Hubungan Persepsi Siswa dan Dukungan Sosial Dengan Minat Mengikuti Layanan BK
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KARAKTERISTIK GURU BIMBINGAN KONSELING DAN DUKUNGAN SOSIAL
TEMAN SEBAYA DENGAN MINAT MENGIKUTI
LAYANAN BIMBINGAN KONSELING PADA SISWA KELAS XI
SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU TAHUN AJARAN 2018/2019
Yosep Ranjabar
Rahma Widyana
Program Magister Psikologi, Fakultas Psikologi
Universitas Mercu Buana Yogyakarta
ABSTRACT
This study aims to (1)) find out the relationship between students’ perceptions of the characteristics of Guidance and Counseling teachers with interest in attending counseling guidance services, (2) find out the relationship between peer social support and interest in following counseling guidance services, (3) find out the relationship between students’ perceptions of the characteristics of the Guidance and Counseling teacher and peer social support with the interest in attending counseling guidance services. Data collection tools used in this study are psychological scales which include; the scale of students’ perceptions of the characteristics of the Guidance and Counseling teacher, the scale of peer social support, and the scale of interest in attending counseling guidance services. The population of this study was the tenth-grade students of Pangudi Luhur Sedayu Senior High School in the Academic Year 2018/2019 with a total sample size of 40 students. The research analysis technique used the product-moment correlation technique used to analyze the first minor hypothesis as well as the second minor hypothesis, and the multiple regression technique used to analyze the major hypothesis. The results showed (1) there was a positive and significant relationship between students’ perceptions of the characteristics of the Guidance and Counseling teachers with interest in attending counseling guidance services, the correlation coefficient value of 0.546 and p-0,000 (p <0.01) means the first minor hypothesis in this study accepted, (2) there is a positive and significant relationship between peer social support and interest in attending counseling guidance services correlation coefficient values of 0, 154 and p-0,000 (p <0.01) means that the second minor hypothesis in this study is accepted, (3) there is a significant relationship between students’ perceptions of the characteristics of the Guidance and Counseling teacher and peer social support with interest in attending counseling guidance services, F value of 7.864 and p = 0.00 (p <0.01) meaning that the major hypothesis in this study was accepted.
Keywords: Student perceptions of the characteristics of Guidance and Counseling teacher, Peer social support, Interest in attending counseling guidance services
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang karakteristik guru bk dengan minat mengikuti layanan bimbingan konseling, (2) mengetahui hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan minat mengikuti layanan bimbingan konseling, (3) mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang karakteristik guru bk dan dukungan sosial teman sebaya dengan minat mengikuti layanan bimbingan konseling. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala psikologi yang meliputi; skala persepsi siswa tentang karakteristik guru bk, skala dukungan sosial teman sebaya, skala minat mengikuti layanan bimbingan konseling. Populasi dalam penelitian ini siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2018/2019 dengan jumlah sampel sebanyak 40 siswa. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment yang digunakan untuk melakukan analisis terhadap hipotesis minor pertama, hipotesis minor kedua dan teknik regresi berganda digunakan untuk melakukan analisis terhadap hipotesis mayor. Hasil penelitian menunjukan (1) ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang karakteristik guru bk dengan minat mengikuti layanan bimbingan konseling, nilai koefisien korelasi sebesar 0,546 dan p=0,000 (p<0,01) artinya hipotesis minor pertama dalam penelitian ini diterima, (2) ada hubungan positif dan signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan minat mengikuti layanan bimbingan konseling nilai koefisien korelasi sebesar 0,154 dan p=0,000 (p<0,01) artinya hipotesis minor kedua dalam penelitian ini diterima, (3) ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang karakteristik guru bk dan dukungan sosial teman sebaya dengan minat mengikuti layanan bimbingan konseling, nilai F sebesar 7,864 dan p=0,00 (p<0,01) artinya hipotesis mayor dalam penelitian ini diterima.
