Implementasi Aktifitas Literasi Terhadap Minat Baca dan Karakter Siswa
IMPLEMENTASI AKTIFITAS LITERASI TERHADAP MINAT BACA
DAN KARAKTER SISWA SD SE GUGUS SULTAN AGENG TIRTAYASA KECAMATAN PATEBON
Istijab Dwi Effendi 1)
Fenny Roshayanti 2)
Sunan Baedowi 3)
1) Mahasiswa PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang
2) 3) Dosen Universitas PGRI Semarang
ABSTRAK
Gerakan Literasi Sekolah dapat menjadi sarana mengenal,memahami, dan ilmu yang didapatkan peserta didik di sekolah.Gerakan Literasi Sekolah juga dapat menerapkan budi pekerti siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Gugus Sultan Ageng Tirtayasa Kecamatan Patebon ada 2 SD Negeri yang melaksanakan kegiatan literasi setiap pagi yaitu SD N 1 Kebonharjo yang terletak di Jl. Masjid Baitul Izzah, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal dan SD N 1 Wonosari yang terletak di Jl. Raden Patah KM 5,5, Desa Wonosari, Kecmatan Patebon, Kabupaten Kendal. Bagaimana pelaksanaan kegiatan literasi di SDN gugus Sultan Ageng Tirtayasa kecamatan Patebon. Bagaimana pelaksanaan kegiatan literasi terrhadap minat baca dan karakter siswa SDN gugus Sultan Ageng Tirtayasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan literasi di SDN gugus Suktan Ageng Tirtayasa dan Mengetahui dampak kegiatan literasi terhadap minat baca dan karakter siswadi SDN gugus Sultan Ageng Tirtayasa kecamatan Patebon. Penelitian ini menggunakan metode kualititatif. Sumber data dalam penelitian ini yaitu didapatkan dari kepala sekolah, guru dan siswa kelas IV. Data berupa hasil observasi dan wawancara. Implementasi Gerakan literasi sekolah di SDN 1 Kebonharjo dan SDN 1 Wonosari sudah berjalan selama 1 tahun. Selama kurun waktu tersebut, perkembanganya gerakan literasi sekolah di SDN 1 Kebonharjo dan SDN 1 Wonosari masih fluktuatif. Kegiatan ini didukung penuh oleh stakeholder yakni kepala sekolah, guru, siswa, dan sarana prasarana yang dimiliki oleh kedua sekolah tersebut. Minat baca siswa di SDN 1 Kebonharjo sebesar 79,75% dan SDN 1 Wonosari sebesar 82,28% tergolong kriteria tinggi. Hal ini membuktikan bahwa adanya Gerakan Literasi Sekolah yang dilakukan membawa dampak positif, yaitu dapat menumbuhkan minat baca dan karakter siswa.
Kata Kunci: Literasi, Minat Baca, Karakter
ABSTRACT
The School Literacy Movement can be a means of knowing, understanding, and the knowledge that students get in school. The School Literacy Movement can also apply students’ character in everyday life. In the Sultan Ageng Tirtayasa Cluster, Patebon Subdistrict, there are 2 public elementary schools that carry out literacy activities every morning, namely SD N 1 Kebonharjo which is located on Jl. Baitul Izzah Mosque, Patebon District, Kendal Regency and SD N 1 Wonosari which are located on Jl. Raden Patah KM 5,5, Wonosari Village, Patebon District, Kendal Regency. How is the implementation of literacy activities at the Sultan Ageng Tirtayasa SDN cluster, Patebon district. How is the implementation of literacy activities on reading interest and character of students of SDN cluster Sultan Ageng Tirtayasa. The purpose of this study was to determine the implementation of literacy activities at SDN cluster Suktan Ageng Tirtayasa and to find out the impact of literacy activities on reading interest and character of students at SDN cluster Sultan Ageng Tirtayasa Patebon district. This study uses a qualitative method. Data sourceIn this study, it was obtained from the principal, teachers and fourth grade students. Data in the form of observations and interviews. The implementation of the school literacy movement at SDN 1 Kebonharjo and SDN 1 Wonosari has been going on for 1 year. During this period, the development of the school literacy movement at SDN 1 Kebonharjo and SDN 1 Wonosari was still volatile. This activity is fully supported by stakeholders, namely the principal, teachers, students, and the infrastructure owned by the two schools. The reading interest of students at SDN 1 Kebonharjo is 79.75% and SDN 1 Wonosari is 82.28% which is classified as high criteria. This proves that the existence of the School Literacy Movement which is carried out has a positive impact, which can foster reading interest and student character.
