UPAYA MENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MATERI PECAHAN DENGAN METODE GASING SISWA KELAS IV SD NEGERI SIDOREJO LOR 06 SALATIGA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2017/2018

 

Muhamad Rifqi Harjono

Tri Nova Hasti Yunianta

Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kristen Satya Wacana

 

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar dan mendeskripsikan kondisi siswa kelas IV SD NEGRI 6 Salatiga semester genap tahun ajaran 2017/2018 pada materi pecahan melalui penerapan Metode Gasing. Matematika Gasing adalah solusi terbaik untuk siswa yang ingin mempelajari matematika dengan cara menghitung cepat (kali, bagi, tambah, kurang) tanpa menggunakan alat, menyelesaikan soal cerita dengan pendekatan logika dan eksplorasi (tanpa rumus) dan materi sesuai dengan kurikulum sekolah. Pembelajaran materi pecahan tentang mengidentifikasi sifat-sifat pecahan berdasarkan penjumlahan pecahan dan perkalian pecahan, Instrumen yang digunakan dalam penelitian meliputi angket gaya belajar siswa, lembar validasi media, soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan, dan lembar pendapat siswa, pada siklus I mencapai 81% tuntas dan ketuntasan meningkat menjadi 91% pada siklus II dengan materi pembelajaran menghitung pecahan biasa. Memanggil nomor siswa secara acak untuk menjelaskan hasil diskusi kelompok akan membuat siswa menjadi lebih bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Berdasarkan analisis pendapat siswa Matematika Gasing mendapat respons yang positif dan layak dikembangakan untuk materi lain.

Kata Kunci: upaya, meningkatkan, hasil belajar matematika, pecahan, metode gasing

 

PENDAHULUAN

Matematika merupakan pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peran matematika sebagai salah satu ilmu dasar memiliki nilai penting yang dapat diterapkan dalam berbagai kehidupan. Menurut Slameto (2010) belajar itu merupakan suatu proses usaha seseorang untuk mendapatkan perubahan tingkah laku yang baru, dimana ini adalah hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi. Dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah, waktu pembelajaran matematika lebih banyak dibandingkan pelajaran lain sehingga bidang studi matematika menduduki peran penting dalam proses belajar. Menurut Hudojo (Rahardi, 2013) matematika sebagai bagian dari pengetahuan, memiliki ciri dan karakteristik tertentu yang salah satu ciri dari matematika adalah objeknya bersifat abstrak. Bukan hanya menghitung yang pasif, namun matematika merupakan bahasa inti bagi perumusan segala teori bidang ilmu. Matematika yang bersifat deduktif aksiomatik dan obyeknya bersifat abstrak, cenderung sulit dipahami oleh siswa.

Dengan belajar matematika siswa dapat membangun konsep dan prinsip matematika dengan kemampuan mereka sendiri melalui proses arahan terbimbing. Kegiatan pembelajaran dikatakan semakin baik jika siswa semakin aktif dan memiliki mental yang tinggi. Keaktifan merupakan bentuk partisipasi yang menekankan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Pada dasarnya proses pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan aktivitas dan kreatifitas siswa melalui interaksi dan pengalaman belajar. Proses ini dapat semakin baik jika siswa mampu berperan aktif.

Unsur dasar yang penting supaya tercapai proses pembelajaran ialah keaktifan belajar siswa. Menurut Sardiman (2001), keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Keaktifan bertujuan untuk mengkonstruksikan pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran. Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Menurut Sudjana (2005) faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri dan faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar diri siswa dapat mempengaruhi keaktifan belajar sehingga siswa dapat menguasainya secara penuh.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru matematika kelas IV SD Negeri 06 Salatiga, terlihat bahwa pembelajaran ini sangat berpusat pada guru saja. Siswa cenderung tidak aktif, dan malu untuk bertanya kepada guru mengenai materi yang diajarkan, siswa merasa ragu untuk mengeluarkan gagasan yang mereka miliki. Hasil belajar matematika siswa pun menjadi tidak optimal dari proses pembelajaran tersebut, terlihat dari hasil observasi diketahui bahwa 66,7% dari 19 siswa kelas IV SD N 06 Salatiga masih kesulitan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran matematika. Hal ini dibuktikan dengan perolehan hasil belajar matematika siswa yang sebagian besar masih rendah dan belum mencapai batas KKM.

Siswa merasa bosan, malas mengerjakan tugas, dan beberapa siswa ada yang ramai sendiri. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perubahan dalam kegiatan pembelajaran matematika supaya keaktifan siswa dan hasil belajar matematika siswa dapat meningkat. Salah satu cara untuk meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar matematika siswa tersebut adalah dengan menciptakan pembelajaran yang menuntut siswa untuk terlibat aktif selama proses pembelajaran, yaitu dengan metode Gasing. Model PTK yang digunakan adalah model kemmis & Mc TAGGART. Desain PTK model Kemmis & Mc Taggart merupakan pengembangan desain PTK model Kurt Lewin yang terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Prinsip PTK adalah sama dan desain PTK model Kemmis & Mc Taggart ada yang digambarkan dalam bentuk siklus.

Metode matematika GASING adalah metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D. Metode ini sangat efektif untuk dipelajari anak-anak maupun orang dewasa. Metode pembelajaran ini diawali dengan sesuatu yang konkrit, sehingga anak lebih mudah memahami dan menerapkannya. Langkah kedua adalah anak akan selalu diminta untuk mencongkak. Metode ini adalah solusi terbaik untuk siswa yang ingin belajar bagaimana cara menghitung cepat (kali, bagi, tambah, kurang) tanpa menggunakan alat, serta siswa akan mampu menyelesaikan soal cerita melalui pendekatan logika dan eksplorasi (tanpa rumus) dengan materi yang sesuai dengan kurikulum sekolah.

Matematika GASING adalah salah satu solusi pembelajaran matematika yang menekankan pada logika sehingga siswa tidak perlu menghafal atau bergantung pada rumus. Metode ini merupakan salah satu cara belajar matematika dengan mudah apapun latar belakang pendidikan orang tersebut (Surya & Moss, 2012). Pembelajaran ini memiliki ciri khas pembelajaran yang dilakukan melalui tahapan-tahapan atau langkah-langkah. Prof. Yohanes Surya dari Surya Institute ialah sosok yang mengengembangkan cara baru dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan metode ini . GASING sendiri adalah singkatan dari GAmpang, Asyik, dan Menyenangkan (Surya, 2013). Titik kritis diartikan sebagai hal-hal dasar yang harus dikuasai siswa agar dapat mengerjakan soal-soal dalam topik yang bersangkutan dengan lancar atau tidak kesulitan lagi (Surya, 2013). Harapannya setelah siswa melewati titik kritis mampu mengerjakan setiap soal dengan baik. Pembelajaran Matematika GASING pada topik perkalian dimulai dengan perkalian bilangan 1 â€“ 10, sekaligus merupakan cara untuk menuju titik kritis Perkalian. Titik kritis perkalian sendiri adalah perkalian bilangan 100 ke bawah.

Pelajaran matematika akan menjadi lebih gampang, asyik dan menyenangkan karna dalam proses pengerjaan soal siswa tidak harus menghafalkan rumus-rumus. Dengan menggunakan metode gasing siswa mampu menyelesaikan soal-soal dalam waktu yang lebih cepat. Pada saat ulangan berupa soal essay, jika siswa tidak menyantumkan hitungan menggunakan rumus walaupun hasil jawabannya benar, maka akan tetap disalahkan.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas tujuan penelitian ini yaitu: untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi pecahan menggunakan metode matematika GASING bagi siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan karena adanya permasalahan dalam suatu kelas. Penelitian ini dilakukan sebagai refleksi diri yang bertujuan untuk memecahkan masalah nyata yang berfokus pada suatu kelas. Penelitian ini menggunakan model spiral Kemmis & Mc Taggart yang terdiri dari 4 komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Siklus ini akan berjalan terus dengan tahap berurutan sampai mencapai tujuan yang ditentukan, sesuai dengan indikator keberhasian. Indikator keberhasilan PTK ini adalah rata- rata kelas mencapai KKM yaitu 65 dengan persentase siswa yang masuk kategori tuntas minimal 75%.

Subjek pada penelitian tindakan ini adalah siswa kelas IV SD N 06 Salatiga yang dengan jumlah siswa 26 yaitu 8 siswi perempuan dan 18 siswa laki-laki. Kegiatan pratindakan dilaksanakan pada tanggal 21 dan 23 Agustus 2018 yang diikuti oleh 26 siswa. Kelas IV berada di deretan sekolah yang berdekatan dengan Perpustakaan. Ruang kelas ini tertata rapi dengan ukuran luas 35 . Kelas IV terdiri dari 26 siswa yang jumlah siswi perempuannya 8 anak dan siswa laki-laki 18 anak. Wali kelas IV adalah Sujarwo S.Pd. Penelitian ini terdiri dari tahap prasiklus dan tahap pelaksanaan yaitu silus untuk mencapai indikator keberhasilan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, tes, serta dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket keaktifan dan tes hasil belajar. Tes hasil belajar siswa dilakukan pada setiap akhir siklus, digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika siswa, dengan indikator kinerja 75% siswa tuntas dengan KKM 70. Angket keaktifan siswa siswa yang digunakan untuk mengukur tingkat keaktifan siswa selama pembelajaran matematika berlangsung, dengan indikator keaktifan sebagai berikut:bersemangat dalam proses pembelajaran, antusias mengikuti proses pembelajaran,menjawab pertanyaan dari guru, merespon masalah yang diberikan, menggunakan sarana dan prasarana yang diperlukan, bekerja dalam kelompok, mendiskusikan masalah yang diberikan, mempresentasikan hasil diskusi, menanggapi hasil diskusi kelompok lain, menanyakan hal yang masih kurang paham, dan mencatat rangkuman pembelajaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap awal yang dilakukan peneliti adalah observasi. Observasi dilakukan selama 2 hari pada mata pelajaran matematika di SD Negeri 06 Salatiga. Hasil observasi menunjukkan bahwa proses pembelajaran matematika di kelas IV matematika masih berfokus pada guru, sehingga pembelajaran berlangsung dengan guru yang mendominasi pelaksanaan proses belajar. Hal itu dapat dilihat dari bagaimana guru langsung memberikan dan menjelaskan materi, tanpa memberikan siswa kesempatan untuk terlibat langsung dan mambangun pengetahuan pada materi yang dipelajari. Siswa sebagai subjek pembelajaran hanya menerima materi yang disampaikan guru.

Pra Siklus

Penelitian ini dilaksanakan selama sepuluh minggu, yaitu pada minggu ketiga bulan September sampai minggu keempat bulan Oktober. Tepatnya mulai tanggal 28 September 2018 sampai 17 Oktober 2018. Waktu penelitian dilakukan pada jam efektif saat mata pelajaran Matematika. Penelitian dilakukan dalam dua siklus yang terdiri dari empat kali pertemuan yaitu pra siklus, pretest, perlakuan atau pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme, pemberian posttest, dan pemantapan.

Hasil pemberian soal pretest kepada siswa kelas IV SD Negeri 06 Salatiga, disimpulkan bahwa nilai prestasi belajar siswa kelas IV masih tergolong rendah. Dengan bukti bahwa masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM.

Nilai rata-rata prestasi siswa kelas IV pada tahap pratindakan yaitu sebesar 66,76. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum mampu mencapai nilai KKM yaitu 70. Jumlah siswa yang telah tuntas atau mencapai nilai  70 adalah 15%, sedangkan siswa yang belum tuntas atau mendapat nilai  70 adalah 85% siswa dengan persentase sebesar 100%. Nilai tertinggi pada tahap pra tindakan adalah sebesar 80 dengan nilai terendah dicapai pada angka 16.

Siklus I

Siklus I dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan, yaitu pada tanggal 21 Agustus dan 23 Agustus 2018. Pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan disesuaikan dengan RPP yang menggunakan metode Gasing. Tahap ini peneliti juga melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas. Pengamatan dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Keaktifan siswa pada tahap siklus I selama pembelajaran berlangsung adalah 81,35%. Persentase keaktifan siswa tersebut menyatakan bahwa tingkat keaktifan siswa pada tahap siklus I tinggi berdasarkan kriteria keaktifan siswa yang telah ditetapkan. Nilai tes pada tahap siklus I, diperoleh jumlah siswa yang tuntas yaitu 19 siswa. Rata-rata yang diperoleh pada tes siklus I yaitu 84. Hasil tes siklus I diperoleh nilai tertinggi adalah 100 dan dan nilai terendah adalah 32 dengan KKM 70.

Hasil penelitian pada siklus I dapat dikatakan sudah berhasil. Perolehan persentase keaktifan siswa dikatakan tinggi berdasarkan kriteria keaktifan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 81,35%, serta rata-rata hasil belajar siswa meningkat yaitu 81% dengan 19 siswa yang nilainya diatas 70, sehingga dilaksanakan siklus II sebagai siklus pemantapan. Hal ini membuktikan bahwa dengan penerapan metode Gasing dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dan hasil belajar matematika siswa.

Siklus II

Siklus II dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan, yaitu pada tanggal 13 Oktober dan 17 Oktober 2018. Pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan disesuaikan dengan RPP yang menggunakan metode Gasing. Tahap ini peneliti juga melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas. Pengamatan dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Selama pembelajaran siklus II berlangsung, keaktifan siswa mencapai angka 91,56%. Persentase keaktifan siswa tersebut dikatakan bahwa tingkat keaktifan siswa pada tahap siklus II tinggi berdasarkan kriteria keaktifan siswa yang telah ditetapkan. Nilai tes pada tahap siklus II. Rata-rata pada hasil tes siklus II yaitu 91,56. Hasil tes siklus II diperoleh nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 75 dengan KKM 70.

Hasil penelitian pada tahap siklus II kita simpulkan bahwa hasil belajar siswa telah mampu mencapai batas nilai ketuntasan yang telah ditetapkan sekolah. Perolehan persentase keaktifan siswa dikatakan tinggi berdasarkan kriteria keaktifan yang telah ditetapkan, serta rata-rata hasil belajar siswa meningkat yaitu 91,56% dengan 19 siswa yang nilainya diatas 70. Hal ini membuktikan bahwa dengan penerapan metode pembalajaran Gasing dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Diskripsi Antar Siklus

Berdasarkan uraian diatas penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua tahapan pelaksanaan yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Ketiga tahapan tersebut merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan satu sama lain, artinya pelaksanaan siklus I perbaikan dari prasiklus dan siklus II perbaikan dari siklus I.

Dari pra siklus, siklus I dan siklus II terjadi peningkatan rata-rata kelas dari 66 menjadi 91 dengan ketuntasan yang juga terjadi peningkatan sebesar 66,76% yaitu dari 81,35% menjadi 91,56%. Grafik 4.4 menunjukan peningkatan jumlah siswa tuntas dari prasiklus ke siklus I dan ke siklus II. Kondisi tersebut juga diiringi dengan menurunnya jumlah siswa yang tidak tuntas dari 11 siswa menjadi 0 siswa. Persentase ketuntasan kelas IV yang dicapai pada prasiklus ke siklus I tersebut telah mencapai indikator keberhasilan ketuntasan klasikal yaitu minimal 75% siswa tuntas KKM, serta nilai rata-rata kelas juga telah mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 65, sehingga penelitian ini berhenti pada siklus II.

Berdasakan hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran materi pecahan dengan menggunakan metode Gasing siswa dan hasil belajar matematika siswa dapat meningkat, bahwa metode Gasing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 06 Salatiga. Dari 26 siswa, nilai hasil belajar menggunakan metode matematika gasing terdapat 19 siswa atau 91,56 % berada diatas nilai KKM yaitu > 75.

Lilisula (2012) dengan judul penelitian “Penerapan Metode Gasing (Gampang Asyik dan Menyenangkan) Cara Coret Materi Perkalian Pecahan untuk Meningkatkan Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran materi perkalian bangun datar dengan menggunakan metode matematika gasing cara coret dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Mamala Kecamatan Leihitu. Dari 26 siswa, nilai hasil belajar menggunakan metode matematika gasing terdapat 24 siswa atau 92,30% berada diatas nilai KKM yaitu > 60, sedangkan 2 siswa atau 7,69% berada dibawah nilai KKM yaitu < 60.

PENUTUP                                                                               

Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode Gasing untuk meningkatkan hasil belajar mengajar siswa kelas IV SD Negeri 06 Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa setelah akhir siklus sebesar 100% telah mencapai KKM dengan persentase siswa yang termasuk kategori tuntas sebesar 91,56% dan telah melampaui batas ketuntasan klasikal. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan dengan menerapkan metode gasing mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 06 Salatiga.

Saran

Penelitian Tindakan kelas dengan penerapan metode Gasing mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 06 Salatiga. Penelitian ini diharapkan siswa mendapatkan pembelajaran yang Gampang, Asik, dan Menyenangkan sehingga siswa dapat memahami konsep pecahan. Serta memberikan pengalaman belajar baru sehingga siswa dapat lebih mudah mengikuti proses pembelajaran di sekolah dan mengurangi kesulitan belajar yang dihadapinya, oleh karena itu disarankan bagi siswa untuk bersifat aktif dalam proses pembelajaran, tidak hanya berperan sebagai pendengar dan hanya mendapat transfer ilmu dari guru. Adapun bagi guru penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman atau acuan sesuai dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan materi, karakteristik siswa dan kodisi siswa. Bagi peneliti lain diharapkan dapat bermanfaat untuk pengajian pembelajaran khususnya di bidang Matematika. Inti permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah pengkajian tentang metode Matematika Gasing sebagai metode dalam pembelajaran mengenai konsep Pecahan di SD kelas IV. Dan juga sebagai perbaikan dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam konsep Pecahan

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mujiono, 1994. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri, & Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Hudoyo, Herman 2001. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika,

Kusuma, Josephine., Sulistiawati. 2014. Teaching Multiplication Of Numbers From 1 To 10 To STKIP Surya Students Using Matematika Gasing Journal on Mathematics Education (IndoMS-JME), 5 (1). 66-84. Palembang: IndoMs.

Muklas. 1999. Dasar-dasar dan Strategi Pembelajaran. Jakarta. Gramedia

Nasution, S. 2000. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Riduwan. (2007). Metedologi Penelitian. Jakarta: CV. Permata Jaya.

Surya, Y. 2013. Modul Pelatihan Matematika GASING SD Bagian 1. Tangerang: PT.Kandel

Surya, Y. & Moss, M. 2012. Mathematics Education in Rural Indonesia.Proceeding inthe 12th International Congress on Mathematics Education: Topic Study Group 30,6223-6229

Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Surya, Y. (2011). Pintar Berhitung Gasing 1. Tangerang: PT Kandel

Suharsimi Arikunto. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: BhumiAksara.

Surya, Yohanes dan M. Moss. 2012. Mathematics Education in Rural Indonesia. Proceeding in the 12th International Congress on Mathematics Education: Topic Study Group 30, 6223-6229. Seoul. Korea National University of Education.

Suwasti, Petra. 2013. The Use Of Gasing Method For Teaching Two Digit Substraction For 2nd Grade Students Of SDN Cihuni II Tangerang. Proceeding in the First South East Asia Design/Development Research (SEA-DR) International Conference, 306-313. Palembang. Sriwijaya University.

Surna, Nyoman I dan D. Olga Pandeirot. 2014. Psikologi Pendidikan 1. Jakarta: Erlangga.

Wiyanti, Wiwik., Wakhyuningsih, Nur Safitri. 2013 . Penerapan Matematika Gasing (Gampang, Asyik, menyenaNGkan) pada Materi Penjumlahan Dua Digit dengan Dua Digit untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri Cihuni II Kelapa Dua Tangerang. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Tangerang: STKIP Surya.