MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

TENTANG SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT

MELALUI METODE DISKUSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI JIWOREJO SEMESTER II

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

 

Sugiarto

SD Negeri Jiworejo Kecamatan Jiken Kabupaten Blora

                                      

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah Untuk meningkatkan hasil belajar PKn tentang sistem pemerintah tingkat pusat melalui penggunaan metode diskusi dengan model pembelajaran student facilitator and explaining bagi siswa kelas IV SD Negeri Jiworejo pada semester II tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan dimulai bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2015, bertempat di SD Negeri Jiworejo Kecamatan Jiken Kabupaten Blora. Adapun yang digunakan sebagai subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Jiworejo dengan jumlah siswa sebanyak 12 siswa, yang terdiri dari 4 siswa putra dan 8 siswa putri. Prosedur penelitian yang digunakan dengan menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah teknik tes dan teknik nontes. Adapun alat pengumpul data berupa butir-butir soal tes tertulis yang harus dikerjakan siswa selama pelaksanaan penelitian, lembar observasi dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran PKn menggunakan metode diskusi dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining tentang sistem pemerintah tingkat pusat mampu mencapai peningkatan yang signifikan, yaitu proses pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal dengan menggunakan teknik konvensional, hasil ulangan harian siswa mencapai rata-rata 60,00, dengan tingkat ketuntasan mencapai 11,1%. Pada siklus I dengan menggunakan menggunakan metode diskusi, hasil belajar meningkat menjadi rata-rata 67,22, dengan tingkat ketuntasan mencapai 55,56%. Kemudian pada siklus II dilakukan pembelajaran dengan metode diskusi dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining, ternyata lebih mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan mencapai nilai rata-rata 78,89, dengan tingkat ketuntasan mencapai 100%.

Kata Kunci:      Hasil Belajar, Pembelajaran PKn, Metode Diskusi, Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.

Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Roestiyah N.K menjelaskan bahwa di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.

Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga Ia mau belajar karena siswalah subyek utama dalam belajar. Dengan demikian aktifitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar-mengajar sehingga siswalah yang seharusnya banyak aktif, sebab siswa sebagai subyek didik adalah yang merencanakan dan Ia sendiri yang melaksanakan belajar. Oemar Hamalik menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.

Pada kenyataan yang penulis alami di sekolah tempat penulis mengajar, penggunaan metode pembelajaran yang mengacu pada aktivitas belajar siswa belum sepenuhnya diupayakan oleh guru. Hal ini berdampak pada tidak maksimalnya pencapaian prestasi belajar siswa. Dari hasil penilaian pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada kegiatan pra siklus tentang sistem pemerintahan tingkat pusat, menunjukkan nilai yang rendah. Nilai rata-rata hanya mampu mencapai 60,00, dan dari 12 siswa hanya 2 (11,11%) siswa yang nilainya memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70, sedangkan 10 (88,89%) siswa belum tuntas karena nilainya masih dibawah KKM 70.

Melihat kondisi hasil belajar yang termasuk masih rendah, maka diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkannya. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mencoba menerapkan pembelajaran yang dapat memacu aktivitas siswa melalui penggunaan metode diskusi. Penulis beranggapan bahwa melalui diskusi akan terjadi proses pembelajaran antar siswa. Kegiatan belajar bersama tersebut dapat membantu memacu belajar aktif.

Selain penggunaan metode dalam mengajar, juga dibutuhkan adanya teknik atau model pembelajaran yang mampu mendukung pelaksanaan pembelajaran secara maksimal. Salah satunya adalah model pembelajaran Student Facilitator and Explaining. Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining lebih menekankan siswa mempresentasikan ide pada teman lainnya. Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan siswa mampu menguasai materi pelajaran dengan mudah. Siswa lebih mudah memahami penjelasan dari temannya dibanding penjelasan dari guru, karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan.

Melalui pembelajaran menggunakan metode diskusi dengan penggunaan model pembelajaran student facilitator and explaining, mampu meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa yang pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut diatas, maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah melalui metode diskusi dengan model pembelajaran student facilitator and explaining dapat meningkatkan hasil belajar PKn tentang sistem pemerintahan tingkat pusat bagi siswa kelas IV SD Negeri Jiworejo pada semester II tahun pelajaran 2014/2015?

Tujuan Penelitian

1.     Tujuan Umum

Untuk meningkatkan hasil belajar PKn tentang sistem pemerintah tingkat pusat melalui penggunaan metode diskusi dengan model pembelajaran student facilitator and explaining.

