UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI KOORDINAT CARTESIUS MELALUI METODE DEMONSTRASI

DAN TANYA JAWAB SISWA KELAS VI SEMESTER II

SDN NGRAMBITAN, JAPAH, BLORA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Sutris

SDN Ngrambitan Kecamatan Japah Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Kegiatan belajar dan mengajar untuk pelajaran Matematika di Sekolah Dasar tidak perlu ditakuti atau menganggap sesuatu itu sulit sebelum dipelajari. Untuk menimbulkan semangat dalam belajar Matematika di Sekolah Dasar guru perlu menyampaikan materi efektif dengan tujuan mudah diterima oleh siswa secara nyata (realistis). Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan rasa antusias siswa agar lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran,Untuk memperbaiki proses Pembelajaran yang ada SDN Ngrambitan, Untuk mengidentifikasi dan menganaisis masalah-masalah dalam pembelajaran serta merancang perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas PTK),Untuk memperoleh informasi sejauh mana Teori Bruner dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi menentukan letak titik dalam sistem koordinat kartesius. Pada siklus 1, 20 siswa memperoleh nilai diatas 75 atau lebih dan ketuntasan mencapai 87%. Jadi masih ada 13% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sekolah. Pada siklus 2, siswa yang memperoleh nilai diatas 75 mencapai 23 siswa dari 23 siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan secara klasikal mencapai lebih mencapai 93% yang artinya proses pembelajaran telah tuntas secara klasikal. Dari hasil ini, indikator keberhasilan yang berbunyi: meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas tuntas belajar pada ulangan harian minimal 10% telah tercapai. Dan meningkatnya kompetensi guru dalam proses pembelajaran minimal 15% juga tercapai.

Kata Kunci: Demonstrasi, Tanya Jawab, Titik Koordinat Cartesius

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sebagian besar orang tua siswa yang peneliti ajar rata-rata berasal dari lulusan SD dan bekerja sebagai buruh tani. Karena rendahnya pendidikan mereka, mereka kurang memperhatikan dan mendampingi anak-ananknya belajar. Kondisi orang tua yang demikian, tentu saja tidak mendukung untuk pencapaian belajar siswa yang diinginkan.

Keadaan lingkungan sekolah dan latar belakang orang tua siswa, tidak mungkin peneliti pecahan sendiri, sehingga butuh dukungan dari pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa, peneliti sebatas memperbaiki pola pembelajaran. Peneliti akan meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika tenang letak titik koordinat dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui Peneliti Tindakan Kelas (PTK yang memfokuskan media gambar sebagai model pembelajaran pada siswa kelas VI SDN Ngrambitan sehingga mampu meningkatkan minat dan kreativitas belajar siswa yang pada ujungnya dapat meningkatkan pemahaman materi pelajaran.

Rumusan Masalah

1.     Apakah melalui teori Bruner dapat meningkatkan kreatifitas belajar siswa tentang titik koordinat kartesius?

2.     Bagaimana cara penerapan teori Bruner dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kreatifitas belajar siswa tentang titik koordinat kartesius.

Tujuan Penelitian

1.     Meningkatkan rasa antusias siswa agar lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

2.     Untuk memperbaiki proses Pembelajaran yang ada SDN Ngrambitan.

3.     Untuk mengidentifikasi dan menganaisis masalah-masalah dalam pembelajaran serta merancang perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas PTK).

4.     Untuk memperoleh informasi sejauh mana Teori Bruner dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi menentukan letak titik dalam sistem koordinat kartesius.

Manfaat Penelitian

Bagi Siswa

Penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan kesulitan dalam pembelajaran tentang menentukan letak titik dalam sistem koordinat kartesius.

Bagi Guru

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai contoh dalam meningkatkan anak didiknya. Penelitian ini juga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya karena sasaran akhir PTK adalah perbaikan pembelajaran.

Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam menentukan kebijakan-kebijakan sekolah dengan skala prioritas dalam pembelajaran.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Teori Belajar Brunner

Jerome S Brunner dari Universitas Harvard menjadi sangat terkenal dalam dunia pendidikan umumnya dengan pendidikan matematika khususnya ia telah menulis hasil studinya tentang “perkembangan belajar” yang merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi belajar. Bruner menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa atau benda didalam lingkungannya, menemukan cara untuk menyatakan kembali peristiwa atau benda tersebut didalam pikirannya yaitu suatu model mental tentang peristiwa atau benda yang dialaminya atau dikenalnya.

