KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MEMBATIK TEKNIK JUMPUTAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS V

SDN JOMBLANG 05 SEMARANG

Sri Rinawati 1)

Qoriati Mushafanah 2)

Husni Wakhyudin 3)

1)Mahasiswa program sarjana Universitas PGRI Semarang (UPGRIS)

2) 3)Dosen Universitas PGRI Semarang (UPGRIS)

 

ABSTRAK

Pemberian kegiatan ekstrakurikuler membatik digunakan untuk membantu menumbuhkan bakat dan minat siswa di luar jam pelajaran, salah satunya bakat kewirausahaan siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan bakat kewirausahaan siswa kelas V SDN Jomblang 05 Semarang melalui kegiatan ekstrakurikuler membatik teknik jumputan. Metode kualitatif dengan fokus penelitian kegiatan ekstrakurikuler membatik teknik jumputan di SDN Jomblang 05 Semarang. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan data-data yang diperoleh dari sumber data. Data yang diperoleh dari sumber data melalui wawancara, observasi, dan angket. Kegiatan ekstrakurikuler membatik teknik jumputan untuk mengembangkan bakat kewirausahaan siswa sudah terlaksana dengan baik. Hasil dari perolehan angket menunjukkan bahwa bakat kewirausahaan siswa dapat dikembangkan melalui ekstrakurikuler membatik teknik jumputan. Saran yang dapat disampaikan adalah agar seni membatik teknik jumputan ini dapat diikutkan dalam kegiatan belajar mengajar dan tercantumkan pada RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).             

Kata kunci: Ekstrakurikuler, Membatik Jumputan, Bakat Kewirausahaan

 

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan aspek yang terpenting dalam hidup setiap manusia sejak dulu hingga sekarang. Suatu pendidikan diharapkan dapat mengembangkan diri siswa secara optimal melalui bakat dan kemampuan yang dimilikinya. Sekolah merupakan suatu lembaga formal di mana di dalamnya melakukan kegiatan belajar, dalam kegiatan belajar maka siswa dapat mengembangkan potensi serta hobi yang ada pada dirinya melalui kegiatan ekstrakurikuler.Hal tersebut selaras dengan tujuan pendidikan nasional yang diatur dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab 1 pasal 1 ayat 1 yakni: Tujuan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendali diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kegiatan esktrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.Adapun kegiatan intrakurikuler diselenggarakan melalui kegiatan terstruktur dan terjadwal sesuai dengan cakupan dan tingkat kompetensi muatan dan mata pelajaran, sedangkan kegiatan kokurikuler dilaksanakan melalui penugasan terstruktur terkait satu atau lebih dari muatan atau mata pelajaran.

Sekolah Dasar Negeri Jomblang 05 Semarang memberikan kegiatan ekstrakurikuler digunakan untuk membantu menumbuhkan bakat dan minat siswa di luar jam pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler merupakan program terstruktur yang ada pada sekolah dan dilaksanakan pada hari tertentu di luar jam pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler tersebut menekan pada pengembangan keterampilan dan kepribadian siswa untuk memilih jalan tertentu. Pendidikan ekstrakurikuler menjadi salah satu wahana yang dikembangkan di sekolah untuk terlaksananya program kegiatan ekstrakurikuler seni membatik yang difokuskan pada teknik membatik dengan cara ikat celup atau biasa disebut dengan istilah batik jumputan. Usia sekolah dasar merupakan usia yang tepat untuk membentuk pelajar-pelajar yang siap menerima ilmu ditingkat selanjutnya.

Sekolah adalah bagian dari masyarakat, karena itu sekolah harus mengupayakan pelestarian kekayaan budaya masyarakat.Berdasarkan kenyataan tersebut, diperlukan progam pendidikan yang sesuai dengan potensi bakat, minat, dan kebutuhan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan memiliki perasaan cinta terhadap lingkungan, serta mempunyai modal akan ketrampilan dasar yang selanjutnya dikembangkan dimasa depan. Pelaksanaan ekstrakurikuler membatik selain untuk melestarikan budaya, juga untuk mengembangkan bakat berwirausaha siswa.

Kewirausahaan berasal dari kata wirausaha yang diberi awalan ke- dan diberi akhiran –an yang mempunyai sifat membuat kata benda wirausaha menjadi memiliki pengertian abstrak, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan wirausaha. Wira mempunyai arti berani dan usaha mempunyai arti sebagai kegiatan bisnis yang komersial maupun non komersial.Secara etimologi, wirausaha berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu wira dan usaha.Wira berarti manusia yang unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan/pendekar kemajuan, dan memiliki keagungan watak.Usahaberarti upaya yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat atau keuntungan.Maka secara harfiah, kewirausahaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan keberanian seseorang untuk menjalankan suatu kegiatan bisnis atau non bisnis, (Siti Nurhasanah, S.E.,2008:13). Pengertian tersebut kemudian dikuatkan ke dalam Inpres No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan, bahwa kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Melalui ekstrakurikuler membatik diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengembangkan bakat berwirausaha bagi siswa SD Negeri Jomblang 05 Semarang. Menjadi wirausaha bisa dimulai sedini mungkin, walaupun usaha hanya dimulai dengan ide sederhana misalnya dalam kegiatan ekstrakulikuler membatik jumputan siswa mempunyai ide untuk membuat motif batik jumputan. Wirausaha tidak lepas dari kegagalan, karena keberhasilan dan kegagalan adalah prinsip dalam berwirausaha.Kesimpulannya bahwa berwirausaha dipandang sebagai suatu fungsi yang mencakup peluang atau kesempatan yang muncul di pasar.Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan inovatif.

Terdapat beberapa jiwa entrepreneur yang melekat dalam diri seseorang, ciri-ciri wirausaha yaitu percaya diri (self confidence),berorientasi pada tugas dan hasil, keberanian mengambil resiko, kepemimpinan,berorientasi ke masa depan, kreatif dan inovasi. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan dengan siswa kelas V SD Negeri Jomblang 05 Semarang, pada saat kegiatan ekstrakurikuler membatik jumputan siswa sudah terlihat mempunyai bakat berwirausaha seperti ciri-ciri yang disebutkan diatas. Kemudian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kegiatan ekstrakurikuler seni membatik khususnya pada pembuatan batik jumputan yang ada di SD Negeri Jomblang 05 Semarang untuk mengembangkan bakat berwirausaha siswa, karena dilihat dari ciri-ciri berwirausaha, siswa sudah termasuk kedalam kriteria ciri-ciri berwirausaha. Dengan sudah adanya kriteria tersebut peneliti tertarik untuk mengembangkan bakat berwirausaha siswa, karena bisa menjadi modal untuk masa depan. Berwirausaha juga bisa dijadikan kerja sampingan yang akan memperoleh hasil yang menjanjikan apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Dengan alasan-alasan dan uraian tersebut, maka penelitian skripsi ini mengambil judul “Kegiatan Ekstrakurikuler Membatik Teknik Jumputan untuk Mengembangkan Bakat Berwirausaha Siswa Kelas V SDN Jomblang 05 Semarang”.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang berupa deskripsi atau uraian. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi yang alamiah, dan langsung ke sumber.Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif.

Pendekatan yang dilakukan adalah deskripif kualitatif yang dilakukan dengan menguraikan fakta-fakta atau data-data yang diperoleh dari sumber data.Data-data tersebut selanjutnya dianalisis atau dipaparkan sesuai dengan kegiatan ekstrakurikuler seni membatik pada siswa kelas V di SD Negeri Jomblang 05 Semarang.

Menurut Moleong (2017: 127-151) menyatakan tahap penelitian kualitatif terdiri dari empat tahap (1) tahap pra lapangan, (2) tahap pekerjaan lapangan, (3) tahap analisis data, (4) tahap penulisan laporan. Adapun keterangan dari masing-masing tahapan penelitian yang peneliti lakukan di SD Negeri Jomblang 05 Semarang sebagai berikut:

Tahap pra lapangan

  1. Menyusun rancangan penelitian

Tahapan pertama yang harus dilakukan oleh peneliti pada tahap pra lapangan dimana peneliti menyusun rancangan penelitian dengan menjadikan ekstrakurikuler membatik di SD Negeri Jomblang 05 Semarang sebagai fokus penelitian untuk mengembangkan bakat kewirausahaan siswa.

  1. Memilih lapangan penelitian

Tahapan selanjutnya setelah menyusun rancangan penelitian yaitu memilih lapangan sesuai dengan fokus penelitian yang dilaksanakan. Dalam penelitian ini peneliti mengunjungi ke SD Negeri Jomblang 05 Semarang yang beralamat di Jl Kinibalu Barat No. 1, untuk mengetahui kondisi SD tersebut mengenai penelitian yang dilakukan yaitu ekstrakurikuler membatik.

 

  1. Mengurus perizinan

Dalam Mengurus perizinan peneliti harus mengetahui siapa saja yang berwenang untuk memberikan izin selama melakukan penelitian di SD Negeri Jomblang 05. Peneliti meminta izin kepada ibu Suyumi Hastari S.Pd,. SD selaku kepala sekolah SD Negeri Jomblang 05 semarang dan Peneliti juga meminta izin kepada ibu Citra selaku pelatih ekstrakurikuler membatik.

  1. Menjajaki lapangan

Menjajaki lapangan dilakukan oleh peneliti guna untuk pengenalan diri terhadap kondisi lingkungan SD Negeri Jomblang 05 Semarang berupa lingkungan sosial maupun fisik.Peneliti melakukan penelitian tentang mengembangkan bakat berwirausaha siswa melalui ekstrakurikuler membatik.

  1. Memilih dan memanfaatkan informan

Informan merupakan seseorang yang memberikan informasi kepada peneliti mengenai situasi dan kondisi di lapangan secara jujur, terbuka, dan memberikan informasi secara lengkap mengenai apa yang dibutuhkan peneliti. Dalam memilih informan peneliti memilih pelatih ekstrakurikuler membatik di SD Negeri Jomblang 05 Semarang dan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler membatik sebagai informan untuk mengembangkan bakat berwirausaha siswa.

  1. Menyiapkan perlengkapan penelitian

Pada tahapan ini peneliti telah menyiapkan banyak hal terkait dengan penelitian ini, seperti: menyiapkan fisik yang baik, menyiapkan alat tulis untuk mencatat segala informasi yang didapatkan,peneliti juga menyiapkan kamera yang dibutuhkan sebagai bukti yang digunakan untuk pengambilan gambar saat pelaksanaan ektrakurikuler membatik berlangsung maupun saat wawancara dengan pelatih dan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler membatik. Pelaksanaan penelitian dilakukan saat jam ekstrakurikuler membatik berlangsung.

  1. Persoalan etika penelitian

Dalam persoalan etika penelitian peneliti harus beretika baik sesuai dengan norma yang berlaku ketika melakukan penelitian di SDN Jomblang 05 Semarang untuk mengembangkan bakat berwirausaha siswa melalui ekstrakurikuler membatik. Hal ini dilakukan agar memberikan kesan yang baik kepada pihak sekolah.

Tahap pekerjaan lapangan

  1. Memahami latar penelitian dan persiapan diri

Untuk memasuki tahap pekerjaan lapangan, peneliti perlu memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri baik secara fisik maupun secara mental. Peneliti juga harus menyesuaikan kebiasaan, penampilan, adat, tata cara, dan kultur latar penelitian untuk memudahkan hubungan dengan subjek dan memudahkan dalam pengumpulan data. Sehingga dalam penelitian mengenai bakat berwirausaha melalui ekstrakurikuler membatik peneliti tetap berpenampilan yang sopan meskipun berada di lapangan ketika ikut serta dalam ekstrakurikuler membatik berlangsung.

 

  1. Memasuki lapangan

Memasuki lapangan berarti peneliti terjun langsung di SD Negeri Jomblang 05 Semarang dan mencari informasi dari pelatih dan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler membatik untuk mengembangkan bakat berwirausaha melalui ekstrakurikuler membatik.