Kata Kunci: Persepsi siswa tentang karakteristik guru bk, Dukungan sosial teman sebaya, Minat mengikuti layanan bimbingan konseling
Pendahuluan
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mengembangkan dirinya menjadi lebih baik. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pendidikan dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya.
Berdasarkan hasil dokumentasi yang dimiliki oleh guru BK di SMA Pangudi Luhur Sedayu, diketahui bahwa prosentase dari siswa yang mengikuti layanan bimbingan konseling tahun ajaran 2018/2019 dibawah 30%. Hal tersebut terlihat dari total keseluran siswa sebanyak 410 siswa, hanya terdapat 60 siswa yang secara aktif atas keinginan diri sendiri untuk mengikuti layanan bimbingan konseling di sekolah. Dari prosentase yang ada, diketahui bahwa 60 siswa yang mengikuti layanan bimbingan konseling secara aktif lebih didominasi oleh siswa kelas X dan kelas XII di SMA Pangudi Luhur Sedayu.
Hasil wawancara pertama, yang dilakukan oleh peneliti kepada guru BK dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan minat siswa rendah untuk mengikuti layanan bimbingan konseling di sekolah, yang dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2018 pukul 09.00 wib sampai dengan selesai yang bertempat di ruang bimbingan konseling di SMA Pangudi Luhur Sedayu memperoleh informasi bahwa, siswa kurang berminat untuk mengikuti layanan bimbingan konseling di sekolah karena siswa menganggap guru BK adalah polisi sekolah yang tugasnya menghukum.
Hasil wawancara kedua, yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa kelas XI sebanyak 8 siswa secara berkelompok pada tanggal 24 Agustus 2018 pukul 08.00 wib sampai dengan selesai bertempat di aula serba guna SMA Pangudi Luhur Sedayu dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa kurang berminat untuk mengikuti layanan bimbingan konseling di sekolah memperoleh informasi, sebagai berikut: pertama, siswa memiliki penilaian yang negatif terhadap guru BK, hal tersebut dikarenakan siswa beranggapan bahwa tugas dan tanggung jawab dari guru BK hanya untuk menghukum siswa yang melakukan kesalahan dan melanggar tata tertib sekolah. Kedua, siswa tidak berminat untuk mengikuti layanan bimbingan konseling di sekolah karena banyak dari teman-teman kelas yang tidak mengikuti layanan bimbingan konseling.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti terhadap guru BK dan siswa kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu pada tanggal 23 & 24 Agustus 2018 dapat disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan siswa kurang berminat untuk mengikuti layanan bimbingan konseling di sekolah karena adanya persepsi yang salah dari siswa terhadap tugas dan tanggung jawab guru bimbingan konseling, serta dukungan sosial teman sebaya yang rendah.
Minat siswa mengikuti layanan bimbingan konseling di sekolah menurut Sugiyo (2013) dipengaruhi oleh dua faktor internal, diantaranya; persepsi yang salah dari siswa terhadap guru bimbingan konseling, dan motivasi dari siswa, faktor eksternal, diantaranya; kepribadian guru bk, dukungan sosial teman sebaya, serta guru bimbingan konseling yang belum optimal dalam memberikan layanan bk di sekolah.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang karakteristik guru bk dan dukungan sosial teman sebaya dengan minat mengikuti layanan bimbingan konseling pada siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2018/2019.
Kajian Literatur
Minat mengikuti layanan Bimbingan Konseling
Slameto (2013) mengartikan minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Menurut Muhibin (2009) minat (interest) adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat siswa mengikuti layanan bimbingan konseling adalah rasa ketertarikan yang dirasakan oleh siswa untuk mengikuti layanan bimbingan konseling yang diberikan oleh guru BK secara berkesinambungan melalui tatap muka dan media agar dapat mengembangkan potensi diri atau memecahkan masalah.
