KEEFEKTIFAN MEDIA VIDEO ANIMASI MITIGASI BENCANA

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP

HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V

SDN KEMIREN KABUPATEN MAGELANG

 

Puspa Fitra Laksana1)

Ervina Eka Subekti2)

Mira Azizah3)

1) Mahasiswa PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang

2) 3)Dosen Universitas PGRI Semarang

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah media video animasi mitigasi bencana dengan model pembelajaran Talking Stick efektif terhadap hasil belajar peserta didik kelas V SD N Kemiren Kabupaten Magelang. Metode yang dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan metode kuantitatif Pra-Experimental Designs (nondesigns) dengan bentuk penelitian One-Group Pretest-Posttest Design yaitu dengan diawali kegiatan pretest diawal pembelajaran untuk membandingkan kemampuan sebelum diberi materi dan posttest sesudah diberi materi dengan menggunakan media Video Animasi Mitigasi Bencana dengan Model Pembelajaran Talking Stick. Penelitian ini dilakukan di kelas V SD N Kemiren Kabupaten Magelang. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah video animasi yang dapat memudahkan peserta didik dalam memahami materi kebencanaan dan mitigasinya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: Media video animasi mitigasi bencana dengan model pembelajaran talking stick efektif terhadap hasil belajar kelas V SD Negeri Kemiren Kabupaten Magelang. Terdapat peningkatan terhadap rata-rata nilai pretest sebesar 63,75 kemudian meningkat menjadi 79,25 dengan ketuntasan belajar klasikalnya sebesar 85%. Hal ini diperkuat pada analisis tahap akhir dengan uji t diperoleh thitung = 8,614435223. Dari daftar distribusi t dengan taraf signifikan 5% diperoleh ttabel = 2,023.

Kata kunci: Media video animasi mitigasi bencana, model pembelajaran talking stick

 

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah salah satu hal yang dapat memajukan suatu bangsa, karena dengan pendidikan yang baik akan terciptanya sumber daya manusia yang baik pula. Karena pendidikan yang baik merupakan sebuah proses perjalanan dalam mencetak generasi penerus bangsa yang lebih baik. Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri, kepribadian, akhlak yang mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu (UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional). Berdasarkan pernyataan diatas pendidikan bermutu harus menyeluruh dan termasuk anak-anak yang ada di kawasan rawan bencana.

Bencana menurut UU Nomor 24 tahun 2007 pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa bencana adalah peristiwa atau seranakaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbunya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Sehingga diperlukan adanya pendidikan tentang mitigasi bencana.

Menurut UU Nomor 24 tahun 2007 pasal 1 ayat 9 mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangungan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Salah satu bencana alam yang terjadi di Indonesia yaitu gunung berapi. Banyak gunung berapi yang masih aktif di Indonesia antara lain Gunung Agung di Bali, Gunung Krakatau Atau Sekarang Disebut Dengan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Gunung Merapi di Yogyakarta, Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat dan masih banyak gunung api yang masih aktif lainnya. bencana alam merupakan suatu hal yang dapat menganggu aktivitas baik manusia, hewan, dan tumbuhan, serta merusak lingkungan sekitar. Bahkan memberikan dampak psiklogis bagi manusia berupa rasa trauma.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibu Sudaryanti S.Pd selaku guru kelas V sekolah SD N Kemiren Kabupaten Magelang. Namun mengatakan bahwa pembelajaran kebencanaan di SD tersebut belum diterapkan. Namun pernah ada sosialisasi dengan pewakilan dua guru dan 5 peserta didik yang termasuk KRB (Kawasan Rawan Bencana) dan SD N Kemiren mengikuti sosialisasi tersebut. Saat Gunung Merapi meletus di tahun 2010 terjadi saat malam hari, desa di sekitar sekolah Kemiren mengungsi di daerah Muntilan. Untuk pembelajaran dulu dilakukan di pengungsian, dan guru-guru mencari peserta didik untuk melakukan pendataan.

