MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI

GAYA GULING SISI (WESTERN ROLL)

MELALUI MEDIA KARET GELANG PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI 2 KARANGNONGKO KEC. NALUMSARI KAB. JEPARA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

 

Jumadi

Guru Penjasorkes SD Negeri 2 Karangnongko

 

ABSTRAK

Permasalahan adalah meningkatkan hasil lompatan pada lompat tinggi Gaya Guling Sisi (Western Roll) melalui media karet gelang pada siswa kelas V SD Negeri 2 Karangnongko Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pembelajaran lompat tinggi melalui permainan karet gelang pada siswa kelas V SD Negeri 2 Karangnongko Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode populasi, jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model PTK yang digunakan adalah menggunakan 2 siklus. Proses penelitian diawali dengan peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran lompat tinggi pada kelas V SD Negeri 2 Karangnongko dalam pengamatan tersebut ditemukan bahwa hasil proses pembelajaran dalam bentuk kuantitatif masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu kurang dari 65. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Karangnongko Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara yang berjumlah 30 siswa. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan observasi, angket, dan tes hasil penelitian lompat tinggi siswa.. Hasil penelitian dari pembelajaran lompat tinggi Gaya Guling Sisi (Western Roll) tingkat keberhasilan siswa dapat meningkat sebesar 77% diatas KKM dan 23% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM pada siklus tahap I sedangkan pada siklus tahap II dapat meningkatkan sebesar 93% diatas KKM dan 7% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM kompetensi yang dimiliki siswa dari tahapan siklus I nilai rata-rata siswa sebesar 67 dan setelah melalui siklus II nilai rata-rata siswa sebesar 73. Siswa sangat senang melakukan pembelajaran Lompat tinggi dengan melalui media karet gelang, hal ini terbukti dari nilai yang didapat siswa sebesar 280 dengan prosentase 93%. Kesimpulan bahwa proses pembelajaran lompat tinggi melalui permainan karet gelang terjadi peningkatan sebesar 93% pada pembelajaran lompat tinggi untuk kelas V SD Negeri 2 Karangnongko Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara. Saran Bagi siswa, agar lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran olahraga baik olahraga lompat tinggi ataupun olahraga yang lain. Bagi sekolah, agar menyediakan atau memperbaharui sarana dan prasarana olahraga, sehingga semua siswa dapat menggunakan fasilitas olahraga

Kata kunci: lompat tinggi, Gaya Guling Sisi (Western Roll), media karet gelang

 

PENDAHULUAN

Lompat tinggi merupakan bagian dari cabang atletik. Nomor lompat tinggi berupa melompat di atas papan tolakan untuk menghasilkan lompatan yang tinggi (Sugito, dkk, 1994: 59). Adanya beberapa gaya yang terdapat dalam lompat tinggi, yakni: (1) Gaya Guling Sisi (Western Roll) (gaya orthodok), (2) gaya berjalan di udara (walking in the air), dan (3) gaya menggantung (gaya snepper).

Jepara yang sering dialami siswa SD Negeri 2 Karangnongko Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara adalah kurang minatnya pada salah satu nomor lompat atletik yaitu lompat tinggi. Selama pembelajaran jasmani siswa kelas V SD Negeri 2 Karangnongko dalam mengikuti olahraga atletik khususnya lompat tinggi masih kurang diminati, karena pada umumnya siswa lebih gemar olahraga yang berkaitan dengan permainan seperti permainan bola tangan (bola voli) dan bola kaki (sepak bola). Olahraga atletik lompat tinggi merupakan olahraga yang kurang menarik bagi siswa kelas V dan kurang menyenangkan, sehingga mereka cepat merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran lompat tinggi. Berdasarkan permasalah itulah yang menjadikan penulis lebih termotivasi dalam upaya peningkatan pembelajaran lompat tinggi. Berdasarkan pengamatan dan beberapa pengalaman pembelajaran lompat tinggi selama ini, siswa banyak melakukan kesalahan pada saat tolakan dan posisi jatuh.

Bertolak dari hal tersebut maka peneliti akan mencoba menggunakan Media Karet Gelang dalam pembelajaran lompat tinggi, karena permainan ini dirasa sangat ringan dan mudah untuk dipelajari. Selain itu, siswa SD Negeri 2 Karangnongko sering memainkan permainan saat jam istirahat. Sehingga peneliti merasa dengan media ini akan dapat lebih efisien dalam upaya meningkatkan pembelajaran lompat tinggi. Khususnya untuk siswa kelas V SD Negeri 2 Karangnongko. Maka dengan melalui media karet gelang tersebut akan memberikan kesempatan siswa untuk mengoreksi kesalahan yang telah dilakukan dalam melakukan lompat tinggi. Maka berdasarkan hal tesebut peneliti akan mencoba menuangkan gagasan dalam penelitian tindakan kelas.