Aspek minat siswa dalam mengikuti layanan bimbingan konseling pada penelitian ini mengacu pada aspek minat menurut Silvia (dalam Widodo, 2012) yang terbagi kedalam lima aspek, diantaranya sebagai berikut:
- Keterbukaan terhadap pengalaman
- Hasrat mencari sensasi.
- Kecenderungan bosan.
- Keluasan minat
Persepsi siswa tentang karakteristik guru BK
Persepsi merupakan proses dimana seseorang menafsirkan informasi melalui inderanya. Persepsi menurut Desmita (2015) adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap individu dalam memahami informasi yang datang dari lingkungan melalui inderanya.
Menurut Slameto (2010) persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Setiap individu akan memiliki perbedaan persepsi walaupun pada obyek yang sama. Menurut Robbins (2001) yang menyatakan bahwa suatu objek yang sama belum tentu dipersepsikan sama pula pada masing-masing individu.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa tentang karakteristik guru bimbingan konseling adalah penilaian siswa tentang pribadi guru BK yang meliputi sikap, kualitas, dan tingkah laku guru bimbingan konseling dalam memberikan layanan bimbingan konseling terhadap siswa di sekolah.
Menurut Jones (dalam Khotimah, 2013) terdapat enam aspek tentang karakteristik seorang guru bimbingan konseling, diantaranya;
- Tingkah laku etis merupakan sikap, tingkah laku dan perbuatannya harus dapat menjadi contoh atau teladan bagi siswa di sekolah. Setiap sikap dasar seorang konselor harus mengandung ciri etis karena guru bk harus membantu siswa dalam taraf perkembangannya.
- Kemampuan intelektual. Bagi seorang guru bimbingan konseling harus dapat berpikir secara logis, kritis, dan kreatif dan mengarah ke tujuan tertentu sehingga guru bimbingan konseling dapat membantu siswa melihat tujuan, kejadian-kejadian sekarang menurut yang sebenarnya, memberikan alternatif-alternatif yang harus dipertimbangkan oleh siswa dan memberikan saran-saran jalan keluar yang bijaksana, dan bukan untuk menjebak atau menjerumuskan siswa ke hal-hal yang merugikan.
- Pribadi guru bimbingan konseling yang supel, terbuka, dan mampu menyesuaikan diri dengan baik. Hubungan dalam konseling yang bersifat pribadi mempunyai ciri khas yang supel dan terbuka. Guru bimbingan konseling diharapkan tidak bersikap kaku dengan langkah-langkah tertentu dan system tertentu. Seorang guru bimbingan konseling harus dapat dengan mudah untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan maupun situasi konseling dan perubahan-perubahan tingkah laku siswa, guru bimbingan konseling pada saat-saat tertentu dapat bersikap sebagai teman dan pada saat lain dapat berubah menjadi pemimpin.
- Sikap penerimaan. Guru bimbingan konseling harus menerima siswa apa adanya. Seorang siswa diterima oleh guru bimbingan konseling, sebagai pribadi dengan harapan ketakutan, keputusasaan, dan kebimbangannya, guru bimbingan konseling harus dapat menerima menurut apa adanya.
- Pemahaman, adalah menangkap dengan jelas dan lengkap arti sebenarnya yang dinyatakan oleh siswa dan di pihak lain siswa dapat merasakan bahwa siswa dimengerti oleh guru bimbingan konseling. Kemampuan memahami siswa pada setiap situasi konseling dapat terjadi dengan menempatkan dirinya pada kaca mata siswa. Memahami orang lain tidak cukup hanya mengerti data-data yang terkumpul, tetapi yang lebih penting guru bimbingan konseling dapat mengerti bagaimanan siswa memberikan arti terhadap data-data tersebut. Dalam konseling yang diperlukan bukan kebenaran yang obyektif, melainkan bagaimana siswa melihat kebenaran itu.
