UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PENGUKURAN WAKTU MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY ROLE APROACH

BERBANTUAN MEDIA JAM PADA SISWA KELAS V

SEMESTER I DI SD NEGERI PAKOPEN 02 KECAMATAN BANDUNGAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015/2016

 

Tri Wahyuti

SDN Pakopen 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Penerapan pembelajaran menggunakan Metode Inquiry Role Aproach Berbantuan Media Jam merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dadalam masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. Tujuan dari penelitian tindakan kelas ( PTK ) ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Penerapan pembelajaran Metode Inquiry Role Aproach berbantuan Media Jam dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam kemampuan berbicara Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan dalam 3 siklus, dari hasil tindakan yang dilakukan terbukti dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa dengan mencapai standar ideal. Dari 63,63 % pada siklus I, dapat meningkat menjadi 73% pada siklus II, dan siklus ke III 83,3%. Hasil penelitian tindakan ini menunjukkan bahwa Penerapan pembelajaran Metode Inkuiri Dan Media Jam Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran Waktu Kelas V dengan ketuntasan mencapai 100 %.

Kata Kunci : Hasil Belajar matematika, Pengukuran Waktu, Metode Inquiry Role Aproach Dan Media Jam.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dan besar manfaatnya bagi kehidupan. Dalam Undangundang tentang sistem Pendidikan nasional disebutkan bahwa manusia membutuhkan pendidikan dalam hidupnya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal oleh masyarakat.

Berbicara mengenai dunia pendidikan memang tidak akan pernah mengalami titik final, sebab pendidikan merupakan salah satu permasalahan kemanusiaan yang akan senantiasa aktual untuk diperbincangkan pada setiap waktu dan tempat yang berbeda sekalipun. Pendidikan dituntut untuk selalu relevan dengan kontinuitas perubahan.

Dengan adanya pendidikan setiap manusia dapat mengembangkan dirinya baik dalam hal pengetahuan, sikap maupun ketrampilan. Dalam arti yang terbatas, pendidikan merupakan salah satu proses interaksi belajar mengajar dalam bentuk formal yang dikenal sebagai pengajaran. Salah satu pelajaran yang termuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah adalah matematika.

Salah satu metode pembelajaran dalam bidang sains, yang sampai sekarang masih tetap dianggap sebagai metode yang cukup efektif adalah metode inkuiri. David L. Haury dalam artikelnya, Teaching Science Through inquiry (1993) mengutip definisi yang diberikan oleh Alfred Novak, inkuiri merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk menjelaskan secara rasional fenomenafenomena yang memancing rasa ingin tahu. Dengan kata lain, inkuiri berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu.

Menurut Sumantri M. Dan Johar Permana (2000:142) adalah cara penyajian pelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru.

Metode inkuiri ialah metode mengajar yang paling mirip dengan metode penemuan. Beberapa perbedaannya adalah sebagai berikut mengajar dengan penemuan biasanya dilakukan dengan ekspositori dalam kelompokkelompok kecil (di laboratorium, bengkel, atau kelas). Sebenarnya mengajar dengan metode inkuiri dapat dilakukan melalui ekspositori, kelompok, dan secara sendirisendiri. Dalam metode penemuan hasil akhir yang harus ditemukan siswa merupakan sesuatu yang baru bagi dirinya, namun sudah diketahui oleh guru. Dalam metode ini selain sebagai pengarah dan pembimbing, guru menjadi sumber informasi data yang diperlukan. Siswa masih harus mengumpulkan informasi tambahan, membuat hipotesis, dan mengujinya. Dalam metode penemuan siswa diharapkan menemukan sesuatu yang penting. Hasilnya adalah nomor dua.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis memilih judul skripsi “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran Waktu Dengan Metode Inkuiri Dan Media Jam Pada Siswa Kelas V Semester I Di SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1.      Bagaimana model pembelajaran Inquiry Role Approach berbantuan media jam dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas V Semester I Tahun 2016/201 di SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang”?

2.      Bagaimana model pembelajaran Inquiry Role Approach berbantuan media jam dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Semester I Tahun 2016/201 di SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang”?

Tujuan Penelitian

Mengetahui sejauh mana strategi pembelajaran inquiry Role Approach dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Materi Pengukuran Waktu dan Media Jam Pada Siswa Kelas V Semester I Tahun 2016/2017 Di SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat:

a.      Bagi Guru

1)      Dapat mengembangkan kreativitas guru dalam menciptakan variasi pembelajaran di kelas.

2)      Dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di kelas dengan baik.

3)      Dapat mengukur keberhasilan guru dalam menerapkan suatu metode mengajar.

4)      Meningkatkan keterampilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran

b.      Bagi Siswa

1)      Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika.

2)      Melatih siswa agar berani untuk mengemukakan pendapat atau mengajukan pertanyaan.

3)      Meningkatkan kerjasama antar siswa

4)      Mampu mendorong siswa untuk berpikir dari berbagai sudut pandang.

5)      Menimbulkan persaingan yang sehat antar siswa.

c.      Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantuan yang berarti bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya pembelajaran matematika di SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang

KAJIAN PUSTAKA

Menurut Gulo (2002) menyatakan bahwa kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran Inquiry adalah sebagai berkut :

a.      Mengajukan pertanyaan/permasalahan

Kegiatan inkuri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan.Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut dituliskan dipapan tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis

b.      Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini guru menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.

c.      Mengumpulkan data

Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data berupa tabel, matrik, atau grafik.

d.      Analisis data

Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah disumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam menuji hipotesis adalah pemikiran ”benar” atau ”salah”. Setelah memperoleh kesimpulan dari data percobaan siswa dapat menguji hipoetsis yang telah di rumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses Inquiry yang telah dilakukannya.

e.      Membuat kesimpulan

Langkah penutup dari pembelajaran Inquiry adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.

Media Pembelajaran

Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang secara harifah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.

Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Akhirnya, dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.

Kerangka Berfikir

Pembelajaran matematika di tingkat Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) sangat mengandalkan pengunaan metode-metode yang aplikatif dan menarik siswa. Apabila siswa sudah tertarik dengan pembelajaran maka akan mudah meningkatkan prestasi atau hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Menurut sebagian siswa pembelajaran matematika seringkali dianggap sebagai pelajaran yang paling sulit dan ditakuti dari sekian banyak mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Apalagi dalam proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru membuat mereka jenuh karena seharusnya materi yang diterangkan dan dapat dimengerti oleh siswa dengan metode praktek atau observai, tetapi oleh guru dijelaskan dengan metode ceramah ataupun resitasi LKS tentu saja hal ini akan sulit dipahami oleh siswa dan membuat peserta didik menjadi malas untuk mengikuti proses belajar mengajar.

Pemanfaatan metode Inquiry sebagai salah satu pilihan yang dapat digunakan dalam proses belajar diharapkan dapat mewujudkan pemahaman dan hasil belajar tentang sebuah konsep (pengukuran waktu). Sebab menurut teori belajar kognitif, belajar dipandang sebagai suatu usaha untuk mengerti sesuatu. Usaha itu dilakukan secara aktif oleh siswa. Keaktifan itu dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah, mempraktikkan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Para psikolog kognitif berkeyakinan bahwa pengetahuan yang dimiliki sebelumnya sangat menentukan keberhasilan mempelajari informasi/pengetahuan yang baru.

Penggunaan metode Inquiry diduga dapat mewujudkan pemahaman tentang konsep pengukuran waktu, karena metode tersebut dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam memahami sebuah konsep dan pemahaman mengenahi proses terbentuknya sebuah konsep. Sehingga dalam pembelajaran selanjutnya siswa akan lebih mengerti dan manfaatanya dalam kehidupan.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk pernyataan. Jawaban ini dapat benar atau salah tergantung pembuktian di lapangan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dimunculkan suatu hipotesis tindakan sebagai berikut:

Peneraparan strategi pembelajaran Pembelajaran Inquiry Role Aproach berbantuanmedia jam dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar Matematika Materi Pengukuran Waktu Pada Siswa Kelas V Semester I Di SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2016/2017.

Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah Siswa SD Negeri Pakopen 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang tahun pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran Waktu Dengan Metode Inquiry Role Aproach berbantuan Media Jam Pada Siswa Kelas V Semester I Di SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2016/2017.

Setting Penelitian

1.      PTK akan dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Pakopen 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang tahun pelajaran 2016/2017 .

2.      SD Negeri Pakopen 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang memiliki 6 kelas yang masing masing tingkatan jumlah siswa relatif kecil dibandingkan dengan SD lainnya di wilayah Kec.Bandungan Kab.Semarang.

PTK dilakukan pada siswa kelas V, dengan jumlah siswa terdiri dari 15 siswa ( P= 10; L = 5).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Hasil Kegiatan

Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 menunjukkan hasil sebagai berikut.

Tabel : 4.4 :Analisis Hasil Tes Tentang Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran Waktu Dengan Metode Pembelajaran Inquiry Role Aproach berbantuanMedia Jam sebelum dan sesudah diberi tindakan.

No

Responden

Skor sebelum

Tindakan

Siklus I

Skor Setelah

Tindakan

Siklus II

Skor Setelah

Tindakan

Siklus III

1

Bayu Muhamad Rizky

72

87

93

2

Dimas Langgeng P.

64

89

89

3

Endang Safitri

62

64

85

4

Erna Dwi Astuti

64

81

88

5

Ervin Wahyu Adhitia

63

81

91

6

Fitrotul Inayah

64

64

93

7

Fuad Hasan

78

64

81

8

Galih Sandi Ramadhan

64

79

87

9

Hendi Setyawan

81

81

91

10

Marsya Dalliana Aufa

76

89

96

11

Muzaki

74

64

78

12

Nadya Naili Farha

64

78

89

13

Nur Afifah

63

86

94

14

Vina Nia Ulfa

64

77

88

15

Zaky Al Rizal

64

77

93

Jumlah Total

1018

1168

1336

Skor Maksimum Individu

100

100

100

Skor maksimum Kelas

1600

1600

1600

 

Analisis Data Deskriptif Kuantitatif

Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa

1.      Terjadi peningkatan prestasi pada pelajaran IPS setelah diberi tindakan yaitu terjadi 63,63% menjadi 73% ada kenaikan sebesar = 9,37%

2.      Dari sebelum tindakan (siklus 1) dan setelah tindakan sampai dengan (siklus 3) 63,63% menjadi 73% , dan dari (siklus 2) ke (siklus 3) juga ada peningkatan sebanyak 83,5 % – 73% = 10,5 %.

3.      Rata – rata siswa sebelum diberi tindakan naik 31,25 % menjadi 100 %.

4.      Dari tindakan siklus 2 dan setelah tindakan (siklus 3) 31,25 % menjadi 75% berarti ada peningkatan prestasi sebanyak = 43,75 %.

Refleksi dan Temuan

Berdasarkan pelaksanaan tindakan maka hasil observasi nilai, hasil dapat dikatakan sebagai berikut :

1.      Pertemuan pertama kegiatan belajar-mengajar dengan menerapkan Metode Pembelajaran Inquiry Role Aproach berbantuanMedia Jam belum berhasil karena dalam pembelajaran masih terlihat siswa yang bermain, bercerita, dan mengganggu siswa lain ;

2.      Model Pembelajaran dengan menerapkan Strategi Think-Talk-Write, dalam hal peningkatan prestasi belum tampak, sehingga hasil yang dicapai tidak tuntas.

3.      Mungkin karena proses belajar mengajar yang dilakukan dengan menggunakan media gambar yang baru mereka laksanakan sehingga siswa merasa kaku dalam menerapkannya.

4.      Akan tetapi setelah dijelaskan, diberi dorongan mereka bisa mengerti dan berani untuk mempresentsikan materi pelajaran di depan kelas buktinya pada pertemuan kedua dan ketiga proses kegiatan belajar – mengajar berjalan baik, semua siswa aktif belajar.

Pembahasan Hasil Penelitian

1.      Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman siswa dengan menerapkan Metode Pembelajaran Inquiry Role Aproach berbantuanMedia Jam miliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu ; 31,25 % ; 75% ; 100 %. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

2.    Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS dengan dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3.    Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkatkan pemahaman siswa dengan menerapkan Metode Pembelajaran Inquiry Role Aproach berbantuanMedia Jam yang paling dominan adalah siswa mempresentsikan pelajaran di depan kelas. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah penerapan menerapkan Metode Pembelajaran Inquiry Role Aproach berbantuanMedia Jam dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing, memberi dorongan dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab di mana prosentasi untuk aktivitas di atas cukup besar.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peningkatan pemahaman siswa dengan menggunakan Metode Pembelajaran Inquiry Role Aproach berbantuanMedia Jam hasilnya sangat baik. Hal itu tampak pada pertemuan pertama dari 15 anak siswa yang hadir pada saat penelitian ini dilakukan nilai rata rata mencapai ; untuk pelajaran Matematika 60,6 % meningkat menjadi 73% dan pada siklus 3 meningkat menjadi 83,5 %.

Dari analisis data di atas bahwa pembelajaran dengan menerapkan Metode Pembelajaran Inquiry Role Aproach berbantuanMedia Jam pada pembelajaran kelas V, yang berarti proses kegiatan belajar mengajar lebih berhasil dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran Matematika Materi Pengukuran Waktu pada siswa kelas V di SD Negeri Pakopen 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang, oleh karena itu diharapkan kepada para guru SD dapat melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan sanksi berjenjang di kelas V.

 

KESIMPULAN SAN SARAN

Simpulan

Berdasar pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.      Pembelajaran dengan menerapkan Metode Inquiry Role Aproach berbantuan Media Jam memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Negeri Pakopen 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu pelajaran Matematika Materi Pengukuran Waktu siklus I (60,6 %), siklus II (73% ), dan siklus III (83,5 %).

2.      Penerapan pembelajaran dengan Metode Inquiry Role Aproach Berbantuan Media Jam mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan pemahaman siswa.

3.      Penerapan pembelajaran dengan Metode Inquiry Role Aproach Berbantuan Media Jam efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pelajaran Matematika yang telah dilaksanakan siswa selama ini, sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi pelajaran berikutnya.

4.      Dengan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran siswa lebih cepat memahami dan menguasai materi pelajaran.

Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar di sekolah dasar (SD) lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut :

1.         Untuk melaksanakan pembelajaran memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan menggunakan Metode Inquiry Role Aproach berbantuan Media Jam sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2.          Pemberian penguatan agar siswa termotivasi untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

3.         Sebagai guru professional bisa menerapkan metode-metode pembelajaran yang efektif demi perbaikan peningkatan pemahaman dan pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SD Negeri Pakopen 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang tahun pelajaran 2016/2017.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah Syaful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT RENIKA CIPTA

Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Galia Indonesia, 2010

Ibnu Hadjar, DasarDasar Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002

Nasution. S. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar. Bumi Aksara. Bandung. 1982.

Sanaky, AH. Hujair. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta :SAFIRA INSANIA PRESS.

Soenarjo.R.J. Matematika 5 SD dan MI Kelas 5(BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2007.

Saminanto. Ayo Praktik PTK ( Peneltian Tindakan Kelas). Semarang: Rasail, 2011.

Shadiq, Fajar . Kemahiran matematika. Yogyakarta: DepartemenPendidikan Nasional. 2009.

Silver, Harvey F. et. Al. StategiStategi Pengajaran: Memilih Strategi Berbasis Penelitian Yang Tepat Untuk Setiap Pelajaran. terj. Ellys Tjo. Jakarta: PT. Indeks, 2012.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010

Sutrisno, Joko. 2008. Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dalam belajar Sains terhadap Motivasi Belajar Siswa.. http://www.erlangga.co.id. Diakses pada tanggal 21 April 2008.

Suyitno, Amin. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2001.

Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Indeks, 2010

http//:dirisjen.wordpress.com/2010/07/01/skripsi-tentangInquiryterbimbing/. Download tanggal 23 juli 2016, Pukul 14.30