Meningkatkan Kemampuan dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Tehnik Bermain
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN
TEHNIK BERMAIN SISWA KELAS VI DI SDN 3 KETILENG KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Priwanto
SDN 3 Ketileng Kecamatan Todanan Kabupaten Blora
ABSTRAK
Guru melaksanakan penelitian untuk memperbaiki penyusunan program ,proses pembelajaran,kemampuan dan hasil belajar pembelajaran penjaskes pra siklus entang materi lompat jauh gaya jongkok dari Jumlah 24 siswa, yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 12 siswa atau 50%, yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 8 siswa,atau 33%,yang memperoleh nilai predikat kurang 4 siswa atau 17% nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60,dan nilai rata-rata 73 Perbaikan pembelajaran penjaskes siklus I tentang materi lompat jauh gaya jongkok Metode Pendekatan Tehnik Bermain siklus I dari jumlah 24 siswa yang memperoleh nilai predikat sangat baik sebanyak 4 siswa atau 17%,yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 12 siswa atau 50% yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 6 siswa atau 25% dan yang memperoleh nilai predikat kurang sebanyak 2 siswa atau 8%,nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60,nilai rata-rata 77.Perbaikan.pembelajaran penjaskes siklus II tentang materi lompat jauh gaya jongkok menerapkan Metode Pendekatan Tehnik Bermain dari jumlah 24 siswa yang memperoleh nilai predikat sangat baik sebanyak 6 atau 25% siswa,yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 18 siswa atau 75% ,siswa yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 0 siswa atau 0%, ,semua siswa sudah memenuhi kreteria ,nilai rata-rata 83 sekolah menentukan KKM 75
Kata Kunci: Meningkatkan Kemampuan dan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Melalui Metode Pendekatan Tehnik Bermain
PENDAHULUAN
Latar.Belakang.Masalah
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan. Pendidikan jasmani merupakan alat untuk mencapai pendidikan jasmani dan olah raga di sekolah sebelum mendapatkan format yang tepat, karena selalu menyesuaikan perubahan kurikulum,bentuk kurikulum baru yang disebut KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang sekarang masih dilaksanakan.Proses pembelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan di sekolah dasar mengutamakan kesehatan mental dan kesegaran jasmani, untuk mencari calon para atlet harus benar.benar. sesuai. dengan. cabangnya.
Keadaan siswa SDN 3 Ketileng pada dasarnya senang terhadap pembelajaran pendidikan jasmani dan olah raga, terutama pada cabang permainan. Pada cabang atletik,siswa kurang menyenangi dengan alasan tidak menyenangkan, pembelajaran atletik di SDN 3 Ketileng kurang mendapat tanggapan yang positif dari siswa, maka prestasi pada cabang atletik khusus pada nomor lompat jauh belum bisa optimal. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor penyebabnya yaitu: (1) Terbatasnya kemampuan siswa dalam belajar pendidikan jasmani, (2) Terbatasnya alat bantu dalam proses.pembelajaran.pendidikan.jasmani.
Terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani di SD akan berakibat pada proses pembelajaran yang kurang berhasil. Karena guru kurang mampu dalam melaksanakan profesinya secara profesional, dan kurang berhasil dalam mengajar dan mendidik siswa secara sistematik. Gaya yang dipakai guru dalam mengajar praktek pendidikan jasmani juga monoton, yaitu hanya menggunakan satu gaya mengajar. Sehingga situasi pembelajaran yang dirasakan oleh siswa terasa membosankan. Dan juga metode praktik ditekankan pada latihan-latihan berdasarkan perintah yang ditentukan oleh guru. Latihan-latihan tersebut tidak dilakukan sesuai inisiatif dari siswa itu sendiri. Dalam hal ini guru cenderung menggunakan pendekatan pembelajaran yang mengarah pada prestasi.
Mereka belum mampu melakukan gerakan secara keseluruhan terbukti dari hasil evaluasi, dari siswa kelas VI yang berjumlah 24 siswa dalam melakukan teknik lompat jauh gaya jongkok yang dapat mencapai nilai tuntas 12 siswa (50%) yang belum dapat melakukan teknik lompat jauh gaya jongkok masih 12 siswa (50%) Dengan keadaan seperti ini tentu dibutuhkan penggunaan alat bantu pembelajaran sebagai suatu pendekatan alternatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani. dalam meningkatkan kemampuan dan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan tehnik bermain siswa kelas VI SDN 3 Ketileng mencapai hasil belajar KKM 75
Rumusan.Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka guru penjaskes yang melaksanakan penelitian menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
1 Apakah guru melaksanakan olahraga atltetik cabang lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan tehnik bermain dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa kelas VI semester I SDN 3 Ketileng tahun pelajaran 2017/2018 ?
2 Apakah guru melaksanakan olahraga atltetik cabang lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan tehnik bermain dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIsemester I SDN 3 Ketileng tahun pelajaran 2017/2018 ?
3 Apakah guru melaksanakan olahraga atltetik cabang lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan tehnik bermain dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa kelas VI semester I SDN 3 Ketileng tahun pelajaran 2017/2018 ?
Tujuan.Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu pendekatan tehnik bermain pada siswa kelas VI semester I SDN 3 Ketileng tahun ajaran.2017/2018.
Manfaat.Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas adalah:
Bagi.Guru
a. Meningkatkan kreatifitas guru dalam membuat dan mengembangkan alat bantu pembelajaran.
b. Bahan.masukan.bagi.guru.dalam.memilih.alternatif.pembelajaran.
c. Meningkatkan kualitas guru secara profesional dalam pengembangan alat bantu.
d. Memperbaiki.kinerja.guru.dalam.melaksanakan.pembelajaran
Bagi.Siswa
a. Motivasi siswa untuk aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Penjaskes,
b. Meningkatkan minat belajar lompat jauh gaya jongkok dengan melalui tehnik
c. Menciptakan.pembelajaran.yang.menyenangkan
d. Mengembangkan.bakat.yang.dimiliki.siswa
Bagi.Sekolah
a. Sebagai pedoman pada pembelajaran pendidikan jasmani,olahraga,dan.kesehatan.
b. Sebagai data inventaris siswa yang berprestasi dalam cabang atletik.
c.. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan acuan dalam pembelajaran
d Menambah referensi buku perpustakaan sekolah.
KAJIANTEORI DAN HIPOTESIS
Tinjauan Pustaka
Efektifitas Pembelajaran Jika dilihat dari istilah tersebut, maka terdapat dua suku kata yang berbeda, yakni efektivitas dan pembelajaran.Makna dari efektivitas itu sendiri adalah ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan.Sedangkan Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, dimana kegiatan guru sebagai pendidik harus mengajar dan murid sebagai terdidik yang belajar.Dari sisi siswa sebagai pelaku belajar dan sisi guru sebagai pembelajar, dapat ditemukan adanya perbedaan dan persamaan.Hubungan guru dan siswa adalah hubungan fungsional, dalam arti pelaku pendidik dan pelaku siswa.
Dari segi tujuan akan dicapai baik guru maupun siswa sama-sama mempunyai tujuan sendiri-sendiri. Meskipun demikian, tujuan guru dan siswa tersebut dapat dipersatukan dalam tujuan instruksional.Dari segi proses, belajar dan perkembangan merupakan proses internal siswa. Pada belajar dan perkembangan, siswa sendiri yang mengalami, melakukan, dan menghayatinya.Inilah yang dimaksud dengan pembelajaran, dimana proses interaksi terjadi antara guru dengan siswa, yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan mental, sehingga menjadi mandiri dan utuh, disamping itu pula proses belajar tersebut terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan sekitar. Dalam Proses belajar siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar.Kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi suku rinci dan menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar, penguatan,evaluasi dan keberhasilan belajar, menyebabkan siswa semakin sadar akan kemampuan dirinya.
Dari kegiatan interaksi pembelajaran guru membelajarkan siswa dengan harapan bahwa siswa belajar.Maka, ranah semakin berfungsi.Sebagai ilustrasi, pada ranah kognitif siswa dapat memiliki pengetahuan pemahaman,dapat menerapkan,menganalisis, sintesis dan mengevaluasi.Pada ranah afektif siswa dapat melakukan penerimaan, partisipasi, menentukan sikap, mengorganisasi dan membentuk pola hidup.Sedangkan pada ranah psikomotorik siswa dapat mempersepsi, bersiap diri, membuat gerakan-gerakan sederhana dan kompleks, membuat penyesuaian pola gerak dan menciptakan gerak baru.pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa yang dapat mempengaruhi si belajar sedemikian rupa, sehingga akan mempermudah ia dalam belajar, atau belajar yang dilakukan oleh si belajar dapat dipermudah/ difasilitasi. Maka pembelajaran dapat dikatakan efektif, apabila dapat memfasilitasi pemerolehan pengetahuan dan keterampilan si belajar melalui penyajian informasi dan aktivitas yang dirancang untuk membantu memudahkan siswa dalam rangka mencapai tujuan khusus belajar yang diharapkan.
Pengertian Atletik
Atletik adalah “ salah satu unsur dan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan juga merupakan komponen-komponen pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani serta pembinan hidup sehat dan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang (Djumidar,2002: 2)â€.JadiAtletik.merupakan keseluruhan gerakan yang.mengutamakan.aktivitas. jasmani dengan.pembinaan. pola hidup sehat dan pengembangan jasmani serta mental, sosial, dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan secara psikis maupun fisik.
