UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF

TENTANG BENTUK GEOMETRI MELALUI METODE PROYEK

PADA ANAK KELOMPOK B-2 TK DHARMA WANITA KENTENG

KEC. BANDUNGAN

 

Suhartati FM

TK Dharma Wanita Kenteng Kecamatan Bandungan

 

ABSTRAK

Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif tentang Bentuk Geometri tentang Bentuk Geometri bagi anak kelompok B-2 di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Kenteng Bandungan melalui metode kegiatan bermain berhitung permulaan melalui metode proyek. Tujuan khusus penelitian ini adalah: mendeskripsikan apakah kemampuan kognitif tentang Bentuk Geometri dapat ditingkatkan melalui metode proyek pada anak kelompok B-2 TK Dharma Wanita Kenteng Kec. Bandungan. Penelitian ini menggunakan jenis PTK (penelitian tindakan kelas), dilaksanakan di TK Dharma Wanita Kenteng Bandungan pada bulan September-Oktober 2016. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah: siswa kelompok B-2 TK Dharma Wanita Kenteng Kec.Bandungan yang berjumlah 16 siswa. Hasil penelitian ini yaitu: (1) Kemampuan kognitif tentang Bentuk Geometri pada siswa kelompok B-2 TK Dharma Wanita Kenteng Bandungan semester II tahun 2016/2017 dapat ditingkatkan melalui metode proyek, (2) Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) kemampuan kognitif tentang Bentuk Geometri pada Kondisi Awal nilai BSH dan BSB mencapai 31,3% < 75%. Pada siklus I, TPP nilai BSH dan BSB mencapai 56,3% < 75%. Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) pada Siklus II nilai BSH dan BSB mencapai 81,3% > 75%.

Kata kunci: kognitif, Bentuk Geometri, metode proyek

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Setiap anak yang terlahir ke dunia ini pada dasarnya mempunyai potensi yang sama. Hanya saja melalui proses pendidikan di lingkungan yang berbeda, menyebabkan potensi manusia satu dengan yang lain mengalami perbedaan. Semua tergantung bagaimana lingkungan pendidikan yang mengarahkan. Anak adalah amanah Tuhan, yang patut untuk dijaga dan dirawat dengan sebaik baiknya. Oleh karena itu tugas orangtua dan lingkunganlah yang berperan penting dalam pendidikannya sejak usia dini.

Anak usia dini merupakan masa di mana semua aspek dalam dirinya sedang mengalami perkembangan sesuai dengan pertumbuhannya. Banyak aspek perkembangan yang dapat dilihat langsung pada diri seorang anak. Pengembangan anak tersebut perlu dilakukan secara sistematis dalam lembaga pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya sadar yang bertujuan untuk menyiapkan subyek pendidikan dalam menghadapi lingkungan yang terus mengalami perubahan, sehingga dari pendidikan tersebut diharapkan subyek didik mampu merespon masyarakat. Menurut paham konvesional, pendidikan dalam arti sempit diartikan sebagai bantuan kepada anak terutama pada aspek moral atau budi pekerti. Pendidikan adalah usaha sadar yang sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.

Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak berusia 4 – 6 tahun sampai memasuki pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik sesuai dengan sifat alami anak, sehingga anak dapat menjadi generasi penerus bangsa yang kelak akan membangun bangsa Indonesia menjadi maju dan tidak ketinggalan dari bangsa lain. Berdasarkan dengan undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 14 yang berbunyi: “Pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.

Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang ditujukan bagi anak-anak usia prasekolah dengan tujuan agar anak dapat mengembangkan potensi-potensinya sejak dini sehingga mereka dapat berkembang secara wajar sebagai anak. Tujuan darai Pendidikan Anak Usia Dini adalah agar anak memperoleh rangsangan-rangsangan intelektual, social, dan emosional sesuai dengan tingkat usianya. Pendidikan di Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yang memiliki peranan sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Pendidikan di Taman Kanak-Kanak merupakan jembatan antara lingkungan keluarga dengan masyarakat yang lebih luas yaitu Sekolah Dasar dan lingkungan lainnya.

Guru TK Dharma Wanita Kenteng sebagai tenaga pendidik TK professional diharapkan dapat mengembangkan program TK dan membuat inovasi-inovasi. Salah satu kegiatan pembelajaran yang perlu dikembangkan adalah bidang kognitif dengan kegiatan bermain. Dalam kegiatan bermain, anak bermain sambil belajar dengan mengerahkan segala kemampuannya untuk berkreasi. Dalam kegiatan bermain tersebut anak tidak melibatkan anak lain, tetapi melakukan rekayasa sendiri untuk beraktivitas dan mengeksplorasi media bermain semaksimal mungkin, misalnya permainan tenatng Bentuk Geometri.

Proses pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan aspek kognitif harus sesuai dengan karakteristik anak usia dini, termasuk didalamnya kemampuan mengenal bentuk geometri. Menurut Jamaris (2014: 185) geometri berkaitan dengan kemampuan memahami berbagai bentuk yang ada di dalam lingkungan. Berdasarkan indikator dalam Permendiknas No. 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, anak didik kelompok A (4-5 tahun) harus mampu memahami bentuk geometri yang sederhana seperti segi empat, lingkaran, dan segitiga.

Kemampuan mengenal bentuk geometri adalah Membangun konsep geometri pada anak-anak dimulai dengan mengidentifikasi bentuk-bentuk dan menyelidiki bangunan dan memisahkan gambar-gambar biasa seperti segi empat, lingkaran, segitiga. Selain itu, belajar konsep-konsep maupun belajar bahasa untuk mengungkapkan letak seperti di bawah,diatas, kiri, dan kanan meletakkan dasar awal memahami geometri. Contohnya pengenalan bentuk geometri, seperti lingkaran, segitiga, bujur sangkar, persegi panjang, kubus, balok dan silinder.

Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk Geometri anak pada kelompok B-2 TK Dharma Wanita Kenteng Bandungan masih rendah, hal ini terlihat dalam kegiatan anak dalam menghitung benda dalam jumlah lebih dari lima belas. Berdasarkan masalah tersebut kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk Geometri anak masih rendah maka akan dilakukan tindakan dengan cara penggunaan metode proyek di TK Dharma Wanita Kenteng Bandungan untuk meningkatkan kemampuan kognitif tentang Bentuk Geometri.

Metode proyek merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak dengan persoalan sehari hari yang dipecahkan secara berkelompok. Pendidikan anak TK/RA harus diintegrasikan dengan lingkungan kehidupan anak yang banyak menghadapkan dengan pengalaman langsung. Tujuan dan topic proyek adalah merupakan prakarsa anak.

Dengan metode proyek diharapkan asfek kognitif anak dalam mengenal konsep bentuk bentuk geometri akan meningkat sesuai tahapan perkembangan anak. Mengingat kognitif sangat diperlukan untuk pengembangan dasar dasar pengetahuan alam atau matematika dan pengembangan bahasa, baik bahasa lisan maupun baca tulis.

Rumusan Masalah

Maka penelitian ini berfokus pada masalah: apakah kemampuan kognitif tentang Bentuk Geometri bagi anak kelompok B-2 di TK Dharma Wanita Kenteng Bandungan pada semester I 2016/2015 dapat ditingkatkan melalui metode proyek?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: untuk meningkatkan kemampuan kognitif tentang Bentuk Geometri bagi anak kelompok B-2 di TK Dharma Wanita Kenteng Kec. Bandungan pada semester I 2016/2015 melalui metode proyek.

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis penelitian ini untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang PAUD, khususnya pengembangan kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk Geometri di Taman Kanak-kanak, untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematika seperti pengenalan konsep bilangan, lambang bilangan, warna, bentuk, ukuran, ruang dan posisi serta dapat membentuk sikap anak secara logis, kritis, cermat dan kreatif dan disiplin pada diri anak dalam kehidupan sehari-hari.

Manfaat Praktis

Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan guru dalam proses pembelajaran masa kini dan yang akan datang, memberdayakan guru dalam mengambil prakarsa profesionalisme, pengetahuan dan pengalaman menjadi suatu teori dalam praktek tindakan kelas, memanfaatkan lingkungan dalam menyusun program pembelajaran.

Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini menjadi pendorong untuk selalu mengadakan pembaharuan untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah yang lebih baik.

Bagi Siswa

Bila guru dapat menggunakan metode yang tepat, siswa dapat meningkat belajarnya, sehingga siswa berkembang daya kreatifitasnya, meningkatkan kemampuan kognitif tentang Bentuk Geometri.

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Landasan Teori

Kemampuan Kognitif

Kognitif itu tidak lain dari jalannya tanggapan-tanggapan yang dikuasai oleh hukum asosiasi. Dalam alam kejiwaan, yang terpenting adalah terjadinya, tersimpannya dan bekerjanya tangapan-tanggapan. Unsur yang paling sederhana dan merupakan dasar bagi semua aktivitas kejiwaan adalah tanggapan-tanggapan. Daya jiwa yang lebih tinggi sperti perasaan, kemauan, keinginan dan berpikir, semua terjadi karenanya bekerjanya tanggapan-tanggapan (John Locke dalam Fajrin, 2014).

Pengertian kognitif mulai banyak dikemukakan atau dibicarakan ketika Jean Piaget mulai menulis jurnal, di mana dalam jurnal tersebut dia berpendapat bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme dan pengaruh lingkungan saja melainkan interaksi keduanya.Menurut Cattel dan Horn (dalam Fajrin, 2014) kognitif disamakan dengan intelegensia dan menyimpulkan bahwa hubungan intelegensia itu meliputi kemampuan umum yang memegang tugas-tugas kognitif dan sejumlah kemampuan khusus seperti memecahkan persoalan, mempertimbangkan persoalan.Intelegensia merupakan urutan fungsi-fungsi yang berkembang dengan dinamis, dimana fungsi yang lebih maju dan komplek dalam hierarki tergantung pada kematangan fungsi yang lebih sederhana, hal ini dikemukakan oleh Bayley (dalam Fajrin, 2014).Aktivitas dalam pengembangan kognitif selalu berhubungan dengan pengetahuan yang luas, daya nalar, kemampuan berbahasa dan daya ingat.

Pengertian perkembangan kognitif anak usia dini adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk mencipta karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan. Sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM). Pedoman pembelajaran Kognitif ini dapat dipergunakan oleh guru sebagai bahan rujukan dengan cara menyesuaikan dengan kemampuan guru, alat peraga yang tersedia, dan perkembangan anak. Metode yang dapat digunakan dalam mengembangkan kognitif meliputi: pemberian tugas, demonstrasi, tanya jawab, mengucapkan syair, percobaan, eksperimen bercakap-cakap, bercerita, dan praktik langsung (PAUD, 2015).

Dengan demikian, pengembangan kognitif bukan hanya kumpulan angka tetapi juga menyangkut cara kerja, cara berfikir dan cara memecahkan masalah. Kognitif dapat dikatakan sebagai hal yang berhubungan dengan pemahaman, pengetahuan.

Metode Proyek

Istilah Proyek diambil dari ―manual arts” (Pekerjaan Tangan) dimana siswa harus menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu yang disebut proyek. Apakah itu membuat sandiwara, merancang bangunan, mengadakan karyawisata atau lain lain.

Dalam metode proyek yang menjadi pokok ialah ― The active purpose of the learner” Siswa itu sendiri harus menerima proyek itu dan melaksanakannya. Menurut Ahmadi dan Prasetya (1997:70) mengemukakan bahwa metode proyek adalah suatu metode mengajar dimana bahan pelajaran diorganisasikan sedemikian rupa sehingga merupakan suatu keseluruhan atau kesatuan bulat yan bermakna dan mengandung suatu pokok masalah. Sedangkan menurut Roestiyah (19994:81) metode proyek berarti rencana, suatu problem atau kesulitan, dan bentuk pengajaran dimana murid mengelola sendiri.

Dalam melaksanakan proyek siswa secara berkelompok dan bekerjasama dengan rekan sekelompoknya. Dengan demikian hubungan sosial dan rasa solidaritas dengan sesama siswa dapat terlatih.

Metode Proyek adalah metode yang berangkat dari pemikiran Jhon Dewey tentang metode pemecahan masalah yang kemudian dikembangkan lagi oleh Kilpatrick dalam bentuk metode Proyek. Metode Proyek sebagian besar berakar dari reaksi Kilpatrick terhadap tidak digunakannya metode pemecahan masalah oleh banyak guru, yang lebih ditekankan dalam pembelajaran dengan menggunakan cara-cara yang konvensional.

Adapun yang dimaksud dengan metode proyek ialah salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara berkelompok. Menurut pendapat Isjoni (2009:92) metode proyek adalah salah satu metode yang digunakan untuk melatih kemampuan anak memecahkan masalah yang dialami anak dalam kehidupan sehari hari.

Cara ini juga dapat menggerakkan anak untuk melakukan kerja sama sepenuh hati. Oleh karena itu pendidikan anak usia dini harus diintegrasikan dengan pengalaman langsung. Lingkungan kehidupan anak dalam kelompok, banyak memberikan pengalaman bagaimana cara melakukan sesuatu yang terdiri dari serangkaian tingkah lak. Masing masing anak belajar untuk mengatur diri sendiri agar dapat membina persahabatan, berperan serta dalam kegiatan kelompok, memecahkan masalah kelompok, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Metode proyek merupakan kegiatan untuk menghasilkan suatu hasil karya yang dilakukan secara kelompok, menjadi tanggung jawab kelompok, dan memerlukan kerjasama kelompok secara terpadu. Anak usia dini umumnya lebih menyukai untuk melakukan dari pada harus merencanakan dahulu. Anak belum menyadari bahwa dalam kegiatan proyek apa yangharus dilakukan anak yang satu, atau kelompok yang satu merupakan bagian yang takterpisahkan dari penyelesaian proyek secara keseluruhan. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode proyek adalah suatu cara pembelajaran dengan memberikan pengalaman, menghadapkan anak dengan persoalan sehari hari yang harus dipecahkan secara berkelompok.

 

Kerangka Berpikir Penelitian

Hasil belajar pada kondisi awal menunjukkan bahwa anak yang memiliki kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk Geometri dengan baik baru 5 anak dari 16 anak yang ada. Sebagian besar masih kurang dan baru tingkat cukup. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan kognitif anak masih banyak yang harus dikembangkan. Sebagai langkah awal, anak-anak akan dilatih kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk Geometri dari benda-benda di dalam kelas.

Oleh karena itu penting sekali bagi peneliti untuk mengembangkan kognitif dengan menggunakan metode. Metode pembelajaran merupakan segala usaha peneliti untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian metode pembelajaran menekankan keadaan bagaimana aktivitas peneliti mengajar dan aktivitas anak belajar.

Salah satu metode yang sesuai digunakan adalah metode proyek. Metode proyek merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak dengan persoalan sehari hari yang dipecahkan secara berkelompok. Pendidikan anak TK/RA harus diintegrasikan dengan lingkungan kehidupan anak yang banyak menghadapkan dengan pengalaman langsung. Tujuan dan topik proyek adalah merupakan prakarsa anak. Dengan metode proyek diharapkan asfek kognitif anak dalam mengenal konsep bentuk bentuk geometri akan meningkat sesuai tahapan perkembangan anak. Mengingat kognitif sangat diperlukan untuk pengembangan dasar dasar pengetahuan alam atau matematika dan pengembangan bahasa, baik bahasa lisan maupun baca tulis.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di TK Dharma Wanita Kenteng Bandungan pada bulan September – Oktober 2016.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah:

1.     Guru TK Dharma Wanita Kenteng Bandungan

2.     Siswa kelompok B-2 TK Dharma Wanita Kenteng Bandungan yang berjumlah 16 orang siswa.

Sumber Data

Sumber data penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelompok B-2 TK Dharma Wanita Kenteng Kec. Bandungan yang berjumlah 16 orang siswa, guru kelompok B-2, dan kepala sekolah.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

  Pelaksanaan pembelajaran prasiklus dilaksanakan pada tanggal 16 September 2016. Pengembangan kemampuan yang menjadi objek tindakan kelas adalah pengembangan kognitif dengan indikator ”mengenal bentuk Geometri”. Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai SKH yang telah dipersiapkan.

Guru menyiapkan sejumlah gambar geometri. Guru lalu menyebutkan bentuk geometri tersebut yang benar. Lalu anak disuruh menyebutkan benda-benda geometri tersebut sesuai bentuknya. Guru memberikan pujian kepada anak yang memberikan jawaban benar.

Setelah melalui kegiatan belajar mengenal bentuk Geometri, hasil evaluasi menunjukkan kemampuan kognitif anak tentang Bentuk Geometri masih belum optimal. Ini terlihat dari Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) kemampuan kognitif tentang Bentuk Geometri, dari 16 anak yang menunjukkan BB (Belum Berkembang) ada 4 anak (25,0%); MB (Mulai Berkembang) ada 7 anak (43,8%); BSH (Berkembang Sesuai Harapan) ada 3 anak (18,8%); dan BSB (Berkembang Sangat Baik) baru ada 2 anak (12,5%). Dengan demikian, TPP kemampuan mengenal bentuk Geometri belum sesuai harapan, yaitu minimal anak yang mencapai nilai BSH dan BSB adalah 75% dari jumlah anak satu kelompok. TPP pada Kondisi Awal nilai BSH (18,8%) dan BSB (12,5%) mencapai 31,3% < 75%.

Berdasarkan temuan tersebut, tingkat kemampuan awal kognitif tentang Bentuk Geometri yang mencapai BSH dan BSB ada 31,3% belum mencapai 75% secara klasikal, sehingga perlu dilakukan tindakan kelas siklus I.

Deskripsi Tiap Siklus

Siklus 1

Pelaksanaan tindakan kelas pembelajaran siklus I dilaksanakan pada tanggal 21 September 2016. Pengembangan kemampuan yang menjadi objek tindakan kelas adalah pengembangan kognitif dengan indikator ”mengenal bentuk Geometri” melalui bermain kemampuan mengenal bentuk Geometri melalui metode proyek. Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai SKH yang telah dipersiapkan.

Anak disuruh mencocokkan benda-benda geometri dua dimensi dengan gambar di karton serta menyebutkan namanya secara bergantian. Guru mengulang nama benda-benda geometri dua dimensi dan mencocokkan dengan gambar di karton serta menyebutkan namanya. Guru memberikan pujian kepada anak yang memberikan jawaban mendekati jumlah yang benar yang sebenarnya.

Dari hasil analisis pelaksanaan tindakan kelas pembelajaran siklus I menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan sebelum ada proses tindakan kelas. Namun harus diakui hasil ini belum sesuai dengan harapan atau target.

Hasil evaluasi Pengembangan kemampuan Kognitif kelompok B-2 dalam kemampuan mengenal bentuk Geometri melalui metode proyek di TK Dharma Wanita Kenteng Bandungan, dalam kegiatan tindakan kelas pembelajaran, mengalami peningkatan meskipun belum optimal.

Ini terlihat dari Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) kemampuan kognitif tentang Bentuk Geometri melalui metode proyek, dari 16 anak yang menunjukkan BB (Belum Berkembang) ada 2 anak (12,5%); MB (Mulai Berkembang) ada 5 anak (31,3%); BSH (Berkembang Sesuai Harapan) ada 7 anak (43,8%); dan BSB (Berkembang Sangat Baik) baru ada 2 anak (12,5%). Dengan demikian, TPP Kemampuan mengenal bentuk Geometri melalui metode proyek belum sesuai harapan, yaitu minimal anak yang mencapai nilai BSH dan BSB adalah 75% dari jumlah anak satu kelompok. TPP pada Siklus I nilai BSH (43,8%) dan BSB (12,5%) mencapai 56,3%.

Berdasarkan temuan tersebut, tingkat kemampuan mengenal bentuk Geometri melalui metode proyek yang mencapai BSH dan BSB ada 56,3% belum mencapai 75% secara klasikal.

Dalam kegiatan pada siklus I, dihasilkan refleksi sebagai berikut: tingkat kemampuan awal kognitif tentang Bentuk Geometri melalui metode proyek yang mencapai BSH dan BSB ada 56,3% belum mencapai 75% secara klasikal, sehingga perlu dilakukan tindakan kelas siklus II.

Siklus II

Pelaksanaan tindakan kelas pembelajaran siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2016. Pengembangan kemampuan yang menjadi objek tindakan kelas adalah pengembangan kognitif dengan kompetensi dasar bermain kemampuan mengenal bentuk Geometri tiga dimensi.

Dari hasil analisis pelaksanaan pembelajaran siklus II menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan tindakan kelas siklus I.

Hasil evaluasi Pengembangan kemampuan Kognitif tentang Bentuk Geometri melalui metode proyek kelompok B-2 Kompetensi di TK Dharma Wanita Kenteng Bandungan, mengalami peningkatan dan sudah optimal.

Ini terlihat dari Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) kemampuan tentang Bentuk Geometri melalui metode proyek, dari 16 anak yang menunjukkan BB (Belum Berkembang) ada 0 anak (0%); MB (Mulai Berkembang) ada 3 anak (18,8%); BSH (Berkembang Sesuai Harapan) ada 8 anak (50,0%); dan BSB (Berkembang Sangat Baik) baru ada 5 anak (31,3%). Dengan demikian, TPP Kemampuan mengenal bentuk Geometri dengan melalui metode proyek sudah sesuai harapan, yaitu minimal anak yang mencapai nilai BSH dan BSB adalah 75% dari jumlah anak satu kelompok. TPP pada Siklus II nilai BSH (50,0%) dan BSB (31,3%) mencapai 81,3% > 75%.

Berdasarkan temuan tersebut, tingkat kemampuan tentang Bentuk Geometri dengan melalui metode proyek yang mencapai BSH dan BSB ada 81,3% sudah mencapai 75% secara klasikal, sehingga tindakan kelas siklus II dinyatakan sudah berhasil.

Sebagaimana dalam siklus sebelumnya, maka setelah melaksanakan pengamatan atas dasar pembelajaran di depan kelas, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan. Dalam kegiatan pada siklus II dihasilkan refleksi sebagai berikut:

1)    Guru dalam menyampaikan materi pengembangan kemampuan mengenal bentuk Geometri sudah efisien karena sudah sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan.

2)    Guru dalam menyampaikan kegiatan bermain kemampuan mengenal bentuk Geometri melalui metode proyek sepenuhnya melibatkan siswa dan seluruh siswa mendapatkan kesempatan bermain mengenal bentuk Geometri melalui metode proyek.

3)    Kesiapan siswa dalam mengikuti pengembangan kemampuan kognitif meningkat dibanding dengan siklus sebelumnya. Keberanian anak untuk bertanya dan maju ke depan kelas sudah meningkat.

Berdasarkan temuan hasil pengamatan dan refleksi serta evaluasi dalam siklus I maupun II ini secara keseluruhan pembelajaran pengembangan kemampuan mengenal bentuk Geometri melalui metode proyek pada berlangsung baik. Kemampuan siswa kelompok B-2 TK Dharma Wanita Kenteng dalam bermain kemampuan mengenal bentuk Geometri melalui metode proyek dapat ditingkatkan dan potensi siswa dapat ditumbuhkembangkan.

Pembahasan Tiap Siklus dan Antarsiklus

Pembahasan yang diuraikan di sini lebih banyak didasarkan atas hasil pengamatan yang diteruskan dengan kegiatan refleksi.

 Siklus I

Hasil evaluasi kemampuan kognitif tentang Bentuk Geometri melalui metode proyek Kelompok B-2 TK Dharma Wanita Kenteng Bandungan Siklus I setelah tindakan kelas telah terjadi peningkatan. Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk Geometri pada Kondisi Awal nilai BSH dan BSB mencapai 31,3 < 75%, sehingga perlu dilakukan tindakan kelas siklus I. Pada siklus I, TPP kemampuan kognitif tentang Bentuk Geometri melalui metode proyek nilai BSH dan BSB mencapai 56,3% < 75%, sehingga perlu dilakukan tindakan kelas siklus II. Peningkatan kemampuan siswa adalah 25,0%.

Siklus II

Hasil refleksi siklus II menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah paham dengan penjelasan guru tentang materi pengembangan kemampuan. Hal ini dibuktikan dengan siswa yang mampu mengenal bentuk Geometri melalui metode proyek semakin bertambah banyak.

Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) kemampuan kognitif tentang Bentuk Geometri melalui metode proyek pada Siklus II nilai BSH dan BSB mencapai 81,3% > 75%. Pada siklus I sebesar 56,3%. Peningkatan kemampuan siswa adalah 25,0%.

  Berdasarkan temuan, tingkat kemampuan membaca awal siswa yang baik sudah mencapai 81,3% sudah mencapai 75% secara klasikal, sehingga tindakan kelas siklus II dinyatakan sudah berhasil.

Peningkatan Kognitif Dalam Bermain kemampuan mengenal bentuk Geometri

Berdasarkan atas pelaksananaan siklus I dan siklus II dihasilkan hal-hal sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

Peningkatan Kemampuan Kognitif Bermain kemampuan mengenal bentuk Geometri melalui metode proyek Kelompok B-2 TK Dharma Wanita Kenteng Bandungan

No

Kategori

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

1

Description: bintang (BB)

25.0%

12.5%

0.0%

2

Description: bintang Description: bintang (MB)

43.8%

31.3%

18.8%

3

Description: bintang Description: bintang Description: bintang (BSH)

18.8%

43.8%

50.0%

4

Description: bintang Description: bintang Description: bintang Description: bintang (BSB)

12.5%

12.5%

31.3%

 

Jumlah

100.0%

100.0%

100.0%

 

Berdasarkan hasil observasi kemampuan kognitif dalam bermain kemampuan mengenal bentuk Geometri melalui metode proyek, pada kondisi awal (prasiklus) Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) BSH dan BSB mencapai 31,25; pada siklus I mencapai 56,3%, dan pada siklus II mencapai 81,3% telah melampaui indikator keberhasilan secara klasikal 75% sehingga tindakan dinyatakan telah berhasil.

Anak diharapkan dapat memiliki kemampuan mengenal bentuk Geometri melalui metode proyekSelanjutnya anak sudah mulai belajar menghitung.

Hasil Penelitian

      Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka, dan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan dapat dicapai berdasarkan temuan hasil refleksi/evaluasi dalam siklus I-II yaitu kemampuan kognitif mengenal bentuk Geometri siswa kelompok B-2 TK Dharma Wanita Kenteng Kec. Bandungan semester I tahun 2016/2017 dapat ditingkatkan melalui metode proyek.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.      Kemampuan kognitif tentang Bentuk Geometri pada siswa kelompok B-2 TK Dharma Wanita Kenteng Bandungan semester II tahun 2016/2017 dapat ditingkatkan melalui metode proyek

2.      Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) kemampuan kognitif tentang Bentuk Geometri pada Kondisi Awal nilai BSH dan BSB mencapai 31,3% < 75%. Pada siklus I, TPP nilai BSH dan BSB mencapai 56,3% < 75%. Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) pada Siklus II nilai BSH dan BSB mencapai 81,3% > 75%.

Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh kesimpulan bahwa proses belajar mengajar Kognitif lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa dengan menggunakan metode bermain mengenal bentuk Geometri melalui metode proyek. Implikasi dalam pembelajaran adalah guru bisa menerapkan metode proyek untuk mengajarkan anak mengenal bentuk Geometri.

 

Saran

Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas di TK Dharma Wanita Kenteng Kota Bandungan, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:

1.     Bagi anak, sebaiknya mengembangkan rasa ingin tahu agar kemampuan anak meningkat, khususnya kemampuan mengenal bentuk geometri.

2.     Bagi guru, hendaknya mampu memilih metode dan media yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran mengenal bentuk geometri.

3.     Bagi sekolah, pihak sekolah hendaknya memperhatikan pengadaan sarana pembelajaran sehingga memudahkan anak dalam memahami bentuk geometri.

Daftar Pustaka

Ahmadi & Prasetya.1997. Strategi Belajar dan Mengajar. Bandung.: Pustaka Setia.

Andriantini, Desie. 2015. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk-bentuk Geometri Pada Anak Usia Dini Melalui Media Gambar Geometri: Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok A TK PGRI 3 Cimahi Tahun Pelajaran 2014-2015. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Andriyani, Marlia. 2015. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk-bentuk Geometri Datar Melalui Permaianan Tradisional Gotri Legenderi di Kelompok B TK Sunan Kalijaga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widiya

Depdiknas. 2006. Pedoman Pembelajaran Di Taman Kanak-kanak.. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. 2007. Pedoman Pembelajaran Permainan Berhitung Permulaan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Dirjen Manajemen Dikdasmen, DirPembinaan TK dan Sekolah Dasar.

Enita, Santi. 2016. Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Pada Anak Usia Dini Melalui Metode Proyek Di RA Puri Fathonah Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung. Bandar Lampung: FKIP Unila.

Isjoni. 2006. Cooperative Learning Efektivitas Pmbelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta Bandung.

Jamaris, 2006, Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanakkanak, Gramedia Widiasama Indonesia, Jakarta.

Jayanti. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperative tipe STAD (Student Team Achievemen Division) Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonsia.

Moleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya

Mujiningsih, Tri. 2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan Kotak Pos Pada Anak Kelompok B di TK Aisyiyah Troketon III Pedan Tahun Pelajaran 2012/2013. Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

PAUD. 2015. Mengenal Perkembangan Kognitif PAUD. https://www.paud.id/2015/09/mengenal-perkembangan-kognitif-paud.html

Roestiyah. 1994. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem. Jakarta: Rineka Cipta.