  1. Berperan serta sambil mengumpulkan data

Berperan serta sambil mengumpulkan data berarti dalam penelitian seorang peneliti juga harus ikut serta dalam seluruh kegiatan penelitian. Dalam hal ini peneliti juga membawa alat penelitian berupa instrumen lembar observasi, pedoman wawancara dan lembar angket yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam meneliti mengenai mengembangkan bakat kewirausahaan melalui ekstrakurikuler membatik. Peneliti juga memerlukan kamera dan catatan sebagai bukti dalam penelitian.

Tahap analisis data

Pada tahapan analisis data peneliti langsung mengolah hasil temuan yang diperoleh dari penelitian kegiatan ekstrakurikuler membatik untuk mengembangkan bakat kewirausahaan siswa di SD Negeri Jomblang 05 semarang.

Tahap penulisan laporan

Adapun langkah terakhir yang harus dilakukan oleh peneliti adalah membuat laporan penelitian mengenai kegiatan ekstrakurikuler membatik teknik jumputan untuk mengembangkan bakat berwirausaha siswa di SDN Jomblang 05 Semarang.Dalam tahap ini peneliti menuliskan seluruh kegiatan didapatkan saat melakukan kegiatan penelitian di SDN Jomblang 05 Semarang dengan menggunakan laporan secara tertulis yang sistematika penulisannya telah ditentukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian latar belakang berdirinya ekstrakurikuler membatik yaitu kurangnya pemahaman siswa tentang membatik, sehingga muncul ide untuk mengadakan ekstrakurikuler membatik agar melestarikan budaya indonesia. Ekstrakurikuler membatik ini sangat bermanfaat bagi siswa yaitu untuk memperkenalkan batik untuk siswa sejak usia dini.

Ekstrakurikuler membatik dimulai seusai pulang sekolah yaitu pukul 10:00 s/d 11:00 WIB. Untuk tempat latihannya dilakukan di halaman sekolah SD Negeri Jomblang 05 Semarang. Pelatih ekstrakurikuler membatik bernama ibu Citra Irmayani, S.Pd.SD. Beliau merupakan pelatih dari sekolah dan beliau juga merupakan guru kelas V di SDN Jomblang 05 Semarang.

Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler membatik berjumlah dua puluh siswa. Dimana anggotanya terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 4 perempuan yang berasal dari kelas V. Namun hal tersebut tidak menjadikan perbedaan, karena saat membatik selalu diberi arahan yang sama kepada pelatih.

Selama kegiatan siswa selalu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan baik. Mereka selalu berangkat tepat waktu dan sebelum latihan dimulai siswa langsung mengambil peralatan yang akan digunakan. Setelah selesai ekstrakurikuler membatik siswa juga selalu mengembalikan perlatan ke tempat semula secara bersama-sama.Dalam mengikuti ekstrakurikuler membatik siswa sangat bersemangat dan bersungguh-sungguh mengikuti latihan dan mendengarkan arahan yang diberikan oleh pelatih sebelum melakukan proses membatik. Mereka semua fokus pada saat pelatih mencontohkan pembuatan motif-motif batik jumputan.

Ekstrakurikuler membatik tidak terdapat kurikulum khusus yang mengaturnya, karena ekstrakurikuler membatik berjalan sesuai dengan instruksi dari pelatih. Selain itu ekstrakurikuler membatik juga tidak memiliki buku panduan khusus sehingga motif-motif yang diciptakan hanya dapat diketahui dari pelatih saja.

Pelatih ekstrakurikuler membatik teknik jumputan memiliki pola sendiri saat melatih ekstrakurikuler membatik. Sebelum latihan ekstrakurikuler membatik dimulai, pelatih memberikan arahan terlebih dahulu dan memberikan contoh terlebih dahulu motif-motif yang akan dipelajari, setelah itu siswa mencoba latihan seperti apa yang dicontohkan oleh pelatih. Pelatih memperhatikan semua siswa karena apabila melakukan kesalahan sedikit saja maka motif batik tidak akan jadi.