 

 

Penerapan Teori Belajar Brunner Dalam Pembelajaran

Jika kita perhatikan dari ketiga tahap belajar diatas, maka jelas bahwa untuk memudahkan pemahaman dan keberhasilan anak dalam pembelajaran matematika haruslah secara bertahap. Sebenarnya ketiga tahapan belajar dari Brunner ini sudah sejak lama kita terapkan dalam pembelajaran matematika di SD.

Metode Demonstrasi (Demonstration Method)

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajara yang relevan dengan pokok bahasan atau meteri yang sedang disajikan. Muhibbin Syah (2000).

Prestasi Belajar

Prestasi Belajar adalah “Penguasaan Pengetahuan atau Ketrampilan yang dikembangkan oleh pelajaran yang lazim ditunjukkan oleh nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru”. (Depdikbud, 1995:787).

Matematika adalah terjemahan dari Mathematic. Namun arti atau definisi yang tepat dari Matematika dapat diterapkan secara eksask (pasti) dan singkat. James dan Jarnes (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa Matematika adalah “Ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri”.

Kerangka Berpikir

Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan (Suriasumantri, 1986). Kriteria pertama agar suatu pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SDN Ngrambitan Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 23 siswa, terdiri dari 7 siswa putra dan 7 siswa putri.

Penelitian ini dilakukan di kelas VI semester II SDN Ngrambitan tahun pelajaran 2017/2018. Alasan pemilihan tempat penelitian di SDN Ngrambitan karena lokasi penelitian berada pada lokasi peneliti bekerja.

Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2018 dan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 18 April 2018.

 

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pembelajaran Awal

Tabel 2 Analisis Hasil Lembar Kerja Siswa

No

Perolehan Nilai

Jumlah Anak

Persentase

Keterangan

1

95-104

0%

2

85-94

6

24%

Tuntas

3

75-84

4

16%

Tuntas

4

65-74

5

20%

Belum Tuntas

5

55-64

5

20%

Belum Tuntas

6

45-64

3

12%

Belum Tuntas

7

35-44

0%

Jumlah Anak

23

100%

 

Tabel 3 Analisis Hasil Tes Formatif Siswa

No

Perolehan Nilai

Jumlah Anak

Persentase

Keterangan

1

95-104

0%

2

85-94

9

21%

Tuntas

3

75-84

4

29%

Tuntas

4

65-74

5

21%

Belum Tuntas

5

55-64

5

29%

Belum Tuntas

6

45-64

0%

7

35-44

0%

Jumlah Anak

23

100%

 

Siklus 1

Tabel 7 Analisis Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus 1

No

Perolehan Nilai

Jumlah Anak

Persentase

Keterangan

1

95-104

2

14%

Tuntas

2

85-94

4

29%

Tuntas

3

75-84

8

36%

Tuntas

4

65-74

8

14%

Belum Tuntas

5

55-64

1

7%

Belum Tuntas

6

45-64

0%

7

35-44

0%

Jumlah Anak

23

100%

 

Tabel 8 Analisis Hasil Tes Formatif Siswa Siklus 1

No

Perolehan Nilai

Jumlah Anak

Persentase

Keterangan

1

95-104

5

20%

Tuntas

2

85-94

8

32%

Tuntas

3

75-84

6

24%

Tuntas

4

65-74

4

16%

Belum Tuntas

5

55-64

0

0%

Belum Tuntas

6

45-64

0%

7

35-44

0%

Jumlah Anak

14

100%

 

 

 

 

 

Siklus II

Tabel 12 Analisis Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II

No

Perolehan Nilai

Jumlah Anak

Persentase

Keterangan

1

95-104

2

14%

Tuntas

2

85-94

14

57%

Tuntas

3

75-84

3

21%

Tuntas

4

65-74

4

7%

Belum

5

55-64

6

45-64

7

35-44

Jumlah Anak

23

100%

 

Tabel 13 Analisis Hasil Tes Formatif Siswa Siklus II

No

Perolehan Nilai

Jumlah Anak

Persentase

Keterangan

1

95-104

6

24%

Tuntas

2

85-94

8

32%

Tuntas

3

75-84

6

24%

Tuntas

4

65-74

0

0%

Belum

5

55-64

0%

Belum

6

45-64

0%

Belum

7

35-44

0%

Jumlah Anak

23

100

 

Pembahasan

Tabel 17 Perbandingan Hasil LKS Tiap Pertemuan

Pembelajaran

Rata-rata

Persentase

Kriteria Pengamatan

Pembelajaran Awal

72,4

72,4%

Baik

Siklus I

74

74%

Baik

Siklus II

82,6

82,6%

Baik

 

Tabel 18 Perbandingan Hasil Tes Formatif Siswa Tiap Siklus

Pembelajaran

Jumlah Siswa

Rata-rata

Banyak Siswa

Persentase

Tuntas

Belum Tuntas

Pembelajaran Awal

23

75

13

10

52%

Siklus I

23

84

19

4

83%

Siklus II

23

92

23

0

100%

 

Tabel 19 Perbandingan Hasil Pengamatan  Pelaksanaan Pembelajaran Tiap Siklus

Pembelajaran

Rata-rata Pengamat

Kriteria Pengamatan

Pembelajaran Awal

2,48

Rendah

 

Siklus I

3,47

Cukup

 

Siklus II

4,05

Baik

 

 

Pada tabel 17 diatas terlihat hasil lembar kerja siswa dengan rata-rata perolehan nilai 52% pada pembelajaran awal, pada siklus 1 mengalami kenaikan menjadi 84% pada siklus II menjadi 92%. Tabel 18 menggambarkan rata-rata hasil tes formatif siswa tiap siklus. Pada pembelajaran awal rata-rata perolehan nilai sebesar 75 dengan tingkat ketuntasan 52% (jumlah siswa yang tuntas 13 orang), sedangkan siklus 1 rata-rata perolehan nilai 84 dengan tingkat dengan ketuntasan 83% (jumlah siswa yang tuntas 19 orang), sedangkan siklus II rata-rata 92, dengan tingkat ketuntasan 100% artinya siswa telah tuntas dalam penguasaan.

Pada tabel 19 diatas menunjukkan tingkat keberhasilan pelaksanana pembelajaran tiap siklus yang mengalami kenaikan rata-rata 0,78%. Dengan demikian tujuan perbaikan pembelajaran pada penelitian telah berhasil dicapai. Sedangkan yang ditunjukkan grafik 4 adalah merupakan tingkat aktivitas yang dilakukan siswa yang relevan dengan pembelajaran. Pada pembelajaran awal rata-rata 8 siswa yang melakukan aktivitas yang relevan dengan pembelajaran siklus I siswa yang aktif naik menjadi 11 siswa dan pada siklus II siswa yang aktif bertambah menjadi 13 siswa. Pada grafik 5 tentang aktivitas siswa kurang relevan dengan pembelajaran terjadi hal yang sebaliknya. Aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran mengalami penurunan jumlah. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang berlangsung semakin menarik dan menyenangkan sehingga jumlah siswa yang melakukan aktivitas yang kurang relevan dengan pembelajaran semakin berkurang.

Keberhasilan peneliti dalam memperbaiki pembelajaran yang melalui penelitian tindakan kelas tidak lepas dari usaha peneliti dalam menerapkan metode demonstrasi dan tanya jawab. Langkah-langkah pembelajaran yang peneliti tempuh pada setiap siklus yang terkait dengan metode ini terbukti telah berhasil meningkatkan keterampilan siswa dalam memahami materi pembelajaran yakni menentukan posisi titik dalam sistem koordinat kartesius misalnya langkah peneliti mengajak anak langsung menunjukkan letak titik koordinat, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa data-data yang diperoleh dari pembelajaran awal, siklus I dan siklus II, tindakan kelas yang dilakukan dengan pembelajaran menggunakan penerapan metode demonstrasi dan tanya jawab pada setiap sklus dapat ditarik kesimpulan.

1.     Dengan memilih model pembelajaran yaitu metode demonstrasi dan tanya jawab dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika.

2.     Metode demonstrasi dan tanya jawab dapat meningkatkan ketuntusan belajar siswa dan meningkatkan pemahaman siswa.

Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari setiap siklus, mengingat penelitian hanya berjalan dua siklus maka perlu suatu tindak lanjut dan langkah nyata dalam pembelajaran matematika agar tujuan dari pendidikan/kompetensi yang diharapkan tercapai yaitu:

1.     Pilihan modal pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, materi dan lingkungan.

2.     Lakukan motivasi-motivasi dalam pembelajaran agar siswa tidka bosan.

3.     Tumbuhkan motivasi dalam setiap pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA

Andayani, dkk, 2008. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hermawan, Asep Herly, dkk, 2008. Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Mikarsa, Heri Lestari, dkk. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Univeritas Terbuka.

Sumantri, Mulyani, dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiranatapyra, Udin, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Karso, dkk. 2004. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka.

Karim, A. Muchtar, dkk. 2004. Pendidikan Matematika II. Jakarta: Universitas Terbuka.

Muhsetyo, Gatot, dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.