Meningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Melalui Penerapan Model Tournament Game Team
UPAYA MENINGKATAN AKTIVITAS
DAN HASIL BELAJAR OLAHRAGA BOLA VOLLY MATERI PASING
MELALUI PENERAPAN MODEL TOURNAMENT GAME TEAM (TGT) BAGI SISWA KELAS AKL 1 SEMESTER 1
SMK DIPONEGORO JUWANA PATI TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Sulistya Hartadi
SMK Diponegoro Juwana Pati
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini (1) Untuk mengetahui aktivitas siswa setelah diterapkannya Model Tournament Game Team (TGT) Bagi Kelas AKL 1 Semester 1 SMK DIPONEGORO Juwana Pati; (2) Untuk mengetahui Model Tournament Game Team (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar di Bagi Kelas AKL 1 Semester 1 SMK DIPONEGORO Juwana Pati. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus, tiap siklus satu kali pertemuan masing-masing 3 X 45 menit. Pelaksanaan tahap-tahap ini dibagi menjadi 2 siklus dalam penelitian tindakan kelas (Action Research) yaitu siklus I dan II, masing-masing siklus meliputi: Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Acting), Observasi (Observing), dan Refleksi (Reflecting). Berikut ini disampaikan simpulan pada penelitian ini meliputi: (1) Dibuktikan dengan pada kondisi awal keaktifan siswa rendah sebesar 69% dan sedang sebesar 31%, siklus I keaktifan siswa rendah 15%, sedang 51%, tinggi 34%, siklus II keaktifan siswa sedang 65%, dan keaktifan siswa tinggi 35% melalui penerapan Model Teams Games Tournamens (TGT) dapat meningkatkan keaktifan belajar dalam pembelajaran PENJASKES Bagi Kelas AKL 1 Semester 1 SMK DIPONEGORO Juwana Pati Tahun Pelajaran 2018/2019. (2) Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dari kondisi awal ketuntasan sebanyak 9 siswa (31%), siklus I ketuntasan 20 siswa (69%) dan siklus II ketuntasan 29 siswa (100%). Dari kondisi awal ke perlakuan tindakan siklus I ada kenaikan sebesar 39% dan dari siklus I ke siklus II ada kenaikan sebesar 15%.
Kata kunci: Aktifitas, Hasil belajar, Teams Games Tournamens (TGT)
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Penjasorkes dengan menggunakan berbagai pendekatan/ metode, teknik dan model pembelajaran variatif dan inovatif dapat diterapkan dalam setiap materi pembelajaran sehingga menarik siswa untuk mencintai ilmu Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) yang akhirnya suasana KBM menjadi lebih terarah, efisien, efektif dan menyenangkan dengan harapan prestasi peserta didik meningkat dibandingkan sebelum diterapkannya model pembelajaran ini.
Berdasarkan observasi nilai hasil belajar siswa ditemukan permasalahan bahwa hasil belajar siswa kelas AKL 1 SMK Diponegoro Juwana Pati semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 masih rendah. Hal tersebut dilihat pada nilai KD speaking mereka masih dibawah KKM dan siswa terlihat tidak ada antusias untuk beraktivitas dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan karena guru belum menggunakan Penjaskes Bola Volly Materi Pasing Melalui Penerapan Model Tournament Game Team (TGT).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dipecahkan adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana aktivitas siswa pada Mata Pelajaran Penjaskes setelah diterapkannya Model Tournament Game Team (TGT) Bagi Kelas AKL 1 Semester 1 SMK DIPONEGORO Juwana Pati? (2) Bagaimana Model Tournament Game Team (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar Bagi Kelas AKL 1 Semester 1 SMK DIPONEGORO Juwana Pati Mata Pelajaran Penjaskes?
LANDASAN TEORI
Pembelajaran dan Belajar
Sardiman dalam Sudibyo AP. mengatakan bahwa Pembelajaran yaitu kegiatan belajar mengajar yang berlangsung secara interaktif antar guru dengan murid. Kegiatan belajar dan mengajar siswa tersebut untuk mencapai tujuan. Jadi pembelajaran merupakan kegiatan gabungan dari dua kegiatan yaitu kegiatan belajar dan mengajar. (Sudibyo AP, 2006: 6).
Menurut Slameto (2003: 2). Belajar adalah merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannyaâ€
Dari pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar dalam pembelajaran adalah suatu usaha sadar dalam suatu kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan perubahan tingkah laku sesuai tujuan yang akan dicapai.
Aktifitas Belajar
Dierich dalam Nasution (2000) mengelompokkan aktifitas siswa kedalam kategori: Visual Activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities. Keaktifan belajar meliputi aktif menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, memperhatikan gambar, diskusi, kerjasama kelompok, interaksi, mengeluarkan pendapat, mengingat, memahami, memecahakan soal dan menganalisis. Aktifitas belajar materi Kelompok Sosail ini terfokus pada diskusi, kerjasama kelompok dan keaktifan.
Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004: 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1) Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3) Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004: 22).
Model Teams Games Tournamens (TGT)
Model Pembelajaran sering pula disebut sebagai model pembelajaran Model Teams Games Tournamens (TGT) adalah suatu model pembelajaran yang mengembangkan pendekatan kerjasama antar kelompok. Dalam pembelajaran ini siswa memaminkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan point pada skor tim mereka.
Dalam permainan ini mengandung persaingan menurut aturan yang ditetapkan. Dalam penelitian ini istilah Teams Games Tournamens disingkat dengan nama TGT. Kelebihan TGT adalah bermanfaat dalam mengajarkan aspek-aspek kognitif dengan adanya persaingan untuk mendapatkan kemenangan maka menimbulkan motivasi kuat, menyenangkan dan berpengaruh pada kecepatan penyerapan materi.Komponen pembelajaran Model Teams Games Tournamens (TGT) yaitu: (1) Presentasi Kelas/Pengamaan langsung. Komponen ini digunakan guru untuk memperkenalkan materi pelajaran. Siswa harus memperhatikan secara cermat dan mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan materi pelajaran, karena sangat menunjang keberhasilan belajar dan akan menentukan nilai tim mereka.(2) Belajar tim. Tim terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda. Setelah guru menyajikan materi pelajaran, tim melakukan belajar bersama dilanjutkan diskusi antar anggota untuk mengevalasi hasil belajar timnya untuk mempersiapakan pertandingan.Tim harus memberikan perhatian dan penghargaan yang sama terhadap setiap anggota sehingga timbul rasa saling menghargai bagi setiap anggota. (3) Turnamen/Pertandingan. Pertandingan dilaksanakan setelah guru memberikan materi untuk menguji pengetahuan yang dicapai siswa dan disusun dalam pertanyaan yang relevan dengan materi dalam presentasi kelas. Permainan dilakukan oleh 4 atau 5 siswa yang berkemampuan sama dan masing-masing mewaklili dari tim yang berbeda. (4) Penghargaan tim. Tim yang berhasil mendapatkan nilai/skor tertinggi diberi penghargaan/hadiah berupa buku atau alat tulis.
Materi Passing
Passing merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh seorang pemain untuk memberikan bola voli kepada teman satu timnya dengan menggunakan teknik tertentu untuk merancang strategi penyerangan. Dalam bermain bola voli, teknik passing yang tepat dan akurat sangat diperlukan agar bola dapat diarahkan ke pemain selanjutnya dengan baik, dan dia bisa melancarkan penyerangan yang menghasilkan poin. Secara umum, teknik passing dalam permainan bola voli itu ada 2 macam, yaitu passingatas, dan passing bawah.
Kerangka Berpikir
Kondisi awal pembelajaran guru belum menerapkan model Teams Games Tournaments (TGT) keaktifan dan hasil belajar yang dicapai masih rendah, selanjutnya guru mengambil tindakan dengan penerapan pembelajaran model Teams Games Tournaments (TGT) yang dilaksanakan melalui dua siklus.
Tindakan pada Siklus I, pembelajaran sudah menerapkan model Teams Games Tournaments (TGT) aktifitas dan hasil belajar siswa. Tindakan pada Siklus II, melakukan pembelajaran dengan merevisi penerapan model Teams Games Tournaments (TGT).
Kondisi akhir diduga melalui penerapan Teams Games Tournaments (TGT) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar aktivitas siswa setelah diterapkannya Model Tournament Game Team (TGT) Bagi Kelas AKL 1 Semester 1 SMK DIPONEGORO Juwana Pati.
Hipotesis Tindakan
Untuk menjawab permasalahan yang diajukan serta guna mencapai tujuan penelitian, maka disusun hipopraktekis tindakan: (1) Melalui penerapan Model Teams Games Tournaments (TGT) dapat meningkatkan keaktifan belajar Bagi Kelas AKL 1 Semester 1 SMK DIPONEGORO Juwana Pati Tahun Pelajaran 2018/2019, (2) Melalui penerapan Model Model Teams Games Tournaments (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar Bagi Kelas AKL 1 Semester 1 SMK DIPONEGORO Juwana Pati Tahun Pelajaran 2018/2019.
METODE PENELITIAN
Setting dan Subyek Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 secara rinci peneliti melaporkan, bahwa dari awal persiapan penyusunan proposal pada bulan Juli 2018, selanjutnya pada bulan yang sama peneliti melakukan penyusunan instrumen. Pengumpulan data dengan melakukan tindakan Siklus I dan II dilaksanakan pada bulan Agustus 2018. Pada bulan yang sama peneliti melaksanakan analisis data dan selanjutnya pada bulan Agustus 2018 peneliti menyusun laporan. Penelitian Tindakan Kelas ini kami lakukan pada siswa Kelas AKL 1 Semester 1 SMK DIPONEGORO Juwana Pati Tahun Pelajaran 2018/2019 karena hasil belajar kemampuan berkomunikasi relatif rendah.
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang peneliti peroleh adalah data yang berasal dari subyek penelitian ini sebagai sumber data primer, yaitu: (1) Data awal dari subyek penelitian yang berupa hasil pre praktek sebagai data kondisi awal; (2) Data hasil praktek pada siklus I; (3) Data hasil praktek pada siklus II.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: (1) Dokumentasi untuk data kondisi awal; (2) Observasi untuk data proses penerapan pembelajaran dengan model TGT; (3) Praktek untuk data hasil belajar. Teknik praktek ini dilakukan secara praktek. Dalam penelitian ini ada 3 kali praktek praktek, yaitu: (1) Kondisi awal melakukan praktek pasing atas dan bawah 5 kali ; (2) Siklus I melakukan praktek pasing atas dan bawah 5 kali; (3) Siklus II melakukan praktek pasing atas dan bawah 5 kali. Alat pengumpul data berupa praktek, lembar observasi/pengamatan, dan dokumentasi buku nilai hasil belajar meliputi: (1) Praktek Olah Raga Bola Volly pasing dengan menggunakan aspek-aspek indikator yang diharapkan. (2) Lembar Observasi. Observasi dilakukan melalui pengamatan yaitu cara siswa melakukan praktek Bola Volly Pasing melalui Model Teams Games Tournaments (TGT).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal menunjukkan siswa malas belajar. Hal ini nampak dalam pengamatan proses pembelajaran siswa tidak aktif belajar, merasa bosan, mengantuk dan berbicara sendiri. Komunikasi pembelajaran terfokus pada guru, komunikasi hanya satu arah. Suasanan hening, tidak ada siswa yang bertanya maupun menyatakan bahwa dirinya belum paham terhadap materi yang diberikan guru.
Siswa dengan keaktifan rendah sebanyak 20 siswa 69% dan siswa dengan keaktifan sedang sebanyak 9 siswa 31%. Hal ini menunjukkan terdapat kurang dari sepertiga siswa di kelas yang belajar tidak fokus. Hal ini berdampak pada hasil belajarnya.
Siswa yang mendapatkan hasil belajar diatas KKM 76 hanya 4 siswa (15%), siswa yang belum mencapai KKM 76 sebanyak 25 siswa 85 % dari 25 orang.
Deskripsi Hasil Siklus I
Siswa dengan keaktifan rendah masih 4 siswa 15%, keaktifan sedang sebanyak 15 siswa 51%, dan siswa dengan keaktifan tinggi sebanyak 10 siswa 34%. Hal ini menunjukkan telah terjadi peningkatan keaktifan lebih dari duapertiga siswa.
Dari nilai KKM 76 hasil belajar siswa terlihat meningkat dibanding dengan kondisi awal yaitu hanya 9 siswa 31% diatas KKM telah mengalami peningkatan menjadi 15 siswa 51%.
Deskripsi Siklus II
Sudah tidak ada siswa dengan keaktifan rendah, keaktifan sedang sebanyak 19 siswa 65% dan siswa dengan keaktifan tinggi sebanyak 10 siswa 35%. Terjadi peningkatan keaktifan pada keaktifan rendah ke keaktifan sedang meningkat 19 siswa, keaktifan sedang ke keaktifan tinggi meningkat 10 siswa.
Dari nilai KKM 65 hasil belajar siswa terlihat meningkat dibanding dengan kondisi pada siklus I yaitu terdapat 29 siswa (100%) hasil belajar diatas KKM 76.
Jadi pada pelaksanaan tindakan siklus II pembelajaran seluruh siswa melalui model Teams Games Tournamens (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan dibuktikan yaitu seluruh siswa memperoleh hasil belajar diatas KKM (100%).
Pembahasan antar siklus
Melalui penerapan Model Teams Games Tournamens (TGT) dapat meningkatkan keaktifan belajar dalam pembelajaran PENJASKES Bola Volly materi Pasing Atas dan Bawah bagi Bagi Kelas AKL 1 Semester 1 SMK DIPONEGORO Juwana Pati Tahun Pelajaran 2018/2019 dibuktikan dengan pada kondisi awal keaktifan siswa rendah sebesar 64% dan sedang sebesar 36%, siklus I keaktifan siswa rendah 40%, sedang 35%, tinggi 25%, siklus II keaktifan siswa sedang 50%, dan keaktifan siswa tinggi 50%.
Tabel 8. Deskripsi Antar Siklus Hasil Belajar Siswa
Interval nilai |
Kondisi Awal |
Siklus I |
Siklus II |
55 – 65 66 – 75 76 – 85 86 – 95 96 – 100 |
15 10 4 – – |
– 9 15 5 – |
– – 11 10 8 |
Jmh |
29 |
29 |
29 |
Sumber: Data primer yang diolah
Dari Tabel 8 dapat dijelaskan bahwa Melalui penerapan Model Teams Games Tournamens (TGT) dapat meningkatkan keaktifan belajar dalam pembelajaran PENJASKES Bola Volly Matri Pasing Bagi Kelas AKL 1 Semester 1 SMK DIPONEGORO Juwana Pati Tahun Pelajaran 2018/2019.
Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dari kondisi awal ketuntasan sebanyak 9 siswa (31%), siklus I ketuntasan 20 siswa (69%) dan siklus II ketuntasan 29 siswa (100%). Dari kondisi awal ke perlakuan tindakan siklus I ada kenaikan sebesar 39% dan dari siklus I ke siklus II ada kenaikan sebesar 15%.
PENUTUP
Simpulan
Berikut ini disampaikan simpulan pada penelitian ini meliputi: (1) Dibuktikan dengan pada kondisi awal keaktifan siswa rendah sebesar 69% dan sedang sebesar 31%, siklus I keaktifan siswa rendah 15%, sedang 51%, tinggi 34%, siklus II keaktifan siswa sedang 65%, dan keaktifan siswa tinggi 35% melalui penerapan Model Teams Games Tournamens (TGT) dapat meningkatkan keaktifan belajar dalam pembelajaran PENJASKES Bagi Kelas AKL 1 Semester 1 SMK DIPONEGORO Juwana Pati Tahun Pelajaran 2018/2019. (2) Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dari kondisi awal ketuntasan sebanyak 9 siswa 31%, siklus I ketuntasan 20 siswa 69% dan siklus II ketuntasan 29 siswa 100%. Dari kondisi awal ke perlakuan tindakan siklus I ada kenaikan sebesar 39% dan dari siklus I ke siklus II ada kenaikan sebesar 15%.
Saran
Berkaitan dengan simpulan, beberapa hal yang dapat disarankan peneliti sebagai berikut; Bagi Guru: (1) Guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran inovasi seperti Model Teams Games Tournamens (TGT) karena dapat meningkatkan keaktifan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa; (2) Guru seharusnya lebih inovatif memilih dan menggunakan model yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan mealakukan analisis pelajaran yang disampaikan serta berperan sebagai pendamping siswa. Bagi siswa: (1) Siswa seharusnya belajar tidak hanya dengan menerima materi, menghafal, tetapi juga mempelajari sebagai proses yang harus dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (2) Siswa diharapkan dapat belajar dengan aktif dalam mencari informasi untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan berfikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsismi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Aditya Media
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Yrama Widya.
Nana, Sudjana. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cetakan ketujuh. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution. 2000. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sadiman, Arief, dkk. 1996. Media Pendidikan. Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudibyo AP, Drs, MPd. 2006. Laporan Penelitian , Pemerintah Kota Semarang.
Sugianto. 2006. Peranan Media Pembelajaran. LPMP Jawa Tengah.
Sugiyanto. 2007. Model Inovasi Pembelajaran. Surakarta: UNS Press.
Sutopo, HB. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.