Saat proses membatik berlangsung pelatih mengamati semua siswa yang membuat motif, sehingga pelatih dapat melihat siswa yang belum benar membuat motif batik jumputan yang di contohkan dengan benar. Saat latihan berlangsung siswa tidak diwajibkan menggunakan seragam khusus, siswa hanya menggunakan seragam biasa yang digunakan pada hari sabtu yaitu ada yang menggunakan seragam olahraga dan seragam batik SDN jomblang 05 Semarang.

Dalam kegiatan ekstrakurikuler ini, guru pelatih juga telah memberikan pengarahan sebelumnya, jadi siswa tidak hanya sebatas mengenal berbagai motif dan pola pada karya seni membatik jumputan. Tetapi siswa lebih diajarkan ke praktiknya, dimulai dari proses menggambar pola untuk menentukan motif yang akan dibuat, memasukkan biji-bijian ke dalam kain mori yang akan dibuat batik jumputan, mengikat tali dengan menggunakan rafia, sampai dengan mencelupkan kain yang sudah diikat ke dalam cairan yang sudah dilarutkan pewarna naftol, mencuci kain jumputan sampai bersih hingga menjemurnya, serta membuka tali-tali ikatan pada kain batik jumputan tersebut. Diharapkan kegiatan membatik jumputan yang ada di SD Negeri Jomblang 05 Semarang ini dapat melatih keterampilan yang terpendam dari diri siswa, khususnya bakat berwirausaha.

SIMPULAN DAN SARAN                           

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di bab IV bahwa kegiatan ekstrakurikuler membatik dilaksanakan pada hari sabtu jam 10.00-11.00WIB. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler membatik sebanyak 20 siswa yang terdiri dari 16 laki-laki dan 4 perempuan. Siswa sangat antusias mengikuti ekstrakurikuler membatik teknik jumputan.

Hasil angket yang diberikan menyatakan bahwa siswa dapat mengembangkan bakat kewirausahaanya melalui kegiatan ekstrakurikuler membatik teknik jumputan.

Berdasarkan simpulan dan temuan dari penelitian yang telah dilakukan untuk mengembangkan bakat kewirausahaan siswa melalui ekstrakurikuler membatik teknik jumputan, maka saran yang dapat diberikan terkait hasil penelitian ini adalah:

  1. Kepala Sekolah dan guru harus saling bekerja sama dalam membangun bakat anak, agar bakat yang dimiliki anak semakin berkembang.
  2. Guna membentuk bakat pada siswa, maka sekolah perlu mengadakan jam tambahan di luar jam pelajaran. Dengan mengembangkan bakat anak sejak dini maka akan berguna di masa depan kelak.
  3. Agar seni membatik jumputan dapat diikutkan dalam kegiatan belajar mengajar dan tercantumkan pada RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Fadillah, Ahmad. 2016. Analisis Minat Belajar Dan Bakat Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Jurnal: Universitas Muhammadiyah Tangerang

Haidar Zahrah. 2009. Ayo Membatik. Surabaya: Iranti Mitra Utama.

Hamdani,M. 2010. Entrepreneurship. Jogjakarta: Starbooks.

Handoyo Joko Dwi. 2008. Batik dan Jumputan. Sleman: PT Macanan Jaya Cemerlang.

Joko Subagyo,P. 2011.Metode Penelitian dalam Teori dan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ningsih Rini. 2001. Membuat Batik Jumputan. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Nurhasanah,Siti. 2008. Semua Orang Bisa Sukses Berwirausaha.Surakarta: PT Era Pustaka.

Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 1 Tahun 2011

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 Pasal 1 dan 2.

Peraturan Menteri Pendidikan No 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan

Sari, Rina Pandan. 2013. Ketrampilan Membatik Untuk Anak. Solo:Arcita.

Sudjatmoko,Agung. 2009. Cara Cerdas Menjadi Pengusaha Hebat. Jakarta: Visimedia.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

,2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supriatna, Mamat. 2010. Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler. Universitas Pendidikan Jakarta

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.Jakarta: Kencana

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional.

Wulandari, Ari. 2011. Batik Nusantara. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET