Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS III
SMP NEGERI SATU ATAP KUSURI KECAMATAN TOBELO BARAT
Fredrik Hendrik Manipa
Guru SMP Negeri Satu Atap Kusuri Kecamatan Tobelo Barat
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam meningkatkan hasil belajar PKn Pokok bahasan pengaruh globaisasi. Metode pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan bentuk kolaboratif yang melibatkan peneliti, teman sejawat (guru). Penelitian ini dilaksanakan di kelas III di SMP Negeri Satu Atap Kusuri Kecamatan Tobelo Barat pada Semester I tahun pelajaran 2019/2020 dengan jumlah 29 siswa. Fokus penelitian ini adalah hasil belajar PKn pada pokok bahasan pengaruh globalisasi dengan menggunakan pendekatan Pembelajaran berbasis masalah. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan dua siklus. Masing – masing siklus terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan, tindakan,observasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan, hal ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh pada Pra siklus nilai rata-rata 56,89/13,80%. Kemudian dilakukan pembelajaran, dimulai siklus I nilai rata-rata 61.01/37,92% dan siklus II nilai rata-rata 70,46/65,51% dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan peningkatan nilai rata-rata, peningkatan ketuntasan pembelajaran dan pencapaian KKM yaitu 64. Dengan melihat hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mampu menjawab tujuan penelitian yaitu meningkatkan hasil belajar PKn dengan menggunakan pendekatan Pembelajaran berbasis masalah. Akhirnya peneliti menyarankan kepada seluruh guru agar terampil dalam mengetahui permasalahan dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dan menemukan solusi yang tepat sehingga dapat membawa siswa mendapatkan penjelasan terhadap materi yang disampaikan dan cara menyelesaikan soal yang diberikan.
Kata Kunci: Hasil belajar, Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran PKn adalah mendidikkan nilai moral dan norma ke dalam diri peserta didik agar mereka dapat hidup harmonis dalam masyarakat. Karenanya, tujuan dan misi pembelajaran harus menjadi perhatian pada setiap pelaksanaan PBM di kelas. Berpedoman pada misi pembelajaran tersebut, idealnya guru melaksanakan pembelajaran yang dapat mengubah perilaku para peserta didik menjadi warga negara yang baik dan produktif.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, sampai saat ini pembelajaran PKn belum menunjukkan upaya maksimal untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Keadaan ini terlihat dari pembelajaran yang masih dominan menggunakan metode ceramah, tidak melibatkan lingkungan sebagai sumber belajar, tidak memanfaatkan berbagai strategi, tidak memanfaatkan pendekatan dan model-model pembelajaran pendidikan nilai-moral yang ada.
Berkaitan dengan fenomena di atas, maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas untuk membantu guru dalam meningkatkan daya serap pendidikan nilai-nilai Pancasila dan budaya bangsa pada proses pembelajaran PKn di dalam kelas. Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut, yaitu dengan cara menerapkan model pendidikan nilai “Pembelajaran Berbasis Masalah” pada kegiatan pembelajaran PKn.
KAJIAN TEORI
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Definisi PKn
PKn adalah program pembelajaran yang secara programatik – prosedural berupaya memanusiakan dan membudayakan serta memberdayakan anak didik (diri dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik sebagaimana tuntutan yuridis konstitusional bangsa dan negara. Berdasarkan landasan konstitusional di atas, maka Visi PKn adalah lahirnya manusia dan kehidupan masyarakat bangsa Indonesia religius, cerdas, demokratis dan lawful ness, damai – tenteram – sejahtera, moderen dan berkeribadian Indonesia.
Misi yang diembannya adalah program pendidikan; yang membelajarkan dan melatih anak didik secara demokratis – humanistic – fungsional. Sedangkan tujuan dilaksanakan pembelajaran PKn yaitu secara Programatik memuat bahan ajar yang utuh berupa bekal pengetahuan untuk memahami politik dan hukum yang ada dalam kehidupan bermasyarakat – berbangsa dan bernegara yang demokratis.