- Peka terhadap rahasia pribadi siswa. Seorang guru bimbingan konseling yang professional harus dapat merahasiakan kehidupa pribadi siswa dan memiliki tanggung jawab moral untuk membantu memecahkan masalah yang dihadai oleh siswa. Guru bimbingan konseling harus dapat menunjukkan sikap jujur, wajar dalam segala hal dan dapat dipercaya, sehingga siswa berani membuka diri terhadap guru bimbingan konseling. Jika suatu saat siswa mengetahui bahwa guru bimbingan konseling menipu siswa dengan cara yang halus, maka siswa langsung menunjukkan sikap kurang mempercayai dan menutup dirinya terhadap guru bimbingan konseling.
Dukungan sosial teman sebaya
Sullivan (dalam Santrock, 2003) menjelaskan bahwa teman sebaya memiliki peran utama dan penting di lingkungan sekolah yang membentuk kesejahteraan dan perkembangan kepribadian seorang siswa. Menurut Ardi (2012) teman sebaya merupakan tempat bagi remaja maupun siswa untuk memperoleh motivasi dan melepaskan ketergantungan dari orang tua serta orang lain.
Dari pendapat ahli di atas disimpulkan bahwa dukungan sosial teman sebaya adalah suatu interaksi antara individu dengan orang lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar individu yang meliputi kebutuhan untuk dicintai, dihargai, serta adanya kebutuhan akan rasa aman sehingga memperoleh kebahagiaan.
House (dalam Smet, 1994) membedakan empat aspek dukungan sosial teman sebaya, diantaranya;
- Dukungan Emosional: dalam hal ini mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan.
- Dukungan Penghargaan, dalam hal ini terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan) positif untuk orang tersebut, dorongan maju atau persatuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan prositif orang tersebut dengan orang-orang lain. Hal ini akan menambah penghargaan terhadap orang lain.
- Dukungan Instrumen, dalam hal ini mencakup bantuan langsung, seperti apabila seseorang memberikan pinjaman uang kepada orang lain atau menolong dengan memberikan pekerjaan pada waktu ia mengalami stres.
- Dukungan Informatif, dalam hal ini mencakup pemberian nasehat, petunjuk-petunjuk, dan saran maupun umpan balik.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga variabel yaitu satu variabel terikat dan dua variabel bebas. Variabel terikat yaitu minat layanan bimbingan dan konseling (Y), sedangkan variabel bebas yang pertama yaitu persepsi siswa tentang karakteristik guru bimbingan konseling (X1) dan variabel bebas yang kedua yaitu dukungan sosial teman sebaya (X2). Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 166 siswa.
Metode
Penelitian ini menggunaka metode skala, yang merupakan kumpulan pertanyaan atau pernyataan-pernyataan mengenai suatu obyek (Aswar, 2012). Skala yang digunakan meliputi skala siswa tentang karaktersitik guru bk, dukungan sosial teman sebaya dan minat siswa mengikuti layanan bk.
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta, tahun ajaran 2018/2019 dengan jumlah sampel 40 siswa yang diambil menggunakan teknik random sampling. Data dianalisa dengan menggunakan teknik korelasi product moment, selain itu dengan uji regresi linier berganda. Hipotesis sebelumnya didahului dengan dilakukan uji asumsi yang terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pengambilan data penelitian dilakukan di SMA Pangudi Luhur Sedayu pada siswa kelas XI yang terdiri dari kelas IPA 1 sebanyak 10 siswa , IPA 2 sebanyak 10 siswa, IPS 1 sebanyak 10 siswa dan IPS 2 sebanyak 10 siswa. Kegiatan peneliti meliputi: mengurus surat izin ke instansi SMA Pangudi Luhur Sedayu kemudian peneliti melakukan penelitian pada hari Senin tanggal 14 Oktober 2019 yang bertempat di SMA Pangudi Luhur Sedayu.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka hasil yang diperoleh sebagai berikut:
Kategori Hasil
- Persepsi siswa tentang karakteristik guru BK
Berdasarkan kategori hasil untuk persepsi tentang karakteristik guru bimbingan konseling pada tabel di atas, diketahui bahwa siswa yang mempersepsikan karakteristik guru bimbingan konseling dengan klasifikasi tinggi sebanyak 60%, dan siswa yang mempersepsikan karakteristik guru bimbingan konseling dengan klasifikasi sedang sebanyak 40% sedangkan siswa yang mempersepsikan karakteristik guru bimbingan konseling dengan klasifikasi rendah tidak ada.
- Konformit`
Berdasarkan kategori hasil untuk dukungan sosial teman sebaya pada tabel di atas, diketahui bahwa dukungan sosial teman sebaya pada siswa dengan klasifikasi tinggi sebanyak 50%, dan dukungan sosial teman sebaya pada siswa dengan klasifikasi sedang sebanyak 50% sedangkan dukungan sosial teman sebaya pada siswa dengan klasifikasi rendah tidak ada.
- Minat Mengikuti Layanan Bimbingan Konseling
Berdasarkan kategori hasil untuk minat siswa mengikuti layanan bimbingan konseling pada tabel di atas, diketahui bahwa untuk minat siswa mengikuti layanan bimbingan konseling dengan klasifikasi tinggi sebanyak 55%, dan untuk minat siswa mengikuti layanan bimbingan konseling dengan klasifikasi sedang sebanyak 42,5% sedangkan untuk minat siswa mengikuti layanan bimbingan konseling dengan klasifikasi rendah sebanyak 2,5%.
Uji Asumsi
Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa hasil dari uji normalitas yang telah dilakukan memperoleh hasil, sebagai berikut:
- Uji normalitas pada variabel persepsi siswa tentang karakteristik guru bimbingan konseling diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov test sebesar 0,778 dan p = 0,580 (p>0,05) hal tersebut menunjukan bahwa variabel persepsi siswa tentang karakteristik guru bimbingan konseling memiliki sebaran normal.
- Uji normalitas pada variabel dukungan sosial teman sebaya diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov test sebesar 0,493 dan p = 0,968 (p>0,05) hal tersebut menunjukan bahwa variabel dukungan sosial teman sebaya memiliki sebaran normal.
- Uji normalitas pada variabel minat mengikuti layanan bimbingan konseling diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov test sebesar 0,547 dan p = 0,926 (p>0,05) hal tersebut menunjukan bahwa variabel minat mengikuti layanan bimbingan konseling memiliki sebaran normal.
Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa hasil dari uji linier yang telah dilakukan memperoleh hasil, sebagai berikut:
1). Ada hubungan yang linier secara signifikan antara variabel persepsi siswa tentang karakteristik guru bimbingan konseling dengan minat mengikuti layanan bimbingan konseling, hal ini dibuktikan dari nilai F= 1,347 dengan p = 0,254 (p>0,05).
2). Ada hubungan yang linier secara signifikan antara variabel dukungan sosial teman sebaya dengan minat mengikuti layanan bimbingan konseling, yang dibuktikan dari nilai F=1,288 dengan p = 0,286 (p>0,05).
Uji Hipotesis
Berdasarkan data pada tabel di atas tentang uji korelasi variabel bebas dengan variabel perilaku menyontek pada penelitian ini, maka hasil yang diperoleh sebagai berikut:
1). Hasil dari uji hipotesis minor pertama, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi pada variabel persepsi siswa tentang karakteristik guru bimbingan konseling dengan minat mengikuti layanan bimbingan konseling sebesar 0,546 (positif) dan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 (p<0,01) dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi siswa tentang karakteristik guru bimbingan konseling dengan minat mengikuti layanan bimbingan konseling. Artinya hipotesis minor pertama dalam penelitian ini diterima. Apabila persepsi siswa tentang karakteristik guru bimbingan konseling tinggi maka minat siswa mengikuti layanan bk tinggi. Apabila persepsi siswa tentang karakteristik guru bk, rendah maka minat siswa mengikuti layanan bimbingan konseling rendah.
- Hasil dari uji hipotesis minor kedua, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi dukungan sosial teman sebaya sebesar 0,154 (positif) dan nilai (p) sebesar 0,000 (p<0,01) dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan minat siswa mengikuti layanan bimbingan konseling. Artinya hipotesis minor kedua dalam penelitian ini diterima. Apabila dukungan sosial teman sebaya tinggi maka minat siswa mengikuti layanan bimbingan konseling tinggi. Apabila dukungan sosial teman sebaya rendah maka minat siswa mengikuti layanan bimbingan konseling rendah.
Dari data di atas diketahui, besarnya F= 7,864 dan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,546 dengan signifikansi Fhitung sebesar 0,000 (p<0,01) dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel persepsi siswa tentang karakteristik guru bkdan dukungan sosial teman sebaya mempunyai hubungan dengan minat siswa mengikuti layanan bk, artinya hipotesis mayor dalam penelitian ini diterima.
Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,298 artinya sumbangan efektif variabel persepsi siswa tentang karakteristik guru bk dan dukungan sosial teman sebaya secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel minat mengikuti layanan bimbingan konseling sebesar 29,8% sedangkan 70,2% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti, diantaranya; hubungan timbal balik antara guru bk dengan siswa, empati guru bk, motivasi dan lain-lain.
Pembahasan
Hasil analisis data yang telah dilakukan memperoleh hasil bahwa “Ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi siswa tentang karakteristik guru bk dan dukungan sosial teman sebaya dengan minat mengikuti layanan bk”. Dari hasil analisis tersebut, diperoleh nilai F sebesar 7,864 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p<0,01). Kemudian, perhitungan dilakukan dengan menggunakan regresi berganda, memperoleh nilai R2 sebesar 0,298 hal tersebut menunjukkan bahwa sumbangan efektif total dari persepsi siswa tentang karakteristik guru bk dan dukungan sosial teman sebaya dengan minat mengikuti layanan bk sebesar 29,8% sedangkan 70,2% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti, diantaranya; hubungan timbal balik antara guru bk dengan siswa, empati guru bk, motivasi dan lain-lain.
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan di atas disimpulkan bahwa secara bersama-sama dari kedua variabel independen dalam penelitian ini berupa persepsi siswa tentang karakteristik guru bk dan dukungan sosial teman sebaya memiliki hubungan yang signifikan dengan minat mengikuti layanan bk pada siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2018/2019. Apabila persepsi siswa tentang karakteristik guru bk tinggi dan dukungan sosial teman sebaya tinggi maka minat mengikuti layanan bk tinggi. Sebaliknya, apabila persepsi siswa tentang karakteristik guru bk rendah dan dukungan sosial teman sebaya rendah maka minat mengikuti layanan bk rendah.
Hasil uji korelasi parsial menunjukkan nilai correlation signnificance persepsi siswa tentang karakteristik guru bk sebesar 0,546 dengan signifikansi 0,000 (p<0,001) sehingga dapat diartikan bahwa persepsi siswa tentang karakteristik guru bk memiliki hubungan positif yang signifikan dengan minat mengikuti layanan bk. Artinya, apabila persepsi siswa tentang karakteristik guru bk tinggi maka minat mengikuti layanan bk tinggi. Sebaliknya, apabila persepsi siswa tentang karakteristik guru bk rendah maka minat mengikuti layanan bk rendah.
Pertama, menurut Jones (dalam Smet,1994) tingkah laku etis dimaknai sebagai salah satu performa utama yang harus dimiliki oleh guru bk.
Kedua, menurut Jones (dalam Khotimah, 2013) Seorang guru bimbingan konseling dalam memberikan layanan bk di sekolah kepada siswa tidak semata-mata hanya mengutamakan penampilan secara fisik saja, tetapi guru bk harus mempunyai kemampuan secara intelektual yang bagus.