Gerak Dasar
Gerak dasar menurut M Furqon H, (2002 – 9) merupakan pola gerak yang inheren yang membentuk dasar-dasar untuk ketrampilan gerak yang kompleks yang meliputi gerak lokomotor, gerak non lokomotor dan gerak manipulatif. Karakteristik siswaberusia 6-8 tahun menurut Annario, Cowell dan Hazelton yang dikutip M Furqon H, (2002: 10-12) adalah sebagai berikut
Karaketristik Fisiologis Reaksi lambat, koordinasi gerakannya belum baik,menumbukan aktifitas yang menggunakan kelompok otot besar, gemar berkelahi, berburu, memanjat dan kejar-kejaran.Selalu aktif, bersemangat dan responsip terhadap suara berirama. Tulang-tulangnya lunak dan mudah berubah bentuk.Jantungnya mudah melemah.
Pengendalian penginderaan dan persepsinya sedang berkembang.Koordinasi mata dan tangan berkembang dan penggunaan otot kecil belum baik.Kesehatan umum kritis, mudah sakil dan daya tahannya rendali.Gigi susu mulai bertanggalan dan tumbuh gigi tetap.Selalu aktif walaupun sedang duduk atau berdiri senang berkejar-kejaran, menjelajah dan memanjat.
Karakteristik Psikologis
Pumusatannya mudah beralih, tak tahan lama.Selalu ingin tuhu, suka bertanya, ingin menemukan sesuatu dan menyelidiki alam sekitarnya.Kemampuan mengendalikan organ-organ berbicaranya berkembang.Gemar mengulang aktivitas yang menyenangkan ataudisukai.Kemampuan berfikirnya masih terbatas.Hampir tertarik dengan segala hah
Kreatif dan daya khayalnya tinggi
Karakteristik Sosiologis
Berhasrat besar terhadap hal-hal yang bersifat dramatik yang penuh dengan gaya khayal, rasa ingin tahu dan suka meniru.Suka berkelahi, berburu, berkejaran dan memanjat.Sesuatu itu dianggap benar bila ia setuju atau menyenangkan baginya tetapi ia kesal jika sesuatu itu idak sesuai dengan kehendaknya.Senang pada binatang piaraan, cerita dan alam sekitar.Ingin terus bermain dan terus bermain baik dalam kelompok yang terdiri dari 4 siswa. Belum senang bila dikritik Sukar menerima kekalahan.Suka menjadi pusat perhatian lndividualis,bebas suka menonjolkan diri, pemberani, angkuh dan suka berpetualang.Tidak punya teman yang tetap dan suka berganti-ganti.
Lompat Jauh Gaya Jongkok
Menurut pendapat Syarifuddin (1992: 90) lompat jauh adalah bentuk gerakan melompat mangangkat kaki ke atas depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara atau melayang di udara yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.
Jonath, Haag, Krempel (1990: 197) menyatakan bahwa unsur utama lompat jauh dengan awalan adalah lari awalan/ ancang-ancang, bertolak, melayang di udara dan mendarat. Masing-masing bagian itu memiliki gaya gerakannya sendiri yang menyumbangkan pencapaian jarak lompatan.
Hal-hal yang harus diutamakan atau diperhatikan dalam lompat jauh adalah:Peliharalah kecepatan lari sampai saat bertolak.Capailah dorongan yang cepat dan dinamis dari balok tumpuan.Rubahlah sedikit posisi lari, bertujuan mencapai posisi lebih tegak. Gunakan gerakan kompetensi lengan yang baik.Capailah jangkauan gerak yang baik.
Gerak akhir agar dibuat lebih kuat dengan menggunakan lebih besar daya tolakannya.
Latihlah gerakan pendaratan.Kuasai gerakan yang benar dari gerakan lengan dan kaki dalam meluruskan dan membengkokkannya.struktur gerakan yang dilakukan pada lompat jauh gaya jongkok dapat dirinci menjadi emapt fase yaitu:
Awalan atau ancang-ancang
Pendapat (Adisasmita, 1992: 67).Kecepatan dan ketepatan dalam lari awalan sangat mempengaruhi hasil lompatan. Ini berarti bahwa kecepatan lari awalan adalah suatu keharusan untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Pelompat tanpa kecepatan sama sekali tidak mempunyai suatu harapan untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Untuk dapat melakukan lari awalan dengan baik, perlu memperhatikan dan melakukan hal-hal sebagai berikut:Jarak lari awalan tergantung pada tiap-tiap pelompat.
Jarak lari awalan harus cukup jauh untuk mendapatkan kecepatan maksimal.Kecepatan lari awalan dan irama langkah harus rata.Pada langkah akhir, pikiran dipusatkan untuk melompat setinggi-tingginya ke arah depan.Langkah terakhir diperkecil agar dapat menolak ke atas dengan lebih sempurna.Sikap lari seperti pada lari jarak pendek.
Tujuan ancang-ancang adalah untuk mendapatkan kecepatan yang setinggi-tingginya agar dorongan massa ke depan lebih besar. Jarak ancang-ancang tergantung kematangan dan kemampuan berekselerasi atas kecepatanya, dan untuk meningkatkan kemampuan kecepatan ancang-ancang diperlukan program latihan yang baik, dan juga ketepatan menumpu.Sebagai pelatihan pemberian jarak ancang-ancang yang pendek dengan dimulai dari 5 langkah, 7 langkah, 9 langkah dan seterusnya sambil memperhatikan kaki saat menumpu.Panjang awalan untuk melaksanakan awalan lompat jauh tidak kurang dari 45 meter.
Tumpuan atau tolakan
Menurut Aip Syarifuddin (1992: 91) mengemukakan bahwa:Tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerak dari gerak horizontal ke gerakan vertikal yang dilakukan secara cepat. Dimana sebelumnya si pelompat sudah mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan sekuat-kuatnya pada langkah yang terakhir, sehingga seluruh tubuh terangkat ke atas melayang di udara. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa melakukan tolakan adalah merubah kecepatan horizontal menjadi kecepatan vertikal Agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan lompat jauh maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: usahakan untuk menekankan pada gerak pada lutut yang memimpin dan sesuaikan panjang langkah kedua akhir sebelum melompat hindarkan dorongan dengan cara memperpendek langkah take off keterbatasan gerak dari kaki yang melakukan take off keterbatasan gerak dari kaki yang melakukan take off dapat dihindarkan dengan memperpanjang langkah sewaktu take off untuk menghindari kurangnya gerak tangan, coba lekukkan siku tangan yang berlawanan dengan kaki yang sedang take off “Pada waktu menumpu seharusnya badan sudah condong kedepan, titik berat badan harus terletak tegak dimuka titik sumber tenaga, yaitu tungkai menumpu pada saat pelompat menumpu (Adisasmita, 1992: 67)â€
Melayang diudara
Melakukan gerakan sikap tubuh untuk menjaga keseimbangan dan untuk memungkinkan pendaratan yang lebih sempurna. Gerakan sikap tubuh di udara (waktu melayang) yang biasanya disebut gaya lompatan dalam lompat jauh (Adisasmita, 1992: 68)..Gerakan melayang pada saat setelah meninggalkan balok tumpuan dan diupayakan keseimbangan tetap terjaga dengan bantuan ayunan kedua tangan sehingga bergerak di udara.Untuk melakukan gerak ini terdapat beberapa teknik. yaitumelayang dengan sikap jongkok dengan cara waktu menumpu kaki ayun mengangkat lutut setinggi-tingginya dan disusul oleh kaki tumpu dan kemudian sebelum mendarat kedua kaki di bawa ke arah depan.
Mendarat
Gerakan waktu pendaratan harus dua kaki.Yang perlu diperhatikan saat mendarat adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan diikuti dengan dorongan pinggul ke depan sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang yang berakibat merugikan si pelompat itu sendiri. Untuk menghindarkan pendaratan pada pantat, kepala ditundukkan dan lengan diayunkan ke depan sewaktu kaki menyentuh pasir. Titik berat badan akan melampui titik pendaratan kaki di pasir. Kaki tidak kaku dan tegang, melainkan lemas danlentur. Maka sendi lutut harus siap menekuk pada saat yang tepat. Gerakan ini memerlukan waktu (timing) yang tepat.
Menurut AP Pandjaitan (1990:62) mengatakan bahwa:Suatu lompatan mempunyai hubungan atau pengaruh dengan lari kareana lari merupakan awalan bagi pelompat jauh dan harus memperhatikan.Awalan yang cepat dan tepat, tumpuan yang baik dan pendaratan yang menguntungkan.
Metode Pendekatan Tehnik Bermain
Menurut DR.S.Nasution “Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan dalam suatu tugas atau pekerjaan agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan yang ditetapkanâ€. Sedangkan menurut Drs.H Abu Ahmad dkk (2005:52) metode adalah suatu pengetahuan tentang cara- cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia metode adalah “cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditetapkan.Dengan bermain siswabisa mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, anak-siswaakan lebih senang dan menjadikan si siswalebih aktif. Sebagaimana dikemukakan oleh Mayke (dalam Sudono, 2000:3) “ belajar dengan bermain akan memberi kesempatan kepada siswauntuk memanipulasi ,mengulang- ulang, menemukan.sendiri, bereksplorasi. serta siswa untuk mempraktekkannya.
Dari penjelasan di atas dapatlah disimpulkan bahwa metode bermain yang dimaksud adalah suatu cara yang digunakan dalam melakukan kegiatan untuk menjelaskan konsep abstrak dalam Pendidikan Jasmani yang lebih menyenangkan dan agar siswa lebih paham dan lebih lama mengingat apa yang disampaikan.
Pendidikan Jasmani
Cholik Mutohir (1992:2) mengatakan:â€Pendidikan jasmani adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangkapembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila â€. Dari kutipan tesebut peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan jasmani dan olahraga merupkan proses pendidkan yang melibatkan aktifitas jamani yang diolah secara sistematis bertujuan untuk peningkatan individu yang melibatkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Susilo (2007: 16) mengemukakan pendapat bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah â€penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau disekolah tempat pengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaranâ€.Dalam hal ini berarti guru dapat melakukan penelitian sendiri terhadap proses pembelajaran dikelas atau juga secara koloboratif berkerjasama dengan guru dan peneliti lainnya. Tetapi tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian tindakan kelas yang dilakukan tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan utama seorang guru, yaitu tidak boleh sampai mengorbankan kegiatan dalam proses pembelajaran.
Metode Pendidikan Jasmani Yang Efektif
“Keberhasilan pengajaran pendidiakan jasmani dapat ditinjau dari jumlah waktu aktif berlatih.Keberhasilan ini dapat dicapai bila didukung oleh pengelolaan penggunaan yang efektif, mencakup pengelolaan iklim, materi (tugas ajar) dan prilaku†(Rusli lutan. 2001: 15) “Dalam kegiatan belajar seyogyanya tidak menoton bahkan harus dinamis, disajikan dalam bentuk-bentuk permainanâ€.(Djumidar: 2002: 3)
Ini berarti guru harus mempunyai metode untuk keberhasilan pengajaran agar tercipta pendidikan yang efektif untuk itulah metode dengan pendekatan bermain sangat cocok digunakan untuk siswausia sekolah dasar tercipta suasana yang menyenangkan sehingga materi ajar tercapai sesuai yang diharapkan.Salah satu masalah yang dihadapi dalam pengajaran pendidikan jasmani sekarang ini dalah sarana parasarana penunjang. Hasil riset tentang pengajaran pendidikan jasmani di negara Amerika dan Australia, dalam. Cholik.M, dkk (2002:26) menunjukkan ada tiga hal yang penting agar pengajaran pendidikan jasmani efektif dapat di ciptakan. Hal-hal tersebut adalah:Siswa memerlukan latihan praktek yang tepat dan memadai Latihan praktek tersebut harus memberikan peluang tingkat sukses..
Metode pembelajaran tersebut dinamakan pengajaran efektif dan reflektif. Dengan pengajaran reflektif seorang guru dikatakan berhasil apabila ia dapat mencapai kepuasan profesional. Guru secara kreatif mampu menggunakan berbagai keterampilan mengajar yang berinteraksi secara efektif dengan lingkungan pengajaran yang khusus (Toho Cholik M, Rusli lutan, 1997:4).
Dari kutipan tersebut setiap guru harus mempunyai bekal dan kapasitas yang cukup sebelum terjun langsung kedunia dengan tuntutan profesionalitasannya sebagai tenaga pendidik dan pengajar untuk itulah sebaiknya seorang guru menyusun perencanaan agar tercipta suasana belajar mengajar yang menyenangkan.
Penelitian Yang Relevan
Priwanto:2017/2018, dalam penelitian meningkatkan kemampuan dan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan tehnik bermain di SD Negeri 3 Ketileng merupakan penelitian yang relevan dan sangat dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang telah ditemukan, sehingga dapat digunakan sebagai landasan untuk pengajuan hipotesis. Hasil penelitian bahwa dengan metode pembelajaran bermain pada penguasaan keterampilan lompat jauh gaya jongkok menunjukkan peningkatan terhadap kemampuan hasil belajar Sehingga peneliti mempunyai pemikiran untuk melakukan penelitian yang serupa tetapi lebih mengarah kepada pembelajaran atletik lompat jauh gaya jongkok dan dilaksanakan di Sekolah Dasar sesuai dengan mata pelajaran yang dipelajari.
Kerangka Berfikir
Pendekatan pembelajaran merupakan suatu cara yang diterapkan seorang guru untuk memberikan materi pelajaran dengan cara tertentu yang efektif agar materi pelajaran dapat diterima atau dikuasai dengan baik oleh siswa.:
1. Banyak pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, diantaranya dengan pendekatan bermain. Pendekatan bermain dapat diterapkan dalam semuacabang olahraga termasuk lompat jauh gaya jongkok.
2. Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan bermain merupakan cara belajar, dimana materi yang disajikan dalam bentuk permainan. Dalam hal ini teknik lompat jauh gaya jongkok dipelajari melalui bentuk permainan. Permainan lompat jauh gaya jongkok dikonsep oleh guru.
3. Maksud dan tujuan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan menerapkan Metode Pendekatan Tehnik Bermain adalah untuk memenuhi hasrat gerak anak, dapat menimbulkan rasa senang dan gembira, meningkatkan kemampuan, hasil belajar dan meningkatkan kebugaran jasmani siswa.
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah maka guru yang melaksanakan penelitian tindakan kelas mengajukan hitesis sebagai berikut:
1. Diduga guru melaksanakan olahraga atltetik materi tentang lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan tehnik bermain meningkatkan kemampuan belajar siswa kelas VI semester I SDN 3 Ketileng tahun pelajaran 2017/2018
2. Diduga guru melaksanakan olahraga atltetik cabang lompat jauh gaya jongkok melalui melalui pendekatan tehnik bermain meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI semester I SDN 3 Ketileng tahun pelajaran 2017/2018
3. Diduga guru melaksanakan olahraga atltetik cabang lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan tehnik bermain meningkatkan kemampuan dan hasil belajar belajar siswa kelas VI semester I SDN 3 Ketileng tahun pelajaran 2017/2018
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Lokasi untuk melaksanakan penelitian adalah di SDN 3 Ketileng karena guru yang melaksanakan penelitian tindakan kelas bertugas sebagai guru di SD tersebut sehingga memudahakan dalam memperoleh data yang diperlukan.Penelitian berlangsung selama 4 bulan yang dimulai dari bulan Juli 2017 s.d bulan Oktober 2017. Jadwal kegiatan dilaksanakan sesuai yang ditentukan.oleh peneliti.
Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap jumlah 24 siswa yang terdiri laki-laki 13 siswa dan perempuan 11 siswa kelas VI semester I di SDN 3 Ketileng,sebagai obyeknya adalah meningkatkan hasil belajar penjaskes tentang materi lompat jauh gaya jongkok yang hasilmya perlu untuk ditingkatkan Karakteristik siswa hampir banyak kesamaan ditinjau dari kondisi ekonomi orang tua yang kebanyakan sebagai petani dan buruh tani.
. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari seluruh siswa kelas VI semester I di SDN 3 Ketileng data dapat diperoleh melalui melaksanakan observasi dan pengambilan data dokumentasi (Arikunto. 2002: 107) Dalam penelitian tindakan kelas sumber datanya terdiri atas:
1. Person yaitu ; sumber data siswa kelas VI semester I di SDN 3 Ketileng melalui proses kegiatan pembelajaran penilaian psikomotor lembar kerja mengerjakan tes formatif.
2. Place yaitu: sumber data yang menyajikan tampilan berupa benda keadaan diam dan bergerak. Sumber data diam seperti ruangan kelas, kelengkapan media. Sedangkan sumber data bergerak yaitu aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran penjaskes yang menerapkan Metode Pendekatan Tehnik Bermain.
Sumber Data:
Untuk memperoleh sumber data yang diinginkan dan merupakan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan maka melalui dua kegiatan yaitu:
a. Penelitian kualitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilaksanakan melalui kegiatan observasi pemberian angket,dokumentasi,foto kegiatan yang dinyatakan dalam predikat sanagt baik,baik cukup kurang dan sangat kurang mengadakan melaksanakan kegiatan pembelajaran guru dan belajar siswa dalam melaksanakan kegiatan mempelajari materi lompat jauh gaya jongkok pembelajaran penjaskes.
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang sifatnya terukur yang dinyatakan dengan angka.hail tes formatif Data diambil dari hasil belajar siswa yang berhubungan dengan materi tentang lompat jauh gaya jongkok dalam proses kegiatan pembelajaran penjaskes
Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui:
Tes tertulis
Tes tertulis ini dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. pada setiap siklus. Nilai yang diperoleh pada ulangan inilah sebagai data yang akan dianalisis yang dijadikan dasar untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.yang dijadikan dasar dalam melaksanakan kegitan siklus berikutnya atau sudah berakhir pada kegiatan tersebut.
Observasi
Observasi dilakukan oleh teman sejawat sesama guru yang mengajar di sekolah tersebut Observer melaksanakan pengamatan di lapangan, untuk mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran pada setiap siklus, sehingga selama pembelajaran berlangsung dapat diikuti terus menerus baik dari sisi guru maupun dari sisi siswa. Hal-hal yang diobservasi adalah sikap, ucapan , gerakan dan tingkah laku siswa maupun data yang diambil oleh siswa selama pembelajaran berlangsung. Hasil observasi ini yang akan dijadikan bahan refleksi untuk perbaikan proses pembelajaran pada siklus berikutnya.
Hasil refleksi
Refleksi dari teman sejawat sesama guru yang mengajar di SDN 3 Ketileng dilksanakan selama proses pembelajaran sampai selesai pada setiap siklus. Kekurangan yang terjadi pada setiap siklus baik dari penyusunan perencanaan program dan pelaksanaan pembelajaran didiskusikan untuk perencanaan dan pelaksanaan yang lebih baik dari pada siklus sebelumnya.
Validasi Data
Validasi data pada penelitian tindakan kelas ini meliputi:
1. Validasi hasil belajar siswa yang berbentuk nilai hasil tes tertulis yang dilaksanakanpada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Instrumen soal mengacu pada materi pokok lompat jauh gaya jongkok dan soal berbentuk pilihan ganda isian dan uraian.
2. Validasi proses, kegiatan yaitu memeriksa kelayakan data proses penyusunan, hasil observasi dan hasil refleksi melalui triangulasi, yakni melalui sumber data dan metode yang digunakan, baik dari peneliti, observer dari teman sejawat.
Analisis Data
Pada penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis diskriptif, yaitu:
1. Menganalisis hasil belajar siswa yang bentuknya nilai ulangan pada akhir setiap siklus Nilai hasil ulangan (tes) pada setiap siklus dianalisis secara diskriptip komparatif, dengan cara membandingkan nilai ulangan (tes) pada setiap siklus dengan indikator kinerja.
2. Menganalis observasi teman sejawat dan kepala sekolah dengan menggunakan analisis diskriptip berdasarkan hasil observasi dan fefleksi setiap siklus.
Prosedur Tindakan
Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas. merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan (Subyantoro, 2009: 10). Menurut Arikunto, dkk (2008: 16), secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
Indikator Kinerja
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang kemudian dianalisis meliputi pengalaman, wawancara,kajian dokumen, angket, dan test formatif yang secara
singkat diuraikan berikut ini:
Pengamatan
Pengamatan yang pengamat lakukan adalah pengamatan berperan serta secara pasif. Pengamatan itu dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di lapangan maupun kinerja siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh pengamat dengan mengambil tempat yang nyaman. Dalam posisi itu, peneliti dapat secara lebih leluasa melakukan pengamatan terhadap aktifitas belajar mengajar siswa dan guru di lapangan.
Wawancara
Wawancara dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen.Wawancara atau diskusi dengan guru dilaksanakan setelah melakukan pengamatan pertama terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM) dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran penjaskes,Wawancara dengan guru dilakukan pembelajaran Dari wawancara kegiatan pengamatan kajian dokumen dilakukan diidentifikasi permasalahan yang berkenaan dengan pembelajaran faktor penyebabnya. Selain untuk permasalahan, wawancara/ diskusi dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen setiap siklus Diskusi dilakukan bersama pengamat. meminta pendapat untuk mengungkapkan kelebihan dan kekurangannya
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Belajar Pra siklus
Pada waktu melakssiswaan pembelajaran penjaskes siswa kelas VI semester I dengan materi pokok lompat jauh gaya jongkok,siswa masih merasa kesulitan Masalah tersebut dapat diketahui setelah guru memberikan penilaian ketrampilan mengerjkan soal test formatif yang diperoleh dari analisis hasil penilaian dari Jumlah 24 siswa, yang mencapai nilai predikat baik sebanyak 12 siswa dengan rincian nilai 85 sebanyak 4 siswa,nilai 80 sebanyak 4 siswa, nilai 75 sebanyak 4 siswa yang memperoleh nilai 70 sebanyak 4 siswa, yang menperoleh nilai 65 sebanyak 4 siswa ,yang memperoleh 60 sebanyak 4 siswa,, nilai tertinggi yang diperoleh 85 nilai terendah 60.Nilai rata-rata yang diperoleh 73.
Deskripsi Belajar siklus I
Pembelajaran Metode Pendekatan Tehnik Bermain yang dilakssiswaan tentang materi lompat jauh gaya jongkok dari jumlah 24 siswa guru memberikan penilaian ketrampilan dan tes formatif, nilai yang diperoleh siswa nilai 90 sebanyak 4 siswa ,yang memperoleh nilai 85 sebanyak 4 siswa, yang memperoleh nilai 80 sebanyak 4 siswa yang memperoleh,nilai 75 sebanyak 4 siswa,yang memperoleh nilai 70 sebanyak 3 siswa, yang memperoleh nilai 65 sebanyak 3 siswa,dan yang memperoleh nilai 60 sebanyak 2 siswa.nilai tertinggi yang diperoleh siswa sebesar 90 dan nilai terendah 60 Nilai rata-rata 77.
Deskripsi Belajar siklus II
Pembelajaran dilakssiswaan guru menyajikan tentang materi lompat jauh gaya jongkok dilakssiswaan dalam dua jam pelajaran pada siswa kelas VI di SDN 3 Ketileng menerapkan Metode Pendekatan Tehnik Bermain dari jumlah 24 siswa akhir kegiatan dilakssiswaan guru memberikan penilaian ketrampilan dan tes formatif nilai yang diperoleh adalah nilai 90 sebanyak 6 siswa,nilai 85 sebanyak 6 siswa nilai 80 sebanyak 6 siswa nilai 75 sebanyak 6 siswa ,nilai tertinggi yang dapat dicapai sebesar 90 dan nilai terendah Nilai rata-rata 83 sekolah menentukan KKM 75
Pembahasan Hasil Penelitian
Pembelajaran pra siklus rendahnya nilai hasil pembelajaran dikarenakan guru belum menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa sehingga dari jumlah 24 siswa yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 12 siswa atau 50%,yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 8 siswa, atau 33% ,yang memperoleh nilai predikat kurang 4 siswa atau 17% nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60,dan nilai rata-rata 73
Perbaikan pembelajaran siklus I dengan menerapkan Metode Pendekatan Tehnik Bermain dapat meningkatkan penguasaan tentang materi lompat jauh gaya jongkok dari jumlah 24 siswa yang memperoleh nilai predikat sangat baik sebanyak 4 siswa atau 17%,yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 12 siswa atau 50% yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 6 siswa atau 25% dan yang memperoleh nilai predikat kurang sebanyak 2 siswa atau 8% ,nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60,nilai rata-rata 77
Perbaikan pembelajaran siklus II dengan menerapkan Metode Pendekatan Tehnik Bermain dapat meningkatkan penguasaan siswa tentang materi. lompat jauh gaya jongkok hasil belajar meningkat, dari jumlah 24 siswa yang memperoleh nilai predikat sangat baik sebanyak 6 atau 25% siswa, yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 18 siswa atau 75%,siswa semua telah memperoleh penilaian memenuhi kreteria ,nilai rata-rata 83 sekolah menentukan KKM 75
PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas yang selesai dilaksanakan oleh guru kelas disampaikan kesimpulan sebagai berikut:
1 Pembelajaran penjaskes pra siklus tentang materi lompat jauh gaya jongkok dari Jumlah 24 siswa, yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 12 siswa atau 50%, yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 8 siswa,atau 33%,yang memperoleh nilai predikat kurang 4 siswa atau 17% nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60,dan nilai rata-rata 73
2. Perbaikan pembelajaran penjaskes siklus I tentang materi lompat jauh gaya jongkok Metode Pendekatan Tehnik Bermain siklus I dari jumlah 24 siswa yang memperoleh nilai predikat sangat baik sebanyak 4 siswa atau 17%,yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 12 siswa atau 50% yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 6 siswa atau 25% dan yang memperoleh nilai predikat kurang sebanyak 2 siswa atau 8%,nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60,nilai rata-rata 77
3. Perbaikan.pembelajaran penjaskes siklus II tentang materi lompat jauh gaya jongkok menerapkan Metode Pendekatan Tehnik Bermain dari jumlah 24 siswa yang memperoleh nilai predikat sangat baik sebanyak 6 atau 25% siswa,yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 18 siswa atau 75% ,siswa yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 0 siswa atau 0%, ,semua siswa sudah memenuhi kreteria ,nilai rata-rata 83 sekolah menentukan KKM 75
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan dan diketahui maka sebagai peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Guru dapat meningkatkan kemampuan professional melalui penelitian tindakan kelas sehingga dapat menemukan masalah tentang kekurangan dan untuk mengatasi, dengan cara memperbaiki pembelajarannya yang sudah dilaksanakan
2. Guru didalam melaksanakan pembelajaran dapat menumbuhkan motivasi yang kuat kepada siswa melalui berbagai cara melalui menerapkan metode dan alat peraga yang sesuai dapat menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar.
3. Guru melaksanakan pembelajaran untuk mengembaangkan kemampuan guru dan
siswa sehingga tumbuh semangat belajar secara kreatif mandiri bertanggungjawab menyenangkan dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.
DAFTAR PUSTAKA
Aip Syarifuddin. 1992. Atletik. Jakarta: Depdikbud.
Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992/1993. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Jakarta: Depdikbud.
Bernhard, G. 1993. Atletik Prinsip Dasar Latihan Loncat Tinggi, Jauh, Jangkit dan Loncat Galah. Terjemahan dari String Trainning voor. Djeugd. Semarang: Dahara Prize.
Carr, Gerry. 2000. Atletik (Edisi Terjemahan). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Depdikbud. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi SD dan MI. Jakarta: Dharma Bhakti.
————–. 1997. Kondisi Fisik Anak-siswaSekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud.
Depdiknas. 2000. Pedoman dan Modal Pelatihan Kesehatan Olah Raga Bagi Pelatih Olahragawan Pelajar. Jakarta.
Engkos, Kosasih. 1985. Olahraga Tehnik dan Program Latihan. Jakarta. Akademika Pressindo.
Harsono. 1982. Ilmu Coaching. Jakarta: KONI Pusat.
J. Matakupan. 1996. TeoriBermain. Jakarta: Depdikbud
KONI. 2000. Panduan Kepelatihan. Jakarta: KONI.