HUBUNGAN SELF-EFFICACY TERHADAP PENGAMBILAN

KEPUTUSAN KARIR SISWA KELAS XI SMK NURUL ULUM LEBAKSIU KABUPATEN TEGAL

 

Ardi Gunawan Putra

Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling, Universitas PGRI Semarang

Tri Suyati

Ismah

Dosen Universitas PGRI Semarang

 

ABSTRAK

Berdasarkan latar belakang masalah siswa masih bingung untuk melanjutkan ke tingkatan yang selanjutnya dan masih ragu untuk memilih cita-cita di masa depan. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui adakah hubangan self-efficacy terhadap pengambilan keputusan karir siswa kelas XI di SMK Nurul Ulum Lebaksiu. Penelitian Hubungan Antara Self-efficacy Terhadap Pengambilan Keputusan Karir Siswa XI SMK Nurul Ulum Lebaksiu Kab. Tegal ini kurangnya kematangan karir siswa karena cenderung ikut-ikutan teman kelas atau teman di lingkungan rumahnya, dorongan orang tua, lingkungan sekitar, dan juga kurangnya informasi internal maupun external dalam hal mengetahui bakat dan minat atau informasi yang menyangkut di bidang pekerjaan maupun perguruan tinggi. Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif. Metode penelitian ex post facto dengan pendekatan korelasional. Populasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kelas XI AP I, XI AP II, XI TKJ 2, XI AK dengan jumlah 129 siswa dan kelas try out adalah XI TKR II dengan jumlah 32 siswa. Sapling yang di gunakan adalah sampling cluster random sampling. Hasil analisis korelasi antara Self-efficacy terhadap Pengambilan Keputusan Karir (rxy) sebesar 0,515 kategori cukup kuat. Sumbangan (kontribusi) self-efficacy dengan pengambilan keputusan karir sebesar 26,52%. Sedangkan ditemukan ada hubungan yang positif dan signifikan self-efficacy dengan pengambilan keputusan karir. Karena α =0,05 dan n= 129. Uji dua pihak; dk= n-2 = 129 – 2 =127 sehingga ttabel 1,978 ternyata thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak artinya ada hubungan antara self-efficacy dengan pengambilan keputusan karir.

Kata Kunci: Self-efficacy, Pengambilan Keputusan Karir

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang penting dalam perkembangan karir individu. Kecakapan dalam mengambil keputusan, merupakan tujuan utama dari perencanaan karir yang harus ditempuh oleh setiap individu. Dengan adanya perencanaan karir tersebut, diharapkan setelah lulus siswa mampu mendapatkan pekerjaan dengan mudah dan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Menurut Susanto (2018: 284) Konsep Self-Efficacy ini pertama kali diperkenalkan oleh Bandura pada tahun 1982, yang dikembangkan dari teori kognitif yang mengungkapkan tentang prilaku dan aspek-aspek mekanistik organism perspektif individu. Model kognitif sosial mengungkap mengenai hubungan antara faktor pribadi, yakni kognitif, afektif, dan proses biologis. Selain itu, model kognitif sosial ini mengungkap mengenai perilaku seseorang dan kondisi lingkungan yang secara terus menerus saling berinteraksi, dan memberikan pengaruh satu sama lain yang sering disebut ubungan segitiga timbal balik.

Menurut Robet L. Gibson (2011:446) karier kadang didefinisikan jumlah total pengalaman dan gaya hidup seseorang, sedangkan pendidikan karir dilihat sebagai semua aktivitas dan pengalan terencana yang mempersiapkan seseorang untuk bekerja. Namun begitu, definisi lugas dan singkat meski terbatas ini terbukti paling praktis bagi perencanaan spesifik program konseling, pengembangan atau pendidikan karir.Harus juga dicatat kalau pengembangan, pendidikan dan konseling karir saling berkaitan kendati berbeda-beda definisinya. Salah satunya tanpa yang lain akan menjadi tidak efektif dan tidak bermakna. Ketika pendidikan karier menstimulasikan pengembangan karier, maka konseling karier menyediakan arahan bagi pendidikan dan pengembangan krier itu sendiri.