Berdasarkan hasil observasi di SDN Kemiren Kabupaten Magelang guru belum mampu mengaitkan materi tentang bencana alam dan mitigasi dalam pembelajaran, sehingga kurangnya pengetahuan tentang mitigasi. Serta guru hanya sering memberikan ceramah, jadi pada saat memberikan pengetahuan dengan peserta didik belum baik karena keterbatasan media hanya menggunakan papan tulis saja. Sehingga banyak peserta didik yang kurang tertarik dan kurang aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu adanya penanganan masalah tersebut yaitu, dengan membuat media yang menarik peserta didik agar lebih aktif dalam pembelajaran serta membuat peserta didik lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dengan tujuan menciptakan pengalaman dan suasana dalam pembelajaran menjadi lebih baik. untuk itu peneliti menggunakan media video animasi yang diharapkan mampu memberikan pembelajaran yang lebih baik dan mampu memberikan penanganan masalah pada peserta didik Kelas V SDN Kemiren Kabupaten Magelang.

Video Animasi Mitigasi Bencana merupakan video animasi yang berisi materi-materi pembelajaran yang khususnya tentang bencana alam. Video Animasi termasuk media audio visual dengan menggunakan media audia visual akan lebih menarik antusias dari peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, media audio visual juga dapat memberikan motivasi belajar pada peserta didik, dan pembelajaran bukan hanya berdasarkan dari penuturan guru saja. Sehingga pembelajaran akan menjadi lebih aktif, inovatif, kreatif.

Model Talking Stick merupakan model yang menggunakan tongkat kemudian berjalan saat semua peserta didik dan guru menyanyikan lagu yang telah ditentukan dan berhenti pada saat lagu yang dinyanyikan berhenti, model ini mendorong peserta didik untuk berani berpendapat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Dari permasalahan tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan judul “Keefektifan Media Video Animasi Mitigasi Bencana Dengan Model Pembelajaran Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V Sdn Kemiren Kabupaten Magelang.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan metode kuantitatif Pra-Experimental Designs (nondesigns) dengan bentuk penelitian One-Group Pretest-Posttest Design yaitu dengan diawali kegiatan pretest diawal pembelajaran untuk membandingkan kemampuan sebelum diberi materi dan posttest sesudah diberi materi dengan menggunakan media Video Animasi Mitigasi Bencana dengan Model Pembelajaran Talking Stick.

Desain one group pretest posttest design (Sugiyono 2017: 111)

Keterangan:

O1 = Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan dengan media video animasi mitigasi bencana).

X = Perlakuan/ tindakan (penggunaan media video animasi mitigasi bencana).

O2 = Nilai posttest (setelah diberi perlakuan dengan video animasi mitigasi bencana).

Penelitian ini dilakukan di SD N Kemiren Kabupaten Magelang pada tanggal 16-18 Juni 2019 tahun ajaran 2018/2019. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V SD Negeri Kemiren Kabupaten Magelang tahun ajaran 2018/2019 dengan jumlah 20 peserta didik yang terdiri dari 12 laki-laki dan 8 perempuan.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal peserta didik. Observasi untuk mengetahui kondisi dari sekolah yang akan digunakan untuk penelitian. Metode dokumentasi yang digunakan yaitu daftar nilai, daftar nama peserta didik dan dokumen pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama penelitian. Metode tes dalam penelitian ini terdapat 2 metode tes yaitu: (1) Pre-test, tahap pertama peneliti memberikan soal pretest terlebih dahulu untuk mengetahui pemahaman peserta didik tentang bencana gunung berapi dan mitigasinya. Tahap kedua, peneliti sudah menerapkan media video animasi mitigasi bencana dengan model pembelajaran talking stick; (2) Post Test, yang merupakan langkah akhir untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah materi disampaikan dengan media video animasi mitigasi bencana dengan model pembelajaran talking stick.

Teknik analisis data yang digunakan yaitu Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu data. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors, pada taraf signifikansi 5%. Kriteria dalam pengujian normalitas adalah jika L0 < Ltabel maka H0 diterima artinya data berdistribusi normal dan jika L0 > Ltabel maka Ho ditolak artinya data tidak berdistribusi normal. Berikut hasil perhitungan uji normalitas nilai pretest dan posttest:

Tabel 4.2 Uji Normalitas

Nilai L0 Ltabel Keterangan
Pretest 0,1179 0,190 Berdistribusi Normal
Posttest 0,1591 0,190 Berdistribusi normal

Sumber: Analisis hasil penelitian

Berdasarkan tabel diatas, hasil perhitungan data dari nilai pretest diperoleh L0 = 0,1179 dengan n = 20 dan taraf a = 0,05. dari daftar nilai kritis L didapat Ltabel = 0,190. Karena L0 < Ltabel yaitu 0,1179 < 0,190. Maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Sedangkan hasil perhitungan dari nilai posttest diperoleh L0 = 0,1591 dengan n = 20 dan taraf nyata a = 0,05. Dari daftar nilai kritis L didapat Ltabel = 0,190. Karena L0 < Ltabel yaitu 0,1591 < 0,190. Maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji persyaratan analisis data maka selanjutnya dilakukan analaisis uji t. Uji t dalam penelitian ini digunakan utuk mengkaji hipotesis penelitian sebelum diberi dan nmateri dan sesudah diberi materi serta menetukan apakah ada akibat setelah menerapkan media animasi mitigasi bencana dengan model pembelajaran Talking Stick. Hipotesis statistik untuk keperluan t-test adalah sebagai berikut:

Ho: µ1 ≤ µ2 (rata-rata hasil belajar setelah menggunakan media animasi mitigasi bencana dengan model talking stick tidak lebih baik dari pada rata-rata hasil belajar sebelum menggunakan media animasi mitigasi bencana dengan model talking stick)

Ha: µ1 > µ2 (rata-rata hasil belajar setelah menggunakan media animasi mitigasi bencana dengan model talking stick lebih baik dari pada rata-rata hasil belajar sebelum menggunakan media animasi mitigasi bencana dengan model talking stick)

Jika  maka  ditolak dan  diterima, dengan derajat kebebasan untuk distribusi yaitu (n₁+n₂-1) taraf keterimaan hipotesis diuji dengan taraf 5%. Jika nilai thitung lebih kecil ttabel pada taraf 5% maka tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata antara nilai pretest dengan nilai posttest. Dan jika nilai thitung lebih besar ttabel pada taraf 5% maka terdapat perbedaan signifikan rata-rata antara nilai pretest dengan nilai posttest.

Rumus yang digunakan t-test (uji t) yaitu rumus Paired Sample t-test:

t =

=

=

=

= 8,614435

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa thitung adalah 8,614435. Kriteria pengujian Ha diterima apabila thitung > ttabel dengan db = n-1 dan taraf signifikan 5%. Setelah dilakukan analisis data nilai hasil belajar pada aspek kognitif diperoleh rata-rata untuk pretest sebesar 61,25 dan posttest sebesar 80,75 dengan N = 20 jadi db = N-1 = 20-1 =19 yang diperoleh thitung = 4,5661 dengan taraf signifikan 5% didapat nilai ttabel = 2,023. Jadi 8,614435 > 2,023 maka Ha diterima artinya media video animasi mitigasi bencana dengan model pembelajaran Talking Stick efektif pada peserta didik kelas V SD N Kemiren Kabupaten Magelang.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, terdapat peningkatan yang signifikan pada nilai posttest setelah diberi perlakuan media video animasi mitigasi bencana dengan model talking stick dibandingkan dengan nilai pretest sebelum diberi perlakuan. Berdasarkan perhitungan nilai pretest yang dilakukan menggunakan uji normalitas diperoleh L0 = 0,1179 dengan n=20 dan taraf nyata α = 0,05 dari daftar nilai kritis L didapat Ltabel = 0,190. Karena L0 < Ltabel yaitu 0,1179 < 0,190, maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan kelas V SD N Kemiren berdistribusi normal. Peneliti juga menghitung hasil nilai posstest yang dilakukan menggunakan uji normalitas diperoleh L0 = 0,1591 dengan n=20 dan taraf nyata α = 0,05 dari daftar nilai kritis L didapat Ltabel = 0,190. Karena L0 < Ltabel yaitu 0,1591 < 0,190, maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan kelas V SD N Kemiren berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data tersebut normal atau tidaknya, selanjutnya peneliti melakukan uji t. Uji t dalam penelitian ini digunakan untuk mengkaji hipotesis penelitian sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Uji t yang digunakan dalam penelitian ini adalah Paire Sample t-test dengan kriteria Ha diterima apabila thitung > ttabel dan Ha ditolak apabila thitung < ttabel dengan db = n-1 dan taraf signifikan 5%. Pada penelitian ini diperoleh 4,5661 > 2,023 artinya thitung > ttabel maka Ha diterima artinya Media Video Animasi Mitigasi Bencana dalam model pembelajaran Talking Stick efektif pada peserta didik kelas V SD N Kemiren Kabupaten Magelang 2019/2020.

