MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA VOLLY DENGAN PENERAPAN MODEL DEMONSTRASI

DI KELAS IX-C -C SEMESTER GANJIL

SMP NEGERI 1 LUMBANJULU TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Tuty Simanjuntak

SMP Negeri 1 Lumbanjulu

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IX-c SMP Negeri 1 Lumbanjulu Kab.Toba Samosir T.P.2019/2020 dan pelaksanaannya pada semester ganjil dengan tenggang waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan yakni dari bulan September hingga November 2019 (mulai persiapan sampai pelaksanaan dan pelaporan penelitian). Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan Menerapkan ruangan kelas sebagai wadah beserta dengan siswa yang ada didalamnya dimana proses pembelajaran sebagai sasaran utama. Penelitian dalam hal ini adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sumber data dilakukan melalui penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian tindakan Kelas ini adalah siswa Kelas IX-c SMP Negeri 1 Lumbanjulu dengan sampel berjumlah 25 orang terdiri dari 17 perempuan dan 8 laki-laki penelitian kelas ini diambil berdasarkan hasil observasi terhadap kelas yang akan diteliti dengan dasar penarikan sampel keseluruhan populasi dijadikan sampel atau total sampling. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa 48,60, dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 6 orang (24%) belum tuntas sebanyak 19 orang (76%). Setelah dilakukan penerapan model Demonstrasi pada pokok bahasan Bola Volly pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 9,62% dari nilai awal menjadi 57% pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 13 orang dan yang belum tuntas 12 orang. Pada siklus II nilai rata-rata kelas lebih meningkat lagi, siswa yang tuntas 23 orang (92,00) sedangkan yang belum tuntas 2 orang (8,00%) dengan nilai rata-rata 81,2. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 24,20%.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Proyek Based Learning

 

PENDAHULUAN

Pembelajaran model demonstrasi memberikan banyak manfaat dalam proses belajar mengajar terutama dalam meningkatkan prestasi akademis siswa. Pendekatan pembelajaran model Demonstrasi merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada keaktifan siswa yang berbentuk kelompok sehingga saling ketergantungan positif serta menuntut tiap anggota kelompok saling membantu demi keberhasilan kelompok dan menuntut adanya akuntabilitas individual.

Metode pembelajaran merupakan sarana yang dapat merangsang siswa agar lebih senang dan tertarik belajar siswa dan untuk membantu proses belajar mengajar sehingga pengajaran dapat berhasil dengan baik.

Penerapan model demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang menarik perhatian siswa dimana guru secara langsung menjadikan berbagai gambar sebagai sebagai contoh untuk diamati secara langsung oleh siswa. Dalam melakukan proses belajar siswa perlu mengikuti aturan tertentu untuk mencapai tujuan yang menantang.

Melalui metode ini siswa dapat menunjukkan kemampuan dalam memahami dan menganalisa berbagai gambar secara spesifik. Pembelajaran melalui penerapan model Demonstrasi merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dalam bentuk praktek dimana cara menyampaikan pelajaran siswa langsung dengan keterlibatan siswa sebagai focus pembelajaran.

KAJIAN TEORITIS

Pembelajaran adalah proses pengelolaan mental dan pengetahuan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku yang semakin maju. Sedangkan belajar adalah Suatu proses yang menyebabkan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses yang bersifat fisikis dan budi pekerti, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain “, (Soetomo, 1993-120) Pasal 1 undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidikan dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IX-C SMP Negeri 1 Lumbanjulu Kab.Toba Samosir T.P.2019/2020 dan pelaksanaannya pada semester ganjil dengan tenggang waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan yakni dari bulan September hingga November 2019 (mulai persiapan sampai pelaksanaan dan pelaporan penelitian).

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan Menerapkan ruangan kelas sebagai wadah beserta dengan siswa yang ada didalamnya dimana proses pembelajaran sebagai sasaran utama. Penelitian dalam hal ini adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sumber data dilakukan melalui penelitian tindakan kelas.

Subjek penelitian tindakan Kelas ini adalah siswa Kelas IX-c SMP Negeri 1 Lumbanjulu dengan sampel berjumlah 25 orang terdiri dari 17 perempuan dan 8 laki-laki penelitian kelas ini diambil berdasarkan hasil observasi terhadap kelas yang akan diteliti dengan dasar penarikan sampel keseluruhan populasi dijadikan sampel atau total sampling.

Menurut Arikunto (2008:16) mengemukakan secara garis besar terhadap empat tahap yang dilalui dalam melaksanakan penelitian tindak kelas, yaitu:

  1. Perencanaan
  2. Pelaksanaan
  3. Pengamatan
  4. Refleksi

 

 

 

Jadwal Penelitian

Dalam penelitian ini direncanakan dua siklus. Adapun tahapannya adalah:

Siklus I

  1. Tahap Perencanaan, Kegiatan yang dilakukan adalah:
  2. Merencanakan tindakan yaitu penyusunan skenario pembelajaran.
  3. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
  4. Mempersiapkan materi ajar dengan Menerapkan model Demonstrasi
  5. Merancang pembagian kelompok dibagi menjadi 5 kelompok dari 25 siswa
  6. Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam setiap siklus dengan diterapkannya Model Demonstrasi .

Siklus II

Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan siklus II merupakan tahap refleksi dari siklus I. Pada tahap ini guru dapat mengetahui seberapa banyak siswa yang kurang berhasil dalam belajar dan mempokuskan kesulitan yang dialami siswa pada siklus I.

Dari hasil evaluasi dan analisis yang dilakukan pada tindakan pertama dengan menemukan alternative permasalahan yang muncul pada siklus I yang selanjutnya diperbaiki pada siklus II dengan kegiatan dilakukan dalam perencanaan yaitu:

  1. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran baru sesuai dengan permasalahan yang muncul pada siklus I dengan twrhadap materi pelajaran, setelah dilakukan diagnose tentang kemampuan siswa.
  2. Sebelum masuk materi baru terlebih dahulu membahas soal mengenai tes pada siklus I sehingga siswa dapat menyelesaikan soal
  3. Guru memberi pengarahan kepada siswa untuk lebih teliti dan semangat lagi untuk mengatasi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal.

Hasil Penelitian

Siklus I di atas menunjukkan peningkatan nilai secara klasikal, dengan nilai rata-rata 57,00. Siswa yang tuntas sebanyak 13 orang, artinya Persentase Ketuntasan Klasikal (PKK) = serta siswa yang Belum Tuntas sebanyak 12 orang dengan PKK = . Ini menunjukkan adanya selisih persentase ketuntasan klasikal antara tes awal dengan tes siklus I sebesar 8,40%. Namun demikian tingkat Ketuntasan belajar secara klasikal belum mencapai indikator yang diharapkan, untuk itu perlu dilakukan pembelajaran kembali dengan memperbaiki langkah-langkah yang dianggap belum efektif.

 

 

Siklus II

Perencanaan

Alternatif pemecahan masalah yang dirancang pada siklus II ini adalah sebagai berikut:

  • Menyusun RPP dan menentukan soal-soal latihan yang akan diberikan kepada siswa pada saat pelajaran berlangsung
  • Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
  • Peneliti kembali membagi kelompok yang terdiri dari 8 orang siswa per kelompok
  • Peneliti sebagai guru bersama-sama dengan siswa akan mendemonstrasikan materi pembelajaran permainan bola Volly.

Pelaksanaan

Peneliti kembali melaksanakan pembelajaran dengan Model Demonstrasi dengan harapan, akan diperoleh peningkatan hasil belajar siswa pada materi pelajaran Bola Volly. Tindakan dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.

Siswa yang tuntas 23 orang (92,00) sedangkan yang belum tuntas 2 orang (8,00%) dengan nilai rata-rata 81,2 Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 24,20%. Dari data siklus II di atas terdapat peningkatan nilai secara klasikal , yaitu Nilai rata-rata belajar siswa 81,20. Siswa yang telah tuntas 23 orang dan yang belum tuntas 2 orang. Dengan demikian dapat diketahui Persentase Ketuntasan Klasikal:yang belum tuntas. Hal ini menunjukkan ada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Bola Volly dengan penerapan model problem based instruction.

Pengamatan.

Pada tahap pengamatan siklus II ini masih tetap dengan bantuan guru dan rekan guru lainnya utnuk mengamati peneliti dan siswa dalam proses belajar mengajar. Dari tabel di atas dapat diketahui persentase hasil pengamatan sebagai berikut: dan kategori penilaian adalah baik. Dengan demikian peneliti sudah melakukan 89,58% dari seluruh indikator.

Refleksi

Berdasarkan hasil pelaksanaan dan observasi siklus II, dapat diketahui Persentase Ketuntasan Klasikal semakin meningkat hingga mencapai 87,50%. Peneliti sudah menerapkan model Demonstrasi dengan baik Aktivitas siswa semakin meningkat, hal ini terlihat dari aktifnya siswa dalam kerjasama dalam kelompok

PEMBAHASAN

Penerapan model Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan permainan bola Volly. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa 48,60, dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 6 orang dan belum tuntas sebanyak 19 orang .

Setelah dilakukan penerapan model Demonstrasi pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 9,62% dari nilai awal menjadi 57% pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 13 orang dan yang belum tuntas 12 orang . Pada siklus II nilai rata-rata kelas lebih meningkat lagi, siswa yang tuntas 23 orang (92,00) sedangkan yang belum tuntas 2 orang (8,00%) dengan nilai rata-rata 81,2. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 24,20%. Hal ini berarti pembelajaran dengan menerapkan model Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan permainan bola Volly

Perbandingan observasi guru dalam mengajar pada siklus I mendapatkan 70,83% dengan kategori penilaian cukup dan siklus II mendapatkan 89,58% dengan kategori penilaian baik. Maka dapat kita lihat selisih penilaian hasil observasi guru dalam mengajar pada siklus I dan siklus II sebesar 19,75%. dapat disimpulkan bahwa peneliti telah menerapkan model Demonstrasi dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari persentase siklus I, aktivitas siswa 79,16% dengan kategori penilaian baik, meningkat 12,50% pada siklus II menjadi 91,66% dengan kategori penilaian baik sekali. Peningkatan nilai rata-rata serta jumlah siswa yang tuntas mulai dari tes awal, siklus I dan siklus II. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa 48,60, dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 6 orang dan belum tuntas sebanyak 19 orang Setelah dilakukan penerapan model Demonstrasi pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 9,62% dari nilai awal menjadi 57% pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 13 orang dan yang belum tuntas 12 orang .

Pada siklus II nilai rata-rata kelas lebih meningkat lagi, siswa yang tuntas 23 orang (92,00) sedangkan yang belum tuntas 2 orang (8,00%) dengan nilai rata-rata 81,2 Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 24,20%. Hal ini berarti pembelajaran dengan menerapkan model Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Bola Volly di Kelas IX-c SMP Negeri 1 Lumbanjulu T.P.2019/2020.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan

  • Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa 48,60, dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 6 orang (24%) belum tuntas sebanyak 19 orang (76%).
  • Setelah dilakukan penerapan model Demonstrasi pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pokok bahasan Bola Volly meningkat 9,62% dari nilai awal menjadi 57% pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 13 orang dan yang belum tuntas 12 orang.
  • Setelah dilakukan penerapan model Demonstrasi pada pokok bahasan Bola Volly pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 9,62% dari nilai awal menjadi 57% pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 13 orang dan yang belum tuntas 12 orang . Pada siklus II nilai rata-rata kelas lebih meningkat lagi, siswa yang tuntas 23 orang (92,00) sedangkan yang belum tuntas 2 orang (8,00%) dengan nilai rata-rata 81,2 . Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 24,20%.
  • Hal ini berarti pembelajaran dengan menerapkan model Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan Bola Volly pada siswa di Kelas Kelas IX-c SMP Negeri 1 Lumbanjulu

SARAN

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

  • Hendaknya guru dapat Menerapkan media dan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga Pembelajaran menyenangkan dapat terwujud.
  • Kepala sekolah hendaknya menghimbau dan memberikan kesempatan kepada guru untuk terus mengikuti perkembangan media dan metode pembelajaran sehingga proses belajar mengajar yang baik dapat dilaksanakan
  • Siswa diharapkan dapat membangun pola interaksi dan kerjasama, baik dengan sesama siswa, dengan guru, dan lingkungan demi terlaksananya proses belajar mengajar yang baik
  • Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan jenis penelitian yang sama, hendaknya dapat memperbaiki tahapan-tahapan dalam metode ini serta mengkombinasikannya dengan metode pembelajaran yang lain sehingga dapat menghasilkan data penelitian yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Chotimah, Chusnul. 2007. Pendekatan Kontekstual Melalui Pembelajaran Kooperatif. Malang: Universitas Negeri Malang Press.

Darmodjo, H., dan Kaligis, J.R. 1992. Pendidikan MATEMATIKA II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Djamarah, Saiful Bahri. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gie, The Liang. 1985. Cara Belajaryang Efisien. Yogyakarta: Pusat Kemajuan Studi.

Haling, Abdul. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar

Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasibuan,JJ. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyono,Abdurrahman. 2001. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.