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penulisan ini adalah meningkatkan hasil lompatan pada lompat tinggi Gaya Guling Sisi (Western Roll) melalui media karet gelang pada siswa kelas V SD Negeri 2 Karangnongko Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan hasil lompatan pada pembelajaran lompat tinggi melalui media karet gelang pada siswa kelas V SD Negeri 2 Karangnongko Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara.

Manfaat dari penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan Manfaat Praktis: (a) Menambah wawasan bagi semua unsur pendidikan terutama pendidikan jasmani serta sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. (b) Bagi sekolah, penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam hal lompat tinggi. Penelitian ini juga memberikan sebuah pendekatan pembelajaran baru dalam pembelajaran lompat tinggi di SD Negeri 2 Karangnongko Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara. (c) Bagi guru, tentang peningkatan pembelajaran lompat tinggi dengan melalui media karet gelang dan memperbaiki program efektivitas dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya lompat tinggi. (d) Bagi siswa, diharapkan mampu melakukan lompat tinggi dengan baik, khususnya siswa kelas V SD Negeri 2 Karangnongko. (e) Bagi peneliti, mendapat pengalaman dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, memperdalam atletik terutama lompat tinggi, dan mengetahui kekurangan dan kelemahan diri pada saat mengajar yang dapat dijadikan acuan memperbaiki diri.

Bentuk tindakan untuk memecahkan masalah penelitian adalah dengan peningkatan pembelajaran lompat tinggi Gaya Guling Sisi (Western Roll) melalui media karet gelang. Peneliti sekaligus berperan sebagai guru yang mengajar materi tersebut dalam 3 siklus Penelitian Tindakan Kelas.

KAJIAN PUSTAKA

Hakekat Belajar

Pengertian tentang belajar menurut W. S. Winkel (Anni, 2004:3) Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.

Proses belajar terdapat komponen pendukung yang dapat mendorong tercapainya tujuan utama dari proses pembelajaran yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku. Proses pembelajaran dialami setiap orang sepanjang hayat serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.

Dari pengertian tersebut di atas maka untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran harus dirancang untuk memberikan pengalaman belajar pada peserta didik. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada pengajar, khususnya siswa agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.

Menurut Yudha (2001:1) istilah atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu athlon atau athlum. Kedua kata tersebut mengandung makna pertandingan, perlompatan, pergulatan atau perjuangan. Orang yang melakukan kegiatan atletik dinamakan athlete, atau dalam bahasa Indonesia disebut atlet. Jadi atletik merupakan salah satu aktivitas fisik yang diperlombakan atau dipertandingkan dalam bentuk kegiatan jalan, lari, lempar, dan lompat.

Atletik ini memiliki beberapa bentuk kegiatan yang beragam, maka atletik dapat dijadikan sebagai dasar pembinaan cabang olahraga lainnya. Bahkan ada yang menyebut atletik sebagai “ibu” dari seluruh cabang olahraga. Sebab, keterampilan dasar olahraga tercakup di dalamnya.

Seiring dengan perkembangan olahraga banyak olahragawan menggunakan gerakan atletik sebagai bentuk gerakan pemanasan. Sesuai dengan tugas gerak yang dilakukan, maka dikenal pula istilah track and field yang menunjuk kepada kegiatan di lintasan dan lapangan (Yudha, 2001:2)

Atletik merupakan kegiatan manusia sehari-hari yang dapat dikembangkan menjadi kegiatan bermain atau olahraga yang diperlombakan, dalam bentuk jalan, lari, lempar dan lompat. Karena atletik merupakan dasar bagi pembinaan olahraga, sehingga pembelajaran atletik di Sekolah Dasar secara khusus disesuaikan dengan kemampuan para siswa. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini mengamati mengenai pembelajaran lompat tinggi Gaya Guling Sisi (Western Roll) di Sekolah Dasar khususnya siswa kelas V.