Dari hasil wawancara ke guru BK pada hari Kamis, 25 Oktober 2018 di SMK Nurul Ulum siswa XI masih bingung atau belum mengetahui tentang usaha/dunia industi maupun untuk melanjutkan pendidikan, karena rata-rata di wilayah atau di lingkungan anak-anak tersebut orangtua menginginkan anaknya setelah lulus sekolah langsung menikah, dan juga menurut guru BK di SMK Nurul Ulum Lebaksiu kurangnya keingin tahuan siswa terhadap industri/PT yang akan mereka daftarkan sebagai salah satu tempat bekerja. Hasil wawancara terhadap FD, SA, dan PU kelas XI pada hari kamis, 25 Oktober 2018 siswa SMK Nurul Ulum mereka masih bingung tentang apa yang akan mereka lakukan kedepannya karena kurangnya informasi mengenai dunia kerja di perusahaan atau di pabrik-pabrik sesuai keahliannya masing-masing, dan juga mereka khawatir kalau mereka tidak di terima di perusahaan/pabrik yang mereka inginkan. Menindak lanjuti hasil wawancara guru BK dan siswa penelti menindak lanjuti dengan menggunakan AKPD (Angket Kebutuhan Peserta Didik) pada hari Selasa, 30 Juli 2018 di SMK Nurul Ulum kelas XI Lebaksiu yang menunjukan 81, 25%, yang berisi “saya belum mengetahui tentang usaha/dunia industri” memilih soal tersebut dan yang masih ragu dengan pilihan cita-cita/karir di masa depan sebanyak 30% yang berisi “saya masih memiliki keraguan dengan pilihan cita-cita/karir di masa depan” hal ini menunjukan bahwa di SMK Nurul Ulum Lebaksiu itu masih bingunguntuk melanjutkan ke tingkatan yang selanjutnya dan masih ragu untuk memilih cita-cita di masa depan. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui adakah hubangan self-efficacy terhadap pengambilan keputusan karir siswa kelas XI di SMK Nurul Ulum Lebaksiu.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: Ada beberapa siswa belum mengetahui rencana/planning karir, masih bingung melanjutkan karirnya, Kurangnya informasi karir terhadap siswa tersebut, Kurangnya rasa percaya diri siswa terhadap perencana karirnya.

Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hubungan self-efficacyterhadap pengambilan keputusan karir di SMK Nurul Ulum Lebaksiu Kab. Tegal.

 

 

Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah apakah adahubungan self-efficacyterhadap pengambilan keputusan karir siswa di SMK Nurul Ulum Lebaksiu Kab. Tegal?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besarhubungan self-efficacy terhadap pengambilan keputusan karir siswa kelas XI SMK Nurul Ulum Lebaksiu Kab. Tegal.

Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis

Untuk memberikan sumbangan wawasan dan sebagai pembelajaran dalam ilmu pendidikan dibidang bimbingan dan konseling, khususnya bagi pengembangan teori hubungan self-efficacy terhadap pengambilan keputusan karir siswa.

Manfaat praktis

Menambah informasi dan ilmu pengetahuan tentang bimbingan dan konseling, khususnya tentang hubungan self-efficacy terhadap pengambilan keputusan karir siswa.

Kajian Teori

PengertianSelf-efficacy

Bandura dalam Gufron & Risnawati (2012: 75) menjelaskan bahwa efikasi diri adalah hasil dari proses kognitif berupa keputusan, keyakinan, atau pengharapan tentang sejauh mana individu memperkirakan kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau tindakan tertentu yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Efikasi diri tidak berkaitan dengan kecakapan yang dimiliki, tetapi berkaitan dengan keyakinan individu mengenai hal yang dapat dilakukan dengan kecakapan yang ia miliki seberapa pun besarnya. Efikasi diri menekankan pada komponen keyakinan diri yang dimiliki seseorang dalam menghadapi situasi yang akan datang yang mengandung kekaburan, tidak dapat diramalkan, dan sering penuh dengan tekanan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan self-efficacy

Menurut Schunk & meece (Susanto 2018: 289-291) menjelaskan beberapa faktor yang memengaruhi tingkat akademik self-efficacy remaja antara lain:

  1. Perubahan Perkembangan (Development Changes).
  2. Sekolah (Schooling)
  3. Teman Sebaya (peers)
  4. Keluarga (families)

Dimensi-dimensi Self-Efficacy

Ghufron Nur & Risnawati Rini (2012: 80-81) menjelaskan bahwa efikasi diri pada diri tiap individu akan berbeda antara satu individu dengan yang lainnya berdasarkan tiga dimensi. Berikut ini adalah tiga dimensi tersebut.

Dimensi tingkat (level) dimensi ini berkaitan dengan derajat kesulitan tugas ketika individu merasa mampu untuk melakukannya.

Dimensi kekuatan (strength) dimensi ini berkaitan dengan tingkat kekuatan dari keyakinan atau pengharapan individu mengenai kemampuannya.

Dimensi generasi (generality) dimensi ini berkaitan dengan luas bidang tingkah laku yang mana individu merasa yakin akan kemampuannya. Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya.

Pengertian Pengambilan Keputusan Karir

Menurut Hartono (2018: 56) pengambilan keputusan karir adalah suatu proses yang berkelanjutan dan dinamis, di mana aspek pemahaman diri yang mencakup pemahaman minat karir, abilitas, kepribadian, nilai-nilai dan sikap, serta aspek pemahaman karir yang mencakup ragam karir, peluang prospek karir, dan pendidikan karir.

Tujuan dan Manfaat Pengambilan Keputusan karir

Menurut Hartono (2018: 63) Tujuan dan manfaat pengambilan keputusan karir bagi siswa, yaitu: untuk menentukan pilihan karir yang sesuai dengan potensi diri, sebagai dasar memilih jurusan atau program studi di jenjang perguruan tinggi, mewujudkan pengembangan diri pada aspek akademik dan profesional dalam mendukung pengembangan karir, dan untuk memperoleh kedudukan karir yang dapat mensejahterahkan hidupnya kelak.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengambilan Keputusan Karir

Menururt Taylor (2016) dalam Hartono (2018: 63-64) melihat faktor-faktor itu dari dua sisi yaitu faktor internal dan faktor external. Faktor internal meliputi: rendahnya keprcayaan diri, kecemasan, konflik nilai-nilai, konflik dengan pihak lain, dan multipotensi, diantaranya nilai-nilai, abilitas, minat, motivasi, dan sifat-sifat kepribadian. Adapun faktor eksternal mencakup: rendahnya akses pilihan-pilihan karie, ketidaktersedianya informasi yang dibutuhkan, dan terlalu meluasnya informasi.

Ciri-ciri Pemilihan karir

Menurut Walgito (2010: 202) menyebutkan bahwa seorang individu dapat memilih karirnya apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri.
  2. Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan yang ada dalam masyarakat.
  3. Mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi yang ada dalam dirinya.
  4. Menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul.
  5. Para siswa dapat merencanakan masa depannya, serta menemukan karir dan kehidupannya yang serasi atau sesuai.

 

 

Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian (Arikunto, 2010: 203). Agar setiap kegiatan lebih tepat dan akurat, maka sangat diperlukan suatu metode yang tepat dalam pelaksanaan kegiatan lebih tepat dan akurat, maka sangat diperlukan suatu metode yang tepat dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penilitian kuantitatif dengan jenis penilitian ex-post facto. Sukardi (2008: 174) menyatakan bahawa penelitian ex-post facto merupakan penelitian dimana rangkaian variabel-variabel bebas (independent) terjadi, ketika peneliti mulai melakukan pengamatan terhadap variabel terikat (independen). Peneliti ini menggunakan studi penelitian correlational

Temuan Hasil

Kaidah pungujian: Jika thitung ≥ ttabel, maka total Ho artinya di tolak artinya signifikan dan thitung≤ ttabel, terima Ho artinya tidak signifikan. Berdasarkan perhitungan di atas, α = 0,05 dan n = 129. Uji dua pihak; dk = n-2 = 129 – 2 = 127 sehingga ttabel 1,978 ternyata thitung ≥ ttabel atau 1,987 ≥1,978 maka Ho di tolak artinya ada hubungan yang signifikan hubungan self-efficacy dengan pengambilan keputusan karir.