Ketiga, menurut Jones (dalam Khotimah, 2013) seorang guru bk dalam proses pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah harus memiliki sikap yang luwes atau keluwesan yang bagus.
Hasil uji korelasi parsial menunjukkan nilai correlation signnificance dukungan sosial teman sebaya sebesar 0,154 dengan signifikansi 0,000 (p<0,001) sehingga dapat diartikan bahwa dukungan sosial teman sebaya memiliki hubungan positif yang signifikan dengan minat mengikuti layanan bk. Artinya, apabila dukungan sosial teman sebaya tinggi maka minat mengikuti layanan bk tinggi. Sebaliknya, apabila dukungan sosial teman sebaya rendah maka minat mengikuti layanan bk rendah. Dari hasil analisis yang telah diperoleh, maka dukungan sosial teman sebaya berpengaruh terhadap minat mengikuti layanan bk pada siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2018/2019. Hal tersebut dikarenakan;
Pertama, menurut House (dalam Smet, 1994) aspek pertama dukungan sosial teman sebaya yaitu dukungan emosional. Aspek kedua dukungan sosial teman sebaya yaitu dukungan penghargaan. Aspek ketiga yaitu dukungan informatif.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa dukungan sosial teman sebaya memiliki hubungan positif yang signifikan dengan minat mengikuti layanan bk pada siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2018/2019. Apabila dukungan sosial teman sebaya tinggi maka minat mengikuti layanan bimbingan konseling tinggi. Sebaliknya, apabila dukungan sosial rendah maka minat mengikuti layanan bk rendah.
Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu; hasil analisis korelasi variabel bebas dengan variabel minat mengikuti layanan bk yang pertama, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi persepsi siswa tentang karakteristik guru bk sebesar 0,546 (positif) dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,01). Artinya hipotesis minor pertama dalam penelitian ini yang berbunyi ada hubungan positif antara persepsi siswa tentang karakteristik guru bk dengan minat mengikuti layanan bk pada siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2018/2019 (diterima). Apabila persepsi siswa tentang karakteristik guru bk tinggi maka minat mengikuti layanan bk pada siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2018/2019 tinggi. Apabila persepsi siswa tentang karakteristik guru bimbingan konseling rendah maka minat mengikuti layanan bk pada siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2018/2019 rendah.
Hasil analisis korelasi variabel bebas dengan variabel minat mengikuti layanan bimbingan konseling yang kedua, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi konformitas teman sebaya sebesar 0,154 (positif) dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,01). Artinya hipotesis minor kedua dalam penelitian ini yang berbunyi ada hubungan positif antara dukungan sosial teman sebaya dengan minat mengikuti layanan bk pada siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2018/2019 (diterima). Apabila dukungan sosial teman sebaya tinggi maka minat mengikuti layanan bk pada siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2018/2019 tinggi. Apabila dukungan sosial teman sebaya rendah maka minat mengikuti layanan bk pada siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2018/2019 rendah.
Hasil analisis regresi berganda yang dilakukan diketahui bahwa, secara simultan terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang karakteristik guru bk dan dukungan sosial teman sebaya dengan minat mengikuti layanan bk pada siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2018/2019. Hal tersebut dibuktikan dari nilai koefisien korelasi sebesar 0,546 sedangkan kontribusi sumbangan efektif secara simultan variabel persepsi siswa tentang karakteristik guru bk dan dukungan sosial teman sebaya dengan variabel minat mengikuti layanan bk adalah 29,8% sedangkan 70,2% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti, diantaranya; hubungan timbal balik antara guru bk dengan siswa, empati guru bk, motivasi dan lain-lain.