Pembelajaran PKn
Terdapat tiga bagian pokok kegiatan pembelajaran yang harus diperhatikan oleh guru yaitu pendahuluan, proses, dan penutup. Bagian pendahuluan merupakan kegiatan persiapan sebelum pembelajaran dilaksanakan. Ellies (1998: 98) menegaskan bahwa pada bagian ini para guru harus memperhatikan kemampuan awal siswa. Kemampuan awal siswa terhadap konsep dasar mata pelajaran digunakan sebagai landasan bagi guru untuk merancang kegiatan pembelajaran.
Pada bagian proses pembelajaran, guru harus melaksanakan hasil rancangan pembelajaran (kemampuan awal) siswa. Proses belajar mengajar yang tidak didasarkan pada gambaran awal kemampuan dasar siswa akan mengakibatkan mereka (siswa) tidak memahami dengan benar untuk apa sesungguhnya mereka mempelajari mata pelajaran tersebut.
Penutup merupakan bagian akhir dari kegiatan pembelajaran. Artinya, bagian ini merupakan indikator untuk mengetahui sejauhmana kesesuaian antara hasil pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan rancangan pembelajaran yang disusun berdasarkan kemampuan awal siswa. Bagian ini sekaligus sebagai sarana bagi siswa dan guru untuk mengetahui kualitas pembelajaran yang telah terlaksana.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran PKn
Untuk mengimplementasikan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalahan tersebut bisa diambil dari buku teks atau dari sumber-sumber lain misalnya dari peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa kemasyarakatan.
Materi Pokok
Pengertian dan Dampak Globalisasi
Kata “globalisasi” diambil dari kata globe yang artinya bola bumi tiruan atau dunia tiruan. Kemudian, kata globe menjadi global, yang berarti universal atau keseluruhan yang saling berkaitan. Jadi, globalisasi adalah proses menyatunya warga dunia secara umum dan menyeluruh menjadi kelompok masyarakat. Menurut perkembangan sejarah kehidupan manusia, sejak zaman prasejarah sampai sekarang, terjadi perubahan yang berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan. Manusia pada zaman purba memanfaatkan kekayaan alam yang tersedia untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Alam dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai peralatan, perkakas, dan sumber makanan. Tanah, batu, tumbuhan, dan hewan adalah kebutuhan utama yang diambil dari alam. Sekarang semua itu sudah berbeda. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat, terciptalah alat transportasi dan komunikasi. Hal ini memungkinkan manusia dapat berhubungan satu sama lain walaupun jaraknya sangat jauh.
Dampak Negatif
Masuknya informasi dengan mudah melalui berbagai media cetak dan elektronik dari luar tidak dapat dibendung dengan mudah. Kebiasaan negara Barat yang tidak sesuai dengan kebiasaan bangsa Timur dapat memengaruhi kejiwaan generasi bangsa Indonesia. Untuk itu, diperlukan penyaring (filter) dalam menerima segala bentuk arus globalisasi. Bentuk lain globalisasi adalah Internet.
Internet dapat membawa pengaruh terhadap seseorang. Jika tidak dapat memanfaatkannya dengan baik, orang menjadi lupa waktu bahkan disalah gunakan dalam bentuk pornografi.
Dengan adanya telepon dan handpone, orang-orang seharusnya senang karena dapat berhubungan dengan saudara atau teman di tempat yang jauh. Namun, alat komunikasi tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk melakukan tindak kejahatan, seperti teror dan penipuan.
Menyikapi Pengaruh Globalisasi
Ada beberapa sikap yang harus dimiliki oleh kita sebagai bangsa yang bermartabat dan memiliki jati diri yang luhur, di antaranya sebagai berikut.
- Mempertebal keimanan dan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Ikut berperan dalam kegiatan organisasi keagamaan dalam mengatasi perubahan.
- Belajar dengan giat untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat berperan maksimal dalam menjalani era globalisasi.
- Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri.
- Mencintai kebudayaan bangsa sendiri dari pada kebudayaan asing.
- Melestarikan budaya bangsa dengan mempelajari dan menguasai kebudayaan tersebut, baik seni maupun adat istiadatnya.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan, dimulai pada bulan Agustus 2019 sampai dengan bulan Oktober 2019.
Peneliti terlebih dahulu menyusun Jadwal Kegiatan sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Hal ini dilakukan agar seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan rapi dan teratur.
Peneliti menyusun perencanaan penelitian pada bulan Juni 2019. Perencanaan tersebut berupa menyusun proposal penelitian. Setelah itu, peneliti mulai menyusun instrumen penelitian pada bulan Agustus 2019. Siklus I dilakukan pada minggu 1 dan ke 2 bulan September 2019. Siklus II dilakukan pada minggu ke 3 dan ke 4 bulan September 2019. Karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif maka kegiatan analisis data mengikuti setiap proses pengumpulan data. Untuk mendapatkan hasil dari serangkaian kegiatan penelitian, peneliti menyusun laporan hasil penelitian pada minggu pertama bulan Oktober 2019.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri Satu Atap Kusuri Kecamatan Tobelo Barat. Guru yang bertindak sebagai peneliti menerapkan tindakan kepada para siswa Kelas III di SMP Negeri Satu atap Kusuri dalam kegiatan pembelajaran PKn tentang pengaruh globalisasi terhadap perilaku siswa.
Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SMP Negeri Satu Atap Kusuri Kecamatan Tobelo Barat Tahun Pelajaran 2019/2020.
Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu: 1) mata pelajaran PKn, 2) Pembelajaran Berbasis Masalah.
Teknik Pengumpulan data dan Analisis Data
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendirilah yang menjadi instrumen. Peneliti meninjau langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data atau informasi yang sesuai dengan fokus penelitian. Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat, maka diperlukan tekhnik pengumpulan data yang sesuai dengan metode penelitian kualitatif, yaitu observasi dan wawancara.
Teknik analisis data
Teknis analisis data adalah analisis data tertata dalam situs (Miles, Huberman, 1997: 137-155). Metode-metode dalam analisis ini guna menarik dan memverifikasi kesimpulan tentang situs tunggal, yaitu suatu fenomena dalam konteks terbatas yang membentuk satu “kajian kasus,” apakah itu kasus seorang individu dalam suatu latar, satuan kelompok, satuan yang lebih luas seperti departemen, organisasi, atau komunitas. Teknik analisis ini adalah membangun sajian dengan mengembangkan format untuk menyajikan data kualitatif, menganalisis dan mengambil kesimpulan. Bentuk-bentuk format-format dapat sama beragamnya seperti imajinasi si penganalisis, tetapi umumnya format-format itu keluar berupa tabel ringkasan (matriks, bagan, daftar cek) atau gambar.
Indikator Keberhasilan
Diharapkan dengan menerapkan pembelajaran berbasis masalah (PBM) dapat menjadi solusi yang tepat untuk dapat membantu siswa dalam mengerjakan soal cerita, meningkatkan prestasi belajar dan mencapai target.
Indikator kinerja dianggap berhasil jika terjadi peningkatan prestasi belajar siswa. Setelah guru menerapkan pembelajaran berbasis masalah (PBM) tentang pengaruh globalisasi terhadap perilaku siswa pada kegiatan pembelajaran, prestasi belajar siswa akan meningkat. Pada siklus I dan siklus II, prestasi belajar menunjukkan peningkatan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Tiap Siklus
Pelaksanaan Pra Siklus
Kondisi pembelajaran pada materi PKn kelas III semester I tentang pengaruh globalisasi di SMP Negeri Satu Atap Kusuri tahun pelajaran 2019/2020 seperti yang diuraikan di atas sudah berjalan dengan lancar namun masih ada siswa cenderung malas untuk memperhatikan penjelasan guru. Padahal dalam kegitatan pelajaran siswa harus senantiasa konsentrasi dan aktif, tanpa keaktifan siswa dalam pembelajaran maka siswa akan kesulitan dalam menerima materi yang disampaikan dan sangat sulit untuk memahami maksud dari pelajaran tersebut, termasuk dalam mengerjakan lembar kerja yang diberikan oleh guru. Pada pembelajaran ini siswa cenderung gaduh dengan temanya ketika di dalam kelas. Suasana kelas yang seperti ini tidak boleh dibiarkan terus menerus karena akan menggagu siswa lain yang serius mengikuti pelajaran. Oleh karena itu guru sebagai pemimpin di dalam kelas harus pandai-pandai dalam mengkondisikan kelas dan memperhatikan semua siswanya.