Lompat tinggi

Pengertian Lompat tinggi

Menurut Rochman, dkk (2005:31) lompat tinggi adalah gerakan untuk menjangkau suatu jarak tertentu dengan sekali lompatan. Lompat tinggi merupakan salah satu nomor yang dilombakan pada cabang olah raga atletik. Menurut wikipedia.com (2008) lompat tinggi adalah sebuah cabang pertandingan atletik yang mengkombinasikan kecepatan, kekuatan, dan ketangkasan atletik dalam usaha untuk melompat setinggi mungkin dari papan tolakan. Menurut Yudha (2004:47) lompat tinggi merupakan keterampilan gerak pindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan satu kali tolakan ke depan setinggi mungkin.

Dengan demikian yang dimaksud lompat tinggi dalam penelitian ini adalah gerakan ancang-ancang dengan lari secepatnya kemudian menumpu pada papan tolakan dengan hentakan satu kaki, kemudian tubuh melayang di udara setinggi-tingginya dan mendarat dengan kedua kaki dengan keseimbangan yang baik.

Gaya dan Teknik Lompat tinggi Gaya Guling Sisi (Western Roll)

Menurut Rochman, dkk (2005:31) terdapat tiga gaya dalam lompat tinggi yakni Gaya Guling Sisi (Western Roll) , gaya berjalan di udara (walking in the air), dan gaya menggantung (hang). Gaya lompat tinggi yang cocok untuk usia tingkat sekolah dasar adalah Gaya Guling Sisi (Western Roll). Gaya ini mudah dipelajari bagi pelompat pemula.

Agar dapat melakukan lompat tinggi dengan baik maka perlu menguasai dasar-dasar lompat tinggi. Keterampilan dasar lompat tinggi terdiri atas awalan, tumpuan, lompatan, melayang, dan mendarat. (1) Tahap awalan, Guna awalan dalam lompat tinggi adalah untuk menghasilkan lompatan yang baik harus diperhatikan cara awalannya. Tujuan melakukan awalan yakni untuk mendapatkan kecepatan berlari sewaktu akan melompat dan untuk mendapatkan hasil lompatan yang optimal (Hananto,dkk,2007:22). (2) Tahap tolakan, Guna tolakan kaki untuk menghindari kesalahan tolakan yang akan menyebabkan tidak sahnya hasil lompatan.Untuk itu perlu memperhatikan papan tolakan (Hananto,dkk,2007:22). (3) Tahap melayang, Melayang di udara dapat dilakukan dengan beberapa cara yang bisa digunakan oleh atlit lompat tinggi yaitu Gaya Guling Sisi (Western Roll) , gaya berjalan di udara (walking in the air), dan gaya menggantung (hang). Dalam melayang di udara bukan cara melayangnya yang diutamakan, tetapi tetap terpeliharanya keseimbangan badan dan mengusahakan tekanan udara sekecil mungkin. Dalam penelitian ini yang digunakan Gaya Guling Sisi (Western Roll) sehingga sikap badan saat melayang adalah jongkok (Hananto,dkk,2007:23). (4) Tahap pendaratan, Pendaratan merupakan tahap terpenting, karena pada saat pendaratan semua gerakan harus dikoordinasikan agar tercapai hasil yang maksimal. Gerakan yang harus dikoordinasikan adalah gerakan kaki, kepala, lengan, tangan pada saat badan turun, dan kaki menyentuh pasir (Hananto,dkk,2007:23)

Hakekat Karet Gelang

Karet gelang atau gelang karet adalah potongan karet berbentuk gelang yang dibuat untuk mengikat barang. Karet gelang terdiri dari berbagai macam ukuran, dari yang besar hingga yang kecil, dari yang tebal hingga yang tipis. Bahan baku karet gelang adalah karet alami sehingga berwarna kuning. Karet gelang berwarna-warni dihasilkan dengan menambahkan bahan pewarna. Produsen juga ada yang membuat karet gelang tahan minyak dan tahan segala cuaca.

Sebagian besar karet gelang dibuat dari karet alami yang merupakan hasil pengolahan lateks dari pohon karet. Karet gelang juga dibuat dari karet sintetis, tapi kalah populer dari karet alami yang elastis.

 

Kerangka Berpikir

Salah satu peningkatan pembelajaran siswa adalah melalui olahraga atletik nomor lompat tinggi. Lompat tinggi merupakan materi di dalam cabang olahraga atletik. Menurut Rochman, dkk (2005:31) nomor lompat tinggi merupakan bagian dari cabang atletik. Nomor lompat tinggi berupa melompat di atas papan tolakan untuk menghasilkan lompatan yang tinggi. Oleh karena itu, dalam pembelajaran materi pokok atletik terutama teknik lompat tinggi diperlukan komunikasi atau arahan yang tepat dari guru kepada siswa supaya teknik dasar lompat tinggi dapat dikuasai dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal dalam melakukan lompat tinggi.

Selama ini metode pembelajaran yang diterapkan pendidik untuk mempelajari lompat tinggi terkesan belum mampu untuk meningkatkan kemampuan pemahaman mengenai teknik-teknik lompat tinggi khususnya Gaya Guling Sisi (Western Roll). Salah satu pembelajaran lompat tinggi yang berorientasi pada pengalaman sehari-hari dan menerapkan lompat tinggi dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan melalui media karet gelang.

Berdasarkan pemikiran tersebut penulis merancang pelasanaan pembelajaran yang akan dibutuhkan sebagai pengamatan dalam mengetahui tingkat perkembangan dan keberhasilan dari media yang diterapkan. Yang mana hal tersebut adalah perwujudan penulisan penelitian tindakan kelas (PTK) yang penulis lakukan dalam rangka meningkatkan pembelajaran siswa kelas V SD Negeri 2 Karangnongko.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini mengambil lokasi di SD Negeri 2 Karangnongko pada siswa kelas V yang berjumlah sebanyak 30 siswa. Penelitian ini dilaksanakan minggu pertama Februari sampai minggu keempat Maret 2016.

Dalam penelitian ini menggunakan model yang didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah satu putaran siklus, komponen tersebut yaitu (IGAK Wardani, dkk,2009:2.12-2.16): (1) Perencanaan yaitu tindakan yang akan dibangun dan akan dilaksanakan, sehingga harus mampu melihat tinggi kedepan; (2) Implementasi tindakan yaitu implementasi tindakan ke dalam konteks proses belajar mengajar yang sebenarnya; (3) Pengamatan yaitu proses pendokumentasian dampak dari tindakan dan menyediakan informasi untuk tahap refleksi; (4) Refleksi yaitu upaya evaluasi diri yang secara kritis dilakukan oleh tim peneliti, kolabolator, dan orang-orang yang terlibat didalamnya. Hubungan dari empat komponen tersebut menunjukkan satu putaran siklus atau kegiatan berkelanjutan.

Penelitian Tindakan kelas ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari empat tahap. Meliputi: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap pengamatan, (4) tahap refleksi.

Data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa catatan tentang hasil amatan. Hasil amatan tersebut dikumpulkan melalui pengamatan (data observasi), hasil tes siswa (tes unjuk kerja sama) dan angket (tanggapan siswa terhadap pembelajaran). Pengisian angket dilakukan dengan cara mengambil 6 siswa secara acak dari 30 siswa. Pemberian angket kepada siswa dilaksanakan pada pertemuan terakhir setiap siklus, setelah tindakan selesai.

Data dalam penelitian ini berupa data-data dalam bentuk lembar observasi,

angket siswa, dan tes hasil belajar.(1) Analisis Data Lembar Observasi, Data observasi diperoleh pada setiap tindakan untuk menilai ada perubahan peningkatan sikap siswa pada setiap siklus. Data disajikan secara deskriptif pada hasil penelitian. (2) Analisis Data Hasil Belajar Siswa, Hasil tes belajar yang dilaksanakan pada akhir pertemuan dihitung nilai rata-rata, kemudian dikategorikan dalam batas-batas penilaian yang didasarkan pada ketuntasan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan. (3) Analisis Data Lembar Angket, Lembar angket yang dilaksanakan pada waktu akhir pembelajaran tiap siklus, kemudian data disajikan secara deskriptif pada hasil penelitian.

Indikator keberhasilan tindakan meliputi perubahan siswa dalam mengikuti pembelajaran (lompat tinggi Gaya Guling Sisi (Western Roll)), siswa terlihat senang. Adanya rasa senang dalam diri siswa dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa yang ditandai dengan peningkatan nilai siswa.

Indikator keberhasilan tindakan meliputi perubahan siswa dalam

mengikuti pembelajaran (lompat tinggi Gaya Guling Sisi (Western Roll)), siswa terlihat senang dalam mengikuti pembelajaran serta ditandai dengan peningkatan nilai siswa terutama penguasaan teknik lompat tinggi Gaya Guling Sisi (Western Roll).

Untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam penelitian ini adalah: (1) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) lompat tinggi menurut Depdiknas (2008:492) sebagai berikut: (a) Kompleksitas (n1), Tinggi rentang nilai antara 50 – 64 dengan skor 1, Sedang, rentang nilai antara 65 – 80 dengan skor 2, Rendah rentang nilai antara 81 – 100 dengan skor 3. (b) Daya Dukung (n2), Tinggi rentang nilai antara 81 – 100 dengan skor 3, Sedang rentang nilai antara 65 – 80 dengan skor 2, Rendah rentang nilai antara 50 – 64 dengan skor 1, (c) Intake (n3) Tinggi rentang nilai antara 81 – 100 dengan skor 3, Sedang rentang nilai antara 65 – 80 dengan skor 2, Rendah rentang nilai antara 50 – 64 dengan skor 1

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Hasil penelitian adalah hasil yang diperoleh dari tes, kuesioner siswa dan

hasil observasi pembelajran yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung. Tujuan dengan adanya tahapan-tahapan (siklus) dalam pembelajaran yang peneliti kajikan disini sebagai bahan memperluas dan membuka kesempatan siswa dalam mengembangkan potensi yang dimiliki dari tiap-tiap siswa dengan harapan siswa dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya berupa peningkatan pembelajaran lompat tinggi Gaya Guling Sisi (Western Roll) dengan media permainan karet gelang

Peneliti menyampaikan materi melalui alat bantú media karet gelang dalam meningkatkan kompetensi yang dimiliki siswa khususnya pada materi lompat tinggi Gaya Guling Sisi (Western Roll). Proses pemberian materi disini disamakan dengan karakteristik siswa yaitu dengan jalan menggunakan media yang lebih memudahkan siswa dalam proses lompat tinggi hasilnya ternyata prosentase tingkat keberhasilan siswa sebesar 77% diatas KKM dan 23% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Dapat dilihat dalam bentuk diagram y ang akan memperjelas hasil dari siklus 1.

 

Dari perolehan siklus 1 masih ada siswa yang masih memperoleh nilai dibawah KKM. Melihat hasil observasi yang terdapat pada lampiran , maka dalam pelaksanaan siklus 1 masih belum dapat mengelola kelas dengan baik serta dalam proses pembelajaran belum memberikan motivasi yang maksimal kepada siswa. Karena pembelajaran gerak siswa memerlukan motivasi agar termotivasi melakukan gerak sehingga siswa dapat menik mati pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Melihat fenomena tersebut peneliti beranggapan bahwa perlu adanya model lain yang tepat dalam meningkatkan kompetensi siswa. Berangkat dari pemikiran dan hal riil tersebut peneliti melakukan tindak lanjut yang bertujuan untuk mengoptimalkan materi lompat tinggi siswa dalam olahraga atletik melalui tahap siklus 2. Hal ini dapat kita lihat rekapitulasi penilaian siklus 1 dan siklus 2.

 Berdasarkan rekapitulasi nilai yang didapat siswa mampu meningkatkan nilai siswa dengan sangat baik. Secara tidak langsung proses perbaikan pembelajaran ini dapat dikatakan dengan sangat baik dima na dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki dari tahapan siklus I nilai rata-rata siswa sebesar 67 dan setelah melalui siklus II nilai rata-rata siswa sebesar 73.

Dengan ini dapat dilihat hasil ketuntasan dari siklus 1 serta siklus ,

Tabel diatas m enunjukkan bahwa terjadinya perbedaan antara tahapan siklus pertama dengan siklus kedua yang peneliti lakukan. Tahapan yang lebih lanjut peneliti menerapkan atau mengaplikas ikan siklus ke dua dalam proses pembelajaran, hal ini bertujuan untuk mengetahui efisienitas dan efektifitas dari metode yang peneliti lakukan, disisi lain yang terjadi mengenai pemahaman dan perkembangan daya serap yang d iterima oleh peserta didik dapat dipastikan memenuhi harapan yang dinginkan (KKM). Berikut merupakan tabulasi dari pelajaran penjasorkes materi lompat tinggi pada olahraga.

Hasil Ketuntasan Siklus 1 dan Siklus 2

No

Jumlah

Pelaksanaan

Ketuntas an

Prosentase

 

 

 

 

 

 

S iswa

Tuntas

Belum

T untas

B elum

 

 

 

Tuntas

T untas

 

 

 

 

 

 

 

1

30

Siklus I

23

7

77%

23%

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

30

Siklus II

28

2

93%

7%

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pembahasan

Berdasarkan langkah-langkah penelitian untuk mengoptimalkan pembelajaran lompat         tinggi gaya jongkok            melalui media karet gelang dapat dilakukan sebagai media pembelajaran Penjasorkes dengan efektif sebagai media pembelajaran Penjasorkes siswa sekolah dasar.

