Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Melalui Penerapan Metode Inquiry
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR
AKIDAH AKHLAK MATERI “SYIRIK DALAM ISLAM”
MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRY
PADA SISWA KELAS X MIA-3 MAN 1 SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Soyo
MAN 1 Sragen
ABSTRAK
Pee1itian ini bertujuan untuk meningkatkan aktifitas belajar, dan prestasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry, Penelitian inmerupakan penelitian tindakan kelas dengan subyek penelitian 36 siswa kelas X MIA-3 MAN 1 Sragen tahun ajaran 2018/2019. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus , masing – masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu persiapan, implementasi tindakan, pemantauan dan evaluasi serta analisis dan refleksi. Dari analisis antar siklus diperoleh hasil data sebagai berikut: Pra siklus , jumlah siswa tuntas sebanyak 19 siswa(45,24%) nilai rata-rata 64,17. Pada siklus I, jumlah siswa tuntas 31 siswa (73,80%) nilai rata-rata 71,43. Pada siklus II jumlah siswa tuntas 39 siswa (92,86%) nilai rata-rata 77,62. Dari data analisis tes tersebut, maka dapat diketahui terjadi peningkatan prestasi belajar secara signifikan. Rata-rata prosentase ketuntasan naik sekitar 13,09% dan nilai rata-rata peningkatan sebesar 28,99% untuk setiap siklusnya. Dengan demikian metode Inquiry telah berhasil diterapkan guru untuk meningkatkan prestasi belajar materi “Syirik dalam Islam”.
Kata Kunci : Aktivitas, Prestasi Belajar, Metode Inquiry dalam pembelajaran Aqidah Akhlak
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Proses kegiatan belajar mengajar di sekolah seharusnya berlangsung menarik, ditandai dengan aktivitas siswa yang energik dan menyenangkan dalam mengikuti setiap mata pelajaran. Namun kenyataan di lapangan senantiasa menunjukan lain bahkan seolah tidak mencerminkan kondisi ideal yang diharapkan.
Faktor lain yang menyebabkan kegiatan belajar mengajar kurang menarik adalah dari sisi guru. Guru dalam mengajar cenderung monoton, dalam arti mereka hanya menerapkan cara konvensional memberi informasi (proses satu arah) tanpa ada timbal balik, kalaupun ada feed back itu biasanya hanya sebuah pertanyaan yang mudah dijawab dan tidak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan lain atau paling tidak merangsang siswa untuk bertanya.
Identifikasi Masalah
Uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
- Bagaimanakah proses penggunaan pendekatan inqury sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran Aqidah Akhlak materi “Syirik dalam Islam” pada siswa kelas X MIA-3 Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen Tahun 2018/2019?
- Bagaimanakah proses penggunaan pendekatan inqury sehingga dapat meningkatkan Prestasi belajar siswa dalam pelajaran Aqidah Akhlak materi “Syirik dalam Islam” pada siswa kelas X MIA-3 Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen Tahun 2018/2019?
TujuanPenelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk:
- Mengetahui ada tidaknya peningkatan keaktifan siswa dalam pelajaran Aqidah Akhlak pada materi Syirik dalam Islam pada siswa kelas X MIA-3 Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen setelah siswa mendapatkan pembelajaran. Aqidah Akhlak dengan menggunakan metode pembelajaran Inquiry.
- Mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran Aqidah Akhlak pada materi Syirik dalam Islam pada siswa kelas X MIA-3 Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen setelah siswa mendapatkan pembelajaran Aqidah Akhlak dengan menggunakan metode pembelajaran Inquiry.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Aktivitas Belajar Siswa
Berkaitan dengan aktivitas siswa, Thomas M. Risk (dalam Ahmad Rohani, 2004: 6-10) menyatakan bahwa belajar yang berhasil itu dicapai melalui berhagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah siswa giat dan aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Keaktifan jasmani fisik sebagai kegiatan yang tampak, yaitu saat siswa melakukan percobaan, membuat konstuksi model, dan lain-lain. Sedang kegiatan psikis tampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, dan mengambil keputusan dan sebagainya. Pada saat siswa aktifjasmaninya, iajuga aktifjiwanya, begitu sebaliknya.
Dalam pembelajaran Aqidah Akhlak materi “Syirik dalam Islam “di Kelas X MIA-3 Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen , tahap pra siklus diperoleh data keaktifan siswa sebagai berikut:
Tabel 2 Nilai aktivitas Siswa Pra Siklus
No | Aspek Aktivitas Yang Dinilai | Nilai Komulatif | Interpretasi |
1 | Mendengar penjelasan guru | 1,99 | Kurang Aktif |
2 | Membaca materi | 2,02 | Cukqp Aictif |
3 | Mencatat materi | 1,97 | Kurang aktif |
4 | Mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa | 1,95 | Kurang Aktif |
5 | Berdiskusi dengan guru | 1,92 | Kurang Aktif |
6 | Mengajukan pertanyaan | 1,90 | Kurang Aktif |
(Sumber: Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Tahap Pra Siklus, hari: Senin tanggal, 12 September 2018).
Dari data tabel di atas diketahui bahwa tingkat aktivitas siswa dalam belajar tergolong kurang aktif terutama pada aspek berdiskusi dengan guru dan temannya serta mengajukan pertanyaan kepada guru. Oleh karena itu, guru harus berupaya untuk meningkatkan aktivitas siswa tersebut.
Atas dasar pencapain nilai aktivitas dan siswa kelas X MIA-3 Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen di atas, maka dalam melaksanakan PTK ini indikator kerja nilai aktifitas yang diharapkan dapat disusun sebagai berikut:
Tabel 3 Nilai Aktivitas Siswa yang Diharapkan
No | Aspek Aktivitas Yang Dinilai | Nilai Komulatif | Interpretasi |
1 | Mendengar penjelasan guru | 3,01- 4,00 | Aktif |
2 | Membaca materi | 3,0 1- 4,00 | Aictif |
3 | Mencatat materi | 3,01- 4,00 | aktif |
4 | Mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa | 3,01 – 4,00 | Aktif |
5 | Berdiskusi dengan guru | 3,01- 4,00 | Aktif |
6 | Mengajukan pertanyaan | 3,01- 4,00 | Kuang Aktif |
Keterangan: Pembelajaran dinyatakan berhasil apabila target minimal keaktifan siswa telah tercapai.
Prestasi Belajar.
Faktor-faktor yang memepengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Ngalim Purwanto (2003:107) dan Mukhtar (2008: 51-52) prestasi belajar dipengaruhi oleh:
Faktor dan luar yang meliputi:
1) Faktor Lingkungan, yaitu lingkungan alam dan lingkungan sosial.
2) Faktor Instrumental, yaitu meliputi gedung, perlengkapan sekolah, alatpraktikum, perpustakaan, bahan pelajaran maupun program yang hendakdicapai.
Faktor yang berasal dari dalan meliputi:
1) Kondisis Fisiologi Anak
Meliputi: kesehatan dan kondisi fisik anak
2) Kondisi Psikologi Anak
Meliput: minat, kecerdasan, bakat, danmotivasi.
Peran Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran
Sejalan dengan pemikiran di atas, Dimyati dan Mudjiono (2012: 63) menyatakan bahwa untuk menimbulkan keaktifan belajar siswa maka guru dapat melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
- Menggunakan multimode dan multimedia.
- Memberikan tugas-tugas individu dan kelompok.
- Memberikan kesimpulan pada siswa untuk melaksanakan eksperimen dalam kelompok kecil.
- Memberikan tugas untuk membaca bahan belajar dan mencatat hal-hal yang kurang jelas.
- Mengadakan tanyajawab dan diskusi.
Metode Pembelajaran Inquiry
Salah satu tantangan mendasar dalam proses pembelajarandewasa ini adalah mencari strategi proses pembelajaran inovatif yang memungkinkan bagi peningkatan kualitas pendidikan. Halini dirasakan mendesak seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Oleh karena itu, dalam pembelajaran Aqidah Akhlak harus diciptakan suasana belajar dengan model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat mengekplorasi potensi dirinya dengan melakukan kegiatan pembelajaran yang kreatif, dinamis dan menyenangkan. Salah satu dari alternative yang dapat digunakan adalah penerapan model inquiri.
Pembelajaran inquiri ini dirancang untuk mengajak siswa secara langsung kedalam proses ilmiah ke dalam waktu yang relative singkat. Hasil penelitian Trianto (2007:136) menunjukkan bahwa latihan inquiry dapat nieningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berfikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi.
Hipotesis Penelitian
“Apabila guru menerapkan metode inquiry dalam pembelajaran Aqidah Akhlak materi “Syirik dalam Islam”, maka aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas X MIA-3 Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen Tahun 2018/2019 akan dapat meningkat secara signifikan”
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Subjek, Lokasi dan waktu Penelitian
Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X MIA-3 Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen Semester Gasal tahun pelajaran 2018/2019.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen Jawa Tengah.
Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan dilakukan dalam 2(dua) siklus, yaitu:
- Siklus I, dilaksanakan pada hari Senin, 26 September 2018.
- Siklus II, dilaksanakan pada hari Senin, 10 Oktober 2018.
Teknik Pengumpulan Data
Data utama dalam penelitian ini didapatkan rinilai ulangan harian.Ulangan harian dilakukan pada akhir pembahasanmateri Memahami Syirik dalam Islam. Ulangan harian berbentuk essay tes dengan jumlah soal sebanyak 10.Masing-masing soal mempunyai bobot nilai maksimal 10, sehingga skore maksimaladalah 10 x 10 = 100. Hasil nilai ulangan harian ini kemudian dianalisis. Apabila nilai ≥ 70, maka siswa dinyatakan tuntas, begitu juga sebaliknya.
Analisis Data
Semua data yang dihimpun perlu dianalisis dalam tiga tahapan. Tahapan tersebut adalah: (1) reduksi data dengan memilah- milah data yang perlu dan bermanfaat, (2) paparan data bisa berbentuk narasi, grafis, tabel dan matrik yang berfungsi menunjukkan keterkaitan antar variabel, (3) penyimpulan, yaitu proses menarik intisari atas sajian data dalam bentuk pernyataan singkat dan padat tetapi mengandung pengertian yang luas (Susilo, 2007: 12).
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah analisis data statistik kualitatif yaitu membandingkan nilai ulangan harian yang diperoleh antarsiklus. Apabila nilai siklus I secara rata-rata dan jumlah siswa tuntas lebih baik daripada nilai pra-siklus, tetapi belum memenuhi target ketuntasan minimal (85%), maka dilanjutkan dengan siklus II. Apabila nilai Siklus II lebih baik daripada siklus I serta sudah memenuhi target minimal ketuntasan yang diinginkan (85%).
Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan terdiri dari 2 siklus, yaitu sebagai berikut:
Siklus I (Senin, 26 September 2018)
Perencanaan
- Membuat instrument pembelajaran yaitu: Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 1). Metode yang digunakan adalah metode inquiry.
- Menyusun instrument pengamatan aktivitas belajar siswa, meliputi:
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, keaktifan bertanya dan menjawab pertanyaan, keaktifan dalam kerjasama kelompok.
- Menyusun lembar penilaian (Assesmen).
- Menyusun Lembar Kerja Siswa berupa lembaran kertas untuk siswa membuat analisis tentang perbuatan syirik dalam Islam.
- Guru menyiapkan peralatan dan media pembelajaran, misalnya gambar tentang orang yang melakukan perbuatan syirik, patung, bunga -bunga sesajen dan lain sebagainya.
Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran dengan materi pokok MemahamiSyirik Dalam Islam. Metode Inquiry diintensifkan penggunaannya.Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang terdiri antara 4-5 orang.Mereka mengerjakan tugas tentang Syirik Dalam Islam.Dalam pelaksanaannnya, guru mengetengahkan sebuah permasalahanuntuk dikaji dan dibahas secara lebih mendalam dengan referensiberbagai literatur. Masalah tidak secara eksplisit ditulis oleh guru.
Pengamatan
- Guru dibantu kolaborator melakukan pengamatan selama proses pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa selama berdiskusi dan kerjasama di antara mereka. Guru harus detail memperhatikan aktivitas semua siswa tanpa terkecuali. Guru harus memiliki catatan personal tentang aktivitas siswa tersebut.
- Menganalisis data siklus 1, meliputi hasil presentasi kelompok dan tes ulangan harian. Hasil analisis tes siswa ini menjadi dasar bagi guru untuk mengambil kebijakanapakah melanjutkan siklus ataukah
- Apabila nilai pada siklus ini sudah memenuhi target minimal, (85% = 36 siswa tuntas), maka tidak perlu dilanjutkan dengansiklus II, Akan tetapi, apabila hasil nilai masih belum memenuhi targetminimal ketuntasan, maka perlu dilanjutkan denganSikius II.
Refleksi
Dalam melakukan refleksi secara keseluruhan guru dan kolaborator menilai aktivitas dan prestasi belajar siswa. Hasilnya dianalisis untukditentukan tindakan selanjutnya: apakah Siklus I berhasil ataukah perlu Siklus II. Apabila ternyata hasilnya kurang sesuai dari target minimal indikator kerja yang diharapkan, maka dilanjutkan dengan pembelajaran siklus II.
Siklus II (Senin, 10 Oktober 2018)
Perencanaan
- Membuat rencana pembelajaran (RP 2). Dalam RPP ini dibuat sama seperti RPP pada masa Siklus I. Metode inquiry dan pemberian tugas (resitasi) semakin diintensifkan penggunaannya
- Membuat lembar pengamatan dan tes formatif, lembar pengamatan mencakup aktivitas siswa dalam proses pembelajaran baik secara individual maupun ketika dalam kelompok yaitu kelompok kecil.
- c. Guru menyiapkan peralatan dan media pembelajaran, misalnya gambar tentang orang yang melakukan perbuatan syirik, patung, bunga – bunga sesajen, orang yang pergi dan berdoa meminta pertolongan pada ahli kubur dan lain sebagainya.
Pelaksanaan
Pembelajaran dilaksanakan dengan mengintensifkan metode diskusi dan pemberian tugas. Siswa diacak kembali untuk menentukan anggota kelompok, sehingga siswa memiliki kemampuan bersosialisasi yang semakin memadahi.
Guru melaksanakan pembelajaran dengan materi pokok Memahami Syirik Dalam Islam. Metode Inquiry diintensifkan penggunaannya. Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang terdiri antara 4-5 orang. Mereka mengerjakan tugas tentang Syirik dalam Islam.
Pengamatan
Guru melakukan pengamatan selama proses pembelajaran yaitu pada aktivitas dan kreatifitas siswa selama berdiskusi. Penilaian pada awalnya dilakukan secara individual kemudian dikomulatifkan secara kelompok. Apabila ada siswa yang tidak aktif dalam diskusi permainan dadu dan lomba pacuan kuda, maka guru dapat membantu siswa tersebut untuk aktif dalam diskusi.
Refleksi
Pada siklus II materi yang diberikan adalah presentasi tentang “Syirik Dalam Islam”. Tujuannya agar siswa dapat semakin memahami tentang perilaku syirik dalam kehidupan sehari-hari, yang mungkin tanpa disadari telah terjurumus dalam perbuatan syirik. Dalam tahap ini, siswa diberi kebebasan untuk menyampaikan pendapatnya tentang proses pembelajaran yang baru saja dialaminya tersebut, apakah menyenangkanataukah sebaliknya. Guru harus memperhatikan pendapat siswa ini untuk perbaikan pembelajaran pada materi selanjutnya.
Setelah refleksi selesai dilakukan. maka tahap selanjutnya adalah evaluasi. Guru mengadakan penilaian. Bentuk dan jumlah soal pada Sikius II dibuat sama seperti pada Siklus I. Hal ini dilakukan untuk mengukur keajegan dan kepastian jawaban siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan observasi awal peneliti terhadap pembelajaran Aqidah Akhlak untuk materi” Syirik dalam Islam” pada siswa kels X MIA-3 Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen , pada awalnya memang menunjukkan gejala pembelajaran yang tidak kondusif serta sedikit menjemukan.
Pada saat guru mengadakan tes formatif dengan bentuk Essay tes sejumlah 10 soal, hasil yang didapat sangat mengecewakan.Dari 42 siswa ,hanya ada 19 siswa (45,24%) yang mendapat nilai sesuai dengan nilai batas ketuntasan minimal yaitu >70.
Deskripsi per Siklus
Deskripsi Siklus I
Pada saat guru mengadakan perbaikan pembelajaran Siklus I, guru sudah menggunakan metode Inquiry. Pada siklus ini siswa dapat memberi contoh perbuatan syirik sekaligus menyebutkan dasar hukumnya dilarangnya perbuatan syirik tersebut. Melalui dialog, siswa mampu menunjukkan letak syiriknya suatu perbuatan lalu mampu juga menunjukkan bahwa perbuatan syirik tersebut dilarang oleh agama.
Secara keseluruhan rata-rata aktivitas siswa dalam keenam aspek tersebut mengalami kenaikan dan rata-rata skor 1,94 menjadi 3,23 atau keaktifan siswa mengalami kenaikan sekitar 45,75%. Sungguh ini sebuah peningkatan aktifitas yang sangat berarti (significant).
Deskripsi Siklus II
Pemahaman siswa yang sudah meningkat pada siklus I membuat guru semakin termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswanya. Metode bermain peran dianggap tepat untuk menyampaikan materi “akhlak Tercela”. Oleh karena itu, dalam siklus II metode ini semakin diintensifkan. Siswa diminta sekali lagi membuat skenario dengan contoh yang berbeda dan yang telah mereka buat pada siklus I. Aktifitas dan kreatifitas siswa pada siklus II ini terlihat meningkat begitu juga dengan pencapaian prestasi belajarnya.
REKAPITULASI NILAI
Pembahasan Antar Siklus
Pelaksanaan penelitian ini berupa proses pembelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas X MIA-3 Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen dengan menerapkan pendekatan metode inquiry. Pada pertemuan I atau sebelum guru melakukan tindakan kelas, proses pembelajaran berlangsung monoton. Akan tetapi, ketika guru melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I, proses pembelajaran sudah mengarah pada pemebelajaran aktif Guru lebih berperan sebagai fasilitator serta aktif dalam membimbing siswa Sementara itu, siswa di kondisikan pro aktif dalam prosas belajar. Dalam segment ini , siswa di buat dan bentuk kelompok kecil yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa. Siswa melakukan proses belajar dengan teman kelompoknya
Setelah siklus I selesai , guru kemudian mengadakan evaluasi. Dari data hasil evaluasi Siklus I diketahui terjadi peningkatan prestasi beajar meskipun belum memenuhi target 85% siswa tuntas, yaitu baru ada 31 siswa(73,81%) yang tuntas. Sedangkan nilai aktivitas belajarnya pada rentang nilai rerata 2,6 dengan interpretasi cukup aktif. Hasil dan siklus Iini menunjukkan masih perlunya diadakan adanyaperbaikan pembelajaran pada siklus II.
Pada siklus II ini, pembelajaran ditekankan pada aktifitas siswa dalam menganalisis sekitar contoh perbuatan syirik lengkapdengan dasar hukumnya. Setelah selesai, kemudian mereka mempresentasikannya secara bergantian. Masing masing kelompok diberi kesempatan yang sama untuk mempresentasikan hasil analis dan pemikirannya tersebut. Hasil presentasi ini akan ditanggapi oleh kelompok lain. Terjadiperdebatan yang lebih seru dibandingkan pada siklus I. Secara umum, siswa sudahmemiliki keberanian dalam mempertahankan pendapatnya secara ilmiah. Pada akhir presentasi kelompok, kelompok yang oleh guru dari penilaian kelompok lainya memperoleh nilai yang terbaik dapat dipilih untuk memimpin kelompok yang lain dalam membuat kesimpulan. Hal ini tentunya dilakukan dengan bantuan guru.
Setelah siswa. melakukan refleksi maka pada pertemuan berikutnya, guru mengadakan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan alat tes berupa tes essay yang terdiridari 10 butir soal. Dari hasil tes pada siklus II diketahui bahwa dari 42 siswa ada 39 siswa (92,86%) yang memperolah nilai >70. Hal inimenunjukkan bahwa model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan metode Inquiry ternyata dapat diterima siswa dan akhirnya dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa maka penggunaan model pembelajaran metode Inquiry ini dapat dikatakan berhasil diterapkan oleh guru dalam Penelitian Tindakan Kelas di kelas X MIA-3 Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen. semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data pada Bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Penggunaan pendekatan pembelajaran metode inquiry, ternyata mampu meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa untuk materi “Syirik Dalam Islam” pada siswa kelas X- 3 Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen semester I tahun pelajaran 2018/2019.
- Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa ternyata berkaitan dengan metode pembelajaran yang diterapkan selama proses pembelajaran. Apabila metodenya tepat dan bisa diterima oleh siswa, maka dimungkinkan pembelajaran akan dapat berlangsung dengan baik dan siswa pun akan memperoleh pengalaman belajar yang optimal sehingga prestasi belajarnya pun akan menunjukkan kualitas yang menggembirakan dan membanggakan.
Saran – Saran
- Guru sebaiknya dapat mengembangkan langkah-langkah proses pembelajaran yang tepat, serta bervariasi dalam menggunakan metode. Disamping itu juga harus melengkapi pembelajarannya dengan media dan alat peraga yang sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga siswa menjadi lebih memahami dan menguasai materi pembelajaran.
- Dalam pembelajaran dengan materi yang berkaitan dengan kehidupan nyata dalam bermasyarakat, sebaiknya guru menggunakan media pembelajaran yang termutakhir misalnya menggunakan LCD sehingga pemahaman dan apresiasi siswa menjadi lebih jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Ahtnad Rohani.2004, Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdikbud. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dimyati dan Mjiyono. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
I Guti Suharta. 2001. Matematika Realistik. Apa dan Bagaimana?. Makalah Seminar Nasional IKIP Negeri Singaraja
Mukhtar dan Rusmini. 2008. Pengajaran Remedial. Jakarta: PT Nimas Multima.
Ngalim Purwanto. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya,
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Syatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.
Suharsimi arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Susilo. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher,