Information dnd Communication Technology Sebagai Fasilitas Pendidikan
INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT)
SEBAGAI FASILITAS PENDIDIKAN
Riyanto
SMK Negeri 1 Sukoharjo, Jawa Tengah
ABSTRAK
Penerapan Information and Communication Technology (ICT) didalam pengembangan pendidikan kedepan bukan sekedar mengikuti trend global melainkan merupakan suatu langkah strategis didalam upaya meningkatkan akses dan mutu layanan kepada masyarakat. Pendidikan harus mampu meningkatkan Information Literacy yang baik dengan didukung oleh data dan fakta yang sangat dibutuhkan untuk menghantarkan suatu bangsa pada keutuhan kehidupan berbangsa dan bertanah air satu. Teknologi telah mempengaruhi manusia dalam kehidupannya sehari-hari, sehinga jika “gagap teknologi†akan terlambat menguasai informasi, dan akan tertinggal pula untuk memperoleh kesempatan untuk maju. Informasi memiliki peran penting dan nyata, apalagi masyarakat sekarang sedang menuju pada era masyarakat informasi (information society) atau masyarakat ilmu pengetahuan (knowledge society). Metode dalam penulisan artikel ini menggunakan metode studi literature, dengan memaparkan teori yang berhubungan dengan judul yang diperoleh dari jurnal, buku, makalah, dan internet. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa Proses pembelajaran dengan ICT dapat di bagi atas dua peran, yaitu: (1) sebagai media presentasi pembelajaran; (2) sebagai media pembelajaran mandiri atau E-Learning. Melalui E-Learning, belajar tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. ICT sebagai fasilitas pendidikan merupakan sarana yang melengkapi fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan terutama fasilitas-fasilitas yang bernuansa elektronik. Dengan begitu besarnya manfaat dari ICT, maka dunia pendidikan diharapkan lebih banyak menyediakan ICT untuk fasilitas pendidikan.
Kata Kunci: ICT, fasilitas pendidikan
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Dikutip dari Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3).
Terkait dengan pernyataan di atas maka pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam rangka untuk mencerdaskan anak bangsa, maka pendidikan harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita rasakan perkembangannya cukup pesat adalah Teknologi Informasi dan Komunikas (TIK) atau dalam istilah bahasa asing Information and Communication Technologies (ICT). Information and Communication Technologies (ICT), saat ini berkembang cukup pesat di masyarakat apalagi di dunia pendidikan. Bahkan sejak tahun 2016 yang lalu sistem ujian nasional untuk jenjang sekolah menengah sudah mulai menggunakan ujian nasional dengan berbasis ICT dengan istilah Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Perkembangan ICT yang pesat tersebut dikarenakankan oleh kuatnya era globalisasi, dimana komputer dan internet dengan sifatnya yang dinamis merupakan fasilitas yang telah mendominasi berbagai aktivitas kehidupan, sehingga aktivitas pendidikan, perkantoran, komersial, dan industri secara mutlak memerlukan ketersediaan fasilitas tersebut. Penerapan dan pengembangan ICT dalam pendidikan menjadi salah satu kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penerapalan ICT didalam pengembangan pendidikan kedepan bukan sekedar mengikuti trend global melainkan merupakan suatu langkah strategis didalam upaya meningkatkan akses dan mutu layanan kepada masyarakat. Pendidikan harus mampu meningkatkan Information Literacy yang baik dengan didukung oleh data dan fakta yang sangat dibutuhkan untuk menghantarkan suatu bangsa pada keutuhan kehidupan berbangsa dan bertanah air satu. Teknologi telah mempengaruhi manusia dalam kehidupannya sehari-hari, sehinga jika “gagap teknologi†akan terlambat menguasai informasi, dan akan tertinggal pula untuk memperoleh kesempatan untuk maju. Informasi memiliki peran penting dan nyata, apalagi masyarakat sekarang sedang menuju pada era masyarakat informasi (information society) atau masyarakat ilmu pengetahuan (knowledge society).
Dalam bidang pendidikan, ICT banyak memiliki peranan. Teknologi informasi menyebabkan ilmu pengetahuan menjadi kian berkembang dan berkembang, salah satunya yang menonjol adalah di bidang pendidikan. Pendidikan tidak hanya menghadapi perubahan substansi data dan fakta, lebih jauh ditantang untuk menemukan bentuk pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang mampu menjawab tantangan kebutuhan pendidikan pada era globalisasi dan keterbukaan informasi. Penelitian dan pengembangan pendidikan dalam menemukan pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran yang mengakar pada konteks bangsa perlu dilakukan secara sadar dan berkelanjutan. Umumnya ICT adalah sebuah teknologi yang dipergunakan untuk mengelola data, meliputi didalamnya: memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dengan berbagai macam cara dan prosedur guna menghasilkan informasi yang berkualitas dan bernilai guna tinggi.
Beberapa uraian kenyataan di atas yang mendorong keinginan penulis untuk mengungkap lebih jauh tentang ICT sebagai fasilitas pendidikan.
Rumusan masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan ICT ?
2. Bagaimana ICT dapat berfungsi sebagai fasilitas pendidikan ?
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan ICT.
2. Mengetahui fungsi ICT sebagai fasilitas pendidikan.
Manfaat
1. Bagi peserta didik/siswa
a. Sebagai wahana untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman baik yang menyangkut pengetahuan bahan ajar maupun pengetahuan secara umum.
b. Mempermudah dalam penyelesaian tugas
c. Motivator dalam kegiatan pembelajaran
d. Mempermudah mendapatkan informasi secara cepat dan dapat membuka wawasan menjadi lebih luas
2. Bagi Guru
a. Membuka peluang bagi guru untuk mengembangkan bahan ajar yang berbasis ICT, menarik, inovatif dan merangsang rasa ingin tahu siswa
b. Membantu guru untuk menyusun rencana pembelajaran termasuk penyediaan sumber belajar multimedia yang komprehensif dan mutakir
c. Memudahkan guru untuk memantau kemajuan belajar siswa
d. Mempermudah untuk memperluas dan menggali lebih dalam tentang bahan ajar
3. Bagi Sekolah
a. Membantu sekolah memperbaiki sistem manajemen dan operasionalnya
b. Mempermudah distribusi informasi mengenai profil sekolah dan hasil belajar siswa kepada orang tua dan stakeholder lainnya
c. Membantu sekolah untuk menyediakan sumber informasi yang mutakhir dan relevan bagi guru dan siswa
d. Mempercepat penyelesaian tugas-tugas sekolah
KAJIAN TEORI
Information and Communication Technology (ICT)
Information and Communication Technologies (ICT) atau sering dinamakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. ICT mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan.
Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Istilah ICT muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 ICT masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.
Sejarah ICT Ada beberapa tonggak perkembangan teknologi yang secara nyata memberi sumbangan terhadap perkembangan ICT hingga saat ini. Pertama yaitu temuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini kemudian berkembang menjadi pengadaan jaringan komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel komunikasi trans-atlantik. Jaringan telepon ini merupakan infrastruktur masif pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi global.
Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terwujud sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama. Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat. Kemudian diikuti pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel, yang berwujud siaran televisi pada tahun 1940-an. Komputer elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943. Lalu diikuti oleh tahapan miniaturisasi komponen elektronik melalui penemuan transistor pada tahun 1947 dan rangkaian terpadu (integrated electronics) pada tahun 1957.
Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan cikal bakal ICT saat ini, mendapatkan momen emasnya pada era Perang Dingin. Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu perkembangan teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang. Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian terpadu, pada puncaknya melahirkan mikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi ‘otak’ perangkat keras komputer dan terus berevolusi sampai saat ini. Perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat teknologi digital mulai digunakan menggantikan teknologi analog. Teknologi analog mulai terasa menampakkan batas-batas maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal merupakan perangkat yang mengadopsi teknologi digital.
Produk hasil konvergensi inilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler. Di atas infrastruktur telekomunikasi dan komputasi ini kandungan isi (content) berupa multimedia mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi telekomunikasi – komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri abad ke-21, sebagaimana abad ke-18 dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi industri menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti ‘otot’ manusia, maka revolusi digital (karena konvergensi telekomunikasi – komputasi multimedia terjadi melalui implementasi teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau setidaknya meningkatkan kemampuan) ‘otak’ manusia.
Penerapan ICT dalam Pendidikan di Indonesia Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk arti yang kurang lebih sama dengan ICT yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan telematics sebagai telecommunication + informatics (telekomunikasi + informatika) meskipun sebelumnya kata itu bermakna science of data transmission. Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan. Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh ICT. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e- laboratory, e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital.
Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya feedback yang seketika. Siaran bersifat searah yaitu dari narasumber atau fasilitator kepada pembelajar. Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan gambar bergerak) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih jika materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed).
Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan dengan menggunakan teknologi Internet memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan ICT saat ini.
Buku Elektronik atau e-book adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Dalam sebuah e-book dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional. Jenis e-book paling sederhana adalah yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik yang ditayangkan oleh komputer. Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan dalam satu keping CD atau compact disk (kapasitas sekitar 700 MB), DVD atau digital versatile disk (kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB) maupun flashdisk (saat ini kapasitas yang tersedia sampai 16 GB). Bentuk yang lebih kompleks dan memerlukan rancangan yang lebih cermat misalnya pada Microsoft Encarta dan Encyclopedia Britannica yang merupakan ensiklopedi dalam format multimedia. Format multimedia memungkinkan e- book menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar, movie dan unsur multimedia lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik misalnya, dapat disertai dengan cuplikan suara jenis musik tersebut sehingga pengguna dapat dengan jelas memahami apa yang dimaksud oleh penyaji. Contoh: gambar e-book E-learning Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal, yang menggunakan jaringan komputer (intranet maupun ekstranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi.
Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan internet sering disebut sebagai online learning. Definisi yang lebih luas dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalah pembelajaran melalui jasa elektronik. Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi informasi. Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk e-learning. Meskipun radio dan televisi pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet. Internet-based learning atau web-based learning dalam bentuk paling sederhana adalah website yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan oleh narasumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan dapat pula disediakan mailing list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi. Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet. Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). Kehadiran pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh e-mail, kanal chatting, atau melalui video conference.
Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan. Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh ICT.
Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya feedback yang seketika. Siaran bersifat searah yaitu dari narasumber atau fasilitator kepada pembelajar. Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan gambar bergerak) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih jika materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed).
Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan dengan menggunakan teknologi Internet memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan ICT saat ini.
Fasilitas-fasilitas Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Fasilitas berarti sarana, segala sesuatu yang dapat melancarkan tugas; kemudahan. Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hal (perbuatan, cara, dsb) dan menurut Wikipedia Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut Ibrahim Bafadal (2003: 2), sarana pendidikan adalah “semua perangkatan peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.†Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja-kursi, alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti halaman, kebun, taman sekolah dan jalan menuju sekolah.
Sarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi beberapa macam sarana pendidikan, yaitu ditinjau dari sudut: (1) habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; (3) hubungannya dengan proses belajar mengajar.
Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama. Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat, seperti kapur tulis, spidol, penghapus dan spu, serta beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Selain itu, ada beberapa sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu, besi,dan kertas karton. Sedangkan, contoh sarana pendidikan yang berubah bentuk adalah pita mesin tulis, bola lampu, kertas. Semua contoh tersebut merupakan sarana pendidikan yang apabila dipakai satu kali atau beberapa kali bisa habis dipakai atau berubah sifatnya.
Sarana Pendidikan yang Tahan Lama keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama, seperti bangku, kursi, mesin tulis, komputer, dan peralatan olahraga.
Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan: (1)Sarana Pendidikan yang Bergerak. Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakainnya, seperti lemari arsip, bangku, dan kursi yan bisa digerakkan atau dipindahkan ke mana saja. (2)Sarana Pendidikan yang Tidak Bergerak. Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak, yaitu semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan, seperti tanah, bangunan, seumur dan menara, serta saluran air dari PDAM/semua yang berkaitan dengan itu seperti pipanya, yang relatif tidak mudah untuk dipindahkan ke tempat-tempat tertentu.
Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar ada dua jenis hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti kapur tulis, spidol (alat pelajaran), alat peraga, alat praktik, dan media/sarana pendidikan lainnya yang digunakan guru/dosen dalam mengajar. Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor.
Prasarana pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi dua macam. Yaitu Pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium. Kedua, Prasarana pendidikan yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang kantor, kantin, masjid/mushola, tanah, jalan menuju lembaga, kamar kecil, ruang usaha kesehatan, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan turut mendidik generasi muda agar hidup dan menyesuikan diri dengan perubahan yang cepat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini, sekolah merupakan agen of change,yaitu sebagai lembaga pendidikan yang menjadi wahana pengubah manusia menjadi insan paripurna.
