UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD DI KELAS I SD NEGERI SUGIHAN 01

SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Muji

Sekolah Dasar Negeri Sugihan 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi kemampuan membaca dan menulis menjadi sesuatu yang sangat sulit bagi siswa kelas 1 SD Negeri Sugihan 01. Evaluasi pembelajaran menulis menunjukkan bahwa ternyata 77% siswa mendapat nilai kurang dari 68 dari jumlah siswa sebanyak 30 siswa. Banyak siswa yang bicara sendiri, ngantuk dan kurang antusias dalam bertanya. Salah satu media pembelajaran yang penuh dengan permainan yang mengarah pada keaktifan siswa yang bisa dilakukan guru Bahasa Indonesia adalah penggunaan media flashcard. Media flashcard dapat berupa kartu bergambar yang dibawahnya terdapat tulisan yang di desain dengan warna yang menarik sehingga hal ini akan menyenangkan anak, maka anak akan termotivasi untuk belajar. Permasalahan tentang rendahnya kemampuan membaca dan menulis siswa tersebut melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui 2 siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui observasi di kelas dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi cukup, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Aktivitas siswa sebelum perbaika termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 23%, siklus I 53% dan siklus II 83%. Meningkat lagi menjadi 83%. Pelaksanaan tindakan dari siklus 1 sampai dengan siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

Kata kunci: media flash card, membaca dan menulis

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Lahirnya Undang-undang No. 20 Tahun 2004 tentang SistemPendidikan Nasional telah membawa dampak positif bagi pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini mencerminkan dengan diangkatkannya membaca, menulis dan berhitung sebagai kemampuan dasar berbahasa yang secara dini dan berkesinambungan menjadi perhatian dan kegiatan di sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah dari kelas I.

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Disamping itu pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Namun kemampuan membaca dan menulis menjadi sesuatu yangsangat sulit bagi siswa, terutama siswa kelas 1 SD Negeri Sugihan 01. Evaluasi pembelajaran menulis menunjukkan bahwa ternyata 77% siswa mendapat nilai kurang dari 68 dari jumlah siswa sebanyak 30 siswa. Kekurangterampilan siswa membaca dan menulis deskripsi terletak pada (1) cara melafalkan huruf yang tidak jelas dan runtut, (2) membaca suku kata, (3) tulisannya yang masih banyak kesalahan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti ternyata peserta didik banyak yang kurang semangat seperti banyak yang bicara sendiri, ngantuk dan kurang antusias dalam bertanya. Beberapa asumsi kurang minatnya peserta didik pada pelajaran tersebut dikarenakan guru yang mengajarkan kurang variatif dalam menerapkan model pembelajaran.

Untuk menarik peserta didik supaya berminat dalam pembelajaran menulis maka sebagai guru bahasa wajib mencari solusi yang tepat untuk mengatasi kesulitan-kesulitan di atas, salah satunya dengan mencari metode pembelajaran yang efektif, untuk meningkatkan motivasi siswa dalam meningkatkan kemampuannya membaca dan menulis.

Anak sekolah dasar adalah anak yang membutuhkan pembelajaran langsung dalam setiap pembelajarannya, sebagaimana diungkapkan oleh Edgar Dale yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati, tetapi menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.

Model pembelajaran yang perlu digunakan guru Bahasa Indonesia kelas 1 Sugihan 01 untuk mendapatkan hasil belajar yang baik tidak hanya mengandalkan model ceramah atau yang lebih dikenal dengan verbalism. Penyakit verbalism terdapat dalam setiap situasi belajar, yakni pada saat anak diberi kata-kata tanpa memahami artinya.

Upaya untuk mengatasi keadaan demikian ialah penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar. Karena fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap dan lain- lain, juga untuk meningkatkan keserasian dalam menerima informasi. Media juga berfungsi untuk mengatur langkah- langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik pada proses belajar mengajar.