2.     Tujuan Khusus

a.     Untuk meningkatkan hasil belajar PKn bagi siswa kelas IV SD Negeri Jiworejo semester II tahun pelajaran 2014/2015.

b.     Untuk mengetahui efektifitas metode diskusi dengan model pembelajaran student facilitator and explaining terhadap peningkatan hasil belajar PKn tentang sistem pemerintah tingkat pusat bagi siswa kelas IV SD Negeri Jiworejo semester II tahun pelajaran 2014/2015.

Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan mendapatkan manfaat sebagai berikut:

1.   Manfaat secara teoritis

Dengan penelitian ini akan dapat muncul kemauan untuk melakukan inovasi dalam proses pembelajaran. Inovasi tersebut berupa teknik pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan bagi siswa melalui penggunaan metode dan model pembelajaran, yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui penggunaan metode diskusi dengan model pembelajaran student facilitator and explaining diharapkan dapat menambah teknik pembelajaran yang mengacu pada peningkatan hasil belajar siswa.

2.   Manfaat secara praktis:

a.   Bagi Siswa

Dengan adanya penelitian ini permasalahan-permasalahan yang dialami para siswa dalam kegiatan belajar mengajar akan dapat teratasi dengan baik. Siswa yang semula malas, bosan, dan pasif dalam menerima pelajaran akan berubah menjadi senang, gembira, aktif dan kreatif dalam menerima pelajaran.

b.   Bagi Guru

1)    Membantu guru melakukan perbaikan pembelajaran, yang mengacu pada peningkatan hasil belajar siswa.

2)    Memberikan alternatif pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran di kelas, dengan menggunakan model pembelajaran yang ada.

 

 

 

LANDASAN TEORI

Pengertian Belajar

            Wingo (dalam Hakiim, 2008:73) menjelaskan bahwa dalam suatu proses belajar banyak segi yang sepatutnya dicapai sebagai hasil belajar, yaitu meliputi pengetahuan dan pemahaman tentang konsep, kemampuan menerapkan konsep, kemampuan menjabarkan dan menarik kesimpulan serta menilai kemanfaatan konsep, menyenangi dan memberi respons yang positif terhadap sesuatu pelajaran dan diperoleh kecakapan melakukan sesuatu kegiatan tertentu.

            Witherington, dalam Educational Psychology, sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto menjelaskan bahwa “Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”. Sedangkan Para ahli psikologi sering kali mendefinisikan bahwa belajar adalah perubahan perilaku sebagai akibat dari dalam pengalaman.

            Dari pendapat-pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa: (a) belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan; (b) belajar itu merupakan kegiatan psiko-phisik yang kesemuanya itu menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya; (c) belajar itu merupakan usaha untuk menguasai materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya; (d) belajar itu sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya

Pengertian Hasil Belajar

Wingo sebagaimana dikutip Lukmanul Hakim, menjelaskan bahwa dalam suatu proses belajar banyak segi yang sepatutnya dicapai sebagai hasil belajar, yaitu meliputi pengetahuan dan pemahaman tentang konsep, kemampuan menerapkan konsep, kemampuan menjabarkan dan menarik kesimpulan serta menilai kemanfaatan konsep, menyenangi dan memberi respons yang positif terhadap sesuatu pelajaran dan diperoleh kecakapan melakukan sesuatu kegiatan tertentu.

Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar. Sesuatu itu berupa pengetahuan, konsep, kemampuan bernalar, ketrampilan, perilaku, konsep, sikap teknologi, dan nilai-nilai ilmiah.

Adapun yang penulis maksudkan hasil belajar dalam penelitian ini adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa untuk mendapatkan suatu peningkatan kepandaian yang diwujudkan dalam bentuk nilai yang diperoleh melalui tes, yang dalam hal ini dilakukan pada hasil tes ulangan harian mata pelajaran PKn tentang sistem pemerintahan tingkat pusat.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Untuk meraih prestasi belajar yang baik banyak sekali faktor-faktor yang perlu diperhatikan. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

 

1)  Faktor internal

Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis

2)  Faktor eksternal

Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain diluar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, antara lain adalah faktor lingkungan keluarga,faktor lingkungan sekolah, dan faktor lingkungan masyarakat

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh UUD 1945. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Depdiknas bahwa: Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia, sehingga memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dengan demikian belajar PKn bukan hanya sebatas teori yang bersifat hafalan saja, tetapi lebih ditujukan pada praktik kehidupan nyata yang dilaksanakan sehari-hari dilingkungan mesyarakat. Tujuan PKn untuk setiap jenjang pendidikan yaitu mengembangkan kecerdasan warga negara yang diwujudkan melalui pemahaman, keterampilan sosial dan intelektuan, serta berprestasi dalam memecahkan masalah di lingkungannya.

Metode Diskusi

Metode diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah.

Penggunaan metode diskusi, walaupun mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran, namun juga mempunyai kelemahan. Roestiyah N.K menjelaskan kelemahan penggunaan metode diskusi tersebut sebagai berikut:

1) Kadang-kadang bisa terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang dipecahkan; bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.

2) Dalam diskusi menghendaki pembuktian logis, yang tidak terlepas dari fakta-fakta; dan tidak merupakan jawaban yang hanya dugaan atau coba-coba saja. Maka pada siswa dituntut kemampuan berpikir ilmiah, hal mana itu tergantung pada kematangan, pengalaman dan pengetahuan siswa.

3) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.

4) Peserta mendapat informasi yang terbatas.

5) Mungkin dikuasai orang-orang yang suka berbicara.

6) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.

Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Tim Widya Iswara LPMP Jateng menjelaskan bahwa pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan cara siswa mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lain. Pembelajaran Student Facilitator and Explaining menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a.    Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

b.    Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi

c.    Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya.

d.    Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa lain

e.    Guru menerangkan semua materi yang disajikan pada saai itu

f.     Penutup.

Kerangka Berfikir.

Dalam pembelajaran, panca indera dan seluruh kesanggupan seorang siswa perlu dirangsang, digunakan dan dilibatkan, sehingga ia tak hanya mengetahui, melainkan dapat memakai dan melakukan apa yang dipelajari. Panca indera yang paling umum dipakai dalam pembelajaran adalah mendengar. Melalui mendengar, anak mengikuti peristiwa demi peristiwa dan ikut merasakan apa yang disampaikan. Anak melihat sesuatu dari apa yang diceritakan.

Mata pelajaran PKn termasuk mata pelajaran yang terus berkembang menyesuaikan situasi dan kondisi yang terjadi, serta materinya banyak mengungkapkan teori-teori dan konsep-konsep untuk dapat diaplikasikan dalam tingkah laku pada kehidupan sehari-hari. Sudah selayaknya pembelajaran PKn diupayakan agar siswa siswa menjadi aktif dan kreatif. Dengan siswa menjadi aktif dan kreatif, maka mereka akan lebih mudah menerima terhadap materi yang dipelajari.

Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengaktifkan belajar siswa, salah satunya adalah melalui penggunaan diskusi dengan model pembelajaran student facilitator and explaining. Melalui kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat membangkitkan potensi-potensi yang dimiliki siswa, sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan.

Hipotesis Tindakan

Menurut Suharsimi Arikunto, hipotesis diartikan sebagai “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Sedangkan Winarno Surachmad menyatakan bahwa: “hipotesis adalah kesimpulan, tetapi kesimpulan itu belum final masih harus dibuktikan lagi kebenarannya”.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir seperti uraian diatas maka hipotesis tindakan yang diajukan adalah: melalui metode diskusi dengan model pembelajaran student facilitator and explaining dapat meningkatkan hasil belajar PKn tentang sistem pemerintahan tingkat pusat bagi siswa kelas IV SD Negeri Jiworejo semester II tahun pelajaran 2014/2015.

METODOLOGI PENELITIAN

Seting Penelitian

1.    Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 3 (tiga) bulan yaitu pada bulan Januari sampai dengan Maret 2015.

2.    Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada kelas IV SD Negeri Jiworejo semester II tahun pelajaran 2014/2015, pada mata pelajaran PKn.

Penulis memilih kelas tersebut untuk penelitian karena berbagai alasan diantaranya:

a.  Status penulis adalah sebagai guru PKn pada kelas tersebut, sehingga penelitian diharapkan dapat berjalan dengan efektif dan lancar.

b.  Hasil pembelajaran PKn pada siswa kelas IV sifatnya masih rendah, sehingga perlu dipacu melalui pembelajaran yang mampu memacu aktivitas dan kreatifitas berpikir siswa, sehingga hasilnya optimal.

Subyek Penelitian

            Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SD Negeri Jiworejo Kecamatan Jiken Kabupaten Blora tahun pelajaran 2014/2015, sebanyak 12 siswa, yang terdiri dari 4 siswa putra dan 8 siswa putri.

Sumber Data

            Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diupayakan berasal dari sumber data primer, yaitu sumber data yang diambil langsung dari subyek penelitian. Adapun sumber data yang digunakan meliputi hasil ulangan harian siswa, hasil dokumentasi, hasil observasi/pengamatan dan angket sederhana.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1.  Teknik Pengumpulan Data

     Pengumpulan data dilakukan melalui teknik tes dan non tes. Teknik tes dilaksanakan melalui tes tertulis, sedangkan teknik non tes dilaksanakan melalui observasi/pengamatan, dokumentasi dan angket.

