KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA GURU DAN SISWA

 

Eva Setya Oktaviyanti

Mahasiswa Bimbingan & Konseling Universitas Kristen Satya Wacana

 

ABSTRAK

Tujuan komunikasi ini yaitu karena setiap manusia sangat membutuhkan komunikasi, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi selalu terlibat dalam komunikasi. Manusia pagi-pagi sudah mulai dibangunkan oleh orang lain atau alarm handphone, lalu menerima panggilan telepon atau membaca koran, menonton televisi, bercakap-cakap dengan teman, mendengarkan radio atau membaca buku saat menjelang tidur. Komunikasi pun berlangsung dalam proses pembelajaran. Bagaimana jadinya proses pembelajaran bila tidak terjadi komunikasi karena komunikasi merupakan jantung dari proses dalam pembelajaran. Agar guru mengetahui bagaimana proses komunikasi yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar, bentuk-bentuk komunikasi serta pendekatan-pendekatan komunikasi yang dilakukan guru terhadap anak didiknya. Guru harus memiliki kecakapan yang sangat baik kepada siswa misalnya dengan berbicara, bertanya, membuka pintu untuk berkomunikasi, menjaga sopan santun, cepat tanggap, bertanggung jawab, perhatian dan kepedulian serta memiliki empati, memberikan layanan yang baik kepada siswa, menyampaikan informasi, selalu mendengarkan dan berperan sebagai konselor.

Kata kunci: Komunikasi Interpersonal, Guru, Siswa

 

PENDAHULUAN

Banyak orang beranggapan bahwa satu-satunya pembentuk keberhasilan siswa dalam proses belajarnya adalah orang tua atau keluarga, tetapi keluarga bukanlah satu satunya penentu untuk keberhasilannya tersebut. Faktor lainnya yang juga memegang peranan penting dalam keberhasilan siswa setelah rumah adalah untuk bersekolah. Disekolah guru merupakan suatu faktor yang dapat membangkitkan semangat dan membutuhkan aktivitas belajar untuk siswa. Guru sangat jarang berinteraksi dengan murid secara intim, menyebabkan proses belajar mengajarnya juga kurang lancar. Jika siswa merasa jauh dari guru, maka siswa akan sangat segan untuk berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

Kurangnya lancarnya proses belajar mengajar menyebabkan ketidakpahaman siswa terhadap mata pelajarannya, ketidakpahaman siswa terhadap salah satu mata pelajaran akan berdampak sangat besar bagi kemunduran minat untuk belajar siswa. Faktor takut dan segan itulah terhadap guru dapat menyebabkan siswa membiarkan ketidak mengertiannya terhadap pelajaran tersebut yang terus berlangsung. Siswa akan menyadari kemundurannya tetapi ia sangat sulit dan tidak memberanikan diri untuk mengungkapkan, untuk itu diperlukan komunikasi interpersonal yang sangat efektif. Peran guru, disamping peran orang tua, untuk menganalisa penyebab kemunduran prestasi belajar anak sangat penting. Siswa yang selalu memiliki komunikasi interpersonal yang sangat efektif dengan guru akan lebih aktif dalam bertanya ketika mengalami kesulitan dalam belajar baik kepada guru, teman yang lebih mengerti maupun kepada orang tua. Hal ini sangat menunjukkan adanya motivasi siswa untuk selalu belajar sehingga tujuan dari belajar akan mudah tercapai sesuai yang diinginkan. Maka dari itu adanya komunikasi interpersonal yang efektif sangat membantu dalam proses belajar siswa. Komunikasi merupakan sebuah proses untuk menyampaikan maksud atau pesan yang menjadi tujuan seseorang kepada orang lain. Sehingga, jika seseorang tersebut ingin menyampaikan apa yang dimaksudkan, harus melakukan komunikasi. Begitu pula dengan sebaliknya kita bisa memahami seseorang dengan melalui komunikasi. Jika kita sebagai manusia tidak berkomunikasi, kita tidak bisa berkenalan dengan orang lain, tidak bisa bersosialisasi, dan juga tidak bisa untuk berkembang. Komunikasi akan terus ada seiring dengan perkembangan manusia. Manusia tidak bisa berkembang tanpa dengan adanya komunikasi. Bisa dikatakan manusia tidak bisa lepas dari komunikasi, termasuk dengan diri kita sendiri juga tidak bisa lepas dengan namanya komunikasi.

