uji korelasi kendall’s Tau. Korelasi Kendall’s Tau digunakan karena kedua variabel berbentuk skala data nominal. Sedangkan untuk pengolahan data dilakukan dengan program komputer SPSS for Windows Release 20.0.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Subjek Penelitian

            Penelitian dilaksanakan di Salatiga, subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga yang terdiri dari tujuh kelas. Subjek penelitian berjumlah 182 orang dengan 84 siswa laki-laki (46%) dan 98 siswa perempuan (54%).

 

 

Analisis Deskriptif

Pelaksanaan layanan bimbingan belajar sebagian besar ada pada dalam kategori tinggi (60%). Sebagian besar motivasi berprestasi siswa berada dalam kategori tinggi (56%).

Analisis Korelasi

Koefisien korelasi pelaksanaan layanan bimbingan belajar dengan motivasi berprestasi hasilnya adalah rxy = 0,768 dengan p = 0,000 < 0,05, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Pelaksanaan layanan bimbingan belajar dengan motivasi berprestasi siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga. Artinya apabila skor layanan bimbingan belajar naik maka dapat dipastikan akan diikuti kenaikan skor motivasi berprestasi.

Berdasarkan hasil korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan layanan bimbingan belajar dengan motivasi berprestasi siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga.

Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Weinner (dalam Hapsari, 2004) yang menyatakan bahwa motivasi atau dorongan untuk berprestasi sangat menentukan tercapainya suatu tujuan yang ingin di capai oleh sebab itu individu harus menumbuhkan motivasi berprestasi setinggi mungkin. Menumbuhkan motivasi berprestasi siswa dapat di lakukan melalui pelaksanaan layanan bimbingan belajar oleh guru BK yang dalam pelaksanaannya dapat menumbuhkan motivasi berprestasi siswa. Selain itu hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Bonivasius gigih perkasa (2014) mengemukakan Hubungan Layanan Bimbingan Belajar dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Pendowo Ngablak Tahun 2013 / 2014, dengan koefisien korelasi 0,694** dan signifikansi 0.000 dengan (p) > 0.05.

PENUTUP

Kesimpulan

Hasil penelitian menyatakan ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan layanan bimbingan belajar dengan motivasi berprestasi siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga. Hal ini berarti pelaksanaan layanan bimbingan belajar mempunyai hubungan dengan motivasi berprestasi siswa, ketika pelaksanaan layanan bimbingan belajar di lakukan dengan baik, maka motivasi berprestasi siswa yang di tumbuhkan melalui layanan bimbingan belajar tersebut dapat naik.

Saran

Saran-saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:

1.     Bagi Guru BK

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai pelaksanaan layanan bimbingan belajar dengan motivasi berprestasi siswa terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variable tersebut. Dengan adanya hal tersebut hendaknya para guru BK dalam memberikan pelayanan bimbingan belajar bagi siswa-siswi seharusnya di lakukan dengan baik sehingga motivasi berprestasi siswa pun dapat di tumbuhkan melalui pelaksanaan layanan bimbingan belajar tersebut.

2.     Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian yang dilakukan oleh penulis memfokuskan motivasi berprestasi dengan satu variable layanan bimbingan belajar, dari hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara layanan bimbingan belajar dengan motivasi berprestasi siswa, maka penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kajian ilmiah dalam mengembangkan pengetahuan khususnya tantang motivasi berprestasi dengan mengkaitkan aspek-aspek lain yang mempengaruhi motivasi berprestasi siswa seperti dukungan sosial, dukungan teman sebaya, dukungan sosial dan pola asuh orang tua.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bonivasius Gigih Perkasa. 2014. Hubungan Layanan Bimbingan Belajar dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Pendowo Ngablak Tahun 2013 / 2014. Skripsi. (diterbitkan). Salatiga: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW.

Hapsari, S. 2004. Hubungan antara Harga Diri dengan Motivasi Berprestasi pada Remaja di Dukuh Sidoarjo Salatiga. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Fakultas Psikologi: Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Hidayati, S. 2004. Pengaruh Layanan Pembelajaran Sangat Efektif dalam Meningkatkan Minat Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Kelas 2 Semester II SMA Negeri 3 Purworejo. FIP UNNES. Semarang

Syamsu Yusuf, L.N & Juantika Nurishan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Winkel. W.S dan Hastuti, Sri. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Wirabayu, G.M. 2005. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Kristen Satya Wacana Salatiga.Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Fakultas Psikologi: Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.