2.  Alat Pengumpulan Data

a.     Teknik Tes

            Tes digunakan untuk mengetahui sampai sejauhmana tujuan pembelajaran dapat tercapai, yang dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan.

b.     Teknik Non Tes

            Pengumpulan data dengan teknik nontes tes menggunakan alat sebagai berikut: 1) Lembar observasi; 2) Dokumentasi; 3) Angket

Prosedur Penelitian

            Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus yang menggunakan desain setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu: (1) Planning (Perencanaan), (2) Action (Tindakan), (3) Obseving (Observasi), (4) Reflecting (Refleksi).

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Pra Siklus

            Pelaksanaan pembelajaran pra siklus, dilakukan sebagaimana yang dilakukan oleh guru dalam mengajar kesehariannya yang dilakukan secara konvensional. Aktivitas pembelajaran masih dipegang oleh guru. Kegiatan pembelajaran belum mengacu pada aktivitas belajar siswa. Guru bersifat sebagai sumber ilmu dan siswa berposisi sebagai penerima ilmu. Pada kondisi yang demikian siswa terlihat pasif, kurang kreatif, karena guru dalam menyampaikan materi tanpa menggunakan variasi teknik pembelajaran.

Hasil Tes Pra Siklus

No.

Hasil

(Angka)

Hasil

(Huruf)

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Prosentase

1

≤54

E

Sangat Kurang

0

0,0%

2

55-64

D

Kurang

8

66,7%

3

65-74

C

Cukup

4

33,3%

4

75-84

B

Baik

0

0,0%

5

85-100

A

Sangat Baik

0

0,0%

Jumlah

12

100%

 

Tabel tersebut menunjukkan 66,7% siswa masih mempunyai nilai kurang, dan 33,3% siswa mempunyai nilai cukup. Kondisi tersebut menunjukkan hasil belajar siswa rata-rata masih rendah.

Deskripsi Hasil Siklus I

Pembelajaran siklus I dilaksanakan bulan Februari 2015. Data aktivitas belajar pada siklus I dikumpulkan melalui pengamatan selama proses pembelajaran siklus I. Dari data yang terkumpul dalam lembar observasi yang selanjutnya dianalisis menunjukkan bahwa masih terdapat 22,2% siswa yang mempunyai nilai kurang, 55,6% siswa mempunyai nilai cukup, dan 22,2% siswa mempunyai nilai baik. Hasil yang didapat menunjukkan adanya peningkatan jika dibanding dengan kondisi awal.

 

Hasil Tes Siklus I

No.

Hasil

(Angka)

Hasil

(Huruf)

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Prosentase

1

≤54

E

Sangat Kurang

0

0,0%

2

55-64

D

Kurang

3

22,2%

3

65-74

C

Cukup

6

55,6%

4

75-84

B

Baik

3

22,2%

5

85-100

A

Sangat Baik

0

0,0%

Jumlah

12

100%

 

Deskripsi Hasil Siklus II

Sikus II dilaksanakan seperti yang direncanakan, dalam lembar observasi yang dikumpulkan selama proses pembelajara siklus II menunjukkan bahwa 11,1% siswa mempunyai nilai cukup, 66,7% siswa mempunyai nilai baik, dan 22,2% siswa mempunyai nilai sangat baik. Kondisi tersebut menunjukkan adanya peningkatan apabila dibandingkan dengan kondisi awal maupun kondisi siklus I.

Nilai rata-rata yang dicapai siswa mencapai 78,89, dengan nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 90. Siswa secara keseluruhan sudah mampu mencapai batas ketuntasan minimal 70.

Hasil Tes Siklus II

No.

Hasil

(Angka)

Hasil

(Huruf)

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Prosentase

1

≤54

E

Sangat Kurang

0

0,0%

2

55-64

D

Kurang

0

0,0%

3

65-74

C

Cukup

2

11,1%

4

75-84

B

Baik

7

66,7%

5

85-100

A

Sangat Baik

3

22,2%

Jumlah

12

100%

 

Pembahasan

Pembahasan Kondisi Awal

Pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru dalam mengajar lebih banyak menggunakan metode ceramah. Pembelajaran bersifat searah, karena belum melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Aktivitas pembelajaran dipegang oleh guru, sedangkan siswa pasif karena lebih banyak sebagai pendengar. Kondisi tersebut mengakibatkan siswa kurang termotivasi ketika mengikuti pembelajaran. Disamping itu, guru dalam menyampaikan materi tanpa menggunakan variasi metode dan model pembelajaran.

Sebagian besar siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar bila dilihat dari hasil ulangan harian, karena belum mencapai batas ketuntasan minimal 70. Banyaknya siswa yang memiliki nilai dibawah 70, sebanyak 10 siswa. Dengan demikian jumlah siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 10 siswa (88,89%), sedangkan yang telah mencapai ketuntasan sebanyak 2 siswa (11,11%).

Pembahasan Siklus I

Penelitian Tindakan Kelas pada siklus I yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Jiworejo, kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Hasil ulangan harian yang dilakukan pada siklus I mencapai nilai rata-rata 67,22. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 75, sedang nilai terendah 55. Dari hasil ulangan harian pada siklus I terdapat 7 (55,56%) siswa yang telah mampu mencapai KKM 70, sedangkan yang 5 (44,44%) belum mampu mencapai ketuntasan dalam belajarnya.. Hasil yang didapat menunjukkan adanya peningkatan jika dibanding dengan kondisi awal.

Pembahasan Siklus II

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II dapat dilihat dari hasil ulangan harian yang dilakukan. Siswa dapat mencapai nilai rata-rata 78,89. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90, sedang nilai terendah 70. Pada pembelajaran pada siklus II ini semua siswa sudah mampu mencapai KKM 70. Berdasarkan data pada tersebut, diketahui bahwa semua siswa (100%) telah mencapai ketuntasan minimal. Dengan demikian 100% siswa sudah dikategorikan tuntas dalam belajarnya.

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan:

1.  Pembelajaran PKn dengan metode diskusi dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining mampu meningkatkan aktiitas, kretivitas, dan motivasi belajar siswa.

2.  Perbaikan pembelajaran PKn menggunakan metode diskusi dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining tentang sistem pemerintah tingkat pusat mampu mencapai peningkatan yang signifikan, yaitu proses pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal dengan menggunakan teknik konvensional, hasil ulangan harian siswa mencapai rata-rata 60,00, dengan tingkat ketuntasan mencapai 11,1%. Pada siklus I dengan menggunakan menggunakan metode diskusi, hasil belajar meningkat menjadi rata-rata 67,22, dengan tingkat ketuntasan mencapai 55,56%. Kemudian pada siklus II dilakukan pembelajaran dengan metode diskusi dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining, ternyata lebih mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan mencapai nilai rata-rata 78,89, dengan tingkat ketuntasan mencapai 100%.

 

Implikasi

Penggunaan metode diskusi dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining kegiatan pembelajaran di kelas, karena dapat digunakan untuk memotivasi aktivitas dan kreativitas berpikir siswa. Dengan teknik pembelajaran ini, proses belajar siswa dapat berjalan dengan efektif dan efisien, karena siswa lebih cepat menyerap terhadap materi yang dipelajari.

Teknik pembelajaran yang menarik bagi siswa, akan merangsang potensi yang ada pada diri siswa untuk dapat dioptimalkan dengan sebaik-baiknya.

Saran-saran

1.   Untuk Guru

a.     Hendaknya mampu mengusahakan semaksimal mungkin kondisi pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan karena mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

b.     Guru harus berusaha secara aktif dan kreatif untuk memberi pengalaman belajar bermakna bagi siswa, sehingga hasil pembelajaran tidak mudah terlupakan.

2.   Untuk Sekolah

a.     Hendaknya sekolah mengusahakan agar guru, agar dapat melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan bagi siswa.

b.     Sekolah hendaknya mampu membudayakan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

_____. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Reneka Cipta. Cet.12. ed. rev.5.

_____. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Cet. 6.

Depdiknas. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Strategi dan Metode Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Depdiknas.

Hadi, Sutrisno. 2004. Metode Research, Jilid 2. Yogyakarta: Andi.

Hakiim, Lukmanul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Cet. 4.

Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rahman, Maman. 1992. .Strategi dan Langkah-langkah Penelitian. Semarang: IKIP Press.

Roestiyah N.K.1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prima

Sudrajat, Akhmad. http://www.psb-psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran. Posted Jum’at, 03/10/2008.

Sukmadinata, Nana Sayodih. 2007. .Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Rosdakarya Offset.

Sumantri, Mulyani dan Nana Syaodih. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka. Cet. XV.

Suparno, Paul. 2002. Sikap Guru dalam Menghadapi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: Basis Nomor 11-12 Tahun ke-51 November-Desember 2002.

Surachmad, Winarno. 1982. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.

Surya, Moh. 1992. Psikologi Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung.

Tim Widya Iswara Mapel IPS. 2007. Model-Model Pembelajaran Yang Efektif. LPMP Jateng.