Hipotesis nihil (Ho) ditolak maka “Ada hubungan self-efficacy dengan pengambilan keputusan karir siswa”. Sedangkan hipotesis kerja (Ha) di terima “Tidak ada hubungn self-efficacy dengan pengambilan keputusan karir”. Dengan demikian ada hubungan antara self-efficacy dengan pengambilan keputusan karir siswa.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan, maka mendapatkan kesimpulan bahwa hubungan self-efficacy terhadap pengambilan keputusan karir (rxy) sebesar 0.515 ketegori cukup kuat. Dan sumbangan (kontribusi) self-efficacy dan pengambilan keputusan karir sebesar 26,52% dan sisanya 73,48% ditentukan variabel lain. Sedangkan ditemukan ada hubungan yang signifikan self-efficacy dengan pengambilan keputusan karir. Karena α = 0,05 dan n = 129. Uji dua pihak; dk = n-2 = 129 – 2 = 127 sehingga ttabel 1,978 ternyata thitung ≥ ttabel atau 1,987 ≥1,978 maka Ho di tolak artinya ada hubungan yang signifikan hubungan self-efficacy dengan pengambilan keputusan karir. Selain itu antara kedua variabel X dan Y yaitu variabel self-efficacy dengan pengambilan keputusan karir memiliki hubungan yang positif. Hipotesis nihil (HO) ditolak maka “ Tidak ada hubungan antara self-efficacy dengan pengambilan keputusan karir siswa”. Sedangkan hipotesis kerja (Ha) diterima yang berbunyi “ Ada hubungan antara self-efficacy dengan pengambilan keputusan karir”. Berdasarkan penelitian dengan menggunakan skala likert yang peneliti gunakan, menunjukan bahwa terdapat hubungan positif antara self-efficacy dengan pengambilan keputusan karir siswa SMK Nurul Ulum Lebaksiu.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S. 2018. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Pranadamedia Groub.

Apsari, S. & Ika, Z.R. 2016. Hubungan Antara Efikasi Diri Akademik Dengan kematangan Karir Pada Siswa Kelas XI SMK N 11 Semarang. Jurnal Empati. Vol. 5(3). https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/view/15364. Diunduh pada tanggal 5 Oktober 2018 pukul 19:00 WIB.

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Raneka Cipta

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Ghufron, N.M & Risnawati, R.S. 2012. Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA

Hartono. 2018. Bimbingan Karier. Jakarta: Prenamedia Groub.

Ita, J. 2013. Program Bimbingan Karir Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa SMK. Jurnal Bimbingan dan Karir. Vol. 2

Margono, 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mahmudi, H & Suroso. 2014. Efikasi Diri, Dukungan Sosial Dan Penyesuaian Diri Dalam Belajar. Jurnal Psikologi. Vol 3. http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/persona/article/view/382/340. Diunduh pada tanggal 5 Oktober 2018

Ridwan, & Sunarto. 2007. Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabet.

Retno, J.W. 2013. Pengaruh Self-efficacy dan Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Karir Siswa. Jurnal

BK UNESA. Vol. 03. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-bk-unesa/article/view/3369. Diunduh pada tanggal 5 Oktober 2018 pukul 19:00 WIB.

Robert, L.G & Marianne, H.M. 2011. Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Walgito, B. 2010. Bimbingan+konseling(studi & karier). Yogyakarta: Andi Offset.

Winkel & Sri, H. 2006. Bimbingan Dan Konseling Di Industri Pendidikan. Yogyakarta: Media Aba.