Berikut adalah rekapitulasi nilai pada pra siklus seperti pada Tabel di bawah ini:
Rekapitulasi nilai pada pra siklus
Nilai | Frekuensi Perolehan nilai | Jumlah |
40 | 3 | 120 |
50 | 8 | 400 |
60 | 14 | 840 |
70 | 3 | 210 |
80 | 1 | 80 |
Jumlah | 29 | 1650 |
Nilai Rata-rata | 56,89 |
Seperti yang telah diuraikan di atas pada pembelajaran awal, hasil belajar siswa masih rendah. Nilai rata-rata hanya sebesar 56,89 dengan ketuntasan pembelajaran 13,80% (dapat dilihat pada lampiran). Hanya 4 siswa yang berhasil memenuhi target KKM, sedangkan sisanya sebanyak 25 siswa lainnya prestasinya masih di bawah KKM. Untuk itu, guru melakukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar, dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis masalah (PBM).
Pelaksanaan Siklus I
Kegiatan pembelajaran setiap siklus adalah dua pertemuan, sehingga selama dua siklus peneliti melaksanakan pembelajaran selama empat kali kegiatan pembelajaran. Berikut kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan:
Pertemuan 1
Perencanaan
Sebelum mengadakan kegiatan pembelajaran penulis menyiapkan beberapa instrumen yang akan di gunakan untuk pelaksanaan pembelajaran yaitu: Membuat RPP, LKS, Lembar Observasi, Lembar Evaluasi siswa.
Tindakan
Yang dilakukan oleh guru dalam siklus ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran ini melatih siswa untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada di dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Observasi
Pada saat melaksanakan observasi pembelajaran, guru dibantu dengan teman sejawat. Teman sejawat disini memberikan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran. Observasi ini dilakukan kepada siswa maupun guru.
Berikut adalah rekapitulasi nilai pada pertemuan 1 siklus 1, keaktifan siswa.
Rekapitulasi Nilai Pada Siklus I pertemuan 1
No | Interval | F | Ketuntasan | Nilai Rata-rata |
1 | 34-43 | 1 | Belum Tuntas | 1755,5/29
= 60,53
|
2 | 44-53 | 8 | ||
3 | 54-63 | 12 | ||
4 | 64-73 | 5 | Tuntas | |
5 | 74-83 | 3 | ||
29 |
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM adalah 8 siswa dan yang belum tuntas ada 21 siswa. Nilai rata-rata mencapai 60, 53. Keaktifan siswa sebagaimana pada tabel di atas dapat di ketahui bahwa, siswa yang dengan serius mendengarkan penjelasan guru ada 8 siswa (27,57%). Banyak siswa yang masih ramai sendiri saat dijelaskan oleh guru, dari pengamatan terdapat 8 siswa (27.57%) yang ramai dan tidak mendengarkan penjelasan guru. Dalam kegiatan diskusi siswa belum begitu aktif, yang aktif hanya ada 8 siswa (27,57%) dan yang lain hanya diam saja saat kegiatan diskusi.
Pertemuan 2
Perencanaan
Perencanaan yang disusun untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II disesuikan dengan data temuan permasalahan yang ada pada pembelajaran. Sebelum melaksanakan perbaikan pembelajaran guru mempersiapkan bahan ajar (Materi) yang akan diberikan kepada siswa berupa rangkuman poni-poin materi yang tersusun ecara sistematis. Guru nantinya membagi siswa kelas III yang jumlahnya 29 anak menjadi 3 kelompok.
Tindakan
Pada tahap awal dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I guru memberikan menjelaskan secara tertulis tentang dampak negatif globalisasi. Agar pembelajaran dapat berjalan aktif maka siswa dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing kelompok mendiskusikan solusi dari permasalahan yang diberikan oleh guru untuk menemukan sebuah solusi. Hasil diskusi dari masing-masing kelompok kemudian di diskripsikan dan disampaikan kepada guru.