Secara  tidak langsung proses perbaikan pembelajaran ini dapat dikatakan dengan san gat baik di mana prose s pemberian         materi disini disamak an dengan karakteristik siswa yaitu dengan jalan menggunakan media yang lebih memudahkan siswa dalam proses lompat tinggi hasilnya ternyata prosentase tingkat keberhasilan siswa dapat meningkat sebesar 77% diatas KKM dan 23% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM pada siklus tahap I sedangkan pada siklus tahap II dapat meningkatkan sebesar 93% diatas KKM dan 7% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM kompetensi yang dimiliki siswa dari tahapan siklus I nilai rata-rata siswa sebesar 67 dan setelah melalui siklus II nilai rata-rata siswa sebesar 73.

Olahraga atletik dengan menggunakan alat bantu permainan karet gelang untuk mengoptimalkan keterampilan pembelajaran lompat tinggi Gaya Guling Sisi (Western Roll) pada siswa dalam pembelajaran Penjasorkes siswa sekolah dasar hal ini dapat dibuktikan dengan keefektifan gerak siswa yang dapat dilihat dari lembar kuesioner siswa baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor yang ada pada diri siswa.

Tabel 4 Rekapitulasi Kuesioner Siswa

NILAI

JUMLAH SISWA

Prosentase

 

YA

TIDAK

YA

TIDAK

 

 

 

RATA-RATA

28

2

93%

7%

 

 

Dari data rekapitulasi diatas bahwa Siswa sangat senang melakukan pembelajaran Lompat tinggi dengan melalui media karet gelang, hal ini terbukti dari nilai yang didapat siswa sebesar 280 dengan prosentase 93%.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan penelitian dan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa 93% siswa telah lulus KKM, sehingga pembelajaran lompat tinggi kelas V SD Negeri 2 Karangnongko dengan media karet gelang meningkat artinya media karet gelang dapat digunakan sebagai pendekatan pembelajaran lompat tinggi.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran lompat tinggi dengan media karet gelang di SD Negeri 2 Karangnongko pada siswa kelas V mengalami peningkatan, sehingga sebagai guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menyediakan alat atau fasilitas, memvariasikan pembelajaran dan lain-lain agar siswa tertarik atau menyenangi olahraga yang diajarkan guru.

Penelitian tindakan kelas pada kelas V SD Negeri 2 Karangnongko memiliki keterbatasan-keterbatasan yang menjadi hambatan penelitian ini. Dimana hambatan-hambatan itu belum dapat terselesaikan pada penelitian ini sehingga pada saat yang akan datang hambatan-hambatan tersebut menjadi bahan penyelesaian pada pembelajaran selanjutnya. Adapun hambatan-hambatan tersebut adalah ada beberapa siswa belum menguasai teknik lompat tinggi dengan benar walaupun sudah diajari secara benar oleh guru.

Saran

Saran yang dapat penyusun berikan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagi siswa, agar lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran olahraga baik olahraga lompat tinggi ataupun olahraga yang lain; (2) Bagi sekolah, agar menyediakan atau memperbaharui sarana dan prasarana olahraga, sehingga semua siswa dapat menggunakan fasilitas olahraga.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2008. Materi Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas.

—————-. 2011. Kurikulum 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Standar Kompetensi (Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Tingkat SD/MI). Jakarta: Depdiknas.

Djamarah, Syaiful Bahri, 1999. Psikologi Belajar. Bandung: Rineka Cipta.

Hananto, dkk. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 6. Jakarta: Yudhistira.

http://wikipedia.com/atletik/lompattinggi

Joegolan. 2009. Pengertian Belajar. http://joegolan.wordpress.com/pengertian-belajar/artikel

Medler Michael/Katzenbogner Hans, Ds. Suyono. 1996. Buku Pedoman Lomba Atletik. PASI

Rochman, dkk. 2005. Pendidikan Jasmani Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga.

Sugito, dkk. 1994. Pendidikan Atletik. Jakarta: Depdikbud.

Yudha. 2001. Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar (sebuah Pendekatan Pembinaan Gerak melalui Permainan). Jakarta: Depdiknas.

Wardani, I GAK, 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka