Meningkatkan Hasil Belajar Dengan Penerapan Proyek Based Learning
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN
PROGRAM LINIER DENGAN METODE GRAFIK DENGAN PENERAPAN PROYEK BASED LEARNING PADA SISWA KELAS XI.IPA3
SMA NEGERI 1 SOBORONGBORONG TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Sondang Nurbaya
Guru SMA Negeri 1 Siborongborong
ABSTRAK
Tempat pelaksanaan penelitian pada Kelas XI.IPA3 SMA Negeri 1 Soborongborong pada mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Program Linier dengan Metode Grafik semester ganjil Tahun Pembelajaran 2018/2019. Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas XI.IPA3 SMA Negeri 1 Soborongborong yang berjumlah 36 orang siswa dengan rincian perempuan 20 orang dan laki-laki 16 orang pada semester ganjil Pada pokok bahasan Program Linier dengan Metode Grafik Tahun Pelajaran 2018/2019. Pada siklus I, siswa yang tidak tuntas belajar ada 15 orang atau 45,5%, sedangkan yang tuntas belajar mencapai 18 orang atau 54,5%, dengan nilai rata-rata kelas 66,36. Sedangkan pada siklus II, siswa yang tidak tuntas belajar tinggal 5 orang (15,2%), sedangkan yang tuntas belajar mencapai 28 orang atau 84,8% dengan nilai rata-rata 76,82.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan penerapan proyek based dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan dengan jumlah siswa yang memperoleh ketuntasan belajar mencapai 84,8%, dan hal ini sudah melebih dari target KKM sebesar 80%. learning di SMA Negeri 1 Soborongborong TP. 2018/2019.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Proyek Based Learning
PENDAHULUAN
Untuk dapat mengoptimalkan hasil pembelajaran matematika pada sekolah tingkat menengah maka guru setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar, persiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.
Penggunaan pendekatan pembelajaran pengajaran Proyek based learning memberikan banyak manfaat dalam proses belajar mengajar matematika karena siswa sangat memerlukan pengalaman untuk menyelesaikan berbagai bentuk soal sehingga dapat meningkatkan prestasi akademis siswa di SMA Negeri 1 Soborongborong TP. 2018/2019.
Kenyataan menunjukkan pada masa sekarang ini, namun sekarang masih banyak di antara guru dalam mengajar di sekolah kurang menggunakan keterampilan mengembangkan materi dalam pembelajaran, sehingga banyak siswa yang selalu jenuh, sehingga tujuan belajar tidak tercapai. Pada proses pembelajaran di kelas, guru kurang melibatkan interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru dengan kata lain hanya mengajar pencapaian target kurikulum, sehingga metode belajarnya dirasakan monoton dan kurang variatif yang dapat menyebabkan timbulnya kebosanan siswa sehingga berakibat rendahnya motivasi belajar matematika sehingga prestasi siswa kurang meningkat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (Class action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif. Tempat melakukan penelitian dan memperoleh data yang diinginkan adalah pada Kelas XI.IPA3 SMA Negeri 1 Soborongborong pada mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Program Linier dengan Metode Grafik semester ganjil Tahun Pembelajaran 2018/2019.
Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas XI.IPA3 SMA Negeri 1 Soborongborong yang berjumlah 36 orang siswa dengan rincian perempuan 20 orang dan laki-laki 16 orang pada semester ganjil Pada pokok bahasan Program Linier dengan Metode Grafik Tahun Pelajaran 2018/2019.
Secara rinci telah dipersiapkan berupa prosedur pelaksanaan rancangan penelitian tindakan kelas untuk setiap siklus yang diuraikan sesuai dengan langkah-langkah yang rinci untuk dilaksanakan dalam penelitian ini dengan langkah, sebagai berikut:
Pra Siklus
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti merencanakan keiatan yang akan dilakukan pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK), adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut:
Membuat rencana pelaksanaan pembeljaran
· Membuat skenario
· Membuat alat evaluasi
· Membuat lembar observasi
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit) pada bulan Oktober 2018 dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan sesuai dengan RPP yang terlampir
a. Pengamatan
Pada tahap observasi, peneliti sebagai guru pengajar melakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran metode pengajaran berbasis proyek based learning, mengobservasi tindakan yang sedang dilakukan oleh guru dan aktivitas siswa didalam kelas dilakukan dengan lembar pengamatan yan telah disiapkan (Lembar Pengamatan terlampir).
b. Refleksi
Kegiatan pada tahap ini adalah peneliti bersama-sama observer mendiskusikan hasil tindakan, dari hasil tersebut peneliti dan guru dapat merefleksiknnya dengan melihat data pengamatan yang diperoleh pada saat melakukan suatu observasi di lapangan
Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini penelti merumuskan dan mempersiapkan: rencana jadwal pelaksanaan tindakan, rencana pelaksanaan pembelajaran, materi/bahan pelajaran sesuai dengan pokok bahasan, lembar, tugas siswa, lembar penilaian hasil belajar, instrumen lembar observasi, dan mempersiapkan kelengkapan lain yang diperlukan dalam rangka analisis data.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan selama 2 x 45 menit (1x pertemuan) November disesuaikan dengan setting tindakan yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlampir.
c. Pengamatan
Pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan tehadap perilaku siswa. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sikap dean perilaku siawa terhadap pembelajaran matematika materi Program Linier dengan Metode Grafik dengan penerapan metode metode pengajaran berbasis proyek based learning Pelaksanaan pengamatan mulai awal pembelajaran ketika guru melakukan apersepsi sampai akhir pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan terlampir
d. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan menganalisis semua data atau informasi yang dikumpulkan dari penelitian tindakan yang dilaksanakan, sehingga dapat diketahui berhasil atau tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang diharapkan
Siklus II
Berdasarkan refleksi pada siklus I, diadakan kegiatan untuk memperbaiki rencana dan tindakan yang telah dilakukan. Langkah-langkah kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama seperti langkah-langkah pada siklus I, tetapi ada beberapa perbedaan kegiatan pembelajaran pada siklus II yakni penyempurnaan dari kelemahan pada proses siklus sebelumnya.
a. Perencanaan
Sebagai tindak lanjut siklus I,dalam siklus II dilakukan perbaikan, penulis mencari kekurangan dan kelebihan degan membuat ringkasan wacana pada siklus I. Kelebihan yang ada pada siklus I dipertahankan pada siklus II, sedangkan kekurangannya diperbaiki peneliti dari rencana pelaksanaan pembelajran berdasarkan siklus I. Penulis juga menyiapkan pedoman wawancara, lembar observasi untuk mengetahui untuk mengetahui kemampuan siswa memahami materi Program Linier dengan Metode Grafik dengan metode metode pengajaran proyek based learning dalam pelaksanaan tindakan
Proses tindakan pada siklus II dengan melaksanakan proses pembelajran berdasarkan pada pengalaman hasil dari siklus I, dalam tahap ini penelitian melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan tindakan pada siklus I, perbedaannya adalah pada siklus II dilaksanakan dengan cara menyederhanakan materi pembelajaran dan menambahkan media pengajaran dengan cara membagikan berbagai contoh soal dari materi Program Linier dengan Metode Grafik kepada masing-masing siswa sebagai bahan untuk dipahami dan dilaksanakan sebagai petunjuk dan prosedur kerja siswa yang akan dilaksanakan.
b. Pengamatan
Adapun yang diobservasi pada siklus II sama seperti siklus I, meliputi: hasil tes dan nontes (pengamatan dan wawancara) pedoman pengamatan pada siklus II memperhatikan instrumen serta kriteria yang terdapat pada siklus I.
c. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan menganalisis semua data atau informasi yang dikumpukan dari penelitian tindakan yang dilaksanakan, sehingga dapat diketahui berhasil atau tidaknya tindakan yang sudah dilakukan
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan perhitungan tersebut guru memperoleh persentase 65% dan termasuk dalam kategori rendah karena peneliti hanya melakukan 65% dari seluruh indikator yang harus dilaksanakan dengan baik. Langkah-langkah pembelajaran yang sudah dilakukan guru dengan kategori cukup baik yaitu: menyampaikan tujuan pembelajaran, mengatur siswa dalam kelompok belajar, penggunaan media yang relevan, dan memberikan evaluasi. Selebihnya dalam kategori kurang baik, bahkan untuk langkah pembelajaran mengaitkan dengan pelajaran sebelumnya, mengawasi setiap kelompok secara bergiliran, dan memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan, guru mendapat kategori tidak baik.
Sementara hasil pengamatan untuk aktivitas belajar siswa disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 2. Data Indikator Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I
No |
Indikator |
Jumlah Siswa |
Persentase |
1 |
Memperhatikan materi pelajaran |
29 |
87,9% |
2 |
Mengerjakan LKS |
28 |
84,8% |
3 |
Membacakan hasil diskusi |
10 |
30,3% |
4 |
Bekerjasama dalam kelompok diskusi |
9 |
27,3% |
5 |
Mengajukan pertanyaan |
7 |
21,2% |
6 |
Menjawab pertanyaan |
4 |
12,1% |
7 |
Mencatat hasil diskusi |
28 |
84,8% |
Rata-rata |
16 |
49,8% |
Sesuai data di atas, maka aktivitas siswa lebih didominasi oleh aktivitas memperhatikan materi pelajaran (87,9%), sementara aktivitas yang paling rendah adalah menjawab pertanyaan (12,1%). Sementara persentase siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I dirangkum dalam tabel berikut:
Tabel 3. Data Aktivitas Siswa Siklus I
Skor |
Frekuensi |
Persentase |
Kategori |
Keterangan |
1 – 25 |
2 |
6.1 |
sangat rendah |
tidak aktif |
26 – 50 |
4 |
16.4 |
rendah |
kurang aktif |
51 – 75 |
17 |
45.4 |
sedang |
cukup aktif |
76 – 100 |
9 |
29.1 |
tinggi |
aktif |
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat 2 siswa (47,5%) yang termasuk tidak aktif dan kurang aktif, sementara hanya 18 siswa (48,5%) yang termasuk dalam kategori cukup aktif dan aktif.
Sementara hasil perolehan nilai tes pada siklus I disajikan dalam table berikut:
Tabel 4. Hasil Perolehan Nilai Tes pada Siklus I
Nilai |
Frekuensi |
Persentase |
Keterangan |
< 69 |
14 |
35,5% |
Tidak Tuntas |
> 70 |
18 |
65,5% |
Tuntas |
Dari tabel 5 di atas dapat diketaheui bahwa hasil perolehan nilai tes pada Siklus I terdapat 15 siswa (35,5%) yang belum tuntas belajar, sedangkan yang tuntas belajar hanya 18 orang (65,5%).
Hal tersebut di atas berdampak pada masih banyaknya siswa yang tergolong tidak aktif atau kurang aktif yaitu sebanyak 17 siswa (51,5%), sementara hanya 16 siswa (48,5%) yang termasuk dalam kategori cukup aktif dan aktif. Kemudian pada indikator aktivitas, aktivitas mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan menempati posisi paling sedikit, tercatat ada 7 siswa (21,2%) yang mengajukan pertanyaan, dan hanya ada 4 siswa (12,1%) yang berani menjawab pertanyaan. Hasil tes pada siklus I juga belum memenuhi target ketuntasan (KKM). Rata-rata tes hanya mencapai nilai 66,36 dari target KKM nilai 70,00. Sementara persentase ketuntasan belajar hanya mencapai 54,5% dari target KKM 80%.
Siklus II
a) Pengamatan/Observasi
Peneliti masih bekerjasama dengan mitra kolaborasi dalam tahap ini. Hasil pengamatan pada siklus II matematika parkan pada tabel berikut ini.
Tabel 5. Aktivitas Guru dalam Kelas pada Siklus II
Indikator |
Penilaian/Skor |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
|
A. Kegiatan Awal: 1. Membangkitkan motivasi siswa |
|
|
√ |
|
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran |
|
|
|
√ |
3. Mengaitkankan dengan pelajaran sebelumnya |
|
√ |
|
|
4. Mengatur siswa dalam kelompok belajar atau diskusi |
|
|
√ |
|
B. Kegiatan Inti: 1. Mempresentasikan materi Program Linier dengan Metode Grafik |
|
|
√ |
|
2. Menggunakan media pembelajaran yang relevan |
|
|
|
√ |
3. Membimbing siswa melakukan kegiatan diskusi |
|
|
√ |
|
4. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran |
|
|
√ |
|
5. Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan |
|
√ |
|
|
6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk Bertanya mengerjakan tugas kelompok |
|
|
√ |
|
7. Memberi respon atas pertanyaan siswa |
|
|
|
√ |
8. Memberi pertanyaan dengan jelas dan tepat |
|
|
√ |
|
9. Memberi respon atas jawaban siswa |
|
√ |
|
|
C. Kegiatan Penutup: 10. Membimbing siswa membuat kesimpulan/rangkuman |
|
|
√ |
|
11. Memberikan evaluasi |
|
|
√ |
|
Jumlah |
|
6 |
27 |
12 |
Jumlah Skor |
45 |
|||
Persentase |
75,0% |
Dari tabel di atas dapat diketahui persentase hasil pengamatan telah mencapai 75%, dan kategori penilaian adalah baik. Dengan demikian peneliti sudah melakukan 75% dari seluruh indikator.
Tabel 6. Data Indikator Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II
No |
Indikator |
Jumlah Siswa |
Persentase |
1 |
Memperhatikan materi pelajaran |
32 |
97,0% |
2 |
Mengerjakan LKS |
31 |
93,9% |
3 |
Membacakan hasil diskusi |
26 |
78,8% |
4 |
Bekerjasama dalam kelompok diskusi |
14 |
42,4% |
5 |
Mengajukan pertanyaan |
13 |
39,4% |
6 |
Menjawab pertanyaan |
14 |
42,4% |
7 |
Mencatat hasil diskusi |
32 |
97,0% |
Rata-rata |
23 |
70,1% |
Sesuai data di atas, maka aktivitas siswa telah meningkat menjadi rata-rata 70,1%. Persentase aktivitas bekerjasama dalam kelompok, mengajukan dan menjawab pertanyaan mengalami kenaikan. Sementara persentase siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus II dirangkum dalam tabel berikut:
Tabel 7. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus II
Skor |
Frekuensi |
Persentase |
Kategori |
Keterangan |
1 – 25 |
0 |
0,0% |
sangat rendah |
tidak aktif |
26 – 50 |
2 |
6,1% |
rendah |
kurang aktif |
51 – 75 |
23 |
69,7% |
sedang |
cukup aktif |
76 – 100 |
8 |
24,2% |
tinggi |
aktif |
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hanya terdapat 2 siswa (6,1%) yang termasuk tidak aktif dan kurang aktif, sementara 30 siswa (93,9%) yang termasuk dalam kategori cukup aktif dan aktif.
Hasil perolehan nilai tes pada siklus II disajikan dalam table berikut:
Tabel 8. Hasil Perolehan Nilai Tes pada Siklus II
Nilai |
Frekuensi |
Persentase |
Keterangan |
< 69 |
2 |
15,2% |
Tidak Tuntas |
> 70 |
30 |
84,4% |
Tuntas |
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil perolehan nilai tes pada Siklus II terdapat 2 siswa (6,25%) yang tidak tuntas belajar, sedangkan yang tuntas belajar telah mencapai 28 orang (84,8%). Ketuntasan belajar siswa juga meningkat, nilai rata-rata 66,36 dengan persentase tuntas belajar 56.2% pada siklus I, meningkat menjadi 84,8% dengan nilai rata-rata 76,82 pada siklus II.
Setelah dilakukan analisis dan refleksi siklus II diperoleh kesimpulan bahwa penerapan metode pengajaran proyek based learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Program Linier dengan Metode Grafik di SMA Negeri 1 Soborongborong Kab. Tapanuli Utara Tahun Pembelajaran 2018/2019.
KESIMPULAN
Pada siklus I I mendapat skor 31 (51,6%) dengan kategori penilaian kurang, siklus II mendapat skor 45 (75,0%) dengan kategori baik. Maka dapat dilihat ada peningkatan aktivitas guru dalam mengajar pada siklus I dan siklus II sebesar 23,4%. Hasil perbandingan observasi guru dalam mengajar pada siklus I dan Siklus II, dimana siklus I mendapat skor 31 (51,6%) dengan kategori penilaian kurang, siklus II mendapat skor 45 (75,0%) dengan kategori baik. Maka dapat dilihat ada peningkatan aktivitas guru dalam mengajar pada siklus I dan siklus II sebesar 23,4%.
Dari analisis data pada setiap siklus diperoleh perubahan positif terhadap nilai rata-rata dan persentase ketuntasan hasil belajar siswa. Pada siklus I, siswa yang tidak tuntas belajar ada 15 orang atau 45,5%, sedangkan yang tuntas belajar mencapai 18 orang atau 54,5%, dengan nilai rata-rata kelas 66,36. Sedangkan pada siklus II, siswa yang tidak tuntas belajar tinggal 5 orang (15,2%), sedangkan yang tuntas belajar mencapai 28 orang atau 84,8% dengan nilai rata-rata 76,82.
Dari hasil analisis data ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan penerapan proyek based learning di SMA Negeri 1 Soborongborong TP. 2018/2019, dapat meningkatkan hasil belajar dengan jumlah siswa yang memperoleh ketuntasan belajar mencapai 84,8%, hal ini sudah melebih dari target KKM sebesar 80%.
SARAN
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran berikut:
1. Kepada guru agar senantiasa berupaya dapat menerapkan model pembelajaran seperti menggunakan metode pengajaran proyek based learning dalam proses belajar mengajar, karena melalui metode ini siswa akan terampil karena dalam pembelajaran ini siswa berperan aktif dalam pembelajaran. sehingga student centre dapat terjadi dimana siswa mengambil peranan selama proses pembelajaran di dalam kelas
2. Kepada kepala sekolah hendaknya selalu menghimbau dan memberi kesempatan kepada guru untuk mengikuti pelatihan agar pengetahuan dan keterampilan guru dalam menerapkan berbagai metode dan strategi pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat terus berkembang.
3. Kepada siswa diharapkan dapat membangun pola interaksi dan kerjasama yang baik kepada siswa-siswa lain dalam kelompok diskusi melalui metode pengajaran proyek based learning atau metode lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press.
Arifin, Achamd. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: ITB Stock
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Chotimah, Chusnul. 2007. Pendekatan Kontekstual Melalui Pembelajaran Kooperatif. Malang: Universitas Negeri Malang Press.
Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Darmodjo, H., dan Kaligis, J.R. 1992. Pendidikan MATEMATIKA II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Djamarah, Saiful Bahri. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Gie, The Liang. 1985. Cara Belajaryang Efisien. Yogyakarta: Pusat Kemajuan Studi.
Haling, Abdul. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar
Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamzah, Uno. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan,JJ. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulyono,Abdurrahman. 2001. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.