Rata-rata pretest sebesar 63,25 sedangkan nilai pottest sebesar 79,75. Untuk presentase kenaikan pemahaman sebesar 16,5. Hal ini menunjukan bahwa pemahaman posttest peserta didik diberi materi dengan media video animasi mitigasi bencana melalui model Talking Stick lebih baik dibanding dengan pemahaman pretest peserta didik tanpa diberi materi dengan media video animasi mitigasi bencana melalui model pembelajaran Talking Stick. Perbedaan tersebut disajikan dalam gambar diagram berikut.

Gambar 4.1 Diagram Hasil Belajar Siswa Kelas V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa media video animasi mitigasi bencana dengan model pembelajaran Talking Stick efektif meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V SD N Kemiren Kabupaten Magelang 2019/2020. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai pretest yang hasil rata-rata nilai 63,75 terdapat 13 peserta didik tuntas dan 7 peserta didik tidak tuntas dengan ketuntasan klasikal 35%. Sedangkan hasil nilai posttest rata-rata nilai 79.25 terdapat 17 peserta didik tuntas dan 3 peserta didik tidak tuntas dengan ketuntasan klasikal 85%. Rata-rata nilai pretest dan nilai posttes tmengalami peningkatan sebesar 15,5, artinya ada perbedaan rata-rata nilai pretest dan nilai posttest. Hal ini diperkuat pada analisis tahap akhir dengan uji t diperoleh thitung = 8,614435223. Dari daftar distribusi t dengan taraf signifikan 5% diperoleh ttabel = 2,023. Karena kriteria Ha diterima apabila thitung > ttabel. Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa uji hipotesis statistik Ha diterima, artinya penggunaan media video animasi mitigasi bencana dengan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V SD N Kemiren Kabupaten Magelang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, saran yang dapat diajukan yaitu: 1) Penggunaan media video animasi mitigasi bencana dengan model pembelajaran Talking Stick dapat dijadikan guru sebagai inovasi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran, serta membantu meningkatkan pemahaman peserta didik tentang materi mitigasi bencana. 2) Penggunaan media digital dalam penelitian ini membantu guru untuk memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran agar proses pembelajaran menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. 3) Model pembelajaran Talking Stick diharapkan dapat menjadi alternatif model pembelajaran yang bisa diterapkan di kelas sesuai materi yang disampaikan. 4) Peserta didik harus selalu berperan aktif saat pembelajaran terutama saat menerima materi dari guru supaya peserta didik mampu dan siap untuk memahami serta menjawab persoalan dalam materi yang diajarkan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Dimyati, dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ahmad, Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Saputra, dkk. 2018. SUPLEMEN Pengembangan Pendidikan IPA SD. Semarang:    Jurusan PGSD FIP Universitas PGRI Semarang.

Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sanakay, Hujar A.H. 2013. Media pembelajaran Kreatif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.

Pribadi, A Benny. 2017. Media dan Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Daryanto. 2016. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Kustandi, Cecep dan Sutjipto, Bambang. 2013. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Suyanto, dan Asep Jihad. 2013. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Esensi Erlangga.

Rusman. (2012). Model – Model Pembelajaran. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

Deden M. La Ode. 2010. Penggunaan Word Square dan Talking Stick Terhadap
Peningkatan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Mengelola dan
Menyiapkan Makanan di SMK Negeri.
http://dedenbinlaode.blogspot.com/ diakses tanggal 6 Mei 2020.

Widodo, Rachmad. 2009. Talking Stick. http://wywld.wordpress.com
/2009/11/09/model-pembelajaran-16-talkingstick/. Diakses 6 Mei
2020.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2016. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran. Jakarta: Kata Pena.

Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning, Teori & Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar.

Untari, Mei Fita Asri, dkk. 2018. Pembelajaran Mitigasi Bencana Alam di Sekolah Dasar Lereng Gunung Merapi: Kajian Deskriptif di SD Negeri Jeruk Agung Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang. Prosiding Seminar Nasional.

Silmi, Munida Qonita, dkk. 2018. Pengembangan media pembelajaran video animasi berbasis sparkol videoscribe tentang persiapan kemerdekaan RI SD kelas V SDN Lidah Kulon I/464 Surabaya. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-pgsd/article/view/23611. Diakses pada tanggal 6 Mei 2020

Vidayanti, Rismi, dkk. 2017. Keefektifan Model Talking Stick terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas IV SD Negeri Karangsumber 01. https://jurnal.fkip-uwgm.ac.id/index.php/pendasmahakam/article/view/120. Diakses pada tanggal 6 Mei 2020.

Depdiknas. 2013. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika.

Kemenkeu. 2007. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.