Meningkatkan Hasil BelajarMelalui Penerapan Model Problem-Based Learning
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PEWARISAN SIFAT
PADA MAHLUK HIDUP MELALUI PENERAPAN MODEL
PROBLEM-BASED LEARNING DI KELAS IX-A SMP NEGERI 1
LUMBAN JULU TAHUN AJARAN 2019/2020
Jaya Damanik
SMP Negeri Lumban Julu
ABSTRAK
Penerapan problem based learning (pembelajaran berdasarkan masalah) merupakan metode pembelajaran yang menarik perhatian siswa dalam belajar sains dimana guru secara langsung menjadikan materi pembelajaran menjadi fokus sebagai contoh untuk diamati secara langsung oleh siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (Classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penerapan problem based learning dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar. Melalui metode ini siswa dapat mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.) guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah. Subyek penelitian adalah Subyek penelitian adalah seluruh siswa-siswi Kelas IX-a di SMP Negeri 1 Lumbanjulu yang berjumlah 32 siswa pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada pokok bahasan Pewarisan Sifat Pada Mahluk Hidup. Setelah dilakukan model problem based learning pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 9,62% dari nilai awal menjadi 71.87% pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 26 orang dan yang belum tuntas 6 orang. Pada siklus II nilai rata-rata kelas lebih meningkat lagi, siswa yang tuntas 31 orang (97,00) sedangkan yang belum tuntas 1 orang (3 %) dengan nilai rata-rata 85,39 Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 4,45 %. Hal ini berarti pembelajaran dengan penerapan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Pewarisan Sifat Pada Mahluk Hidup
Kata Kunci: Hasil Belajar, Problem Based learning
PENDAHULUAN
Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Proses belajar siswa perlu mengikuti aturan tertentu untuk mencapai tujuan yang menantang. Penerapan problem based learning dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar. Melalui metode ini siswa dapat mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.) guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah.
Rumusan permasalah dalam penelitian ini Sejauhmanakah peningkatan prestasi belajar materi Pewarisan sifat pada mahluk hidup dengan penerapan model problem based learning pada siswa Kelas IX-A SMP Negeri 1 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2019/2020.
Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui peningkatan prestasi belajar pendidikan sains setelah diterapkannya metode pengajaran problem based learning materi Pewarisan Sifat Pada Mahluk Hidup pada siswa Kelas IX-A SMP Negeri 1 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2019/2020.
Kajian Teoritis
Dalam kamus istilah pendidikan dan umum (1987:37) ” prestasi yang dimaksudkan dalam dunia pendidikan bukanlah hanya bersifat pengetahuan saja, akan tetapi lebih dari, yakni pengetahuan atau kognitif perbuatan (sikap, perilaku) dan psikomotorik yakni keterampilan atau karya yang dihasilkan”.
Sementara itu dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (1988:787) dikatakan bahwa ”prestasi belajar adalah merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lajim ditunjukkan dengan nilai tes atau dengan niliai angka yang telah diberikan oleh guru”.
Maka atas dasar ini untuk mengetahui apa yang menjadi prestasi belajar berikut penulis mengutip pendapat ahli Winkel (1987:39) mengemukakan: ”Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan atau kemampuan seseorang siswa/siswi dalam usaha melaksanakan kegiatan”.
Dipandang dari segi kependidikan, apabila seseorang telah belajar sesuatu maka ia akan berubah kesiapannya dalam hal mengahadapi lingkungannya. Belajar adalah aktif dan merupakan fungsi dari situasi disekitar individu yang belajar, serta diarahkan oleh tujuan dan terdiri tingkah laku yang menimbulkan adanya pengalaman-pengalaman dan keinginan untuk memahami sesuatu untuk mencapai prestasi tertentu (prestasi belajar).
