Melalui Bimbingan Kelompok Dapat Menghindari Keterlambatan Masuk Sekolah
MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DAPAT MENGHINDARI KETERLAMBATAN MASUK SEKOLAH SISWA KELAS XI.MIPA SEMESTER GASAL SMA NEGERI 3 PATI TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Subiyanto
Guru Bimbingan Konseling SMA Negeri 3 Pati
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana efektifitas Bimbingan Kelompok sebagai salah satu upaya mengatasi keterlambatan bagi siswa kelas XI MIPA emester Gasal SMA Negeri 3 Pati Tahun Pelajaran 2017/2018. Untuk menjabarkan tujuan penelitian tersebut dibahas melalui kajian teori dan kajian lapangan, yaitu dengan mengadakan layanan bimbingan kelompok. Hasil yang diharapkan dengan diadakannya bimbingan kelompok yaitu agar keterlambatan masuk sekolah secara bertahap semakin berkurang dan akhirnya tidak ada yang terlambat. Penelitian dilakukan selama tiga (3) bulan yaitu dari bulan September 2017 sampai November 2017. Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK) ini hanya memeriksa dan melaporkan masalah yang terkait dengan keterlambatan siswa, yaitu pada kelas XI.MIPA Tahun Pelajaran 2017/2018. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK). Metode penelitian komparatif menggunakan analisis deskriptif. Hasil analisis deskriptif komparatif menunjukkan bahwa keterlambatan dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II meningkat. Hal ini ditampilkan pada siwa yang terlambat pada kondisi awal yang rata-rata 3 kali terlambat sebelum bulan September 2017 sebanyak sebelas (11) siswa. Setelah siklus I keterlambatan menurun menjadi siswa (6) siswa dan setelah siklus II keterlambatan menjadi 2 siswa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwasannya bimbingan kelompok dapat meningkatkan kesadaran siswa mengatur waktu sebaik-baiknya sehingga keterlambatan menjadi sangat kecil. Saran yang peneliti berikan bagi guru-guru, menghadapi siswa terlambat perlu penanganan khusus, bukan sekedar diberi sanksi. Karena kenyataannya sanksi tidak membuat siswa jera, akan tetapi diajak ikut mencari solusi pemecahan. Karena keterlambatan dilakukan oleh banyak siswa maka layanan bimbingan kelompok merupakan bentuk pelayanan yang paling tepat.
Kata Kunci: Bimbingan kelompok, Terlambat masuk sekolah
PENDAHULUAN
Keterampilan Guru BK melaksanakan layanan bimbingan secara intensif dengan menerapkan berbagai tehnik bimbingan dan tehnik pengungkapan masalah sampai dengan tehnik pengubahan tingkah laku. Bagi siswa yang bermasalah khususnya yang melanggar peraturan tata tertib di sekolah perlu mendapatkan perhatian lebih. Adapun bentuk-bentuk pelanggaran tersebut diantaranya meliputi perilaku, perkataan, sikap, dan cara berbusana termasuk keterlambatan masuk sekolah.
Pelanggaran tata tertib yang kerap kali dilakukan siswa contohnya siswa datang tidak tepat waktu/ terlambat. Hal ini disebabkan oleh 2 faktor yaitu:
a) Faktor Internal, perilaku yang berasal dari dalam siswa itu sendiri . contohnya: malas, bangun kesiangan
b) Faktor Eksternal, perilaku yang dipengaruhi oleh lingkungan dimana siswa berada. Contohnya: jarak antara rumah dan sekolah terlalu jauh
Keterlambatan yang karena alasan tertentu (tidak mengada-ada) dan tidak diulang-ulang masih dalam taraf kewajaran dapat dimaklumi. Akan tetapi keterlambatan yang sering dilakukan dengan alasan-alasan yang sama tentu menjadi perhatian bagi sekolah.
SMA Negeri 3 Pati bel masuk sekolah pada jam 06.55 WIB. Meskipun sudah bel masuk masih ada beberapa siswa yang belum datang, sehingga mereka datang sekolah terlambat. Karena terlambat guru piket memanggil para siswa yang terlambat untuk diberi pembinaan, biasanya diberi sanksi untuk kerja bhakti membersihkan halaman sekolah.
Keterlambatan sekolah merupakan pelanggaran disiplin, hanya yang paling penting bagaimana disiplin ditanamkan kepada siswa, yang pada akhirnya kedisiplinan menjadi sifat pribadi yang harus ada, tumbuh dan berkembang dalam setiap diri individu yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan hidup di berbagai lapangan kehidupan (Sukiman 2011: 168). Dengan kesadaran siswa akan disiplin tentu keterlambatan masuk sekolah semakin berkurang.
Dengan melihat bahwa keterlambatan sangat merugikan siswa sendiri, maka usaha meningkatkan pemahaman siswa menghindari terlambat masuk sekolah sangatlah penting. Karena keterlambatan sering dilakukan oleh siswa-siswa tertentu kiranya solusi yang paling tepat melalu bimbingan kelompok.
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Siswa belum memahami arti pentingnya pemanfaatan waktu dengan sebaik-baiknya sehingga terhindar dari keterlambatan masuk sekolah.
2. Siswa belum memahami kekurangan dalam dirinya hubungannya dengan keterlambatan masuk sekolah.
3. Siswa belum memiliki alternatif penyelesaian masalah sehingga tidak terhidar dari keterlambatan masuk sekolah.
Analisa Masalah
Mengingat keterlambatan dilakukan oleh beberapa siswa, maka lewat pemberdayaan kelompok sesuai dengan kewenangan guru BK masalah tersebut dicoba diatasi dengan menggunakan bimbingan kelompok (Sukiman 2011)
Pada penelitian ini, peneliti hanya membahas tentang pentingnya pemahaman siswa menghindari keterlambatan masuk sekolah.
Rumusan Masalah
Apakah layanan bimbingan dengan menggunakan metode bimbingan kelompok dapat meningkatkan pemahaman siswa menghindari keterlambatan masuk sekolah pada siswa kelas XI. MIPA SMA Negeri 3 Pati Tahun Pelajaran 2017/2018?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum siswa mentaati aturan/tatatertib sekolah dengan masuk sekolah sesuai jam masuk sekolah. Secara khusus tujuan PTBK adalah melalui bimbingan kelompok terjadi peningkatan kesadaran siswa menghindari keterlambatan masuk sekolah.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Siswa dapat menyadari bahwa keterlambatan masuk sekolah sangat merugikan dirinya karena tidak dapat mengikuti pelajaran pada jam pertama, disamping itu secara psikologis siswa akan merasa tertekan.
2. Bagi Guru
Merupakan masukan positif bagi guru, bahwa ada cara lain untuk mengatasi keterlambatan siswa. Sehingga dapat mengubah pola pikir yang selalu negatif kepada siswa yang terlambat masuk sekolah.
LANDASAN TEORETIS
bimbingan kelompok adalah layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh bahan dari nara sumber tertentu (terutama guru pembimbing atau konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari baik individu sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat serta untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
Dari beberapa pengertian bimbingan kelompok yang dikemukan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian bimbingan kelompok adalah layanan atau proses bantuan yang diberikan oleh konselor kepada sejumlah siswa (6-11 siswa) yang memiliki masalah sama yang diarahkan pada penyelesaian oleh kelompok itu sendiri melalui tahap pembentukan, peralihan, kegiatan, dan pengakhiran.
Anggota Kelompok
Keanggotaan merupakan salah satu unsur pokok dalam proses kehidupan kelompok. Kegiatan dalam kehidupan kelompok sebagian besar di dasarkan atas peran yang diaminkan para anggotanya, karena keaktifan para anggota kelompok menentukan dinamika yang terjadi pada suatu kelompok. Dinamika kelompok dapat dibangun dengan memperhatikan hal-hal berikut ini.
Peran Anggota Kelompok
Keadaan kelompok akan hidup dan dinamis atau tidak tergantung dari peran masing-masing angota kelompok. Menurut Mulyadi (2011) Peran anggota yang berkontribusi pada kehidupan kelompok ialah manakala mereka mau:
(a) Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok.
(b) Mencurahkan semua perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok.
(c) Berusaha agar yang dilakukan itu membantu tercapainya tujuan bersama.
(d) Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik.
(e) Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam keseluruhan kegiatan kelompok.
(f) Mampu berkomunikasi secara terbuka.
(g) Berusaha membantu yang lain.
(h) Memberi kesempatan kepada anggota lain untuk juga menjalankan perannya
(i) Menyadari pentingnya kegiatan kelompok.
Bimbingan kelompok dengan anggota “kelompok bebas†antar anggota yang kondisinya antara yang satu dengan yang lain belum saling mengenal, maka ini merupakan tugas khusus guru pembimbing untuk mengkondisikan pemimpin kelompok agar mampu menkoordinir kegiatan dengan menarik, ramah, tulus sehingga anggota kelompok merasa enjoy bergabung dalam kelompok, pada akhirnya anggota menjadi terbuka mengungkapkan permasalahan dan saling mau mengusulkan jalan pemecahannya sehingga kegiatan bimbingan kelompok berjalan sesuai sasaran.
Disadari bahwa pada masa remaja merupakan masa mencari identitas diri sangat menonjol. Dari keadaan yang belum matang secara fisik maupun psikis membuat kepribadiannya masih labil. Keadaan yang labil sangat mudah dipengaruhi oleh situasi lingkungannya. Dalam benak bayangannya ada konsep-konsep untuk menjadi remaja yang baik, menjadi pelajar yang disiplin,pelajar yang berhasil, itu akan tercapai apabila remaja mendapat kawalan baik dari orang tua, guru maupun teman-teman sebayanya. Hanya permasalahan faktor dari luar yang lebih dominan sehingga ketika tingkat ketidak stabilan dalam posisi puncak maka remaja dengan mudah dipengaruhi hal-hal yang negatif.
Di sekolah siswa sudah terbiasa menerima baik melalui pelajaran, melalui pembiasaan yang positif sehingga nilai-nilai tersebut akan tersimpan dalam memorinya sehingga membentuk konsep pribadinya. Hanya ketika dihadapkan pada pilihan-pilihan yang menarik (meskipun negatif) remaja yang masih labil akan sangat mudah terpengaruh. Tingkat ketertarikan tersebut tergantung situasi dan kodisi saat remaja menghadapi. Ketika dihadapkan pada situasi pilihan kebetulan saat itu berada pada lingkungan teman yang negatif maka dengan mudahnya siswa mengikuti ajakan teman tersebut.
Terlambat adalah suatu situasi dimana siswa datang ke sekolah melebihi waktu yang telah ditentukan. Sehingga siswa mendapat sanksi mulai teguran, maupun hukuman. Keadaan ini membuat ketenangan hatinya terusik. Terkait dengan hal tersebut maka sekolah melalui guru bimbingan dan konseling mangambil sikap agar keterlambatan tidak diulangi lagi. Yang menjadi masalah keterlambatan dilakukan oleh banyak siswa, sehingga penanganan perorangan kurang efektif dan efisien, maka bimbingan kelompok merupakan salah satu cara yang paling tepat.
METODE PENELITIAN
Waktu penelitian selama 3 bulan, yaitu bulan September 2017 sampai dengan bulan November 2017. Adapun pembagian waktu sebagai berikut:
Bulan September 2017 digunakan oleh peneliti untuk menyusun proposal penelitian dan menyusun instrumen penelitian.
Bulan Oktober 2017 untuk mengumpulkan data atau melakukan tindakan Bimbingan Kelompok dan mengenalisa data. Bulan November 2017 pembahasan hasil analisis data dan menyusun laporan hasil penelitian.
Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 3 Pati Jl. P.Sudirman No. 1A Pati, dengan jumlah siswa keseluruhan 1.192 siswa, yang dijadikan obyek penelitian melalui bimbingan kelompok 11 siswa kelas XI.MIPA1: 2 siswa, kelas XI.MIPA2: 2 siswa, kelas XI.MIPA3: 1 1siswa, kelas XI.MIPA4: 3 siswa, kelas XI.MIPA5: 3 siswa.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 3 Pati, Mereka berasal dari kelas XI.MIPA1 sampai dengan XI.MIPA5 dengan rincian tiap kelas diambil berbeda jumlah siswanya dengan total 11 siswa. Siswa siswi yang memiliki kebiasaan hampir sama yaitu sering terlambat.
Sumber Data
Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling ini, sumber data diperoleh dari: (1) data( proses) diperoleh dari tindakan guru pembimbing dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, dan siswa pada waktu mengikuti tindakan guru, serta situasi pada saat tindakan dilaksanakan, (2) data (hasil) diperoleh dari pengamatan terhadap siswa berupa kebiasaan siswa terlambat masuk sekolah. Data ini merupakan hasil pengamatan dengan kolaborator yang dituangkan dalam tahap refleksi pada tiap-tiap siklus.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Tes Siklus 1
Layanan bimbingan kelompok siklus I, merupakan hasil perencanaan guru pembimbing peneliti bersama kolaborator terhadap 11 siswa yang prosentase keterlambatan cukup tinggi. Layanan bimbingan kelompok dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagaimana yang telah dibakukan. Dari hasil bimbingan kelompok diperoleh data sebagai berikut ini.
Hasil pengamatan terhadap Tindakan Guru
Pada kegiatan ke-1 dan ke-2 layanan bimbingan kelompok yang dilakukan guru pembimbing peneliti pada siklus I diperoleh data dari pedoman pengamatan sebagai berikut:
Tahap BKp |
Pelaksanaan BKp |
Rata-Rata |
Hasil Tindakan Ideal |
|
BKp I |
BKp II |
|||
Pembentukan/ Awal |
14 |
20 |
17 |
25 |
Peralihan |
15 |
19 |
17 |
25 |
Kegiatan |
26 |
44 |
35 |
50 |
Pengakhiran |
13 |
18 |
15.50 |
20 |
Jumlah |
70 |
99 |
84.50 |
120 |
Kualitas layanan (84.50) = cukup |
Berdasarkan data dari tabel, di atas diketahui bahwa pelaksanaan tindakan guru pembimbing peneliti dalam layanan bimbingan kelompok termasuk dalam kategori cukup. Mengingat skor yang diperoleh 84.50, sehingga pada pelaksanaan siklus II perlu ditingkatkan dengan terlebih dahulu memperhatikan tahapan-tahapan yang belum terlaksana secara maksimal.
Hasil Penelitian Siklus II
Tahap BKp |
Pelaksanaan BKp |
Rata-Rata |
Hasil Tindakan Ideal |
|
BKp 3 |
BKp 4 |
|||
Pembentukan/Awal |
17,00 |
25,00 |
21,00 |
25 |
Peralihan |
18,00 |
23,00 |
20,50 |
25 |
Kegiatan |
40,00 |
47,00 |
43,50 |
50 |
Pengakhiran |
15,00 |
19,00 |
17,00 |
20 |
Jumlah |
90,00 |
114,00 |
102,00 |
120 |
Kualitas layanan (102,00) = baik |
Hasil pelaksanaan BKp 4 pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan kualitas layanan dari kegiatan 3 ke kegiatan 4. Hasil yang dicapai cukup seqnifikan, karena mencapai kategori ideal.
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah diadakan pengkajian terhadap masalah keterlambatan siswa masuk sekolah mengacu pada tujuan penelitian yang didasarkan pada analisis data terhadap hasip pengamatan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan layanan bimbingan kelompok memberikan tempat dan peluang kepada siswa SMA kelas XI melakukan curah pendapat/gagasan terkait dengan masalah yang mereka hadapi dengan rasa aman dan nyaman.
2. Penggunaan bimbingan kelompok dapat dipergunakan untuk memperdayakan kemampuan kelompok dalam mencari alternatif solusi atas persoalan yang dihadapi individu dan kelompok.
3. Penggunaan layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan kesadaran siswa meminimalisir keterlambatan masuk sekolah.
4. Guru pembimbing dapat mengadakan evaluasi diri terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru yang profesional.
5. Melalui bimbingan kelompok siswa dapat merubah diri dari kebiasaan terlambat menjadi tertib masuk sekolah sebelum jam 07.00 WIB
SARAN
Berdasarkan simpulan hasil Penelitian Tindakan Bimbingan ini, peneliti menyampaikan kepada pihak-pihat terkait antara lain:
1. Guru pembimbing peneliti lainnya untuk melakukan penelitian tindakan Bimbingan (PTBK) terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa, sehingga memperoleh kekayaan pemahaman tentang bagaimana menangani siwa secara tepat.
2. Guru pembimbing peneliti peting untuk menjalin kerja sama dengan kolaborator-kolabolator penelitian untuk meningkatkan sensitvitas terhadap persoalan yang muncul dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru pembimbing profesional.
3. Guru pembimbing peneliti untuk selalu terbuka terhadap hal-hal yang baru berkaitan terhadap tugas dan tanggung jawab sebagai guru pembimbing, lebih-lebih dalam mengaktualisasi berbagai layanan bimbingan untuk menghadapi berbagai persoalan yang ada dalam area tanggung jawab bimbingan dan konseling.
4. Guru pembimbing perlu selalu meng-upgrade pengetahuan dan ketrampilannya seiring dengan perkembangan masalah khusunya lewat PTBK.
5. Guru pembimbing menjalin komunikasi dengan guru-guru mata pelajaran, agar dalam setiap rencana dan pelaksanaan kegiatan bimbingan selalu mendapatkan dukungan, sehingga memperlancar pelaksanaan kegiatan PTBK.
6. Sifat-sifat yang melekat yang merupakan tuntutan bagi teraktualisasikannya peran guru pembimbing dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya perlu dijaga, dilatih dan dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Hardinah, Siti. 2009. Konsep Bimbingan Kelompok. Jakarta: PT Refika Aditama.
Mappiare, Andi. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional
Nelon-Jones, Ricard . 2011, Teori dan Praktik Konseling dan Terapi, Yogyakarta, Putaka Pelajar
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil) Jakarta: Ghalia Indonesia.
Prayitno. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta
Rahmat Hidayat, Dede. 2012, Penelitian Tindakan dalam Bimbingan Konseling,Jakarta: Permata Puri Media
Sukiman. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru Pembimbing, Yogyakarta: Paramitra.
……………1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Jakarta: Balai Pustaka,
Winkel,W.S (1982). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah, Jakarta: PT Gramedia
Winkel, W.S (2009). Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT Gramedia