Observasi
Untuk mengetahui pelaksanaan perbaikan pada siklus II pertemuan 2 maka guru mengamati dengan seksama semua aktifitas yang terjadi pada proses perbaikan pembelajaran. Pada kegiatan ini guru senantiasa memperhatikan semua siswa baik secara kelompok maupun individu
Melihat peristiwa itu maka guru menegur siswa dan memberikan pengertian apabila ada yang kurang jelas dari permasalahan yang akan dibahas dalam diskusi maka siswa cukup minta penjelasan kepada guru agar suasana pembelajaran tidak terlalu gaduh. Pada siklus ini ternyata hasil belajar belum dapat mencapai target yang telah ditentukan, tetapi perkembangan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran telah menunjukkan peningkatan.
Rekapitulasi Nilai Pada Siklus I pertemuan 2
No | Interval | F | Ketuntasan | Nilai Rata-rata |
1 | 34-43 | 1 | Belum Tuntas | 1769,5/29
= 61,01
|
2 | 44-53 | 5 | ||
3 | 54-63 | 12 | ||
4 | 64-73 | 6 | Tuntas | |
5 | 74-83 | 5 | ||
Jumlah siswa | 29 |
Keterangan:
KKM : 64
Nilai tertinggi : 80
Nilai terendah : 40
Berdasarkan tabel. di atas dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM adalah 11 siswa dan yang belum tuntas ada 18 siswa. Nilai rata-rata mencapai 61, 01. Keaktifan siswa pada siklus I pertemuan 2 ini, dapat di ketahui bahwa, siswa yang dengan serius mendengarkan penjelasan guru ada 9 siswa (31,03%). Banyak siswa yang masih ramai sendiri saat dijelaskan oleh guru, dari pengamatan terdapat 5 siswa (17,24%) yang ramai dan tidak mendengarkan penjelasan guru. Dalam kegiatan diskusi siswa belum begitu aktif, yang aktif hanya ada 9 siswa (31,03%) dan yang lain hanya diam saja saat kegiatan diskusi. Untuk siswa yang berani menyampaikan pendapatnya pada siklus I pertemuan 2 ini masih sedikit, siswa masih takut dan malu apabila disuruh guru untuk menyampaikan pendapatnya. Dari data diatas hanya ada 6 siswa yang berani menyampaikan pendapatnya, atau sekitar (20,69%).
Pelaksanaan Siklus II
Pertemuan 1
Perencanaan
Perencanaan pengelompokan siswa yang berjumlah 29 menjadi 3 ini di sesuaikan dengan keadaan siswa.
Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II berjalan jauh lebih baik dari siklus I dan itu memang sebuah keharusan. Pada siklus II guru memberikan sebuah permasalahan untuk di selesaikan oleh masing-masing kelompok. karena pada siklus II ini siswa sudah cukup paham dengan materi, guru hanya memberikan arahan dan bimbingan saja terhadap pengerjaan lembar kerja siswa.
Observasi
Sebagaimana pada tahap-tahap sebelumnya, Pada saat melaksanakan observasi pembelajaran, guru dibantu dengan teman sejawat. Teman sejawat disini memberikan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran. Observasi ini dilakukan kepada siswa maupun guru. Berikut adalah hasil nilai pada siklus II Pertemuan I, rekapitulasi nilai, dan keaktifan siswa siklus II pertemuan 1. Berikut adalah hasil tes formatif belajar peserta didik pada siklus I pertemuan 2.
Rekapitulasi Nilai Pada Siklus I pertemuan 2
No | Interval | F | Ketuntasan | Nilai Rata-rata |
1 | 34-43 | 0 | Belum Tuntas | 2014/29
= 69,46
|
2 | 44-53 | 0 | ||
3 | 54-63 | 6 | ||
4 | 64-73 | 11 | Tuntas | |
5 | 74-83 | 12 | ||
Jumlah siswa | 29 |
KKM : 64
Nilai tertinggi : 80
Nilai terendah : 60
Berdasarkan tabel di atas diketaui bahwa siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM adalah 23 siswa dan yang belum tuntas hanya ada 6 siswa. Nilai rata-rata mencapai 69, 46. Keaktifan siswa pada siklus II pertemuan 2 ini, dapat di ketahui bahwa, siswa yang dengan serius mendengarkan penjelasan guru ada 15 siswa (51,72%). Banyak siswa yang masih ramai sendiri saat dijelaskan oleh guru, dari pengamatan menurun, menjadi 2 siswa saja atau (6,90%) yang ramai dan tidak mendengarkan penjelasan guru. Dalam kegiatan diskusi siswa belum begitu aktif, yang aktif hanya ada 6 siswa (20.69%) dan yang lain hanya diam saja saat kegiatan diskusi. Dari data di atas hanya ada 6 siswa yang berani menyampaikan pendapatnya, atau sekitar (20,69%).
Pertemuan 2
Perencanaan
Perencanaan pengelompokan siswa yang berjumlah 29 menjadi 3 ini di sesuaikan dengan keadaan siswa. ada beberapa siswa yang pandai dijadikan pimpinan dalam suatu kelompok sehingga dapat memberikan contoh atau membantu teman yang masih belum paham.
Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II berjalan jauh lebih baik dari siklus I dan itu memang sebuah keharusan. Pada siklus II guru memberikan sebuah permasalahan untuk di selesaikan oleh masing-masing kelompok. karena pada siklus II ini siswa sudah cukup paham dengan materi, guru hanya memberikan arahan dan bimbingan saja terhadap pengerjaan lembar kerja siswa. Sebelum diskusi guru menjelaskan sistematika diskusi dan sistematika penyelesaian permasalahan yang didiskusikan.
Observasi
Guru kembali mengamati para siswa selama kegiatan pembelajaran diskusi. Beberapa siswa yang pada siklus II pertemuan 1 belum mengerti mulai paham atas apa yang dipelajari. Tampaknya sebagian besar siswa semakin aktif mengikuti pembelajaran yang berlangsung.
Rekapitulasi Nilai Pada Siklus II
No | Interval | F | Ketuntasan | Nilai Rata-rata |
1 | 44-53 | 0 | Belum Tuntas | 2043,5/29
= 70,46
|
2 | 54-63 | 6 | ||
3 | 64-73 | 8 | Tuntas | |
4 | 74-83 | 11 | ||
5 | 84-93 | 4 | ||
29 |
Keterangan:
KKM : 64
Nilai tertinggi : 80
Nilai terendah : 40
Tabel di atas adalah merupakan hasil pengamatan dari nilai siswa pada tes formatif siklus II pertemuan 2. Dari tabel diketaui bahwa siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM adalah 23 siswa dan yang belum tuntas hanya ada 6 siswa. Nilai rata-rata naik menjadi 70,46
Pembahasan dan Hasil Penelitian
Kondisi awal SMP Negeri Satu Atap Kusuri, khususnya di kelas III pada Tahun Pelajaran 2019/2020 kondusif, namun kegiatan pembelajaran yang terjadi disana kurang maksimal. Kondisi ini disebabkan oleh siswa yang malas untuk belajar, siswa yang lebih senang untuk bermain ketika sedang berlangsung kegiatan pembelajaran. Akibatnya adalah prestasi belajar yang masih rendah. Pada Pelajaran PKn Materi Pengaruh globalisasi, hanya ada 4 siswa saja yang berhasil memenuhi target KKM sekolah.
Pada pembelajaran awal, nilai rata-rata hanya 56,89 dengan tingkat ketuntasan pembelajaran 13,80% Prestasi yang dicapai pada prasiklus tergolong sangat jelek karena nilai rata-rata masih rendah, tingkat ketuntasan juga rendah dan target KKM belum tercapai.
Pada pembelajaran siklus I, guru menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis masalah. Guru mengelompokkan beberapa siswa ke dalam 3 kelompok. Dalam menyusun kelompok tersebut, guru sengaja untuk menggabungkan siswa dengan berbagai prestasi belajar dengan tujuan agar terjadi diskusi mengenai cara penyelesaian conoh permasalahan yang di berikan oleh guru.
Pada siklus I pertemuan 1, prestasi belajar mengalami peningkatan.nilai rata-rata mencapai 60,53. dan Pada pertemuan 2 adalah 61,01 dengan tingkat ketuntasan pembelajaran 37,92%. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah pada pelajaran PKn materi pengaruh globalisasi, prestasi belajar mulai meningkat.
Meskipun pada siklus I mengalami kenaikan hasil belajar namun itu belum maksimal, sehingga perlu dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Pembelajaran pada siklus II ini guru hanya memberikan materi kepada siswa sub bab yang belum jelas dan dimengerti siswa. Setelah itu guru Memberikan tugas untuk dikerjakan secara kelompok karena siswa telah mempunyai pemahaman yang cukup bagus. Soal yang diberikan lebih bervariasi dan telah dikembangkan sesuai dengan kompetensi dasar dan pembahasan materi. Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat sebesar 9,45 atau 28.59%, kenaikan ini dapat dilihat dari data yang menyatakan bahwa pada siklus II pertemuan 1 nila rata-rata mencapai 69,46. dan pada pertemuan dua nilai rata-rata adalah 70,46 dengan tingkat ketuntasan pembelajaran sebesar 65,51%.
Dari hasil penjabaran data di atas, dapat diartikan bahwa penerapan pembelajaran PKn pada materi pokok Pengeruh Globalisasi, siswa dapat meningkatkan hasil belajanya. Hasil dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan siklus II sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditentukan dalam KKM yaitu 64. Dengan demikian penelitian yang dilaksanakan dapat dikatakan telah berhasil mencapai indikator yang telah ditetapkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Melalui Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah atau PBM ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan perbaikan pembelajaran selama dua siklus kualitas hasil belajar meningkat secara baik. Walaupun peningkatan prestasi belajar belum meningkat dengan signifikan, kegitan pembelajaran dapat berjalan dengan aktif dan target KKM sekolah juga tercapai meskipun tidak seluruh siswa. Berikut adalah tabel dan grafik yang menyajikan peningkatan hasil belajar:
Peningkatan Prestasi Belajar.
No | Siklus | Nilai rata-rata | Ketuntasan (%) |
1 | Prasiklus | 56,89 | 13,80 |
2 | Siklus I | 61,01 | 37,92. |
3 | Siklus II | 70,46 | 65,51 |
Saran
Siswa SMP masih memerlukan bimbingan, arahan dan petunjuk dari guru untuk membantu menumbuhkan pemahaman terhadap diri mereka. dalam menghadapi suatu permasalahan. Pada usia tersebut, siswa mudah merasa jenuh dan gaduh belajar di kelas secara berkelompok. Pemahaman siswa yang bersifat penalaran masih sangat kurang sehingga perlu adanya arahan yang jelas dari guru. Pembelajaran yang berbasis masalah (PBM) harus di sampaikan secara terperinci, dan sederhana sehingga siswa tidak cenderung semakin bingung.
DAFTAR PUSTAKA
Aryatmi, S., 2004, Perspektif BK dan Penerapannya di Berbagai Institusi, Satya Wacana Semarang.
Corey G., 2006, Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi (terjemahan Mulyarto), IKIP Semarang Pres.
Deddy Mulyana. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif (Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya). Bandung: PT Rosda Karya.
Hamzah B. Uno, 2014, Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: Bumi Aksara
Prayitno, 2005, Konseling Pancawashita, progdi BK PPB, FIP, IKIP Padang
Rosjidan, 2005, Pengantar Teori-teori Konseling, Depdikbud Dirjen PT Proyek P2LPTK, Jakarta
Surya, M., 2004, Dasar-Dasar Konseling Pendidikan, Kota Kembang, Yogyakarta.
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Moleong Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitattf Bandung: Remaja Rosda Karya
———— 2005. Menjadi Guru Profesianal. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nana Sudjana. 1991. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Pembelajaran Bandung: Sinar Barn Algresindo.
Suryadi, 1993. Membuat Siswa Aktif Belajar. Jakarta: Bina Cipta.
_________. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara-Jakarta
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003