UPAYA MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR

MAPEL PAI DAN BUDI PEKERTI MATERI HIJRAH KE MADINAH SEBUAH KISAH YANG MEMBANGGAKAN MELALUI PENGGUNAAN

MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER

PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1

BALAPULANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Evi Apipah

SMP Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pembelajaran hijrah ke Madinah sebuah kisah yang membanggakan melalui model numbered head together, mendeskripsikan peningkatan pembelajaran melalui model nubered head together, dan mendeskripsikan perubahan perilaku siswa setelah disajikan metode pembelajaran numbered head together. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukan terjadinya peningkatan. Rata-rata hasil tes siswa pada siklus I 80,46 dan pada siklus II naik sebesar 3,44% menjadi 83,90. Peningkatan ini membuktikan keberhasilan pembelajaran hijrah ke Madinah sebuah kisah yang membanggakan melalui model numbered head together. Peningkatan kemampuan ini juga diikuti dengan perubahan perilaku siswa ke arah positif, meningkatnya minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran, siswa lebih bersemangat dan antusias dalam belajar.

Kata Kunci: Meningkatkan aktifitas, hasil belajar siswa, model numbered head together (NHT)

 

 PENDAHULUAN

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti harus menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Sikap ilmiah biasa dikembangkan ketika siswa melakukan diskusi atau kerja kelompok karena pada saat itulah berlangsung kerjasama sehingga diperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Dengan demikian, tugas guru adalah membangkitkan semangat belajar siswa dan meningkatkan partisipasi mereka dengan cara menciptakan suasana belajar yang dinamis, harmonis, menarik dan menciptakan komunikasi dua arah. Guru harus bertindak sebagai fasilitator untuk membentuk dan mengembangkan pengetahuan, bukan untuk memindahkan pengetahuan. Oleh karena itu, apabila guru mengajar tanpa memperhatikan kemampuan siswa sebelum materi diajarkan, guru tidak akan berhasil menanamkan konsep yang benar dan hanya sebagian siswa yang mampu memahami materi yang diajarkan oleh guru.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, kelas VII A SMP N 1 Balapulang pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018 sebagian besar siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi sejarah Islam. Hal ini bisa diketahui dari hasil pre test kelas VII A pada materi Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan , dengan nilai rata-rata 63,00 dan 13 siswa masih dibawah KKM yang ditetapkan yaitu 76,00. Jumlah siswa kelas VII C adalah 32 siswa, siswa yang mencapai KKM sebanyak 19 siswa, dan yang masih dibawah KKM 13 siswa. Dengan data ini dapat dijadikan bahan evaluasi kegiatan pembelajaran oleh guru.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif sangat menunjang dalam proses belajar mengajar, karena siswa dapat lebih berkonsentrasi dan berinteraksi kepada orang lain dan guru selama proses belajar mengajar berlangsung, sehingga motivasi dan konsentrasi belajarnya lebih terfokus dan terarah. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman siswa untuk mengkaji dan menguasai materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sehingga nantinya akan meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa. Oleh sebab itu, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together merupakan model yang dapat dijadikan alternatif pembelajaran yang memiliki konsep memberdayakan peserta didik untuk aktif dalam belajar. Untuk melihat keberhasilan model pembelajaran ini maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mapel PAI dan Budi Pekerti Materi Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah Yang Membanggakan Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Numbered Head Together(NHT) siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Balapulang semester genap  Tahun pelajaran 2017/2018”.

             Dengan penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) diharapkan dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa pada materi Hijrah ke Madinah sebuah kisah yang membanggakan mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti, bagi siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Balapulang semester genap Tahun Pelajaran 2017/2018.

Dari hasil identifikasi masalah maka peneliti membatasi masalah yaitu: (1) Aktifitas belajar siswa kelas VII A SMP N 1 Balapulang pada semester genap Tahun Pelajaran 2017/2018 dalam mengikuti pembelajaran kompetensi Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan kurang antusias.(2) Kemampuan siswa kelas VII A SMP N 1 Balapulang pada semester genap Tahun Pelajaran 2017/2018 dalam kompetensi Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan masih rendah. (3) Guru harus memaksimalkan penggunaan media pembelajaran dalam mengajarnya. (4) Guru harus mampu mengembangkan keterampilan mengajar yang dapat menarik perhatian siswa dan merangsang siswa untuk belajar.

Perumusan masalah penelitian tindakan kelas yang sesuai dengan judul penelitian di atas dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimanakah aktifitas belajar siswa kelas VII A SMP N 1 Balapulang Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018 dalam mengikuti pembelajaran pada materi Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan ?. (2) Seberapa banyak peningkatan hasil belajar mapel PAI dan Budi Pekerti materi Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan dengan digunakannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siswa kelas VII A SMP N 1 Balapulang Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018?. (3) Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran model Numbered Head Together (NHT) berlangsung untuk meningkatkan hasil belajar mapel PAI dan Budi Pekerti materi Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Balapulang Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018?

Berdasarkan permasalahan yang penulis ungkapkan, Secara rinci t penelitian ini bertujuan sebagai berikut: (1) Meningkatkan aktifitas belajar siswa mapel PAI dan Budi Pekerti materi Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan melalui pembelajaran model numbered head together pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Balapulang semester genap tahun pelajaran 2017/2018. (2) Meningkatkan hasil belajar mapel PAI dan Budi Pekerti materi Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan melalui pembelajaran model numbered head together pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Balapulang semester genap tahun pelajaran 2017/2018. (3) Memperoleh gambaran proses pelaksanaan pembelajaran model numbered head together untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar mapel PAI dan Budi Pekerti materi Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Balapulang semester genap tahun pelajaran 2017/2018.

KAJIAN PUSTAKA

 Pengertian Aktivitas Belajar

 Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-ketrampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan terintegrasi. Ketrampilan dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi,mengukur,menghitung menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan ketrampilan terinegrasi terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi, menyajikan data, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah, menganalisis.

 Aktivitas belajar sebagai proses yang terdiri beberapa unsur yaitu: tujuan belajar, siswa yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan, siswa yang memahami situasi, dan pola respon siswa Nana Sudjana, (2005: 12)

 Menurut M. Anton Mulyono (2001:7), Aktivitas mempunyai arti” Kegiatan atau keaktifan” Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupaka aktifitas. Jadi aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siawa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar.

 Hasil Belajar Siswa

                         Menurut Keller dalam Abdurrahman (1999:39), mengemukakan hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha (perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak.

 Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dalam diri siswa itu sendiri dan faktor dari luar siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri siswa terutama kemampuan kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan lain-lain.

             Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil nilai dari siswa yang telah tuntas KKM dalam tes atau siswa yang telah mencapai ketuntasan setelah kegiatan pembelajaran yang berupa nilai yang diperoleh siswa dan telah berhasil menuntaskan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan kurikulum.

 Model Pembelajaran Numbered Head Together

             Model pembelajaran Numbered Head Together atau penomoran berfikir bersama merupakan model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Trianto (2007:62).

             Seperti yang dikemukan oleh Agus Supriyono (2009:92) menjelaskan bahwa langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode Numbered Head Together diawali dengan Numbering. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terdiri dari 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka tiap-tiap kelompok diberi nomor 1-8.

 Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Berikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok menemukan jawaban. Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya “Heads Together” berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan dari guru.

 Langkah berikutnya adalah guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya dari guru. Hal itu dilakukan terus hingga semua peserta didik dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan guru. Berdasarkan jawaban-jawaban itu guru dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh.

 Model pembelajaran Numbered head Together merupakan salah satu pembelajaran kooperatif. Ada beberapa manfaat (kelebihan) pada model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lungren dalam Ibrahim (2008:18) antara lain adalah: (a). Rasa harga diri menjadi lebih tinggi (b). Memperbaiki kehadiran (c). Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar (d). Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil (e). Konflik antara pribadi berkurang (f). Pemahaman yang lebih mendalam (g). Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi (h). Hasil belajar lebih tinggi

 Kelemahannya antara lain: (1) siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah, (2) proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yangpandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai, dan pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda – beda serta membutuhkan waktu khusus.

 Kerangka Berpikir

 Selama ini, pembelajaran materi Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan yang diperoleh siswa masih rendah karena guru belum menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Pada pembelajaran siklus 1 guru mencoba menerapkan model pembelajaran NHT tetapi keaktifan siswa dan hasil tes masih rendah. Sehingga guru perlu memperbaiki pembelajaran pada siklus 2 supaya ada peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa.

 Berdasarkan penjelasan di atas, diperlukan perbaikan dalam siklus 2 strategi pembelajaran yang dapat mendorong siswa terlihat aktif dan sekaligus membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran materi Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan. Adapun upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar materi Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan adalah dengan menerapkan model pembelajaran NHT dengan menambah penguatan.

 Hipotesis Tindakan

 Hipotesis tindakan yang dapat diajukan adalah model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) akan meningkatkan aktifitas dan hasil belajar mapel PAI dan Budi Pekerti materi Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah Yang Membanggakan siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Balapulang Semester Genap Tahun pelajaran 2017/2018.

 METODE PENELITIAN

 Objek Tindakan

Melalui penerapan model pembelajaran Numbered Head together peneliti akan berupaya meningkatkan aktifitas belajar dan hasil belajar Mapel PAI dan Budi pekerti berupa ketuntasan belajar perorangan jika siswa memperoleh nilai hasil belajar sama atau di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal Mapel PAI dan Budi Pekerti sebesar 76 (KKM = 76 ) Adapun aktivitas siswa dalam pembelajaran ditetapkan indikator capaiannya adalah jika aktivitas siswa dalam pembelajaran telah mencapai lebih dari 75% ke atas dengan kriteria aktif.

Setting/ lokasi / subjek penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Balapulang. Sekolah ini adalah sebuah sekolah yang berlokasi di Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari beberapa kegiatan, seperti perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian, analisis data, dan pengambilan simpulan. Tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian sebanyak dua siklus itu dilakukan selama 6 bulan yaitu mulai 3 Januari 2018 sampai 30 Juni 2018.

 Metode Pengumpulan Data

Terdapat beberapa metode pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini. Metode-metode tersebut adalah observasi, tes dan dokumentsi.

 Analisis Data

Mengingat PTK datanya berbentuk bilangan/kuantitatif maka data yang ada dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan data kuantitatif dari kondisi awal (prasiklus), Siklus I dan Siklus II, dari aspek (1).partisipasi siswa dalam pembelajaran, (2) Nilai rata-rata maupun,(3) persentase siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Model Pembelajaran NHT dinilai berhasil untuk menjawab masalah aktivitas dan hasil belajar siswa yang rendah apabila  75% siswa tuntas belajar secara individual dengan nilai ketuntasan yang telah ditetapkan sebesar ≥75. Sedangkan rata-rata persentase skor aktivitas siswa ≥ 75.

 

 Prosedur Penelitian

Peneleitian tindakan kelas ini direncanakan dilakukan dalam beberapa siklus. Tahapan dalam siklusnya meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap sebagaimana disajikan melalui bagan yang dijelaskan oleh. Suharsimi (2010: 13)

 Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat dua jenis data yang dikumpulkan peneliti untuk selanjutnya dianalisis. Analisis kedua data tersebut yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Kedua analisis data tersebut selanjutnya dibuat perbandingan hasil antar siklus pada penelitian ini, perbandingan dengan menggunakan tabel dan grafik serta dideskripsikan secara kualitatif.

 Cara Pengambilan Simpulan

Pengambilan simpulan dengan cara menganalisis hasil observasi proses pembelajaran, hasil angket, dan hasil pekerjaan peserta didik meliputi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi: (1) menghitung rata-rata persentase peserta didik yang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran serta persentase hasil belajar peserta didik yang dapat mencapai ketuntasan belajar (minimal) memperoleh nilai 76); (2) mengidentifikasi penyebab siswa kurang aktif selama proses pembelajaran dan diskusi; dan (3) mengidentifikasi solusi dan tindak lanjut yang perlu diambil untuk mengatasi hasil belajar dan dilakukan pada siklus berikutnya agar terjadi peningkatan. Berdasarkan analisis tersebut akan diperoleh bagian mana yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan mana yang telah memenuhi target. Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai masukan perbaikan siklus berikutnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 Gambaran Sekilas Tentang Setting

 Pembelajaran mapel PAI materi Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan di kelas VII A SMP Negeri 1 Balapulang Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan model pembelajaran Numbered Head Together dengan alokasi waktu dua kali pertemuan. Fokus pembelajaran ini pada penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together. Pembelajaran ini diawali dengan mengamati tayangan LCD gambar yang berhubungan dengan Hijrah ke Madinah, dilanjutkan penyampaian tujuan pembelajaran,dan kompetensi dasar yang akan diajarkan sekaligus guru memperkenalkan materi yang akan dibahas dan langkah-langkah pembelajarannya.

Uraian Penelitian Secara Umum

Uraian pokok kegiatan penelitian memuat empat tahap penelitian sebagai berikut: (1) Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindaka, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi Tindakan.

             Refleksi tindakan pada siklus 2 yang diperoleh berdasarkan analisis nilai hasil belajar, observasi pengamatan pelaksanaan pembelajaran model Numbered Head Together,, dokumentasi (foto-foto kegiatan), dari pengamat diperoleh gambaran refleksi sebagai berikut:

 

 1. Kelebihan

Proses pembelajaran Numbered Head Together pada siklus 2 telah efektif meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran sebagaimana yang terdapat pada analisis observasi diperoleh hasil sebesar 88% atau kriteria sangat aktif. Proses pembelajaran Numbered Head Together pada siklus 2 telah efektif meningkatkan hasil belajar, siswa dalam pembelajaran sebagaimana yang terdapat pada analisis Pada indikator kriteria ketuntasan klasikal sebagai hasil belajar siswa pada siklus 2 lebih tercapai sebagaimana dalam analisis nilai tes hasil belajar diperoleh data bahwa siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 81%.

 2. Kekurangan

Pembelajaran Numbered Head Together pada siklus 2 masih terdapat 6 siswa belum dapat menjawab pertanyaan dengan benar, jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan untuk itu perlu bimbingan yang lebih intensif terhadap siswa tersebut.

                        Berdasarkan kelebihan dan kekurangan yang ditemukan pada siklus 2 dapat disimpulkan bahwa secara umum pembelajaran Numbered Head Together yang dilakukan peneliti dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 14%., dan ketuntasan secara klasikal sebesar 81% sehingga indikator pencapaian dalam penelitian tindakan ini sudah tercapai, oleh karena itu penelitian sudah dianggap cukup dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Penjelasan Hasil Siklus 1

 Pada awal pembelajaran siklus 1 siswa masih kelihatan enggan untuk bergabung dengan kelompok hasil bentukan guru. Selanjutnya siswa membaca materi Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan dan dilanjutkan diskusi tahap pertama yang beranggotaka 8 siswa..Pada diskusi tahap pertama siswa terlihat juga masih kurang aktif. Analisis hasil observasi terhadap keaktifan peserta didik pada pembelajaran siklus 1 diperoleh data rata-rata klasikal 43,3% ( kategori kurang aktif ).

 Sedangkan hasil tes pada kompetensi hijrah ke Madinah sebuah kisah yang membanggakan pada siklus 1 nilai rata-rata sebesar 80,46, adapun ketuntasan klasikal untuk nilai akhir kompetensi secara keseluruhan baru mencapai 67%.

 Melihat kekurangan yang ditemukan pada siklus 1 maka perlu ditindaklanjuti lagi pada siklus 2. Hasil refleksi ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun RPP siklus 2 dan pelaksanaan pembelajaran berikutnya.

Penjelasan Hasil Siklus 2

Pada siklus 2 guru melakukan perubahan misalnya pada pembagian kelompok yang awalnya pada siklus 1 terdiri dari 8 siswa ,pada siklus 2 dibagi satu kelompok menjadi 4 siswa sehingga siswa lebih aktif. Pada siklus 2 ini fokus pembelajaran masih pada peningkatan kompetensi nilai. Prosedur masih sama seperti pada siklus 1 hanya ditambah dengan penguatan –penguatan positif misalnya dengan memberikan pujian pada siswa.

Hasil keaktifan siswa pada siklus 2 menunjukkan perubahan yang lebih meningkat. Berdasarkan data hasil observasi dapat dilihat rata-rata klasikal sebesar 83%, mengalami kenaikan sebesar 40,3%.

Sedangkan Hasil nilai kompetensi pada siklus 2 secara umum dapat dinyatakan bahwa ada peningkatan yang signifikan terjadi pada ketuntasan klasikal sebesar 81%. Hal ini berarti tindakan perubahan pada siklus 2 meningkatkan kualitas proses maupun hasil pembelajaran.

 Pembahasan

Data hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada siklus 1 maupun siklus 2 yang telah diuraikan di atas ada perbandingan hasil antar siklus sebagai berikut:

 1. Hasil Observasi

 Dari hasil observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I dan siklus II secara umum dapat diketahui bahwa hasil observasi menunjukkan adanya perubahan tingkah laku siswa menjadi lebih baik karena peningkatan terjadi pada setiap indikator yang diamati. Berdasarkan data hasil observasi dapat dilihat rata-rata klasikal sebesar 83%, mengalami kenaikan sebesar 40,3%.

 Terjadinya peningkatan pada siklus II karena pada siklus I siswa belum memahami tentang model pembelajaran numbered head together dan belum begitu menguasai materi, sedangkan pada siklus II dengan adanya bimbingan dan pengalaman pada siklus I siswa sudah memahami model pembelajaran NHT dan materi sudah mulai difahami dan dikuasai.

 2. Nilai Kompetensi Siswa

 Nilai siswa yang diukur melalui tes yang dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran, juga mengalami kenaikan yaitu pada siklus 1 nilai rata-rata sebesar 80,46, adapun ketuntasan klasikal untuk nilai akhir kompetensi secara keseluruhan baru mencapai 67%. Sedangkan pada siklus 2 ketuntasan klasikal sebesar 81% pada siklus 2 mengalami peningkatan yang signifikan. sebesar 14%.

 Dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yang berbunyi “Upaya Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Mapel PAI materi Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah Yang Membanggakan melalui penggunaan Model pembelajaran Numbered Head Together pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Balapulang Semester Genap Tahun Pelajaran 2017-2018” dapat diterima.

 PENUTUP

 Simpulan

 Simpulan dari penelitian ini sebagai berikut:

1)    Upaya meningkatkan aktifitas dan hasil belajar Mapel PAI materi Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siswa kelas VII A SMP N 1 Balapulang semester genap tahun pelajaran 2017/2018 mengalami peningkatan.

2)    Peningkatan hasil tes juga diikuti oleh perubahan perilaku siswa. Mereka semakin paham dan tidak banyak lagi mengalami kesulitan. Dari hasil dokumentasi menunjukkan perubahan perilaku siswa dan suasana kelas selama pembelajaran berlangsung, mulai dari aktivitas apersepsi, diskusi, presentasi, menyimpulkan materi, hingga evaluasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku siswa kelas VII A SMP N 1 Balapulang mengalami perubahan ke arah positif setelah diterapkan pembelajaran materi pokok Hijrah ke Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan dengan model numbered head together.

 Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan simpulan hasil penelitian sebagai berikut.

1)    Para guru Pendidikan Agama Islam seyogyanya menggunakan media yang menarik, kreatif, dan variatif serta dipadukan dengan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

2)    Para siswa hendaknya selalu memotivasi diri mereka untuk aktif menemukan hal baru secara individu maupun saling kerja sama dalam kelompok.

3)    Terhadap anak yang tidak serius dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas maka guru harus dapat memberikan tindakan edukatif terutama dalam memberikan hukuman agar anak dapat menerima dan menyadari atas kesalahannya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman. 1999. Pendidikan bagi Anak berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Agus Suprijono. 2010. Cooperative Learning, Teori Dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Antin Triyana. 2008. Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Numbered head Together (NHT) untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP Miftahul Huda Kecematan Ngadirejo Pacitan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Dinn Wahyudin. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Jakarta

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta dan DEPDIKBUD.

Lavyanto Trimo.2006. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Citra Praya.

M. Anton Mulyono, 2001. Aktifitas Belajar. Bandung: Y Rama.

M.Ngalim Purwanto. 2002. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

M. Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: CV. Remaja Karya.

Mustahdi, Muhammad Ahsan dan Sumyati. 2016. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Pusat Kurikilum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Nana Sudjana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinarbaru.

Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.

Nurhadi. 2007. Pendekatan Kontekstual. Malang: Universitas Negeri Malang.

Suharsimi Arikunto. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto, 2007, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik; Konsep, Landasan Teoritis Praktis dan Implementasinya, Jakarta: Prestasi Pustaka.

Udin S. Winataputra. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Universitas Jakarta

Yuli Suhartati. 2011. Peningkatan Keterampilan menyimak Berita Melalui Media Audiovisual Dengan Model pembelajaran Numbered Head Together pada Siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Cilacap Tahun Pelajaran 2010/2011. Semarang: Laboratorium Baca Tulis Universitas Negeri Semarang.

Zahriyah. Kompetensi Materi Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Abbasiyah Melalui Model Numbered Head Together Pada Siswa Kelas VIII.4 SMP Negeri 1 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012. Slawi.