Artinya hipotesis mayor dalam penelitian ini yang berbunyi ada hubungan antara persepsi siswa tentang karakteristik guru bk dan dukungan sosial teman sebaya dengan minat mengikuti layanan bk pada siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2018/2019 (diterima). Apabila persepsi siswa tentang karakteristik guru bk tinggi dan dukungan sosial teman sebaya tinggi maka minat mengikuti layanan bk tinggi. Apabila persepsi siswa tentang karakteristik guru bk rendah dan dukungan sosial teman sebaya rendah maka minat mengikuti layanan bk konseling rendah.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang diberikan antara lain:
- Bagi sekolah, agar menyediakan sarana dan prasana untuk menunjang kinerja dari guru bk diantaranya ; menyediakan papan bimbingan, pamflet, dan kotak bimbingan dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada siswa terkait dengan tugas dan kewajiban guru BK di sekolah, sehingga layanan bimbingan konseling di sekolah dapat terlaksana secara optimal.
- Bagi guru bk, pertama, dapat mengembangkan secara optimal layanan informasi sesuai dengan kebutuhan siswa supaya dapat mengubah persepsi negatif menjadi persepsi yang positif dari siswa tentang karakteristik guru bk di sekolah. kedua, meningkatkan kembali bimbingan dan konseling secara intensif dan kontinyu, kepada siswa melalui layanan peer counseling supaya dapat meningkatkan minat siswa untuk mengikuti layanan bk melalui teman sebaya dengan demikian siswa akan memiliki persepsi yang positif tentang guru BK dan meningkatkan minat siswa untuk mengikuti layanan bk di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Amronah. (2014). Persepsi siswa terhadap pelaksanaan layayan bimbingan pribadi. Jurnal Psikopedagogi, 3 (2), 2301-6167
Ardi, Z. & Azrul, S. Capaian tugas perkembangan social siswa dengan kelomp[ok teman sebaya dan implikasinya terhadap program pelayanan bimbingan dan konseling. Jurnal 1 (3), 14-9760.
Bimo, W. (2003). Pengantar Psikologi Umum, CV ANDI OFFSET Yogyakarta.
Inriyarti, A.W (2016). Hubungan antara dukungan social teman sebaya dan emotional focused coping dengan stress siswa dalam menghadai ujian akhir semester pada kela XI SMA Negeri 4 Magelang. Tesis.
Ismah, (2016), Jurnal, Menarik Minat Siswa Pada Layanan Bimbingan dan Konseling Islam di Sekolah Menggunakan Layanan Infirmasi dengan Teknik Mondelling I, ISSN: 2460-1187.
Khotimah, K. (2013). Hubungan antara Persepsi tentang Layanan Bimbingan Konseling dabn Persepsi tentang Karakteristik Konselor Sekolah dengan Minat Berkosnsultasi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wates tahun Ajaran 2012/2013. Tesis.
Muhibin, S. (2009). Psikologi Belajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Robbins, S. (2001). Organizational behavior. Prentice-hall, inc. Upper saddle river: New Jersey.
Rokhimah, S. (2015). Pengaruh Dukungan Sosial dan Efikasi diri terhadap Minat melanjutkan
Pendidikan ke Perguruan Tinggio pada Siswa SMA Negeri 1 Tenggarong Seberang. Journal Psikologi, 2015, 3 (1): 382-394, ISSN 0000-0000, Jurnal. Psikologi.
Sarmin, (2017). Pemberdayaan Teman Sebaya dalam sekolah guna menanggulangi pengaruh negative lingkungan, Jurnal Riset dan Konseptual, Volume 2 Nomor 1 Februari 2017.
Slameto, (2013). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi RINEKA CIPTA Jakarta.
Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatran. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sukitman, T. (2015). Bimbingan Konseling,DIVA Pres, Banguntapan Yogyakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan dosen.
Walgito, B. (2010) Perngantar Psikologi Umum, Penerbit: C.V. ANDI OFFSET Yogyakarta.
Widodo, N. (2012). Hubungan antara persepsi siswa terhadap peran guru bimbingan dan konseling dan tingkat keterbukaan diri (self disclosure) dengan minat terhadap layanan bimbingan konseling pada SMP Negeri 1 Dukun Kab. Magelang. Tesis.
Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. (2005): Landasan Bimbingan dan Konseling. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.