Keywords: Literacy, Reading Interests, Character
PENDAHULUAN
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan mengembangkan potensi peserta didik berupa kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan-keterampilanya. Pernyataan ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 yang menyebutkan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Peserta didik yang mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas merupakan penunjang berhasilnya pendidikan di Indonesia. Sejak tahun 2016 pemerintah menetapkan program Gerakan Literasi Nasional. Peserta didik mendapatkan sarana mengenal, memahami dan ilmu melalui Gerakan Literasi Sekolah. Gerakan Literasi Sekolah juga dapat menerapkan budi pekerti siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Gugus Sultan Ageng Tirtayasa Kecamatan Patebon ada 2 SD Negeri yang melaksanakan kegiatan literasi setiap pagi yaitu SD N 1 Kebonharjo l dan SD N 1 Wonosari. Peneliti melakukan penelitian dengan cara observasi dan wawancara. Mengingat betapa pentingnya menanamkan pendidikan karakter sejak dini pada pelajar. Kegiatan literasi dilakukan dengan membaca dongeng. Di sini peneliti akan mengkaji tentang literasi. Dengan dilaksanakan kegiatan literasi setiap hari, apakah menimbulkan minat baca dan membentuk karakter siswa di SDN gugus Sultan Ageng Tirtayasa kecamatan Patebon.
METODE PENELITIAN
Dalam tulisan ini, penulis mengumpulkan data melalui beberapa metode penelitian kualitatif. Data sekunder dengan studi kepustakaan, serta pendapat-pendapat para ahli yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini. Selain itu data juga diperoleh dari observasi, angket dan wawancara.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gerakan Literasi Sekolah merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui aktivitas membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara. Dalam Gugus Sultan Ageng Tirtayasa Kecamatan Patebon ada 2 SD Negeri yang melaksanakan kegiatan literasi setiap pagi yaitu SDN 1 Kebonharjo dan SD N 1 Wonosari Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal.
Implementasi Gerakan literasi sekolah di SDN 1 Kebonharjo dan SDN 1 Wonosari sudah berjalan selama 1 tahun. Selama kurun waktu tersebut, perkembanganya gerakan literasi sekolah di SDN 1 Kebonharjo dan SDN 1 Wonosari masih fluktuatif. Namun demikian kegiatan ini didukung penuh oleh stakeholder yakni kepala sekolah, guru, siswa, dan sarana prasarana yang dimiliki oleh kedua sekolah tersebut.
Gerakan literasi sekolah di SDN 1 Kebonharjo secara teknis diatur berdasarkan kebijakan kepala sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru dapat diungkapkan bahwa gerakan Literasi Sekolah merupakan program pembiasaan atau pembudayaan membaca dan menulis di lingkungan sekolah. Gerakan Literasi Sekolah menjadi suatu gerakan positif yang harus dilaksanakan secara intensif agar masyarakat sekolah terbiasa untuk membaca dan menulis. Demikian juga data yang diperoleh dari wawancara dengan kepala sekolah dan guru di SDN 1 Wonosari bahwa pelaksanaan gerakan Literasi Sekolah di lembaga tersebut sama dengan di SDN 1 Kebonharjo.
Berdasarkan wawancara, observasi dan angket tahapan Gerakan Literasi Sekolah di kedua SD tersebut menunjukan sudah mencapai pada tahap pengembangan. Pengamatan penulis siswa melakukan kegiatan membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai dengan membaca nyaring dan dalam hati. Hal ini menunjukan bahwa Gerakan Literasi Sekolah pada tahap pembiasaan sudah cukup baik.
Buku yang digunakan dalam Literasi disesuaikan dengan kebutuhan siswa. berdasarkan pengamatan penulis adalah buku pembelajaran, dan non pembelajaran seperti buku cerita yang berisikan legenda, mitos, fabel dan lain-lain. Berdasarkan hasil angket diperoloeh kebutuhan bahan bacaan siswa SDN 1 Kebonharjo adalah 84,04%, sementara kebutuhan bahan bacaan siswa SDN 1 Wonosari adakah 86,94%. Salah satu kegiatan yang penting dalam pelaksanaan kegiatan Gerakan Literasi Sekolah sebagai adalah memilih buku bacaan. Materi bacaan yang memiliki daya tarik bagi siswa akan memotivasi siswa membaca teks bacaan dengan sungguh-sungguh (Rahim, 2017:85). Memilih materi bacaan dari berbagai macam sumber dimaksudkan agar siswa memiliki wawasan yang luas dan menjadikan membaca sebagai kegiatan yang tidak membosankan.
Pada kegiatan literasi yang dilakukan di SDN 1 Kebonharjo dan SDN 1 Wonosari, buku yang digunakan sebagian besar adalah buku cerita, yang disediakan dari sekolah. Hasil observasi peneliti dan didukung Siswa lebih senang jika membaca buku cerita dibandingkan membaca buku pembelajaran. Jika membaca buku pembelajaran terkadang siswa merasa jenuh dan bosan. Berdasarkan hasil angket diperoleh keinginan siswa untuk membaca di SDN 1 Kebonharjo mencapai 77,73%, sementara siswa SDN 1 Wonosari 81,10%. Sehingga dampak positif dalam gerakan literasi ini berdampak terlihat pada hasil belajar Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara guru terlihat bahwa siswa dapat bercerita dengan percaya diri, artikulasinya dalam membaca sudah jelas, mampu menanggapi isi cerita.
Hasil wawancara yang disampaikan oleh kedua guru kelas IV, juga menyebutkan adanya perkembangan minat baca pada peserta didik setelah adanya program Gerakan Literasi Sekolah. Kepala sekolah juga menjelaskan adanya peningkatan minat baca siswa setelah adanya program gerakan literasi sekolah. Walaupun dengan cara paksaan namun minat baca itu akan tumbuh sedikit demi sedikit secara tidak langsung. Minat baca akan tumbuh melalui tuntutan untuk membaca setiap paginya sebelum pembelajaran dimulai. Berdasarkan hasil perbandingan hasil angket terhadap semua indikator minat membaca siswa SDN 1 Kebonharjo dan SDN 1 Wonosari diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Perbandingan Tiap Indikator Minat Baca Siswa
No | Indikator | SDN 1 Kebonharjo | SDN 1 Wonosari |
1 | Kebutuhan terhadap bacaan | 84,04% | 86,94% |
2 | Tindakan untuk mencari bacaan | 80,64% | 79,16% |
3 | Rasa senang terhadap bacaan | 76,60% | 81,93% |
4 | Keinginan untuk selalu membaca | 77,73% | 81,10% |
Berdasarkan rekapitulasi perbandingan persentase hasil angket terhadap indikator minat membaca di atas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah di SDN 1 Kebonharjo dan SDN 1 Wonosari sudah berjalan dengan baik sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) gerakan literasi sekolah.
Pelaksanaan GLS di SDN 1 Kebonharjo dan SDN 1 Wonosari berpengaruh terhadap minat baca siswa. Menurut Siregar (2004) dalam (Kasiyun, 2015) berpendapat bahwa minat baca adalah keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi untuk membaca. Melalui tahapan pembiasaan siswa sudah mulai memiliki keinginan untuk membaca. GLS belum sepenuhnya berpengaruh pada karakter siswa karena tahapannya yang masih pada pembiasaan saja.
SIMPULAN DAN SARAN
Gerakan Literasi Sekolah di SDN 1 Kebonharjo dan SDN 1 Wonosari berkategori baik. Hal ini dibuktikan bahwa siswa melakukan kegiatan membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai dengan dalam hati dan membaca nyaring. Pembangunan fisik sekolah yang kaya literasi sudah terlihat seperti persediaan perpustakaan dan sudut baca. Pada tahap pembiasaan kegiatan membaca nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama dan terpandu sudah dilaksanakan. Tagihan non akademik seperti kegiatan menanggapi bacaan juga sudah dilakukan.
Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan oleh peneliti terdapat dampak positif setelah adanya pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah. Siswa sudah mulai mampu memahami isi bacaan dengan baik, cara membaca siswa dengan artikulasi yang sudah baik, dan tumbuhnya percaya diri siswa saat bercerita dan menjawab pertanyaan guru. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru dan kepala sekolah yang menyebutkan dampak postif yang berpengaruh pada meningkatnya minat baca siswa setelah adanya Gerakan Literasi Sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. dkk. 2017. PembelajaranLiterasi Strategi Meningkatkan Kemampuan Literasi, Sains, Membaca, Menulis.Jakarta: Bumi Aksara.
Faizah, Desi Utama, dkk. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di SD. Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemntrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Irna Ekawati. 2013. Upaya meningkatkan Minat Baca Anak Pada Usia Dini. Logaritma. 1(2): 1-12.
J.Moleong, Lexy. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Kemendikbud. 2017. “Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan karakter”. (https://setkab.go.id/inilah-materi-perpres-no-87-tahun-2017-tentang penguatan-pendidikan-karakter/) Diakses tanggal 25 Agustus 2019 jam 23.45 WIB.
Resmini, Novi. dkk. 2006. Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya.Bandung: Upi Press.
Suharmono Kasiyun. 2015. Upaya Meningkatkan Minat Baca sebagai Sarana untuk Mencerdaskan Bangsa.Jurnal Bahasa Indonesia, Sastra, dan Pengajarannya.1(1):80-95
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung:Angkasa.
Wibowo, A. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wibowo, A., & Gunawan. 2015. Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal diSekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Zubaedi. 2017. Strategi Taktis Pendiddikan Karakter (Untuk Paud dan Sekolah). Depok: PT Raja Grafindo Persada.