Dan jika seseorang tidak melakukan komunikasi atau sedikit melakukan komunikasi dengan orang lain, maka akan mengalami keterlambatan dalam pengembangan untuk kepribadianya dan akan sedikit mempunyai pengalaman-pengalaman dalam kehidupannya. Pengaruhnya akan menjadi pemalu dan kurang percaya diri dengan kata orang yang kurang untuk berkomunikasi juga akan mempengaruhi psikologi seseorang, yang menjadikan seseorang lambat untuk berkembang individu. Menurut Widjaja (2010: 8 ) istilah komunikasi dalam bahasa inggrisnya disebut dengan Kommuniation, berasal dari kata Comuniatio atau dari kata communis yang berarti sama atau sama maknanya atau pengertian bersama, dengan maksud mengubah pikirannya, sikpa, perilaku, penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan apa yang diinginkan oleh komunikator. Jadi, dalam berkomunikasi diharapkan dapat mengubah dengan mengikuti pesan yang disampaikan oleh penyampaian pesan. Sedangkan menurut Theodore Herbert mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang didalamnya mewujudkan arti pengetahuan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud yang menapai beberapa tujuan khusus. Secara melihat pemaparan diatas, jadi secara komunikasi dapat di definisikan sebagai usaha memindahkan pengetahuan antar manusia dengan tujuan untuk mengubah pikiran, sikap dan perilaku bagi penerima pesan untuk memenuhi keinginan komunikator.

Komunikasi interpersonal atau disebut juga dengan komunikasi antar personal atau komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang dilakukan oleh individu untuk saling bertukar gagasan ataupun pemikiran kepada individu lainnya. Atau dengan kata lain, komunikasi interpersonal adalah salah satu konteks komunikasi dimana setiap orang individu mengkomunikasikan perasaan, gagasan, emosi, serta informasi lainnya secara tatap muka kepada individu lainnya. Komunikasi interpersonal dapat dilakukan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Komunikasi interpersonal tidak hanya tentang apa yang dikatakan dan apa yang diterima namun juga tentang bagaimana hal itu yang dikatakan, namun bagaimana bahasa tubuh yang digunakan, dan apa ekspresi yang diberikan. Berikut beberapa pengertian komunikasi interpersonal menurut para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • r Miller dan M. Steinberg (1975) Komunikasi interpersonal dapat dipandang sebagai komunikasi yang terjadi dalam suatu hubungan interpersonal
  • Judy C. Pearson,dkk (2011) Komunikasi interpersonal sebagai proses yang menggunakan pesan-pesan untuk mencapai kesamaan makna antara paling tidak antara dua orang dalam sebuah situasi yang memungkinkan adanya kesempatan yang sama bagi pembicara dan pendengar.
  • Joseph A. Devito (2013) Komunikasi interpersonal adalah interaksi verbal dan nonverbal antara dua tau kadang kadang lebih dari dua orang yang saling tergantung satu sama lain.
  • Ronald B. Adler, dkk (2009) Komunikasi interpersonal adalah semua komunikasi antara dua orang atau secara kontekstual komunikasi interpersonal.

Dari beberapa pengertian diatas dan beberapa pengertian menurut para ahli dapat kita simpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan dalam suatu hubungan interpersonl antara dua orang atau lebih, baik secara verbal maupun nonverbal, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan maknanya.

Proses komunikasi interpersonal

Proses komunikasi ini adalah bentuk langkah-langkah yang menggambarkan terjadinya suatu kegiatan komunikasi. Memang dalam kenyataannya, kita tidak pernah berpikir terlalu sedetail mungkin mengenai suatu proses komunikasi. Hal ini disebabkan, dengan kegiatan komunikasi sudah sering terjadi secara rutin dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat, sehingga kita tidak lagi merasa perlu menyusun langkah-langkah tertentu lagi secara sengaja ketika akan berkomunikasi. Secara sederhana dapat kita kemukakan suatu asumsi bahwa proses komunikasi interpersonal akan terjadi apabila ada pengirim yang menyampaikan suatu informasi berupa lambang verbal maupun lambang yang non verbal kepada penerima dengan menggunakan medium suara manusia maupun dengan menggunakan medium tulisan. Berdasarkan asumsinya ini maka dapat dikatakan bahwa dalam proses komunikasi interpersonal terdapat suatu komponen-komponen komunikasi yang secara integratif yang saling berperan yang sesuai dengan karakteristik komponen itu sendiri.

Tujuan komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan action oriented, ialah suatu tindakan yang berorientasi pada suatu tujuan tertentu. Tujuan komunikasi interpersonal itu sangat bermacam-macam, beberapa diantaranya dipaparkan sebagai berikut:

  1. Mengungkapkan perhatian kepada orang lain salah satu tujuannya komunikasi interpersonal adalah untuk mengungkapkan suatu perhatian kepada orang lain.
  2. Menemukan diri sendiri artinya yaitu seseorang melakukan komunikasi interpersonal karena ingin mengetahui dan ingin mengenali karakteristik diri pribadi berdasarkan informasi dari orang lain.
  3. Menemukan dunia luar dengan komunikasi interpersonal ini diperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi dari orang lain, termasuk juga informasi yang penting dan informasi yang actual.
  4. Membangun dan juga memelihara hubungan yang harmonis sebagai makhluk hidup yang berjiwa sosial, salah satu kebutuhan setiap orang yang paling besar adalah dengan membentuk dan memelihara hubungan yang baik dengan orang lain.
  5. Mempengaruhi suatu sikap dan suatu tingkah laku komunikasi interpersonal ialah suatu proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung maupun secara tidak langsung dengan menggunakan salah satu media.
  6. Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu ada kalanya, seseorang melakukan komunikasi interpersonal sekedar mencari kesenangan atau hiburan.
  7. Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi, komunikasi interpersonal dapat menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi dan salah interprestasi yang selalu terjadi antara sumber dan penerima pesan.
  8. Memberikan bantuan atau konseling ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya.

Hubungan Interpersonal

Menurut Jalaludin Rachmat dalam bukunya psikologi komunikasi (1996:119) mengatakan komunikai yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan dalam berkomunikasi sekunder ini terjadi, bila isi pesan kita pahami, tetapi hubungan diantara komunikasi menjadi rusak. Komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting” tulis Anita Taylor st al. (1977:187).

Banyak penyebab dari rintangan komunikasi berakibat kecil saja bila ada hubungan baik diantara komunikan. Sebaliknya, pesan yang paling jelas, paling tegas dan paling cermat tidak dapat menghindari suatu kegagalan, jika terjadi hubungan yang jelek. Hal ini juga bisa terjadi dalam situasi antara guru dan murid. Hubungan yang tidak baik yang diciptakan oleh guru dengan anak didiknya akan mengakibatkan terjadinya hubungan yang kurang harmonis, misalnya guru terlalu kaku dalam mengajar, terlalu keras dalam membimbing, terlalu lembut dalam mengajar. Hal tersebut bisa mempengaruhi proses komunikasi atau penyampaian pesan kepada muridnya. Anak bisa cenderung takut, bisa cenderung terlalu berani, atau pun tidak memperhatikan apa yang diajarkan. Setiap kali kita melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekadar menyampaikan isi pesan, kita juga menentukan kadar hubungan internasional, bukan hanya menentukan content tetapi juga relationship perhatikan kalimat-kalimat dibawah ini. isinya sama menanyakan nama anda, tetapi juga mendefinisikan hubungan internasional.

Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal

Menurut suranto (2011:14-16) ciri-ciri komunikasi interpersonal sebagai berikut:

  1. Arus pesan dua arah, arus dua arah ini berlangsung secara berkelanjutan. Komunikator dan komunikan dapat berganti peran secara cepat, komunikator dapat berubah peran sebagai penerima pesan maupun sebagai pengirim pesan.
  2. Suasana non formal, komunikasi interpersonal yang terjalin biasanya berlangsung dengan suasana non formal dan pendekatan pribadi.
  3. Umpan balik segera, karena komunikasi interpersonal berlangsung secara tatap muka maka umpan balik dapat kita ketahui dengan segera. Komunikan segera memberikan respon secara verbal yang berupa kata kata atau non verbal misalnya dengan pandangan mata, raut muka, anggukan dan lain sebagainya.
  4. Peserta komunikasi berada dalam jarak dekat, di sini yang dimaksud jarak dekat yaitu fisik atau peserta komunikasi yang saling bertatap muka dalam satu lokasi maupun psikologis yang menunjukkan keintiman antar individu.
  5. Peserta komunikasi menggirim dan menerima pesan secara simultan dan secara spontan, baik verbal maupun non verbal. Untuk meningkatkan keefektifan komunikasi interpersonal peserta komunikasi berupaya saling menyakinkan dengan mengoptimalkan penggunaan pesan verbal maupun pesan yang non verbal secara bersamaan, saling mengisi, saling memperkuat sesuai dengan tujuan komunikasi.

Peran guru di kelas:

  1. Peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, memberikan motivator sebagai suatu pemberi inspirasi dan suatu dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta suatu nilai-nilai orang yang menguasai bahan yang sedang diajarkan.
  2. Peranan guru disekolah sebagai pegawai (employee) dalam suatu hubungan kedinasan, sebagai bawahan (subordinate), terhadap suatu atasan, sebagai kolega dalam hubungannya dengan teman yang sejalan. Sebagai mediator dalam hubungannya dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin, evaluator dan sebagai pengganti orang tua.
  3. Guru juga mempunyai tugas dan peranan antara lain, menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan juga mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi suatu kegiatan siswa.
  4. Federasi dan organisasi guru professional guru sedunia, mengungkapkan bahwa peranan guru disekolah, tidak hanya sebagai transmiter dari ide tetapi juga sebagai transformer dan katalisator dari nilai dan sikap.

Bentuk-bentuk komunikasi

Agar proses komunikasi dalam pendidikan berjalan efektif maka patut diketahui berbagai macam bentuk komunikasi yang sering dilakukan, sehingga dapat diketahui apakah seseorang sedang melakukan suatu komunikasi antarpribadi, komunikasi antar kelompok maupun komunikasi massa. Hal ini sesuai dengan pendapat Djajadisatra bahwa bentuk atau cara komunikasi dibagi kedalam tiga bagian yaitu komunikasi antarpribadi atau yang sering disebut dengan istilah komunikasi interpersonal. Disamping komunikasi antarpribadi, dikenal juga dengan istilah komunikasi antar kelompok. Pada komunikasi antarkelompok ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu komunikasi kelompok besar dan komunikasi kelompok kecil. Selanjutnya yaitu komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang melibatkan orang banyak didalamnya. Dalam komunikasi massa ini diperlukan suatu media massa agar dapat mencapai sasaran yang banyak dan sasaran yang diinginkan dengan jangkauan yang sangat begitu luas bahwan tidak terbatas. Media yang dapat digunakan dalam komunikasi massa ini berupa surat kabar atau berupa koran, majalah, radio, televisi, internet, facebook dan media massa yang lainnya.

Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses pertukaran informasi yang dianggap paling penting dan menjadi keharusan bagi setiap insan, baik dalam suatu organisasi formal maupun dalam non formal. Tidak seorang pun manusia diatas dunia ini yang tidak melakukan komunikasi. Adanya sejumlah kebutuhan di dalam diri setiap individu hanya dapat dipuaskan melalui kegiatan komunikasi antar sesamanya. Oleh, karena itu, penting bagi semua orang untuk memiliki keterampilan untuk berkomunikasi, tanpa adanya yang membatasi oleh pejabat, status sosial maupu stratifikasi dalam kehidupan sosialnya. Dalam praktik pembelajaran, komunikasi interpersonal berlangsung antara guru dan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas serta didalam maupun diluar lingkungan sekolah. Lebih dari itu, dalam konteks pembelajaran aktif, kompetensi interpersonal, termasuk kemampuan untuk melakukan komunikasi interpersonal, guru menjadi dalah satu kompetensi dari empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru yaitu salah satunya kompetensi sosial. Kompetensi sosial, indikatornya yaitu:

  1. Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan dengan isyarat
  2. Menggunakan suatu teknologi komunikasi dan teknologi informasi secara fungsional
  3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua ataupun wali peserta didik, bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma-norma serta sistem niali yang berlaku
  4. Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan

Tanda-tanda komunikasi interpersonal yang efektif

Melalui komunikasi seseorang dapat menemukan dirinya sendiri, dan menetapkan hubungannya dengan dunia di sekitarnya. Hubungan seseorang dengan orang lain akan menentukan kualitas hidup seseorang. Bila orang lain tidak memahami gagasannya, bila pesan yang dapat menjengkelkan orang lain, bila seseorang tidak berhasil mengatasi perilaku karena orang lain menentang pendapatnya dan tidak mau membantunya, bila semakin sering berkomunikasi semakin jauh jarak seseorang dengan orang lain. Bila seseorang selalu gagal untuk medorong orang lain yang bertindak, maka seseorang itu telah gagal dalam berkomunikasi karena komunikasinya tidak begitu efektif..

Bagaimana tanda-tanda komunikasi yang efektif itu ? komunikasi yang efektif menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, paling tidak menimbulkan lima hal yaitu: 1. Kesenangan 2. Pengaruh pada sikap 3. Hubungan yang main baik 4. Tindakan 5. Pengertian.

Proses terjadinya komunikasi

Proses komunikasi dapat terjadi bila sumber atau komunikator menyampaikan gagasan atau informasi, saran, permintaan dan seterusnya yang ingin disampaikan kepada penerima dengan maksud yang tertentu. Untuk itu akan diterjemahkan gagasan tersebut menjadi suatu simbol-simbol atau proses encoding berupa komunikasi verbal atau komunikasi non verbal yang selanjutnya disebut message atau pesan, setlah pesan sampai pada penerima, selanjutnya terjadi proses decoding, yaitu menafsirkan pesan tersebut, setelah itu terjadilah respons pada penerima pesan. Dengan demikian, semua aspek belajar manusia adalah melalui aspek komunikasi karena belajar adalah lewat respon-respon komunikasi terhadap rangsangan dari lingkungan. Proses komunikasi dengan menjadi baik pesan-pesan akan dikenali, diterima dan juga direspon oleh setiap individu-individu yang saling berinteraksi saat berkomunikasi dalam pembelajaran.

Aspek yang harus diperhatikan oleh pelaku komunikasi interpersonal yaitu:

  1. Keterbukaan ( openness), keterbukaan yaitu keinginan untuk membuka diri dalam hal berinteraksi dengan orang lain. Penulisa dapat melihat bahwa antara guru dan siswa autis sudah terbangun komunikasi interpersonal yang bersifat terbuka dan penuh kasih sayang antara satu sama lain karena di antara mereka yang sudah terbangun chemistry yang sangat erat. Siswa autis merasa sangat percaya dengan masing-masing guru yang mengajarinya, mereka mematuhi perintah yang diberikan oleh gurunya. Mereka juga sudah merasa sangat nyaman dengan guru yang mengajari mereka saat ini.
  2. Empati (empathy), empati diartikan sebagi kemampuan untuk mengetahui apa yang dirasakan oleh orang lain. Dalam hal ini, masing-masing informan dalam penulisan ini bisa dikatakan kurang memiliki rasa empati terhadap orang lain. Bukan berarti mereka sama sekali tidak perduli dengan apa yang dirasakan orang lain, tetapi tingkat kepekaannya yang masih terbilang kurang jika dibandingkan antara kedua informan penulisan ini. namun rasa empati ini masih bisa terus ditingkatkan dengan cara mengajarkan mereka untuk terus bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mereka dapat merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang lain.
  3. Dukungan (supportiveness), dalam hal ini, dukungan yang dibutuhkan oleh anak autis yaitu dukungan moral yang diberikan oleh keluarga dan guru. Dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekatnya, maka proses komunikasi interpersonal yang terjalin dalam mengembangkan bakat dan kreativitas anak autis dapat memberikan respon yang positif dan membuat mereka merasa percaya diri karena mereka merasa banyak orang yang sangat perduli dan sayang kepada mereka walaupun dengan kekurangan yang mereka miliki.
  4. Perasaan positif (positiveness), sikap positif dalam komunikasi interpersonal berarti bahwa kemampuan seseorang dalam memandang dirinya secara positif dan dapat menghargai orang lain. Sikap positif yang ditunjukkan guru terhadap siswa autis dalam komunikasi interpersonal yang terjalin diantara mereka yaitu dengan memberikan perhatian dan kasih sayang yang khusus kepada mereka serta memberikan pujian ataupun penghargaan ketika siswa autis melakukan hal-hal positif yang sangat bermanfaat.
  5. Kesamaan (equality) Kesamaan berarti kita dapat menerima dan merasa sama dengan orang lain. Dalam hal ini, guru harus memposisikan dirinya sebagai teman dekat dari siswa autis. Mereka harus bisa menciptakan komunikasi interpersonal yang baik. Guru sebagai seorang pendidik sudah mengabdi untuk membimbing dan mengarahkan siswa autis agar bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Komunikasi yang dibangun tidak lepas dari rasa kasih sayang, saling keterbukaan, dan rasa kepercayaan antara satu sama lain. Dari komunikasi interpersonal yang terjalin antara guru dan siswa autis, maka sudah terbangun kedekatan emosi di antara mereka. Dengan terbangunnya kedekatan emosi tersebut maka lebih mudah bagi guru untuk memahami karakteristik anak didik mereka masing-masing. Mereka juga sudah mengetahui trik/cara-cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi emosi anak autis yang tidak tentu, mulai dari bagaimana cara agar membuat anak autis fokus dalam belajar, cara menjaga kestabilan emosi dan mood anak autis, serta metode pengajaran yang tepat dilakukan di dalam kelas.

Sikap guru kepada siswa dalam berkomunikasi

Agar terciptanya hubungan antara guru dengan siswa lebih akrab dan menguntungkan, terutama dalam situasi akademik, maka guru dan siswa harus mempunyai sikap sebagai berikut:

  1. Keduanya, harus saling mengenali. Seorang guru yang tidak mengenali siswanya, demikian pula sebaliknya, tidak akan timbul kasih sayang antara bapak/ibu dan anak, karena tidak adanya kasih sayang inilah jarak antara keduanya akan semakin jauh.
  2. Bersikap terbuka, sehingga akan menimbulkan mental keduanya untuk menerima saran dan kritik. Selain itu dapat mengakrabkan hubungan, karena hal ini menyebabkan kedua belah pihak mengakui eksistensi, mengakui dan menyadari akan hak kewajiban masing-masing
  3. Saling percaya dan menghargai, seorang guru yang menaruh kepercayaan terhadap kemampuan siswanya akan bersikap mau menghargai dan mendudukan mereka sebagai patner, bukan sebagai bawahan yang selalu harus menerima perintah
  4. Guru berkesungguhan hati maupun membimbing siswa, demikian pula halnya siswa dengan kesungguhan hati yang mau dibimbing

Motivasi Belajar

Secara etimologi motivasi berasal dari kata “motif “ yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif merupakan daya penggerak dari dalam untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.8 Berbicara tentang motivasi banyak para ahli mengemukakan pendapat tentang motivasi diantaranya:

1) Mulyasa, motivasi adalah yenaga pendorong atau penarik yang meyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu.

2) Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energy daalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanda tanggapan terhadap adanya tujuan1

3) Martin Handoko, motivasi sebagai suatu tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan, mengorganisasikan tingkah lakunya.

4) Moh. User Usman, motivasi adalah sebagai suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorongkan tingkah lakunya berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan Belajar umumnya dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku seseorang setelah mempelajari suatu objek (pengetahuan, sikap atau keterampilan) tertentu. Perubahan perilaku tersebut tampak dalam penguasaan siswa pada polapola tanggapan (respons) baru terhadap lingkungannya yang berupa keterampilan (skill), kebiasaan (habit), sikap atau pendirian (attitude), kemampuan (ability), pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding), emosi (emosional), apresiasi (appreciation), jasmani dan etika atau budi pekerti, serta hubungan sosial.13Kemudian menurut Wherington belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadi yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa. kecakapan sikap, kepandaian, atau suatu pengertian. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan suatu keinginan/dorongan pada diri seseorang untuk melakukan aktivitas belajar yang menghasilkan perubahan sikap dan tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, serta hasil dalam proses pembelajaran dikarenakan adanya keinginan yang mendorong untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam belajar tersebut.

Peran ganda seorang guru

Guru mempunyai peran ganda dan sangat strategis dalam kaitannya dengan kebutuhan siswa. Peran dimaksudkan adalah guru sebagai guru, guru sebagai orang tua, dan guru sebagai sejawat belajar.

Guru sebagai guru.

Pekerjaan utama guru adalah mengajar dan mendidik siswa siswa, yang berusaha agar semua siswanya mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diajarkan dengan baik.

Guru sebagai orang tua.

Tempat mencurahkan segala perasaan siswa, tempat mengadu siswa ketika mengalami gangguan. Siswa merasa aman dan nyaman ketika dekat dengan guru, bahkan merasa rindu jika tidak bertemu guru. Interaksi guru dan siswa bagaikan hubungan orang tua dan anak, hangat, akrab, harmonis, dan tulus.

Guru sebagai teman.

Sebagai pasangan untuk berbagai pengalaman dan beradu argumentasi dalam diskusi secara informal. Guru tidak merasa direndahkan jika siswa tidak sependapat, atau memang pendapat siswa yang benar, dan menerima saran siswa murid yang masuk akal. Hubungan guru dan siswa mengutamakan nilai-nilai demokratis dalam proses pembelajaran.

Dampak Interaksi Guru dan Siswa

Dampak Negatif

  1. Kontrol dan batasan terhadap siswa sangat ketat, atau malah guru menerapkan sedikit sekali kontrol. Guru tidak tegas dalam menjalankan peraturan kelas (inkonsisten). Cenderung menjadi teman bagi siswa, permisif atau serba boleh atau malah tidak mau terlibat dengan siswa sama sekali.
  2. Lay out kelas tetap sama, tidak mengubah -ubah letak tempat duduk siswa sesuai dengan kegiatan pembelajaran.
  3. Siswa melanggar langsung dihukum, guru tidak mau mendengar alasan siswa,keputusan semua berasal dari guru. Siswa mengalami kekurangan motivasi karena aspirasinya tidak didengar.
  4. Komunikasi hanya satu arah, kelas baru dianggap baik apabila sunyi. Saat guru berbicara, siswa mendengar saja, siswa menjadi tidak berinisiatif karena siswa tidak boleh interupsi. Siswa takut menjalin komunikasi dengan guru.
  5. Tidak ada minat dan perhatian terhadap siswa, Tidak perhatian pada siswa, telalu memperhatikan emosi siswa dari pada kesuksesan pengelolaan kelas. Tidak menerapkan disiplin kepada siswa, hanya memperhatikan siswa jika mereka berbuat negatif, tidak ada penghargaan bagi mereka yang sudah berbuat positif.
  6. Tidak kreatif, menggunakan materi yang sama setiap tahun, tidak ada variasi, guru tidak mempersiapkan kelasnya.

Dampak Positif

Mendengarkan dan tidak mendominasi.

Karena siswa merupakan pelaku utama dalam pembelajaran, maka guru harus memberi kesempatan agar siswa dapat aktif. Upaya pengalihan peran dari fasilitator kepada siswa bisa dilakukan sedikit demi sedikit.

Bersikap sabar.

Aspek utama pembelajaran adalah proses belajar yang dilakukan oleh siswa itu sendiri. Jika guru kurang sabar melihat proses yang kurang lancar lalu mengambil alih proses itu, maka hal ini sama dengan guru telah merampas kesempatan belajar siswa.

Menghargai dan rendah hati.

Berupaya menghargai siswa dengan menunjukan minat yang sungguh-sungguh pada pengetahuan dan pengalaman mereka

Mau belajar.

Seorang guru tidak akan dapat bekerja sama dengan siswa apabila dia tidak ingin memahami atau belajar tentang mereka.

Bersikap sederajat.

Guru perlu mengembangkan sikap kesederajatan agar bisa diterima sebagai teman atau mitra kerja oleh siswanya

Bersikap akrab dan melebur.

Hubungan dengan siswa sebaiknya dilakukan dalam suasana akrab, santai, bersifat dari hati ke hati (interpersonal realtionship), sehingga siswa tidak merasa kaku dan sungkan dalam berhubungan dengan guru.

Tidak berusaha menceramahi.

Siswa memiliki pengalaman, pendirian, dan keyakinan tersendiri. Oleh karena itu, guru tidak perlu menunjukkan diri sebagai orang yang serba tahu, tetapi berusaha untuk saling berbagai pengalaman dengan siswanya, sehingga diperoleh pemahaman yang kaya diantara keduanya.

Berwibawa.

Meskipun pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang akrab dan santai, seorang fasilitator sebaiknya tetap dapat menunjukan kesungguhan di dalam bekerja dengan siswanya, sehingga siswa akan tetap menghargainya.

Tidak memihak dan mengkritik.

Di tengah kelompok siswa seringkali terjadi pertentangan pendapat. Dalam hal ini, diupayakan guru bersikap netral dan berusaha memfasilitasi komunikasi di antara pihak-pihak yang berbeda pendapat, untuk mencari kesepakatan dan jalan keluarnya.

Bersikap terbuka.

Biasanya siswa akan lebih terbuka apabila telah tumbuh kepercayaan kepada guru yang bersangkutan. Oleh karena itu, guru juga jangan segan untuk berterus terang bila merasa kurang mengetahui sesuatu, agar siswa memahami bahwa semua orang selalu masih perlu belajar

Bersikap positif.

Guru mengajak siswa untuk mamahami keadaan dirinya dengan menonjolkan potensi-potensi yang ada, bukan sebaliknya mengeluhkan keburukan-keburukannya. Perlu diingat, potensi terbesar setiap siswa adalah kemauan dari manusianya sendiri untuk merubah keadaan

Penutup

Proses belajar mengajar antara guru dan siswa merupakan salah satu contoh bentuk komunikasi sehari-hari. Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar salah satunya yaitu mencapai tujuan pendidikan. Adanya komunikasi antara guru dan murid dalam pembelajaran sangatlah penting. Tanpa adanya komunikasi, proses belajar mengajar tidak akan bisa digunakan dalam kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik. Bentuk komunikasi yang efektif untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah bentuk komunikasi antarpersonal. Karena dalam kedua proses tersebut dapat menghasilkan feedback atau timbal balik yang dimana dapat mengetahui apakahh komunikasi dapat diterima dengan baik atau tidak. Selain itu kedua proses tersebut dapat memaksimalkan penyampaian informasi dari guru kepada siswanya. Agar informasi yang diberikan oleh guru dapat diterima dan dicerna dengan baik oleh siswanya.

Untuk memperoleh pembelajaran yang berkualitas agar menghasilkan prestasi belajar yang berkualitas pula. Maka perlu diperhatikan unsur-unsur yang secara langsung berkaitan dengan berlangsungnya suatu proses belajar mengajar tersebut. Yang terpenting adalah komunikasi yang terjadi didalamnya. Selain komunikasi, ada juga hal lain yang harus diperhatikan yaitu guru, siswa, kurikulum dan sarana, serta faktor lain yang sifatnya kontekstual agar peranan komunikasi dalam proses belajar mengajar dapat terealisasi dengan sangat baik, yaitu agar dapat tercapainya suatu tujuan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

S Susanti, E Sudaryanto, UC Nasution. (2016).komunikasi interpersonal antara guru dengan siswa. Jurnal.untang-sby.ac.id

WP Pontoh – Acta Diurna komunikasi. (2013). Peranan komunikasi interpersonal guru dalam meningkatkan pengetahuan anak. Ejournal.unsrat.ac.id

D Setyaningrum, SP Lestari – jurnal Egaliter. (2017). Korelasi komunikasi interpersonal guru dengan siswa terhadap motivasi belajar. Jurnal.unpand.ac.id

AA Dermawan. (2018). Komunikasi interpersonal guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Repository.uinsu.ac.id

SA Ritonga, EJ Hasibuan – jurnal simbolika. (2016). Komunikasi interpersonal guru dan siswa dalam mengembangkan bakat dan kreativitas anak autis. Research and – ojs.uma.ac.id

B Mustika – AL – HIKMAH. (2019). Hubungan komunikasi antar pribadi guru dan siswa dengan motivasi belajar siswa. Ejournal.uniks.ac.id

A surainsyah. (2015). Strategi kepemimpinan kepala sekolah,guru, orang tua dan masyarakat dalam membentuk karakter siswa. http://sule-epol.blogsport.com/2015/06/makalah-komunikasi-siswa-dan-guru-di.html?=1. Diakses pada 11 desember 2020

Fatimah S. (2019). Komunikasi antara guru dengan siswa dan pengaruhnya terhadap perilaku anak. academia.edu. https://www.academia.edu/39813552/makalah – komunikasi- antara – guru – dengan – siswa – dan – pengaruhnya. Diakses pada 11 desember 2020

Haqi L. (2015). Pengaruh komunikasi guru dengan siswa terhadap motivasi belajar. Eprints. Walisongo.ac.id. https://eprints.walisongo.ac.id/4596/1/112911024.pdf. diakses pada 11 desember 2020

Shazlinda S.N. (2019). Pengaruh komunikasi guru dengan siswa terhadap perilaku belajar siswa. Eprints.unm.ac.id. diakses pada 12 desember 2020