Meningkatkan Hasil Belajar Dengan Menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tutor Sebaya
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VI
SD NEGERI 1 BALUN KECAMATAN CEPU KABUPATEN BLORA
TAHUN PELAJARAN 2017 – 2018
Liliek Yuliati
SD Negeri 1 Balun Kecamatan Cepu
ABSTRAK
Proses pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini khususnya di sekolah dasar pada umumnya masih menggunakan metode ceramah murni, dimana guru masih memegang peranan utama dalam pembelajaran, sementara siswa hanya duduk mendengar, mencatat setelah itu menghafal dan kurang mementingkan proses pemahaman dan pembinaan konsep. Jika hal ini menjadi kebiasaan guru sehari-hari di sekolah, maka dampaknya akan membentuk perilaku yang kurang menguntungkan bagi perkembangan anak, sepersti kurang responsive, sulit mengajukan pendapat, tidak tanggap bahkan tidak mempunyai keberanian untuk bertindak, pada akhirnya nilai tes yang diperoleh siswa tidak memuaskan. Tentunya hal ini tidak boleh terjadi, sudah saatnya guru mengubah strategi mengajar agar siswa lebih terlibat dalam pembelajaran. Berdasarkan masalah yang terjadi di SD Negeri 1 Balun Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Kelas VI, bahwa pelajaran IPA kurang diminati, bahkan nilai rata-rata: 62,5 dan belum mencukupi KKM yang ditetapkan sekolah yakni 70. Tetapi setelah di adakan perbaikan pembelajaran oleh penulis dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan tutor sebaya, aktivitas, minat dan hasil belajar siswa meningkat yakni nilai rata-rata setelah perbaikan pembelajaran siklus 1 adalah 70,21 kemudian meningkat menjadi 77,92 pada siklus 2. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tutor sebaya mampu meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VI semester 1 SD Negeri 1 Balun Kecamatan Cepu Kabupaten Blora.
Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Tutor sebaya,Hasil Belajar
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sebagai guru kita harus terampil memilih metode yang cocok dan tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Seorang guru yang berpengalaman dapat dilihat dari kemampuan merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai perspektif belajar yang efektif dengan mempertimbangkan tujuan belajar, sifat materi kajian serta kondisi siswa yang diasuhnya (Udin S. Winataputra, 2008).
Proses pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini khususnya di sekolah dasar pada umumnya masih menggunakan metode ceramah murni, dimana guru masih memegang peranan utama dalam pembelajaran, sementara siswa hanya duduk mendengar, mencatat setelah itu menghafal dan kurang mementingkan proses pemahaman dan pembinaan konsep. Jika hal ini menjadi kebiasaan guru sehari-hari di sekolah, maka dampaknya akan membentuk perilaku yang kurang menguntungkan bagi perkembangan anak, seperti kurang responsive, sulit mengajukan pendapat, tidak tanggap bahkan tidak mempunyai keberanian untuk bertindak, pada akhirnya nilai tes yang diperoleh siswa tidak memuaskan. Tentunya hal ini tidak boleh terjadi, Sudah saatnya guru mengubah strategi mengajar agar siswa lebih terlibat dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis terhadap guru, siswa dan penelusuran berbagai dokumen hasil belajar IPA pada kelas VI SD Negeri 1 Balun Kecamatan Cepu Kabupaten Blora diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Kurangnya minat dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
b. Siswa enggan menanyakan hal-hal yang belum mereka ketahui tentang materi yang diberikan guru.
c. Siswa malas mengerjakan tugas rumah
d. Hasil belajar siswa kurang baik.
Untuk mengatasi hal tersebut penulis berusaha menerapkan model pembelajaran koopratif dengan tutor sebaya dalam bentuk penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar. Model pembelajaran koopertif dengan tutor sebaya merupakan salah satu jenis setrategi pembelajaran yang menerapkan interaksi sederhana antar siswa dengan menumbuhkan rasa tanggung jawab,mandiri,dan aktif berpikir. Dalam setrategi ini siswa dikelompokkan secara heterogen dengan pola anggota,seorang siswa dengan pemahaman tinggi,seorang siswa dengan pemahaman rendah,dan dua atau tiga siswa dengan pemahaman rata-rata,sehingga akan terjadi interaksi dan komunikasi diantara anggota kelompok. Dengan diterapkan model pembelajaran kooperatif dengan tutor sebaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VI SD N 1 Balun dan siswa akan memperoleh manfaat dari belajar kooperatif. Pertama ,menumbuhkan rasa tanggung jawab dan berpikir optimis. Kedua,kemampuan siswa dalam pemecahan masalah. Ketiga,anak termotivasi untuk berpikir.
Permasalahannya sekarang adalah apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VI SD N 1 Balun.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VI SD N 1 Balun?
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam pelaksanakan perbaikanpembelajaran IPA.
a. Memperbaiki kinerja guru dalam pembelajaran IPA
b. Meningkatkan faktor keberhasilan siswa dalam pembelajaran IPA.
Manfaat Penelitian
a. Dapat memperbaiki kinerja guru dalam pembelajaran
b. Dapat mengendalikan kelas dengan baik
c. Meningkatkan minat belajar siswa
d. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan
e. Meningkatkan hasil belajar siswa.
KAJIAN PUSTAKA
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya (darmono, 1992: 3).
Sedangkan menurut Nash 1993 (Darmono, 1992: 3) dalam bukunya The Nature of Sciences, menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan bahwa cara Ilmu Pengetahuan ALam mengamati dunia ini sifat analisis, cermat, sera menghubungkan antara satu dengan fenomena lain, sehingga keseleuruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tenang objek yang diamati.
Selanjutnya Winaputra (1992: 123) mengekakan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan tentang benda atau mahluk hidup, tetapi merupakan cara kerja, cara berfikir dan cara memecahkan masalah. Jadi, Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang bersifat nyata mengenai alam dan fenomenanya.
Setiap mata pelajaran diajarkan memiliki tujuan masing – masing. Begitu pula Ilmu Pengetahuan Alam diajarkan memiliki tujuan, yaitu:
a. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pelajaran yang menuntut anak berfikir kritis
b. Ilmu Pengetahuan Alam dapat diajarkan melalui percobaan percobaan langsung.
c. Ilmu Pengetahuan Alam dapat membentuk kepribadian anak.
Definisi Metode Cooperative Learning
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode pengajaran dimana siswa bekerja bersama dalam satu kelompok sehingga interaksi bisa mendukung.
Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan atau melakukan diskusi. Secara individual setiap minggu atau setiap dua minggu siswa diberi kuis. Kuis itu diskor, dan tiap individu diberi skor perkembangan. Skor perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor yang lalu. Setiap minggu pada suatu lembar penilaian singkat atau dengan cara lain, diumumkan tim-tim dengan skor tertinggi, siswa yang mencapai skor perkembangan tinggi, atau siswa yang mencapai skor sempurna pada kuis-kuis itu.Karakteristik pembelajaran kooperatif Suyanti(2010:99-100)adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran secara tim.
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif.
c. Kemauan untuk bekerja sama.
d. Ketrampilan bekerja sama.
Hasil Belajar
Menurut Sumartono (1976:8) tes hasil belajar adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil tertinggi dalam belajar yang dapat dicapai menurut kemampuan anak dalam bidang studi tertentu.
Sedangkan menurut Purwanto (1989:3) dalam Subiyantoro (2008;78)menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu yang digunakan untuk menilai hasil pelajaran yang telah diberikan kepada siswa dalam waktu tertentu.
Sehingga hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil nilai ulangan harian yang dapat dicapai menurut kemampuan anak dalam pencapaian kompetensi dasar tertentu pada suatu bidang studi.
Pembelajaran kooperatif dengan tutor
Pembelajaran kooperatif dengan tutor sebaya merupakan salah satu strategi belajar melalui penempatan siswa dalam kelompok kecil, yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda, dimana setiap anggota saling bekerja sama dan membantu memahami suatu bahan pelajaran.
Dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan tutor sebaya ada tiga tahap yang dilakukan peneliti yaitu persiapan, proses belajar, dan evaluasi. Dalam tahap persiapan mencakup beberapa kegiatan yaitu, a) menentukan tujuan belajar, b) membagi siswa ke dalam kelompok dengan memperhatikan variasi kemampuan akademik, c) menjelaskan tugas (tugas akademik dan tugas sosial), d) menyusun saling ketergantungan positif. Dalam proses belajar mengajar mencakup dua kegiatan yaitu, a) membantu siswa bekerja secara kooperatif dan b) memandu siswa dalam pembelajaran. Evaluasi dilakukan dalam dua aspek yaitu a) evaluasi hasil belajar untuk mengetahui pencapaian tujuan belajar, dan b) evaluasi ketrampilan kooperatif yang bertujuan untuk mengetahui seberapa baik siswa bekerja sebagai suatu kelompok.
Pembelajaran kooperatif dengan tutor sebaya dikatakan dapat meningkatkan hasil belajar matematika apabila penggunaan pembelajaran kooperatif dengan tutor sebaya tersebut dapat meningkatkan hasil nilai ulangan harian (dapat mencapai nilai standar kriteria ketuntasan minimal, yaitu 70 dalam materi keseimbangan ekosistim pada mata pelajaran IPA
Berdasarkan tahapan-tahapan yang telah diuraikan di atas, maka pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan tutor sebaya dalam pembelajaran IPA dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pendahuluan: menetapkan dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
a. Menjelaskan kepada siswa proses kooperatif yang akan digunakan, tujuan pembelajaran, dan mengaitkannya dengan pengetahuan awal siswa.
b. Menetapkan tingkah laku dan interaksi antara siswa yang diharapkan.
2. Penyajian garis besar materi.
3. Mengatur siswa ke dalam kelompok belajar.
a. Mengatur kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 – 5 orang secara heterogen berdasarkan kemampuan intelektual. Dalam setiap kelompok ada siswa dengan tingkat intelektual tinggi, sedang, dan rendah.
b. Mengatur peran setiap anggota kelompok dalam kelompoknya.
4. Membimbing siswa bekerja dan belajar dalam kelompok.
5. Memandu siswa dalam pembelajaran.
6. Memberikan penghargaan pada kelompok.
Kelompok yang paling unggul/menang adalah kelompok yang semua anggotanya dapat menjawab dengan benar pertanyaan–pertanyaan yang diberikan. Penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik, hebat, dan super.
Kerangka Berpikir
Sarana pembelajaran pendidikan IPA lebih difokuskan pada aspek media dan alat bantu pendidikan. Terungkap dilapangan bahwa kurikulum tidak secara rinci menyebutkan jenis media dan alat pelajaran ini. Media dan alat bantu pelajaran untuk setrategi pembelajaran IPA baru terbatas pada media dan alat cetak seperti buku,gambar dan benda tiruan.
Disini peneliti ingin memanfaatkan model pembelajaran kooperatif dengan tutor sebaya.Model pembelajaran ini bermanfaat untuk melatih konsentrasi dan kemampuan anak untuk lebih aktif dalam kegiatannya,selain itu juga bermanfaat untuk merangsang motivasi belajar siswa.
Hipotesis Tindakan
Kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPA khususnya mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi keseimbangan alam dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan tutor sebaya mampu meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VI di SD N 1 Balun Kecamatan Cepu.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di SD N I Balun,Kecamatan Cepu,Kabupaten Blora.Adapun yang menjadi subjek adalah siswa kels 6. Dari sisi siswa yang diteliti adalah masalah prestasi belajar, sedangkan dari sisi guru ketrampilan menyampaikan pelajaran.
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas VI SD Negeri 1 Balun Kecamatan Cepu Kabupaten Blora. Jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran IPA dari bulan Agustus sampai dengan Nopember 2017. Sumber Data semua siswa kelas VI SD N I Balun,sejumlah 22 anak.
Untuk mendapatkan data dalam penelitian tindakan kelas ini diperlukan teknik dan alat pengumpulan data. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang tepat,maka akan mempermudah dalam melaksanakan penelitian ,menjadi jelas dan runtut langkah-langkah yang dilakukan.Sedangkan dengan alat pengumpulan data yang benar maka akan dapat diperoleh data yang akurat yang sangat dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknis tes berupa ulangan harian diakhir siklus dan teknis non tes menggunakan alat lembar observasi.
Alat pengumpulan data meliputi: a) Tes tertulis , terdiri atas soal – soal isian dan soal uraian; b) Non Tes,meliputi lembar observasi ,angket dan dokumen.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dekskriptif,yang meliputi: a) Analisis deskripsi komparatif hasil belajar dengan cara membandigkan hasil belajar pada siklus I dengan siklus II; b) Analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan cara membandigkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas.Untuk mengatasi permasalahan,peneliti menetapkan pelaksanaan tindaka sebanyak dua tindakan dalam dua siklus. Adapun langkah-langkah dalam setiap siklus tindakan adalah perencanaan,pelaksanaan tindakan,observasi,dan refleksi.
Indikator keberhasilan pada siklus I dan siklus II ,dikatakan berhasil jika 60 persen dari jumlah siswa sudah mencapai nilai Standar Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang telah ditetapkan yaitu 70.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas,diadakan ulangan harian materi keseimbangan ekosistim.data lengkap hasil ulangan harian pada kondisi awal dapat disajikan dalam tabel berikut ini
Data Nilai Ulangan Harian Kondisi awal
No |
Kriteria Nilai |
Prosentase |
||
Jumlah Siswa |
Prosentase |
Kategori |
||
1 |
Baik 81– 100 |
– |
– |
– |
2 |
Sedang 70 – 80 |
7 siswa |
31,82% |
Tuntas |
3 |
Cukup 51 – 69 |
10 siswa |
45,45% |
Tidak Tuntas |
4 |
Rendah 00 – 50 |
5 siswa |
22,73% |
Tidak Tuntas |
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 siswa kelas VI SD N I Balun ketika dilakukan ulangan harian tentang keseimbangan ekosistim hanya 7 siswa atau 31,82 yang tuntas belajar dengan mendapatkan nilai > 70. Sebanyak 15 siswa atau 68,18nilai ulangan harian masih < 70. Rata-rata dari nilai ulangan harian siswa kelas VI adalah 62,5.
Hasil Penelitian Siklus I
Siklus I merupakan pembelajaran yang sudah menggunakan penerapan pembelajaran kooperatif dengan tutor sebaya untuk membuat konsep pembelajaran menjadi tidak membosankan karena siswa merasa senang dengan media pembelajaran yang digunakan. Pencapaian hasil ulangan harian pada pembelajaran siklus I dapat disajikan dalam tabel berikut ini
Data Nilai Ulangan Siklus I
No |
Kriteria Nilai |
Jumlah Siswa |
Prosentase |
Kategori |
1 |
Baik 81 – 100 |
4 |
18,18% |
Tuntas |
2 |
Sedang 70 – 80 |
12 |
54,55% |
Tuntas |
3 |
Cukup 51 – 69 |
6 |
27,27% |
Tidak Tuntas |
4 |
Rendah 0 – 50 |
– |
– |
– |
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 siswa kelas VI SD N I Balun ketika dilakukan ulangan harian pada siklus I tentang keseimbangan ekosistim ,terdapat 16 siswa yang tuntas atau 72,73 yang tuntas belajar dengan mendapatkan nilai > 70,sebanyak 6 siswa atau 27,27 nilai ulangan harian masih < 70. Rata-rata dari nilai ulangan harian siswa kelas VI adalah 70,21
Hasil Penelitian Siklus II
Siklus II dilaksanakan setelah melakukan analisis pembelajaran siklus I.Hal-hal yang kurang pada siklus I dibenahi pada pembelajaran siklus II.Salah satu hal yang dilakukan pembenahan adalah pembagian kelompok diskusi. Pencapaian hasil ulangan harian pada pembelajaran siklus II dapat disajikan dalam tabel berikut ini:
Data Nilai Ulangan Harian Siklus II
No |
Kriteria Nilai |
Jumlah Siswa |
Prosentase |
Kategori |
1 |
Baik 81 – 100 |
7 |
31,82% |
Tuntas |
2 |
Sedang 70 – 80 |
11 |
50% |
Tuntas |
3 |
Cukup 51 – 69 |
4 |
18,18% |
Tidak Tuntas |
4 |
Rendah 0 – 50 |
– |
– |
– |
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 siswa kelas VI SD N I Balun ketika dilakukan ulangan harian pada siklus II tentang keseimbangan ekosistim,terdapat 18 siswa atau 81,82 yang tuntas belajar dengan mendapatkan nilai > 70. Sebanyak 4 siswa atau 18,18 nilai ulangan harian masih < 70. Rata-rata dari nilai ulangan harian siswa kelas VI adalah 77,92.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel hasil temuan di atas dapat dideskripsikan:
a. Hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPA semula rata-rata adalah 62,5 lalu mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 70,21.
b. Pada saat siklus II prestasi mengalami peningkatan kembali sebesar 77,92. Hal ini disebabkan karena guru menerapkan metode pembelajaran kooperatif dengan tutor sebaya dalam proses pembelajaran. Dengan demikian minat siswa terhadap pelajaran meningkat maka tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran juga meningkatkan ini artinya hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan.
Dengan demikian data di atas menjelaskan bahwa dengan menggunaan metode pembelajaran kooperatif dengan tutor sebaya mampu meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan:
a. Dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif dengan tutor sebaya dalam proses pembelajaran IPA, dapat meningkatkan keaktifan siswa serta rasa ingin tahu siswa mengenai materi pembelajaran.
b. Penerapan metode pembelajaran kelompok dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa
Saran
a. Bagi Sekolah
Perbaikan sarana dan prasarana sekolah serta sekolah membuat program terencana mengenai pembelajaran.
b. Bagi Guru
Guru harus menyiapkan perencanaan pembelajaran yang baik, metode yang dapat dan alat peraga yang sesuai.
c. Bagi Siswa
Siswa harus aktif dalam proses pembelajaran, aktif bertanggung jawab dan melakukan latihan mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Duffy. A. And Roehler, M. 1989. Introduction to education.Cambrigge.
Hermawan.Heri, Asep dkk. 2006. Media Pembelajaran.Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru.
Mikarsa. Lestari, Hera. 2004. Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Safrein. 2004. Menganalisis Hasil Belajar Siswa.Jakarta: Departemen Pendidikan.
Sagala, Syaiful. 2003. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru.
Sukadi, Arief. 1984. Strategi Belajar Mengajar. Malang: IKIP Malang.
Tim FKIP-UT. 2013 Pemantapan Kemampuan Profesional, Edisi 2. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.