Matematika Penjumlahan Bilangan Bulat
PENERAPAN TEKNIK GERAK LANGKAH
MAJU MUNDUR DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT
BAGI SISWA KELAS V SEMESTER I
SD NEGERI 04 BONGAS
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Thomas
Guru/Kepala SD Negeri 04 Bongas Kecamatan Watukumpul Pemalang
ABSTRAK
Pada waktu menghadapi kenyataan prestasi siswanya rendah, guru selalu terpikirkan kenapa bisa begitu padahal sudah berusaha semaksimal mungkin. Begitu juga yang terjadi pada siswa kelas V semester I SD Negeri 04 Bongas prestasi belajar matematika penjumlahan bilangan bulat sangat rendah dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian sebesar 36,47dengan tingkat ketuntasan 23,53%. Upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas V Semester I pun dilakukan. Penulis merencanakan tindakan melalui teknik gerak langkah maju mundur yang menyenangkan. Tindakan dirancang dalam dua siklus penelitian. Siklus I sebagai tahap penanaman dan pemahaman konsep, sedangkan siklus II sebagai tahap pembinaan keterampilan. Tujuan pemberian tindakan adalah untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa Kelas V Semester I. Indikator kinerja penelitian adalah meningkatnya nilai rata-rata dari 36,47 menjadi 65 dan tingkat ketuntasan dari 23,53% menjadi 70%.
Pemberian tindakan melalui teknik gerak langkah maju mundur dan pembinaan keterampilan dengan teknik mencari selisih menunjukkan hasil yang signifikan. Pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 60,74 dengan tingkat ketuntasan mencapai 52,94%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata mencapai 70,15 dengan tingkat ketuntasan sebesar 76,47%. Berdasarkan hasil capaian tersebut membuktikan bahwa penerapan teknik gerak langkah maju mundur berhasil meningkatkan prestasi belajar matematika penjumlahan bagi siswa Kelas V Semester I. Mendasarkan pada hasil penelitian yang didukung oleh fakta empirik maka disimpulkan bahwa penerapan teknik gerak langkah maju mundur dapat meningkatkan prestasi belajar matematika penjumlahan bilangan bulat bagi siswa Kelas V Semester I SD Negeri 04 Bongas tahun pelajaran 2010/2011.
Kata kunci: gerak langkah maju mundur, teknik mencari selisih
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap guru pasti mendambakan prestasi belajar siswanya tinggi. Namun pada saat prestasi belajar yang diraih siswa tidak sesuai harapan maka guru akan bersedih. Guru akan segera melakukan refleksi diri serta berusaha mencari cara terbaik untuk mengatasinya. Prestasi belajar matematika penjumlahan bilangan bulat siswa Kelas V Semester I SD Negeri 04 Bongas tahun pelajaran 2010/2011 masih sangat rendah dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian yang hanya mencapai 36,47dengan tingkat ketuntasan 23,53%.
Kondisi akhir yang diharapkan adalah prestasi belajar matematika siswa Kelas V Semester I meningkat dengan tingkat ketuntasan yang tinggi. Guru menerapkan teknik inovasi pembelajaran yang menyenangkan. Upaya penanaman konsep yang dilakukan guru mudah dipahami siswa sehingga siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Kenyataan dengan harapan terdapat kesenjangan yang mencolok. Kesenjangan itu terjadi pada sisi prestasi belajar matematika siswa Kelas V Semester I yang rendah dilihat dari nilai rata-rata dan tingkat ketuntasan dengan harapan dapat meningkat. Kesenjangan juga terjadi pada sisi guru yang dalam mengelola pembelajaran belum melibatkan aktivitas siswa dengan harapan akan menerapkan pembelajaran inovatif yang menyenangkan sehingga siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Pembatasan Masalah
Agar tidak menimbulakan penafsiran yang bermacam-macam, diperlukan adanya pembatasan masalah sebagai definisi operasional dari penelitian ini. Hal-hal yang perlu dilakukan pembatasan antara lain:
1. Upaya berarti usaha/ikhtiar yaitu usaha guru untuk meningkatkan prestasi belajar matematika penjumlahan bilangan bulat bagi siswa Kelas V Semester I.
2. Prestasi berarti hasil yang telah dicapai maksudnya adalah hasil belajar matematika yang dicapai siswa setelah diberi tindakan oleh guru melalui penerapan teknik gerak langkah maju mundur.
3. Penjumlahan bilangan bulat adalah menjumlahkan bilangan bulat positif dan negatif dengan dua atau lebih tanda operasi hitung penjumlahan.
4. Teknik gerak langkah maju mundur adalah teknik penyelesaian soal melalui peragaan siswa melangkah maju mundur di atas beberan deret bilangan bulat menurut soal penjumlahan yang diberikan dengan mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan.
5. Siswa Kelas V adalah siswa Kelas V Semester I SD Negeri 04 Bongas tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 34 siswa terdiri dari 17 laki-laki dan 17 perempuan.
Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Apakah melalui penerapan teknik gerak langkah maju mundur dapat meningkatkan prestasi belajar matematika penjumlahan bilangan bulat bagi siswa Kelas V Semester I SD Negeri 04 Bongas tahun pelajaran 2010/2011?”
Cara Pemecahan Masalah
Upaya peningkatan rendahnya prestasi belajar matematika penjumlahan bilangan bulat siswa Kelas V Semester I melalui penerapan teknik gerak langkah maju mundur. Penerapan teknik gerak langkah maju mundur ini merupakan bentuk inovasi pembelajaran matematika yang menyenangkan. Tindakan yang diberikan kepada siswa direncanakan dalam dua siklus. Siklus I merupakan tahap penanaman dan pemahaman konsep, sedangkan siklus II sebagai tahap pembinaan keterampilan.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SD Negeri 04 Bongas, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk meningkatkan prestasi belajar matematika penjumlahan bilangan bulat bagi siswa Kelas V Semester I SD Negeri 04 Bongas tahun pelajaran 2010/2011.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teori hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan bagi penelitian tindakan lainnya yang relevan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa dapat meningkatkan prestasi belajar matematika penjumlahan bilangan bulat melalui penerapan teknik gerak langkah maju mundur.
b. Bagi Guru untuk mengembangkan pembelajaran matematika yang menyenangkan.
c. Bagi Sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, inovatif, kooperatif, dan menyenangkan.
d. Bagi Perpustakaan Sekolah untuk menambah perbendaharaan referensi, bagi penelitian lainnya.
KAJIAN TEORI
Pengertian Belajar dan Prestasi Belajar
Belajar adalah suatu perbuatan yang dilakukan secara terus menerus sepanjang hidup manusia dan sesuatu yang harus dilakukan oleh manusia (Muchtar Buchori,1982: 5). Menurut Muhibbin Syah (1995: 91) “belajar adalah perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”. Ngalim Purwanto (1990:85) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,tetapi juga ke yang lebih jelek. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. Untuk dapat disebut belajar maka perubahan itu harus relatif mantap. Tingkah laku yang mengalami perubahaaan menyangkut berbagai aspek. Oemar Hamalik (2003:27) memberikan penjelasan tentang pengertian belajar adalah (a) modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (b) suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Menurut pengertian (a), belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Tujuan belajar itu prinsipnya sama, yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaiannya.Dari berbagai devinisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar mengandung unsur suatu proses, adanya perubahan tingkah laku, terjadi melalui latihan dan pengalaman, tingkah laku yang mengalami perubahan menyangkut beberapa aspek, proses tersebut mengarah pada suatu tujuan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1990:700) prestasi diartikan sebagai “hasil yang telah dicapai”, menurut Winkel (1983:152) prestasi adalah ”pencapaian hasil atau tingkat keberhasilan seseoarang yang dicapai dalam suatu kerja atau usaha”. Dari definisi tersebut terlibat bahwa prestasi selalu diawali dengan usaha kegiatan sehingga prestasi merupakan puncak atau hasil dari kegiatan sehari-hari. Prestasi belajar adalah “penguasaan atau keterampilan yang dikembangkan mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nili tes atau angka yang diberikan guru” (Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990: 700). Sedangkan menurut Sutratinah Tirtonegoro (1989: 43) prestasi belajar adalah “hasil pengukuran serta penilaian hasil belajar”. Jadi yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang merupakan hasil pengukuran serta penilaian yang dilakukan guru.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Dimyati Mahmud (1989: 99) memberi penjelasan tentang faktor yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi faktor internal seperti dorongan untuk berprestasi dan eksternal seperti status sosial ekonomi. Senada dengan itu Abu Ahmadi (1982: 75) menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di samping datang dari individu juga dari lingkungan siswa yang meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Roestiyah NK (1989: 156-158) membagi faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang datang dari lingkungan adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Kesulitan Belajar
Kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Setiap orang yang melakukan kegiatan belajar pasti menemui masalah belajarnya. Menurut Max Darsono (2001:62) masalah belajar ialah berbagai problema yang menghambat atau mengganggu proses belajar atau pencapaian tujuan belajar. Masalah belajar yang tidak segera tertanggulangi akan mengakibatkan kesulitan belajar bagi siswa kelak. Faktor yang menyebabkan timbulnya masalah belajar antara lain: kemampuan belajar yang rendah, sikap dan kebiasaan belajar yang tidak memadai, bakat dan minat tidak sesuai dengan bahan yang dipelajari, kondisi fisik tidak menunjang, sarana belajar tidak memadai, serta lingkungan belajar yang tidak mendukung. Salah satu bidang yang perlu diperhatikan guru agar interaksi benar-benar dapat berjalan dengan lancar adalah menanamkan kebiasaan pada siswa agar memiliki keterampilan untuk belajar sendiri serta belajar dalam kesatuan kelompok yang berdiri sendiri.
Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika
a. Teori Belajar Menurut Bruner dalam Ruseffendi (1994: 23) mengemukakan bahwa dalam proses belajar matematika siswa melewati tiga tahap yaitu: (1) tahap enaktif, siswa secara langsung terlibat dalam memani-pulasi objek (benda-benda) konkrit, (2) tahap ikonik, kegiatan yang dilakukan siswa berhubungan dengan mental, yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya. Siswa tidak langsung memani-pulasi objek seperti yang dilakukan dalam tahap enaktif, dan (3) tahap simbolik, siswa memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu. Siswa tidak lagi terikat dengan objek-objek pada tahap sebelumnya. Siswa pada tahap ini sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek real.
b. Teori Belajar Menurut Thorndike
Edward L. Thorndike dalam Ruseffendi (1994: 27) mengemukakan teori belajar yang lebih dikenal dengan teori stimulus-respon (koneksionisme). Teori ini menyatakan bahwa pada hakikatnya belajar merupakan proses pemben-tukan hubungan antara stimulus dan respon. Thorndike juga mengemukakan dalil atau hukum yang mengakibatkan munculnya stimulus-respon ini, yaitu hukum kesiapan (law of readiness), hukum latihan (law of exercise), dan hukum akibat (Law of Effect). Hukum kesiapan menerangkan bahwa siswa akan lebih berhasil belajarnya jika ia telah siap untuk melakukan kegiatan belajar. Hukum latihan menyatakan bahwa jika pengulangan/latihan sering dilakukan dengan frekwensi teratur dengan bentuk pengulangan/latihan yang tidak membosankan dengan sajian kegiatan yang menarik akan memberikan dampak positif. Dalam hukum akibat memberikan gambaran bahwa jika suatu tindakan yang dilakukan siswa menimbulkan hal-hal yang mengakibatkan kepuasan bagi dirinya, tindakan tersebut cenderung akan diulanginya. Sebaliknya tiap-tiap tindakan yang mengakibat-kan kekecewaan atau hal-hal yang tidak menyenangkan, cenderung akan dihindarinya.
c. Teori Belajar Menurut W. Brownell
W. Brownell dalam Ruseffendi (1994: 31) mengemukakan bahwa belajar matematika harus merupakan belajar bermakna dan pengertian. Dia menegaskan bahwa belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses yang bermakna. Bila diperhatikan, teori yang dikemukakan Brownell ini sesuai dengan teori belajar mengajar gestalt. Menurut teori belajar-mengajar gestalt, latihan hafal atau yang lebih dikenal dengan sebutan drill adalah sangat penting dalam kegiatan pengajaran, cara ini diterapkan setelah tertanamnya pengertian.
Drs. Karso (1998:1.35) berpendapat bahwa tujuan akhir dari belajar matematika adalah pemahaman terhadap konsep-konsep matematika yang relatif abstrak. Teori-teori belajar sebagai jembatan dalam memahami konsep matematika, siswa yang harus belajar sesuai dengan hakikat matematika. Pembelajaran matematika menuntut peserta didik berpartisipasi secara aktif. Berdasarkan pendapat tersebut guru hendaknya berpedoman kepada bagaimana mengajarkan matematika itu sesuai dengan kemampuan berpikir siswanya. Hendaknya proses pembelajaran matematika berjalan secara menyenangkan lebih diarahkan untuk kepentingan siswa.
Pembelajaran matematika penjumlahan bilangan bulat melalui penerapan teknik gerak langkah maju mundur merupakan bentuk inovasi pembelajaran matematika yang menyenangkan. Berkaitan dengan inovasi pembelajaran, Nasution (2000:106) berpendapat bahwa setiap pembaharuan atau inovasi membawa sejumlah kesulitan dan masalah yang harus dipertimbangkan. Tiap pembaharuan memerlukan waktu yang cukup agar dapat diterima siswa dan dilaksanakan secara menyeluruh. Penerapan penerapan teknik gerak langkah maju mundur dalam pembelajaran matematika penjumlahan bilangan bulat butuh proses dan waktu yang cukup hingga semua siswa menerima.
Teknik Gerak Langkah Maju Mundur
Kata teknik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002: 1158) berarti metode atau sistem mengerjakan sesuatu. Jadi yang dimaksud teknik gerak langkah maju mundur adalah metode atau sistem mengerjakan soal penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif melalui peragaan gerak melangkah maju mundur di atas beberan deret bilangan bulat menurut soal yang diberikan dengan aturan tertentu. Aturan yang dipakai sebagai pedoman teknik gerak langkah maju mundur adalah:
· bilangan positif : melangkah maju
· bilangan negatif : melangkah mundur
· nol : diam/tidak melangkah
· tambah (+) : meneruskan langkah.
KERANGKA BERPIKIR PENDIDIKAN
Berawal dari permasalahan rendahnya prestasi belajar matematika siswa Kelas V semester I yang ingin ditingkatkan, penulis menyusun kerangka berpikir. Kerangka berpikir ini menjadi alur dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas. Kerangka berpikir yang penulis susun secara sederhana disajikan dalam bentuk bagan berikut ini:
KONDISI AWAL |
Belum memanfaatkan teknik pembelajaran yang menarik dan menyenangkan |
Prestasi sangat rendah |
RENCANA TINDAKAN |
KONDISI AKHIR |
Siklus 1 Prestasi belajar meningkat |
Siklus 2 Prestasi Belajar melampaui indikator kinerja |
Memanfaatkan teknik pembelajaran yang menarik dan menyenangkan |
HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan alur berpikir di atas, penulis mengajukan hipotesis tindakan bahwa diduga melalui penerapan teknik gerak langkah maju mundur dapat meningkatkan prestasi belajar matematika penjumlahan bilangan bulat bagi siswa Kelas V Semester I SD Negeri 04 Bongas tahun pelajaran 2010/2011.
PELAKSANAAN PENELITIAN
Setting Penelitian
1. Waktu penelitian pada semester I dari tanggal 19 sampai 31 Juli 2010 karena KD penjumlahan bilangan bulat dialokasikan pada semester I, serta untuk membekali siswa mengikuti UAS I.
2. Tempat penelitian di SD Negeri 04 Bongas Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang karena guru peneliti bertugas di SD Negeri 04 Bongas sehingga lebih mudah mengkoordinir siswa.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V Semester I SD Negeri 04 Bongas tahun pelajaran 2010/2011 sejumlah 34 siswa terdiri dari 17 laki-laki dan 17 perempuan.
Sumber Data
Sumber data utama diperoleh dari nilai tes siswa dan hasil pengamatan guru kolaborator, sedangkan sumber data pendukung diperoleh dari dokumen daftar kelas dan daftar nilai.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan pengamatan, sedangkan alat pengumpulan data berupa butir-butir soal tes dan lembar pengamatan.
Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh berupa data kuantitatif sehingga teknik analisis data yang dipakai adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif.
Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang ditetapkan sebagai berikut:
1. Meningkatnya nilai rata-rata dari 36,47menjadi 65;
2. Meningkatnya ketuntasan dari 23,53% menjadi 70%.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) yang dirancang dalam dua siklus dari tanggal 19 sampai 31 Juli 2010.
PLANNING |
ACTING |
OBSERVING |
REFLECTING |
PLANNING |
ACTING |
OBSERVING |
REFLECTING |
1. Siklus I
Tahapan siklus I berlangsung dari tanggal 19-24 Juli 2010.
a. Planning/Perencanaan dilaksanakan selama dua hari yaitu tanggal 19-20 Juli 2010. Persiapan yang dilakukan meliputi: menyusun RPP, membuat alat peraga, membuat lembar pengamatan, menyusun soal tes, menyusun lembar diskusi kelompok, dan membuat format penilaian.
b. Acting/Tindakan dilaksanakan tanggal 21-22 Juli 2010. Tindakan yang diberikan terintegrasi dalam pelaksanaan program pembelajaran. Merupakan tahap penanaman dan pemahaman konsep meliputi: (a) menanamkan dan memahamkan konsep, (b) menjumlahkan bilangan bulat melalui penerapan teknik gerak langkah maju mundur, (c) melaksana-kan tes siklus I soal tes 20 butir berbentuk objektif, alokasi waktu 30 menit dengan KKM sebesar 65.
c. Observing/Pengamatan, kolaborator melakukan pengamatan dengan subjek guru dan siswa. Hasil pengamatan dicatat dalam lembar pengamatan untuk mengetahui perkembangan belajar siswa serta perubahan yang terjadi.
d. Reflecting/Refleksi, guna memperoleh gambaran yang jelas tentang perkembangan belajar siswa serta perubahan yang terjadi. Hasil kegiatan ini dijadikan sebagai bahan refleksi untuk mengetahui kekuatan, kelebihan, kelemahan, serta kekurangan yang ada. Kegiatan refleksi dilaksanakan tanggal 23-24 Juli 2010.
2. Siklus II
Pelaksanaan siklus II berlangsung dari tanggal 26-31 Juli 2010 meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
a. Planning/Perencanaan dilakukan tanggal 26-27 Juli 2010 meliputi: menyusun RPP perbaikan, menyiapkan alat peraga, membuat lembar pengamatan, menyu-sun soal tes, menyusun lembar diskusi kelompok, dan membuat format penilaian.
b. Acting/Tindakan dilaksanakan tanggal 28-29 Juli 2010. Tindakan yang diberikan lebih bersifat meman-tapkan pengetahuan dan keterampilan yang sudah diperoleh siswa pada siklus sebelumnya. Siklus II merupakan tahap pembinaan keterampilan yaitu: (a) mengulang kembali penerapan teknik gerak langkah maju mundur melalui demonstrasi dan peragaan, (b) menuntun siswa menyelesaikan penjumlahan bilang-an bulat secara cepat dan tepat dengan teknik mencari selisih disertai tanya jawab, (c) melaksana-kan tes siklus II sebanyak 20 butir dengan alokasi waktu 30 menit dan KKM 65.
c. Observing/Pengamatan, dilakukan oleh kolaborator seiring berlangsungnya program pembelajaran. Sub-jek pengamatan adalah guru dan siswa, sedangkan objek pengamatan adalah guru dalam mengelola pembelajaran, kegiatan belajar siswa, serta per-ubahan yang terjadi.
d. Reflecting/Refleksi, dilaksanakan tanggal 30-31 Juli 2010. Semua data yang diperoleh baik dari hasil pengamatan maupun hasil tes dianalisis kemudian secara objektif direfleksikan untuk mengetahui tingkat kemajuan belajar siswa serta perubahan yang terjadi sehingga diperoleh hasil penelitian yang objektif, jujur, dan dapat dipercaya
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Siswa Kelas V Semester I SD Negeri 04 Bongas berjumlah 34 terdiri 17 laki-laki dan 17 perempuan. Siswa mengikuti ulangan harian setelah menyelesaikan pembelajaran materi penjumlahan bilangan bulat. Soal sebanyak 10 butir dengan waktu mengerjakan 20 menit dan KKM 65. Hasil ulangan harian sangat rendah, nilai rata-rata hanya mencapai 36,47dengan tingkat ketuntasan 23,53%. Gambaran kondisi awal disajikan dalam tabel di bawah.
No |
Uraian |
Kenyataan |
1 |
Tertinggi |
70 |
2 |
Terendah |
0 |
3 |
Rata-rata |
36,47 |
4 |
Ketuntasan |
23,53% |
Deskripsi Siklus I
Program pembelajaran pada siklus I merupakan tahap penanaman dan pemahaman konsep terdiri atas (a) menanam-kan dan memahamkan konsep, (b) menjumlah bilangan bulat melalui teknik gerak langkah maju mundur. Pelaksanaan pembelajaran memanfaatkan multi metode yang menarik minat siswa. Siswa termotivasi semangatnya apalagi dengan penerapan teknik gerak langkah maju mundur yang menyenangkan. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Soal tes sebanyak 20 butir berbentuk objektif dengan waktu mengerjakan 30 menit. KKM ditentukan 65. Hasil tes siswa disajikan tabel berikut.
No |
Uraian |
Kenyataan |
1 |
Tertinggi |
90 |
2 |
Terendah |
15 |
3 |
Rata-rata |
60,74 |
4 |
Ketuntasan |
52,94% |
Kolaborator melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dan guru. Hasil pengamatan siklus I terhadap siswa pada lembar pengamatan berikut:
Uraian |
Aktivitas |
Kontribusi |
Tugas |
Teknik |
Ket |
T (tinggi) |
15 (44,1%) |
17 (50%) |
20 (58,8%) |
15 (44,1%) |
|
Sd (sedang) |
14 (41,2% |
15 (44,1%) |
12 (35,3%) |
15 (44,1%) |
|
R (rendah) |
5 (14,7%) |
2 (5,9%) |
2 (5,9%) |
4 (11,8%) |
|
Deskripsi Siklus II
Program pembelajaran siklus II merupakan tahap peman-tapan dan kecakapan/kemahiran hitung. Pada tahap ini siswa diberi tindakan berupa cara penyelesaian soal penjumlahan bilangan bulat dengan teknik mencari selisih. Aktivitas siswa lebih tinggi karena pembelajarannya disetting menyenangkan serta melibatkan siswa baik secara perorangan maupun kelompok. Untuk mengukur seberapa jauh keberhasilan tindakan, siswa diberi tes. Soal tes 20 butir berbentuk objektif dengan waktu mengerjakan 30 menit, KKM 65. Hasil tes siklus II secara ringkas disajikan pada tabel berikut:
No |
Uraian |
Kenyataan |
1 |
Tertinggi |
100 |
2 |
Terendah |
25 |
3 |
Rata-rata |
70,15 |
4 |
Ketuntasan |
76,47% |
Kolaborator melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dan guru. Hasil pengamatan siklus I terhadap siswa pada lembar pengamatan berikut:
Uraian |
Aktivitas |
Kontribusi |
Tugas |
Teknik |
Ket |
T (tinggi) |
28 (82,4%) |
30 (88,2%) |
32 (94,1%) |
24 (70,6%) |
|
Sd (sedang) |
6 (17,6%) |
4 (11,8%) |
2 (5,9%) |
10 (29,4%) |
|
R (rendah) |
– |
– |
– |
– |
|
Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus
1. Pembahasan Tiap Siklus
a. Kondisi Awal
Agar lebih jelas bagaimana kondisi awal sebelum pelaksanaan penelitian ini penulis sajikan tabel berikut:
No. |
Uraian |
Kenyataan |
Ket. |
1 |
Nilai siswa |
Masih rendah |
|
2 |
Nilai tertinggi |
70 |
|
3 |
Nilai terendah |
0 |
|
4 |
Nilai rata-rata |
36,47 |
|
5 |
Ketuntasan |
23,53% |
|
Kondisi awal menunjukkan nilai siswa sangat rendah, nilai tertinggi 70 nilai terendah 0 nilai rata-rata 36,47dan tingkat ketuntasan 23,53%.
b. Siklus I
Pada kondisi siklus I sudah menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa seperti tersaji pada tabel berikut.
No. |
Uraian |
Kenyataan |
Ket. |
1 |
Nilai siswa |
Meningkat |
Naik |
2 |
Nilai tertinggi |
90 |
Naik |
3 |
Nilai terendah |
15 |
Naik |
4 |
Nilai rata-rata |
60,74 |
Naik |
5 |
Ketuntasan |
52,94% |
Naik |
Pengamatan kolaborator terhadap perilaku siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran menunjuk-kan hasil sebagai berikut:
1) Tingkat aktivitas belajar tinggi 15 siswa atau 44,1%;
2) Tingkat memberi kontribusi tinggi 17 siswa atau 50%;
3) Tingkat mengumpulkan tugas tinggi 20 siswa atau 58,8%;
4) Tingkat pemahaman dan penguasaan teknik tinggi 15 siswa atau 44,1%.
Kondisi siklus I merefleksikan hal-hal sebagai berikut:
1) Pembelajaran matematika dengan metode yang bervariasi membuat siswa senang dan aktif,
2) Penanaman konsep penjumlahan bilangan bulat melalui teknik gerak langkah maju mundur lebih mengena,
3) Ada pengaruh yang positif dari penerapan teknik gerak langkah maju mundur dalam pembelajaran penjumlahan bilangan bulat terhadap prestasi belajar siswa.
Perubahan tingkah laku terjadi pada siswa, guru, dan kondisi kelas secara nyata.
1) Siswa aktif mengikuti pembelajaran, bersungguh-sungguh belajar, senang mengikuti pembelajar-an, menyerap materi dengan baik, adanya interaksi yang positif, dan meningkat prestasi belajarnya.
2) Guru meningkat rasa percaya diri, semangat dan sungguh-sungguh dalam mengelola pembelajar-an, mudah mengkondisikan siswa.
3) Kelas meningkatnya nilai rata-rata, meningkatnya ketuntasan belajar, kelas lebih hidup dan dinamis, adanya interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru.
c. Siklus II
Secara implisit kondisi siklus II dilihat dari ketercapaian nilai rata-rata dan ketuntasan sudah meme-nuhi tuntutan indikator kinerja. Fakta yang dapat penulis berikan tersaji pada tabel di bawah.
No. |
Uraian |
Kenyataan |
Ket. |
1 |
Nilai siswa |
Meningkat |
Naik |
2 |
Nilai tetinggi |
100 |
Naik |
3 |
Nilai terendah |
15 |
Turun |
4 |
Nilai rata-rata |
70,15 |
Naik |
5 |
Ketuntasan |
76,47% |
Naik |
Pengamatan kolaborator terhadap perilaku siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran dari bebe-rapa aspek menunjukkan hasil sebagai berikut:
1) Tingkat aktivitas belajar tinggi 28 siswa atau 82,4%;
2) Tingkat memberi kontribusi tinggi 30 siswa atau 88,2%;
3) Tingkat mengumpulkan tugas tinggi 32 siswa atau 94,1%;
4) Tingkat pemahaman dan penguasaan teknik tinggi 24 siswa atau 70,6%.
Kondisi siklus II merefleksikan hal-hal sebagai berikut:
1) Kecenderungan siswa dalam mengikuti pembela-jaran sangat tinggi,
2) Pemberian latihan soal dengan porsi yang cukup berpengaruh pada penguasaan konsep dan tek-nik siswa,
3) Ada pengaruh yang nyata dari tingkat aktivitas belajar, pemahaman dan penguasaan teknik terhadap prestasi belajar siswa.
Perubahan tingkah laku terjadi pada siswa, guru, dan kondisi kelas adalah sebagai berikut:
1) Siswa mengikuti pembelajaran penuh semangat dan gembira, tumbuh rasa percaya diri dalam mengerjakan soal, mampu mengerjakan soal dengan cepat dan tepat, dan meningkat prestasi belajarnya.
2) Guru termotivasi untuk selalu berkarya, tumbuh-nya rasa bangga terhadap prestasi siswa, merasa puas dan bahagia atas keberhasilan yang diraih para siswa.
3) Kelas pembelajaran lebih bergairah, nuansa kelas lebih hidup dan dinamis, serta tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Pembahasan Antar Siklus
Untuk mengetahui bagaimana perbandingan kondisi antar siklus, penulis sajikan tabel komparasi di bawah ini.
No. |
Uraian |
Awal |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Nilai siswa |
rendah |
meningkat |
meningkat |
2 |
Nilai tertinggi |
70 |
90 |
100 |
3 |
Nilai terendah |
0 |
15 |
25 |
4 |
Nilai rata-rata |
36,47 |
60,74 |
70,15 |
5 |
Ketuntasan |
23,53% |
52,94% |
76,47% |
Terdapat peningkatan yang signifikan dari kondisi awal sampai pada kondisi siklus II. Peningkatan tersebut dilihat dari nilai siswa secara perorangan, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata, dan ketuntasan.
Hasil Penelitian
Fakta empirik menunjukkan bahwa indikator kinerja penelitian sudah tercapai dilihat dari:
1. Nilai rata-rata dari 36,47 meningkat menjadi 70,15 sedangkan ketetapan indikator kinerja penelitian sebesar 65;
2. Tingkat ketuntasan 23,53% meningkat mencapai 76,47% sedangkan ketetapan indikator kinerja penelitian sebesar 70%.
Berdasarkan data yang ada membuktikan bahwa penerapan teknik gerak langkah maju mundur dapat meningkatkan prestasi belajar matematika penjumlahan bilangan bulat siswa Kelas V Semester I sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas ini berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan analisis data serta memperhatikan hasil penelitian seperti yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya di mana diperoleh fakta empirik bahwa indikator kinerja penelitian tercapai dilihat dari aspek:
1. Nilai rata-rata sebesar 70,15 melampaui ketetapan indikator kinerja sebesar 65;
2. Tingkat ketuntasan 76,47% melampaui ketetapan indikator kinerja sebesar 70%;
Disimpulkan bahwa melalui penerapan teknik gerak langkah maju mundur dapat meningkatkan prestasi belajar matematika penjumlahan bilangan bulat bagi siswa Kelas V Semester I SD Negeri 04 Bongas tahun pelajaran 2010/2011.
Implikasi/Rekomendasi
Mempertimbangkan hasil penelitian yang membuktikan bahwa penerapan teknik gerak langkah maju mundur dapat meningkatkan prestasi belajar matematika penjumlahan bilangan bulat, maka penulis merekomendasikan agar teknik gerak langkah maju mundur diterapkan dalam pembelajaran matematika penjumlahan bilangan bulat.
Saran
Sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan, melalui laporan hasil penelitian tindakan kelas ini penulis memberi saran kepada:
1. Diri sendiri, agar senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran demi peningkatan prestasi siswa.
2. Rekan guru, hendaknya dapat memanfaatkan kesempat-an yang ada untuk secara terus menerus dan berkesinambungan berkarya dan berkreasi menciptakan inovasi pembelajaran yang menyenangkan, mendaya-gunakan sumber daya yang ada untuk meningkatkan mutu pendidikan.
3. Para siswa, hendaknya tekun belajar serta jangan mudah menyerah, karena hanya dengan ketekunan dapat men-capai keberhasilan.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi.1982. Teknik Belajar yang Tepat. Semarang: Mutiara Perwita
Dimyati Mahmud. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud
Karso, dkk. 1998. Materi Pokok Pendidikan Matematika 1. Jakarta: UT
Max Darsono dkk. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press
Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendidikan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nasution. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
Oemar Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Permendiknas Nomor 22. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar. Jakarta: Pustaka Karya
Roestiyah NK. 1989. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: PT. Bina Aksara
Ruseffendi. 1994. Materi Pokok Pendidikan Matematika 3. Jakarta: UT