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (Classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 1 Lumbanjulu Kecamatan Lumbanjulu Kab. Toba Samosir semester ganjil Tahun Pembelajaran 2019/2020, Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November semester ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020. Tes adalah alat untuk memperoleh sejauh mana kemampuan siswa dan melihat tingkat keberhasilan siswa dari suatu materi ajar yang disampaikan. Dalam penelitian ini terbagi atas tes awal (pre-tes) sebelum ada tindakan atau tes akhir (post-tes) yang berupa objek tes (pilihan ganda)
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siswa diberikan tugas berupa penyelesaian masalah yang kompleks, sulit, lengkap, tetapi realistis/autentik dan kemudian diberikan bantuan secukupnya agar mereka dapat menyelesaikan tugas mereka (bukan diajar sedikit demi sedikit komponen-komponen suatu tugas kompleks yang padu suatu diharapkan akan terwujud menjadi suatu kemampuan untuk menyelesaikan tugas kompleks tersebut).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Secara rinci telah dipersiapkan berupa prosedur pelaksanaan rancangan penelitian tindakan kelas untuk setiap siklus yang diuraikan sesuai dengan langkah-langkah yang rinci untuk dilaksanakan dalam penelitian ini dengan langkah, sebagai berikut:
Pra Siklus
- Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti merencanakan kegiatan yang akan dilakukan pada penelitian tindakan kelas (PTK), adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut:
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
- Membuat skenario
- Membuat alat evaluasi
- Membuat lembar observasi
- Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2 x 40 menit) pada bulan Oktober 2015 dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan sesuai dengan RPP yang terlampir
- Pengamatan
Pada tahap observasi, peneliti sebagai guru pengajar melakukan tindakan dengan menggunakan model Problem Based Learning tindakan yang sedang dilakukan oleh guru dan aktivitas siswa didalam kelas dilakukan dengan lembar pengamatan yang telah disiapkan. Sebelumya oleh peneliti.
- Refleksi
Kegiatan pada tahap ini adalah peneliti bersama-sama observer mendiskusikan hasil tindakan, dari hasil tersebut peneliti dan guru dapat merefleksiknnya dengan melihat data pengamatan yang diperoleh pada saat melakukan suatu observasi pada saat proses pembelajaran.
Siklus I
- Perencanaan
Pada tahap ini penelti merumuskan dan mempersiapkan: rencana jadwal pelaksanaan tindakan, rencana pelaksanaan pembelajaran, materi/bahan pelajaran sesuai dengan pokok bahasan, lembar ,tugas siswa, lembar penilaian hasil belajar, instrumen lembar observasi, dan mempersiapkan kelengkapan lain yang diperlukan dalam rangka analisis data.
- Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan selama 2 x 40 menit (1 x pertemuan) November disesuaikan dengan setting tindakan yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlampir.
- Pengamatan
Pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan tehadap perilaku siswa. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sikap dean perilaku siawa terhadap pembelajaran dengan penerapan model Problem Based Learning. Pelaksanaan pegnamatan mulai awal pembelajaran ketika guru melakukan apersepsi sampai akhir pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan terlampir
- Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan menganalisis semua data atau informasi yang dikumpulkan dari penelitian tindakan yang dilaksanakan, sehingga dapat diketahui berhasil atau tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang diharapkan
Siklus II
Berdasarkan refleksi pada siklus I, diadakan kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki rencana dan tindakan yang telah dilakukan. Langkah-langkah kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama seperti langkah-langkah pada siklus I, tetapi ada beberapa perbedaan kegiatan pembelajaran pada siklus II.
- Perencanaan
Sebagai tindak lanjut siklus I,dalam siklus II dilakukan perbhaikan,penulis mencari kekurangan dan kelebihan pada pembelajaran membuat ringkasan wacana pada siklus I. kelebihan yang ada pada siklus I sipertahankan pada siklus II, sedangkan kekurangannya diperbaiki, peneliti memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajran berdasarkan siklus I. Penulis juga menyiapkan pedoman wawancara, lembar observasi untuk mengetahui untuk mengetahui kemampuan siswa memahami materi pelajaran dengan penerapan model Problem Based Learning (PBI) pelaksanaan tindakan
Proses tindakan pada siklus II dengan melaksanakan proses pembelajran berdasarkan pada pengalaman hasil dari siklus I,dalam tahap ini penelitian melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan tindakan pada siklus I, perbedaannya adalah pada siklus II dilaksanakan dengan cara menyederhanakan materi pembelajaran dan menambahkan media pengajaran dengan cara membagikan contoh ringkasan wacana kepada masing-masing siswa sebagai bahan untuk dipahami dan dilaksanakan sebagai petunjuk dan prosedur kerja siswa yang akan dilaksanakan.
- Pengamatan
Adapun yang diobservasi pada siklus II sama seperti siklus I,meliputi: hasil tes dan nontes (pengamatan dan wawancara) pedoman pengamatan pada siklus II memperhatikan instrumen serta kriteria yang terdapat pada siklus sebelumnya.
- Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan menganalisis semua data atau informasi yang dikumpukan dari penelitian tindakan yang dilaksanakan, sehingga dapat diketahui berhasil atau tindakannya
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus I menunjukkan peningkatan nilai secara klasikal, dengan nilai rata-rata 80,94. Siswa yang tuntas sebanyak 26 orang, artinya Persentase Ketuntasan Klasikal (PKK) = serta siswa yang belum tuntas sebanyak 6 orang dengan PKK = . Ini menunjukkan adanya selisih persentase ketuntasan klasikal antara tes awal dengan tes siklus I sebesar 80,94%. Maka diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 3,95 dari nilai tes awal awal 77,89 menjadi 80.94 pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 26 orang 81,25% dan yang belum tuntas 6 orang 18,75%
Siklus I di atas menunjukkan peningkatan nilai secara klasikal, dengan nilai rata-rata 80,94. Siswa yang tuntas sebanyak 26 orang, artinya Persentase Ketuntasan Klasikal (PKK) = serta siswa yang belum tuntas sebanyak 6 orang dengan PKK = . Ini menunjukkan adanya selisih persentase ketuntasan klasikal antara tes awal dengan tes siklus I sebesar 80,94%. Namun demikian tingkat Ketuntasan belajar secara klasikal belum mencapai nilai maksimal yang diharapkan, untuk itu perlu dilakukan pembelajaran kembali dengan memperbaiki langkah-langkah yang dianggap belum efektif.
Siklus II di atas terdapat peningkatan nilai secara klasikal , yaitu Nilai rata-rata belajar siswa 85.39 Siswa yang telah tuntas 31 orang dan yang belum tuntas 1 orang. Dengan demikian dapat diketahui persentase ketuntasan klasikal:yang belum tuntas. Hal ini menunjukkan ada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Pewarisan Sifat Pada Mahluk Hidup dengan penerapan model pembelajaran
Alternatif pemecahan masalah yang dirancang pada siklus II ini adalah sebagai berikut:
- Menyusun RPP dan menentukan soal-soal latihan yang akan diberikan kepada siswa pada saat pelajaran berlangsung
- Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
- Peneliti kembali membagi kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa per kelompok
- Peneliti bersama-sama dengan siswa akan menyaksikan peragaan langsung tentang materi pembelajaran.
Berdasarkan hasil pelaksanaan dan observasi siklus II, dapat diketahui Persentase Ketuntasan Klasikal semakin meningkat hingga mencapai 87,50%. Peneliti sudah penerapan problem based learning dengan baik Aktivitas siswa semakin meningkat, hal ini terlihat dari aktifnya siswa dalam kerjasama dalam kelompok
PEMBAHASAN
Pembelajaran dengan penerapan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan Pewarisan Sifat Pada Mahluk Hidup. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa 71.87, dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 23 orang dan belum tuntas sebanyak 9 orang.
Setelah dilakukan model problem based learning pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 9,62% dari nilai awal menjadi 71.87% pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 26 orang dan yang belum tuntas 6 orang. Pada siklus II nilai rata-rata kelas lebih meningkat lagi, siswa yang tuntas 31 orang (97,00) sedangkan yang belum tuntas 1 orang (3 %) dengan nilai rata-rata 85,39 Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 4,45 %. Hal ini berarti pembelajaran dengan penerapan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Pewarisan Sifat Pada Mahluk Hidup. Perbandingan observasi guru dalam mengajar pada siklus I mendapatkan 70,83% dengan kategori penilaian cukup dan siklus II mendapatkan 89,58% dengan kategori penilaian baik. Maka dapat kita lihat selisih penilaian hasil observasi guru dalam mengajar pada siklus I dan siklus II sebesar 19,75%. Dapat disimpulkan bahwa peneliti telah menerapkan model problem based learning dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari persentase siklus I, aktivitas siswa 79,16% dengan kategori penilaian baik, meningkat 12,50% pada siklus II menjadi 91,66% dengan kategori penilaian baik sekali. Peningkatan nilai rata-rata serta jumlah siswa yang tuntas mulai dari tes awal, siklus I dan siklus II. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan 77,89 jumlah siswa yang tuntas sebanyak 23 orang dan belum tuntas sebanyak 9 orang.
Setelah dilakukan model problem based learning pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 9,62% dari nilai awal menjadi 71,87 % pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 26 orang dan yang belum tuntas 6 orang Pada siklus II nilai rata-rata kelas lebih meningkat lagi, siswa yang tuntas 31 orang (97,00) sedangkan yang belum tuntas 1 orang (3,00%) dengan nilai rata-rata 85,39 Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 4,45 Hal ini berarti pembelajaran dengan penerapan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pokok bahasan Pewarisan Sifat Pada Mahluk Hidup di Kelas IX-a SMP Negeri 1 Lumbanjulu Tahun Pelajaran 2019/2020.
KESIMPULAN
- Penerapan siklus I penerapan model problem based learning (PBI) di atas menunjukkan peningkatan nilai secara klasikal, dengan nilai rata-rata 75,8. Siswa yang tuntas sebanyak 14 orang, artinya Persentase Ketuntasan Klasikal (PKK) = serta siswa yang belum tuntas sebanyak 13 orang dengan PKK = . Ini menunjukkan adanya selisih persentase ketuntasan klasikal antara tes awal dengan tes siklus I sebesar 5.28%.
- Pada siklus II siswa yang tuntas 25 orang (92,59%) sedangkan yang belum tuntas 2 orang (7,41%) dengan nilai rata-rata 82,04. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 24,82%.
- Berdasarkan hasil refleksi siklus I dan siklus II yang telah dilakukan oleh peneliti, maka terjadi perubahan peningkatan hasil belajar yang terlihat dari penelitianPembelajaran dengan menggunakan problem based learning (PBI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Lumbanjulu. Kabupaten Toba Samosir P 2019/2020.
Saran
- Dalam proses pembelajaran hendaknya harus diciptakan student centre yang berarti siswa menjadi pusat pembelajaran selama proses berjalan siswa memberikan kreatifitas dan peranan dalam pembelajaran, bukan sekedar pendengar yang baik namun menjadi subjek dalam proses pembelajaran.
- Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan jenis penelitian yang sama, hendaknya dapat memperbaiki tahapan-tahapan dalam metode ini serta mengkombinasikannya dengan metode pembelajaran yang lain sehingga dapat menghasilkan data penelitian yang lebih baik dan benar.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta
Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Gunawan, Ary H., 1986, Kebijakan-kebijakan Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Bina Aksara.
Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta.
Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hort. 2005. Model Belajar dan Kesulitan – Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito
Khadijah, Nyayu, (2009).Psikologi Pendidikan, Palembang, Grafika Telindo Press,
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.
Miarso, Yusufhadi, 1994, Posisi dan Fungsi Profesi Teknologi Pendidikan. Makalah Seminar IKIP Jakarta.