PEMBAHASAN
Proses Pembelajaran dengan Information and Communication Technology (ICT)
Pada umumnya yang dimaksud dengan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran ialah penggunaan internet untuk pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam satu kegiatan pendidikan adalah bagaimana siswa dapat belajar dengan cara mengidentifikasi, mengembangkan, mengorganisasi, serta menggunakan segala macam sumber belajar. Upaya pemecahan masalah dalam pendekatan teknologi pendidikan adalah dengan mendayagunakan sumber belajar. Hal ini ditandai dengan pengubahan istilah dari teknologi pendidikan menjadi teknologi pembelajaran. Dalam definisi teknologi pembelajaran dinyatakan bahwa teknologi pendidikan adalah teori dan praktik dalam hal rancangan, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi terhadap sumber dan proses untuk belajar (Barbara, 1994).
Fenomena pemanfaatan Information and Communication Technology (ICT) dalam pembelajaran di sekolah semakin bergaung. Bahkan dalam kurikulum 2013, ICT memegang peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Pada kurikulum 2013 dijelaskan bahwa pembelajaran menerapkan prinsip siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa dan di mana saja adalah kelas. Oleh karena itu, pemanfaatan ICT diperlukan dalam rangka efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Artinya, tidak menutup kemungkinan di tahun-tahun yang akan datang, materi, tugas ditransfer melalui ICT.
Perkembangan ICT di dunia sangat cepat, dari waktu ke waktu. Perkembangan ICT tersebut tentunya menjadi potensi yang sangat besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan, karena teknologi informasi menyimpan informasi tentang segala hal yang tak terbatas, maka hal ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengembangan pendidikan yang tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Tentunya hal tersebut akan menjadi tantangan besar bagi guru karena dituntut untuk mengerti, memahami, mengoperasikan, dan mengeksplor ICT dengan baik sehingga dapat diaplikasikan dalam pembelajaran. Di samping itu, guru harus berpikir lebih kreatif, inovatif, dan berwawasan luas sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
ICT dalam pembelajaran dapat menjadi dua peran, yaitu: (1) sebagai media presentasi pembelajaran, misal berbentuk slide power point dan animasi dengan program flash; (2) sebagai media pembelajaran mandiri atau E-Learning, misal peserta didik diberikan tugas untuk membaca atau mencari sumber dari internet, mengirimkan jawaban tugas, bahkan mencoba dan melakukan materi pembelajaran. Melalui E-Learning, belajar tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Hal ini mendorong peserta didik untuk melakukan analisis dan sintesis pengetahuan, menggali, mengolah dan memanfaatkan informasi, menghasilkan tulisan, informasi dan pengetahuan sendiri. Peserta didik dirangsang untuk melakukan eksplorasi ilmu pengetahuan. Fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk belajar melalui E-Learning diantaranya: E-Book, E-Library, interaksi dengan pakar, email, mailling List, News Group, dan lain-lain.
Sedangkan manfaat penggunaan ICT dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran adalah: (1) meningkatkan kualitas pembelajaran; (2) memperluas akses terhadap pendidikan dan pembelajaran; (3) membantu memvisualisasikan ide-ide abstrak; (4) mempermudah pemahaman materi yang sedang dipelajari; (5) menampilkan materi pembelajaran menjadi lebih menarik; dan 6) memungkinkan terjadinya interaksi antara pembelajaran dengan materi yang sedang dipelajari. Jika memperhatikan manfaat dari penggunaan ICT ini, tentunya penggunaan ICT dalam pembelajaran maupun lingkungan sekolah tidak dapat dihindari. Sekolah harus senantiasa berupaya untuk memenuhi kebutuhan terhadap fasilitas ICT ini.
ICT sebagai fasilitas pendidikan
Information and Communication Technology (ICT) sebagai sarana atau fasilitas yang melengkapi fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan khususnya yang terkait dengan media pembelajaran, terutama fasilita-fasilitas yang bernuansa elektronik seperti laboratorium komputer, jaringan internet, peralatan lab bahasa, ruang multimedia, studio rekaman suara, studio musik, studio produksi video dan editing.
Kehadiran ICT dalam pendidikan bisa dimaknai dalam tiga paradigma, yaitu (1) ICT sebagai alat atau berupa produk teknologi yang bisa digunakan dalam pendidikan, (2) ICT sebagai konten atau sebagai bagian dari materi yang bisa dijadikan isi dalam pendidikan, dan (3) ICT sebagai program aplikasi atau alat bantu untuk manajemen pendidikan yang efektif dan efisien.
Ada beberapa alasan problematik yang melatarbelakangi pentingnya pemanfaatan ICT, terutama dalam (1) meningkatkan mutu pendidikan di semua jenjang, (2) mengatasi kesenjangan layanan pendidikan akibat kondisi geografis yang mana jika diabaikan akan menimbulkan disparitas mutu layanan, dan (3) perubahan sosio-budaya masyarakat yang bergerak dinamis, dan (4) memupuk rasa nasionalisme untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.
ICT sebagai fasilitas pendidikan, dalam hal ini ICT sebagai sarana yang melengkapi fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan, terutama fasilitas-fasilitas yang bernuansa elektronik seperti labolatorium komputer, jaringan internet, peralatan di laboratorium bahasa, ruang multimedia, studio rekaman suara, studio musik, studio produksi video dan editing.
ICT sebagai fasilitas dalam pendidikan mempunyai peran yang cukup besar sehingga secara khusus pemerintah dalam Pustekkom Diknas membagi peran ICT di sekolah modern menjadi 7 peran sekaligus sebagi pilar pendidikan. Ke-7 peran ICT tersebut yaitu:
1. ICT sebagai gudang ilmu pengetahuan. Artinya dengan ICT sumber ilmu pengetahuan menjadi begitu kaya bahkan melimpah, baik ilmu pengetahuan inti (corecontent) dalam pelajaran sekolah maupun sebagai materi pengaya pembelajaran (contentsuplement). Pada fungsi ini internet memiliki peran besar sebagai sumber ilmu pengetahuan yang dapat diakses secara luas yang didalamnya telah terkoneksi dengan ribuan perpustakaan digital, jutaan artikel/jurnal, jutaan e-book, dan lan-lain.
2. ICT sebagai alat bantu pembelajaran. Artinya bahwa pembelajaran saat ini lebih mudah dengan bantuan ICT, untuk menghadirkan dunia di kelas dan dapat disajikan kepada seluruh siswa melalui peralatan ICT seperti multimedia dan media pembelajaran hasil olahan komputer seperi poster, grafik, foto, gambar, display, dan media grafis yang lainnya. Pemanfaatan CD Interaktif, Video Pembelajaran, Multimedia presentasi, e-learning termasuk pada bagian ICT sebagai fasilitas pendidikan.
3. ICT sebagai fasilitas pendidikan. Dalam hal ini ICT sebagai sarana yang melengkapi fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan, terutama fasilitas-fasilitas yang bernuansa elektronik seperti labolatorium komputer, peralatan di laboratorium bahasa, raung multimedia, studio rekaman suara, studio musik, studio produksi video dan editing.
4. ICT sebagai standar kompetensi. Artinya ICT sebagai mata pelajaran yang kita kenal Mata Pelajaran TIK. Mata pelajaran ini berisi standar kompetensi.
5. ICT sebagai penunjang administrasi pendidikan. Misalnya pemanfaatan software aplikasi untuk membantu administrasi sekolah seperti pembuatan jadwal, pembuatan database siswa, pembuatan laporan sekolah dan rapot siswa, pengolahan nilai siswa dan lai-lain.
6. ICT sebagai alat bantu manajemen sekolah. Manajemen terkait dengan perencanaan, pengelolaan, pengawasan dan evaluasi penyelengaraan pendidikan di tingkat sekolah. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibantu dengan pemanfaatan ICT, misalnya melalui program aplikasi pengolah kata dapat membuat dokumen-dokumen perencanaan sekolah, SIM atau sistem informasi Manajemen sekolah dapat dibuat sekolah sebagai sumber informasi untuk mempermudah akses informasi. Melalui Jardiknas, akan terbangun komunitas antar sekolah yang memudahkan komunikasi antar sekolah. Melalui CCTV saat ini dapat dimanfaatkan sekolah sebagai salah satu bentuk pengawasan pembelajaran.
7. ICT sebagai infrastruktur pendidikan. infrastruktur terkait dengan sarana dan pra sarana lebih luas yang dibutuhkan sekolah termasuk gedung sekolah, ruang kelas virtual, kelas multimedia, dan pembangunan koneksi internet seperti pemasangan tower internet.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Proses pembelajaran dengan ICT dapat di bagi atas dua peran, yaitu: (1) sebagai media presentasi pembelajaran, misal berbentuk slide power point dan animasi dengan program flash; (2) sebagai media pembelajaran mandiri atau E-Learning, misal peserta didik diberikan tugas untuk membaca atau mencari sumber dari internet, mengirimkan jawaban tugas, bahkan mencoba dan melakukan materi pembelajaran. Melalui E-Learning, belajar tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Hal ini mendorong peserta didik untuk melakukan analisis dan sintesis pengetahuan, menggali, mengolah dan memanfaatkan informasi, menghasilkan tulisan, informasi dan pengetahuan sendiri. Peserta didik dirangsang untuk melakukan eksplorasi ilmu pengetahuan. Fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk belajar melalui E-Learning diantaranya: E-Book, E-Library, interaksi dengan pakar, email, mailling List, News Group, dan lain-lain.
Sedangkan manfaat penggunaan TIK dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran adalah:
a. meningkatkan kualitas pembelajaran;
b. memperluas akses terhadap pendidikan dan pembelajaran;
c. membantu memvisualisasikan ide-ide abstrak;
d. mempermudah pemahaman materi yang sedang dipelajari;
e. menampilkan materi pembelajaran menjadi lebih menarik; dan
f. memungkinkan terjadinya interaksi antara pembelajaran dengan materi yang sedang dipelajari.
2. ICT sebagai Fasilitas Pendidikan, dalam hal ini ICT sebagai sarana yang melengkapi fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan, terutama fasilitas-fasilitas yang bernuansa elektronik seperti komputer, internet, laboratorium komputer, perlatan laboratorium bahasa, ruang multimedia, studio rekaman suara, studio musik, studio produksi video dan editing. Melalui berbagai fasilitas tersebut pengetahuan dapat disampaikan sesuai konteks dunia nyatanya, memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk mempercepat penyerapan bahan ajar. Peserta didik diharapkan melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih bebas dan mandiri. Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi antar peserta didik dan pendidik. Rasio antara pendidik dan peserta didik tidak dibatasi tergantung pada proses dan pemberian fasilitas. ICT sebagai salah satu sarana atau fasilitas pendidikan mempunyai peran yang sangat penting untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar terutama untuk alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran.
Saran
Berdasarkan pada simpulan di atas dapat disampaikan saran sebagai berikut:
Dengan begitu besarnya manfaat dari ICT, maka dunia pendidikan diharapkan lebih banyak menyediakan ICT untuk fasilitas pendidikan, walaupun mahal tapi cukup seimbang dengan informasi yang diperoleh.
1. Bagi Siswa
a. Siswa harus menguasai kompetensi yang berbasis ICT terutama komputer dan internet
b. Siswa memanfaatkan fasilitas pendidikan yang terkait dengan ICT terutama internet, dengan maksimal untuk mendukung peningkatan proses pembelajaran
c. Siswa menggunakan internet sebagai salah satu referensi bahan ajar
d. Siswa menggunakan komputer dan internet sebagai media pembelajaran serta untuk mengerjakan tugas-tugas maupun ujian
2. Bagi Guru
a. Guru harus memiliki fasilitas pendidikan yang terkait ICT, minimal personal computer atau laptop dan modem untuk dapat mengakses internet
b. Guru harus menguasai ICT untuk mendukung pembelajaran
c. Guru harus menggunakan ICT dalam kegiatan proses belajar mengajar dengan siswa
d. Guru dapat membuat alat pelajaran, alat peraga, media pengajaran, serta administrasi pembelajaran yang berbasis ICT
3. Bagi Sekolah
a. Adanya program pelatihan, workshop dan diklat tentang ICT
b. Membuat kebijakan yang mewajibkan guru untuk menerapkan ICT dalam kegiatan proses belajar mengajar
c. Melengkapi fasilitas pendidikan terutama yang terkait dengan ICT seperti ; Komputer, Jaringan Internet, LCD tiap ruang kelas, maupun sarana audio video.
d. Membentuk tim pengembang teknologi pembelajaran sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah.Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT Raja Grasindo Persada
Haryanto, Edy. 2008. Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran
Bafadal, Ibrahim, 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, Dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi. Jakarta. Bumi Aksara
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.
__.__.http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan. diakses jam 19.00 wib tanggal 17 Oktober 2013
Choiron, Masyhudi.2013.Media ICT.Jurnal Managemen(https://www.kompasiana.com)
Sukiono, Bambang.2012.Teknologi Informasi dan Komunikasi