Keefektifan Model Kooperatif Tipe Kartu Arisan Terhadap Hasil Belajar
KEEFEKTIFAN MODEL KOOPERATIF TIPE KARTU ARISAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SUBTEMA AKU DAN CITA-CITAKU KELAS IV SD N 1 TLAGA BANJARNEGARA
Wening Mardilestari1)
Ferina Agustini2)
Moh. Aniq KHB3)
1) Mahasiswa PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang
2)Dosen Universitas PGRI Semarang
3)Dosen Universitas PGRI Semarang
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan Terhadap Hasil Belajar Siswa Subtema Aku dan Cita-Citaku kelas IV SD Negeri 1 Tlaga Banjarnegara. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian ekperimen jenis kuantitatif. Penelitian ini menggunakan One Group Pretest-Posttest Design. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Talaga Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara Tahun pelajaran 2018/2019. Hasil dari penelitian ini yaitu model pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan efektif Terhadap Hasil Belajar Siswa Subtema Aku dan Cita-Citaku kelas IV SD Negeri 1 Tlaga Banjarnegara. Hal ini dibuktikan dengan adanya hasil uji t, terdapat perbedaan antara hasil pretest dan posttestdengan hasil rata-rata nilai pretest 50,13 dan rata-rata nilai posttest 75. Hal itu di buktikan dengan diperoleh thitung 10,493 dengan á¾³ 5% dan db = 37, diperoleh ttabel 1,684. Karena thitung> ttabel maka Ho ditolak dan Hi diterima.Untuk ketuntasan individu nilaiposttest lebih baik dari nilai pretest. Hal ini dibuktikan dengan nilai pretest ada 30 siswa yang belum mencapai KKM, dan ada 8 siswa yang sudah mencapai KKM dengan rata-rata 50,13. Sedangkan hasil siswa pada posttest lebih baik karena ada 14 siswa yang belum mencapai KKM dan ada 24 siswa yang sudah mencapai KKM, dengan rata-rata nilai 75. Sedangkan pada ketuntasan klasikal, terdapat 24 siswa yang tuntas, maka diperoleh 63,16 dan belum dapat dinyatakan mencapai kriteria ketuntasan belajar klasikal yaitu sebesar 85%.
Kata kunci: Hasil Belajar, Model pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah sebagai usaha sadar atau proses pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat mengerti, paham, membuat manusia lebih kritis dalam berfikir, dan untuk kemajuan taraf hidup yang lebih baik. Pendidikan nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU.No 20 Tahun 2003)
Dalam kurikulum 2013 untuk SD/MI pembelajaran tematik terpadu. Menurut Depdikbud (1990) pembelajaran terpadu/pembelajaran terintegrasi atau integated learning merupakan model pembelajaran yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan atau bidang studi atau berbagai materi dalam suatu sajian pembelajaran (Daryanto,2014: 42). Dalam pembelajaran tematik terpadu memadukan atau mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam tema. Tema tersebut juga dapat menggabungkan indikator dari beberapa mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia, IPA, IPS, PKN, dan Seni Budaya. Dengan demikian pembelajarannya tidak terpisah antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya melainkan lebih terfokus pada tema yang tercantum dan muatan yang ada di dalam tema tersebut. Akan tetapi untuk di kelas tinggi sendiri kususnya mata pelajaran Matematika, Agama, dan Penjasorkes terpisah atau berdiri sendiri tidak masuk dalam muatan tema.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Cipto Filaeli S.Pd.,Sd guru kelas IV di SD Negeri 1 Tlaga Banjarnegara penggunaan model pembelajaran belum ada sehingga siswa kurang memahami materi yang diberikan oleh guru, terbukti pada hasil Ulangan Harian hanya ada 10 siswa yang tuntas sedangkan 28 siswa lainya masih berada dibawah KKM yang menandakan bahwa hanya 26,32% siswa yang tuntas sedangkan pada nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) hanya 10 siswa yang tuntas 28 siswa lainya masih di bawah KKM itu menandakan hanya 26,32% siswa yang tuntas. Oleh karena itu, peneliti bermaksud akan melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran yang memacu siswa untuk untuk aktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar, yaitu dengan model Kooperatif Tipe Kartu Arisan.
Menurut Nurhayati dalam (Nurhasanah, 2014:3) “Model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan adalah salah satu model pembelajaran koopertif, dimana siswa bekerja sama di bentuk ke dalam kelompok untuk mendiskusikan kesesuaian setiap jawaban dari setiap pertanyaan yang telah keluar dari dalam gelas yang telah di kocok oleh guru. Siswa dibentuk kelompok dan setiap pertanyaan akan di gulung dan di masukkan ke dalam gelas atau wadah kemudian siswa yang mememegang kartu jawaban menjawab setelah dikocok terlebih dahuluâ€.
Penelitian yang relevan berkaitan dengan penggunaan model Kooperatif Tipe Kartu Arisan ini adalah penelitian yang dilakukan oleh (Weni nurhasanah,2014) dengan judul “Peningkatan Aktivitas Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe Kartu Arisan Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosialâ€. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas fisik, mental dan emosional siswa pada pembelajarana Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV Sekolah Dasar Negeri 17 Pontianak Kota. Hasil penelitian yang diperoleh sudah tercapai yaitu selisih keseluruhan dari baseline ke siklus 2 sebesar 62,11% dengan kategori “tinggi†untuk aktivitas fisik. Selisih keseluruhan dari baseline ke siklus 2 yaitu 59,098% dengan kategori “sedang†untuk aktivitas mental. Selisih keseluruhan dari baseline ke siklus 2 sebesar 49% dengan kategori “sedang†untuk aktivitas emosional. Dengan demikian, terbukti adanya Peningkatan Aktivitas dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe Kartu Arisan Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Perbedaan dan kesamaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Weni Nurhasanah dengan penelitian ini yaitu kesamaan penggunaan model Kooperatif Tipe Kartu Arisan. Namun pada penelitian ini terfokus pada Hasil belajar siswa dalam Pembelajaran Subtema Aku dan Cita-Citaku Kelas IV SD Negeri 1 Tlaga Banjarnegara.
Berdasakan latar belakang masalah yang di uraikan di atas, maka dapat di identifikasi beberapa permasalahan yaitu: (1) siswa masih kurang tertarik dengan pembelajaran, karena saat guru menjelaskan pembelajaran siswa banyak yang bercerita dengan teman satu bangku, tanpa menghiraukan guru; (2) siswa lebih tertarik jika pembelajaran disertai dengan permainan; (3) guru belum menggunakan model dan metode pembelajaran, masih terpaku pada metode ceramah; (4) guru sudah membentuk kelompok diskusi hanya saja pembelajaaran masih belum aktif; (5) masih banyak nilai yang di bawah KKM 71, terbukti dari hasil ulangan tengah semester dan ulangan harian; (6) guru masih merasa kesulitan dalam menjelaskan kepada siswa.
Pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu hasil belajar pada aspek kognitif dan afektif pada subtema aku dan cita-citaku melalui model kooperatif kartu arisan siswa kelas IV SD Negeri 1 Tlaga Tahun 2018/2019 Banjarnegara. Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah umum yang akan di teliti dapat di rumuskan “ Apakah Model Kooperatif Tipe Kartu Arisan efektif terhadap hasil belajar siswa dalam Subtema Aku dan Cita-Citaku kelas IV SD Negri 1 Tlaga Banjarnegara ?’’. Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan Terhadap Hasil Belajar Siswa Subtema Aku dan Cita-Citaku kelas IV SD Negeri 1 Tlaga Banjarnegara.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian ekperimen jenis kuantitatif. Penelitian ini menggunakan One Group Pretest-Posttest Design. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 01 Talaga Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara. pada bulan Oktober 2018 – Februari 2019.pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Tlaga Kabupaten Banjarnegara Tahun pelajaran 2018/2019.
Desain ekperimen yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest Design yaitu dengan memberikan pre-test sebelum siswa diberi perlakuan untuk mengetahui kondisi awal siswa kemudian siswa diberikan perlakuan menggunakan model kooperatif kartu arisan pada Subtema Aku dan Cita-Citaku. Untuk pengambilan data akhir, siswa diberikan post test untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan yang signifikan dari penerapan model tersebut. (Soegeng, 2006: 163)
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi dan tes. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi awal siswa serta materi yang akan diajarkan. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan dokumen sekolah mengenai nama siswa, jumlah siswa, dan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Metode dokumentasi digunakan untuk daftar nilai, daftar nama siswa dan dokumen pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama penelitian. Metode tes ini digunakan peneliti ini untuk mengukur hasil belajar siswa baik yang tidak menggunakan media maupun pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe kartu arisan.Metode tes yang digunakan penelitian ini adalah: (1) Pre Test merupakan langkah awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai pembelajaran yang disampaikan. (2) Post Test merupakan uji ekperimen yaitu test yang dilaksanakan setelah ekperimen dilaksanakan untuk mendapatkan nilai sampel setelah diberi perlakuan. Peserta didik dikatakan berhasil mencapai hasil belajar jika nilainya diatas KKM, yaitu > 71. Selain itu penilaian hasil belajar juga dapat dikategorikan menjadi 4 indikator diantaranya adalah Baik Sekali, Baik, Cukup, dan kurang. Pengembangan instrumen tes terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: (1) mengkaji silabus mata pelajaran Tematik kelas IV SD; (2) menyusun kisi-kisi tes didasarkan pada teori yang dikembangkan oleh Bloom; (3) menulis butir soal; (4) menelaah butir soal; (5) melakukan uji coba; dan (6) menganalisis butir soal. Kemudian instrumen diujicobakan pada siswa kelas IV SD yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan siswa yang menjadi subjek penelitian ini.
Teknik analisis data peneliti menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis (uji-t). Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kelas tersebut berdistribusi normal atau tidak. Data yang telah diuji normalitas selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Adapun hipotesis penelitian yang akan diuji yaitu sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat perbedaan nilai hasil belajar yang lebih baik antara sebelum (pretest) dan sesudah (post-test) menggunakan model kooperatif tipe kartu arisan
Keterangan:
md = Mean beda dari pre test – post test
x²d = Jumlah kuadrat dari pasangan
N = Jumlah subjek (Arikunto,2006: 306-307)
Kriteria pengujian adalah: Ha diterima jika thitung > ttabel, dengan dk = (n – 1) dan peluang . Untuk harga t lainnya ditolak.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Tlaga Kabupaten Banjarnegara dengan memilih kelas IV sebagai sampel penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 38 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Penelitian ini fokus mengukur hasil belajar pada aspek kognitif dan afektif siswa dalam pembelajaran tematik subtema aku dan cita-citaku kelas IV semester 2 Tahun Ajaran 2018/2019.
Setelah diberi perlakuan, dilanjutkan uji normalitas. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui hasil pretest dan posttest berasal dari sampel yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui sampel tersebut berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas awal diperoleh L0 = 0,0749dengan n 38, dan taraf á¾³ = 5%, didapat Ltabel= 0,1437 sehingga L0< Ltabelyaitu 0,0749 < 0,1437 maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai pretest berasal dari sampel yang berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan perhitungan kembali uji normalitas akhir setelah mendapatkan perlakuan menggunakan model kooperatif tipe kartu arisan dengan hasil posttest, diperoleh L0 = 0,1020dengan n 38, dan taraf á¾³ = 5%, didapat Ltabel= 0,1437 sehingga L0 < Ltabelyaitu 0,1020 < 0,1437 maka H0 diterima sehingga dapat disimpilkan bahwa nilai posttest berasal dari sampel yang berdistribusi normal.
Dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe kartu arisan pada subtema aku dan cita-citaku, penelitian ini tidak menilai siswa dari kognitifnya saja, nama juga menilai dari ranah afektifnya. Dari hasil penilaian afektifnya, pada awal pembelajaran, nilai tertinggi siswa pada ranah afektifnya yaitu 92 dan nilai terendah 58. Ranah afektif yang di nilai yaitu kerjasama, keaktifan dan kerjasama. Dalam pembelajaran keenam memiliki nilai rata-rata yaitu 83 dengan nilai terendah yang diperoleh yaitu 75 ini berarti ada peningkatan setiap pembelajarannya dan untuk nilai tertinggi pada pembelajaran keenam yaitu 92. Berdasarkan hasil pengitungan di atas, rata-rata siswa kelas IV sudah bisa menunjukan sikap keaktifan yang dilihat pada saat pembelajaran ikut berpartisipasi dalam pembelajaran. Pada penilaian afektif ini menggunakan rating scale dengan menilai siswa secara kontinu, karena terdapat lebih dari dua kategori penilaian. Tepatnya menggunakan numberical rating scale, dengan skala 1 s.d. 4.
Untuk menguji efektivitas penggunaan model koooperatif tipe kartu arisan terhadap hasil belajar siswa pada subtema aku dan cita-citaku kelas IV SD Negeri 1 Tlaga Banjarnega, maka diperlukan uji-t. Uji-t ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar siswa sebelun diberi perlakuan (pretest) dan setelah diberi perlakuan(posttest). Dari data yang diperoleh dihasilkan bahwa rata-rata hasil pretest sebesar 50,13 dan rata-rata hasil posttest sebesar 75, dengan n = 38 diperoleh thitung 10,493 dengan á¾³ 5% dan db = 37, diperoleh ttabel 1,684. Karena thitung> ttabel maka Ho ditolak dan Hi diterima. Kenaikan rata-rata nilai pretest dan nilai posttest sebesar 19,72%. Jika hasil belajar kognitif siswa dilihat dari nilai posttest dengan menggunakan model kooperatif tipe kartu arisan lebih baik dari sebelum menggunakan kooperatif tipe kartu arisan. Selanjutnya dilakukan uji ketuntasan belajar yang meliputi ketuntasan belajar individu dan ketuntasan belajar klasikal. Dari hasil data ketuntasan belajar individu, nilai posttest lebih baik dari nilai pretest yaitu dari 8 siswa yang sudah mencapai KKM, dengan rata-rata 50,13 meningkat menjadi 24 siswa yang sudah mencapai KKM, dengan rata-rata 75. Adapun ketuntasan belajar klasikal terdapat 24 siswa yang tuntas. Menurut (Depdiknas,2006), menjelaskan kelas dikatakan tuntas apabila kelas tersebut mencapai kriteria ketuntasan belajar klasikal sebesar 85%. Dengan begitu ketuntasan belajar klasikal tersebut, diperoleh 63,16%. Dapat dinyatakan secara klasikal belum tuntas karena belum mencapai prosentase 85%.
Proses pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe kartu arisan, membantu siswa menjadi lebih aktif dan menyenangkan. Dengan memasukan permainan dalam pembelajaran dan mengaitkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memotivasi siswa dalam belajar, sehingga berdampak baik bagi hasil belajar siswa. Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe kartu arisan, memberikan pengalaman bagi siswa untuk bekerjasama dalam berkelompok, tanggungjawab dalam kelompok dan aktif dalam pembelajaran.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa model kooperatif tipe kartu arisan efektif terhadap hasil belajar siswa kela IV SD Negeri 1 Tlaga Banjarnegara hanya saja ketuntasan belajar belum tercapai. Hal ini ditunjukkan, dengan: (1) hasil uji t, terdapat perbedaan antara hasil pretest dan posttestdengan hasil rata-rata nilai pretest50,13 dan rata-rata nilai posttest 75. Hal itu di buktikan dengan diperoleh thitung 10,493 dengan á¾³ 5% dan db = 37, diperoleh ttabel 1,684. Karena thitung> ttabel maka Ho ditolak dan Hi diterima; (2) dari hasil penilaian ranah afektif terdapat nilai yang memuaskan. Penelitian ranah afektif, di awal pembelajaran, nilai tertinggi yaitu 92 dengan nilai terrendah 58. Di akhir pembelajaran, nilai tertinggi mencapai 92 dan nilai terendah 75. Sehingga mempengaruhi ranah nilai rata-rata afektif, yang semula 78 menjadi 83; (3) untuk ketuntasan individu nilai posttest lebih baik dari nilai pretest yaitu ada 30 siswa yang belum mencapai KKM, dengan rata-rata 50,13. Sedangkan hasil siswa pada posttest lebih baik karena hanya ada 14 siswa yang belum mencapai KKM, dengan rata-rata nilai 75. Sedangkan pada ketuntasan klasikal, terdapat 24 siswa yang tuntas. Menurut (Depdiknas, 2016) menjelaskan kelas dikatakan tuntas apa bila kelas tersebut mencapai kriteria ketuntasan belajaklasikal sebesar 85%. Dengan begitu ketuntasan belajar klasikal tersebut, diperoleh 63,16%. Dapat dinyatakan secara klasikal belum tuntas karena belum mencapai prosentase 85%.
Berdasarkan hasil penelitaian yang di peroleh, agar pembelajaran dapat mendapatkan hasil maksimal, maka saran yang tepat yaitu: (1) model kooperatif tipe kartu arisan sangat membutuhkan manajemen waktu dan pengelolaan waktu yang baik sehingga pembelajaran tidak terbatas karena waktu yang kurang; (2)pembelajaran yang di sampaikan kepada siswa harus dikaitkan dengan kehidupan segari-hari sehingga siswa bisa lebih mudah menerima pembelajran dan bermanfaat bagi siswa; (3) guru harus selalu memberikan alternatif teknik pembelajaran yang lain kepada siswa agar siswa tidak bosan dan pembelajaran terkesan monoton.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2016. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
B. Uno, Hamzah, Nurdin Mohamad.2011. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta; Bumi Aksara.
Daryanto.2014. Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum 2013). Yogyakarta: GAVA MEDIA.
Hajar, Ibnu.2013. Panduan lengkap kurikulum tematik untuk SD/MI. Yogyakarta; DIVA Press.
Hamalik, Oemar.2014. Psikologi Belajar &Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Huda, Miftahul. 2016. Cooperative Learning metode, teknik struktur, dan model. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kusumawardani, Dian.2015.’’Keefektifan Model Pembelajaran Kartu Arisan
Berbantu Game Edukasi Ular Tangga Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas III SD Negeri 1 Wonogiri Tahun Pelajaran 2015/2016’’.http://library.upgris.ac.id/digital. Diakses pada tanggal 20 November 2018 pukul 13.42 AM.
Majid, Abdul. 2014. Penilaian autentik proses dan hasil belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nurhasanah. 2014. “peningkatan aktivitas dengan menggunakan kooperatif tipe kartu arisan pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial’’. http://www.jim.unsyiah.ac.id/geografi/article/view/5195/2168. Diakses pada tanggal 20 November 2018 pukul 13.42 AM.
Prasetyo,Fajar Dwi.2012.’’Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 03 Munggir Tahun 2011/2012’’.
https://www.google.co.id/search?q=skripsi+fajar+dwi+presetyo+2012&oq=skripsi+fajar+dwi+presetyo+2012&aqs=chrome..69i57.20718j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8. Diakses pada tanggal 20 November 2018 pukul 13.42 AM.
Rahmatika, Fitri Dian.2016. ‘’Pengaruh Pengguanaan Model Kartu Arisan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPA di SD Negeri Ngoresan No.08 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017’’.
https://www.google.co.id/search?ei=j5b9W5CDCcX1vgSNlL3ACA&q=skripsi+fitri+dian+rahmatika+2017&oq=skripsi+fitri+dian+rahmatika+2017&gs_l=psy-ab.3…32660.32660..33232…0.0..0.91.91.1……0….1..gws-wiz.PaxwgxvLcWg. Diakses pada tanggal 20 November 2018 pukul 13.42 AM.
Republik Indonesia.2003.UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Lembaran Negara RI Tahun 2003
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjp4PeG24ncAhWVfisKHYCTCW0QFgg6MAE&url=http%3A%2F%2Fluk.staff.ugm.ac.id%2Fatur%2FUU20-2003Sisdiknas.pdf&usg=AOvVaw26tu7QcP614_aQqXP1BCWKdiakses pada tanggal 8 Juli 2018.
Sani, Ridwan Abdullah. 2 016. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:PT Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. 2016. Cooperatif Learning “Teori, Riset, dan Praktikâ€. Bandung: Nusa Media Bahasa
Soegeng.2006. Dasar-Dasar Penelitian. Semarang: IKIP PGRI PRESS.
_______.2015.Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama.
Sahputra, Ricki Maulizar, dkk. 2017. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan untuk Meningkatkan Hasil belajar Siswa Kelas XI IS SMA Negeri 07 Banda Acehâ€. Diakses pada tanggal 20 November 2018 pukul 13:42 AM.
Sudjana.2005.Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung.
Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
_______.2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suprijono,Agus. 2016. Model-Model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.