Salah satu media pembelajaran yang penuh dengan permainan yang mengarah pada keaktifan siswa yang bisa dilakukan guru Bahasa Indonesia adalah penggunaan media flashcard. Flashcard adalah media yang sederhana namun sangat bermanfaat untuk menampilkan dan melatih kosa kata. Media flashcard dapat berupa kartu bergambar yang dibawahnya terdapat tulisan yang di desain dengan warna yang menarik sehingga hal ini akan menyenangkan anak, maka anak akan termotivasi untuk belajar.

Penggunaan media flashcard dalam proses belajar mengajarmenjadikan pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga bisa lebih dipahami oleh siswa; metode mengajar akan lebihbervariasi sehingga siswa tidak merasa bosan; dan siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar karena tidak hanya mendengarkan uraian dari guru tetapi juga aktivitas lainnya seperti mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan.

Menurut Angling sebagaimana di kutip oleh Hamzah B. Uno menyimpulkan bahwa efek-efek tampilan gambar seperti dalam media flashcard berkenaan dengan belajar (1) Tampilan gambar yang digunakan dalam teks-teks yang berulang sangat membantu, (2) Tampilan gambar yang berisikan informasi teks yang berulang, dapat berfungsi sebagai fasilitasbelajar, (3) Tampilan gambar yang tidak berulang dalam teks membantu dantidak menghalangi belajar, (4) Variabel-variabel tampilan seperti ukuran, posisi halaman, gaya, warna dan derajat kenyataannya bisa berfungsi sebagai pengarah perhatian, akan tetapi tidak secara signifikan membantu dalam belajar, (5) ada hubungan yang linier dalam gambar dan belajar lanjutannya.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Dan Menulis Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Flash Card Di Kelas I SD Negeri Sugihan 01 Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017 ”.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah tersebut dapat dirinci secara khusus sebagai berikut:

  1. Apakah dengan menggunakan media Flash Card dapat meningkatkan keterampilan guru pada pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I SD N Sugihan 01?
  2. Apakah dengan menggunakan media Flash Card dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I SD N Sugihan 01?
  3. Apakah dengan menggunakan media Flash Card dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I SD N Sugihan 01?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

Tujuan Umum

Meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Media Flash Card di Kelas I SD N Sugihan 01.

Tujuan Khusus

  1. Meningkatkan keterampilan guru pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media Flash Card di Kelas I SD N Sugihan 01.
  2. Meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media Flash Card di Kelas I SD N Sugihan 01.
  3. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media Flash Card di Kelas I SD N Sugihan 01.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis

Secara Teoritis

  1. Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan khazanah dan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu Bahasa Indonesia
  2. Mampu menambah khazanah keilmuan Bahasa Indonesia dalam memberikan pengetahuan tentang peningkatan kemampuan membaca dan menulis dalam proses belajar mengajar Bahasa Indonesia

Secara Praktis

Bagi Peserta didik

  • Meningkatkan hasil belajar sehingga dapat belajar tuntas.
  • Dapat menambah motivasi dan minat siswa dalam pembelajaran membaca dan menulis sehingga diharapkan pembelajaran yang diperoleh dapat lebih bermakna dari biasany
  • Dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
  • Dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis.

Bagi Guru

  • Dapat dipergunakan sebagai acuan dan masukan tentang penggunaan media flashcard sebagai salah satu media pembelajaran inovatif yang mampu memotivasi dan mengaktifkan siswa secara maksimal.
  • Memudahkan proses pembelajar

Bagi Lembaga Pendidikan

  • Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa kelas 1 SD N Sugihan 01 dengan menggunakan media flash
  • Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam upaya untuk meningkatkan mutu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan mutu sekolah secara institusiona

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Belajar

Belajar merupakan sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, serta kemampuan-kemampuan yang lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”.

Sedangkan pengertian belajar menurut Slameto (2010:2), yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Daryanto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Kurnia (2008:13) belajar pada hakikatnya merupakan salah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang relatif dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, yang diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinu, relatif menetap, dan mempunyai tujuan terarah pada kemajuan yang progresif.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu secara keseluruhan dan relatif yang dilakukan secara sadar sebagai hasil dari belajar melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya sendiri.

Media Flash Card

Penggunaan media dalam proses pembelajaran sangat membantu kelancaran, efektivitas dalam pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal. Media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan menerima pesan (Hamdani, 2011: 243).

Media menurut Gerlach dan Ely (dalam Hamdani, 2011: 243) adalah kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Guru diharapkan dapat memanfaatkan media dengan baik dan maksimal dalam proses pembelajaran sehingga tercapai keberhasilan belajar siswa, oleh karena itu media yang telah dipilih dengan tepat harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin sesuai prinsip pemanfaatan media.Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media adalah sesuai dengan tujuan pembelajaran dan disesuaikan dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Kriteria dalam pemilihan media dan sumber belajar menurut Sudrajat (dalam Hamdani, 2011: 257-258) ada lima kriteria yaitu: (1) ekonomis tidak harus mahal; (2) praktis tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka; (3) mudah, dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita; (4) fleksibel dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional; dan (5) sesuai dengan tujuan, mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.

Media pembelajaran dapat disimpulkan sebagai alat-alat fisik yang dapat digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran dari guru menuju ke siswa, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan belajar.

Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (the Association for Educational Comunication and Technology/AECT) (dalam Munadi, 2008: 8) menyatakan bahwa media merupakan segala bentuk apapun yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teoritis pemanfaatan media dalam proses pembelajaran adalah Dale’s Cone of Experience (Kerucut Pengalaman Dale). Edgar Dale mengklasifikasikan pengalaman belajar menurut tingkatan dari yang paling konkrit ke yang paling abstrak.

KERANGKA BERPIKIR

Kondisi awal sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan masalah yaitu guru kurang optimal dalam menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan kurang maksimal dalam menggunakan media pembelajaran yang menarik sehingga siswa kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Permasalahan keterampilan guru dalam pemilihan model dan media pembelajaran mempengaruhi hasil belajar siswa. Data hasil penilaian evaluasi di SDN Sugihan 01 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat 75% (24 dari 32 siswa) mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan 70. Nilai terendah adalah 30 dan nilai tertinggi 90, dengan rata-rata kelas 65.

Pemecahan masalah yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan media Flash Card. Pada dasarnya semua model itu baik, namun dalam pemilihan model untuk memecahkan masalah tersebut peneliti menyesuaikan dengan karakter pembelajaran Bahasa Indonesia, materi dan subyek belajar. Peneliti memilih media Flash Card, karena media tersebut sangat efektif digunakan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar. Media Flash Card memiliki keunggulan antara lain: (1) ada hubungan yang kuat antara bagian depan dan belakang, ada kaitan antara satu hal dengan hal yang lain seperti cara kerja ingatan manusia. Seseorang bisa mengingat suatu informasi apabila informasi tersebut ada kaitan dengan informasi lain yang sudah pasti sudah dapat kita ingat; (2) informasi yang diingat akan diserap cepat masuk ke otak; (3) satu kartu sama dengan satu ide, informasi akan mudah untuk diingat apabila diingat satu per satu bukan sekaligus; (4) manajemen otak menggunakan kedua belah otak, diterapkan secara optimal; (5) terdapat tips penguat ingatan dan pemahaman; (6) mobilitas tinggi, mudah dibawa ke mana-mana sehingga anak dapat belajar di manapun juga; (7) dapat dimainkan sendiri, berdua atau bersama; (8) peserta didik dapat mengingat materi pelajaran dengan menyenangkan; dan (9) murah serta mudah didapat (Indriana, 2011: 69). Flash Card sangat efektif untuk kelompok kecil yang tidak lebih dari 25 orang, hal ini efektif untuk mengatasi masalah pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I SD N Sugihan 01 yang terdiri dari 32 siswa.

Guru dapat menumbuhkan minat dan antusias belajar siswa dengan media Flash Card, membimbing siswa mengumpulkan informasi melalui permaianan Flash Card, membangun keterampilan berpikir siswa dengan menyampaikan pokok/kata kunci pelajaran, memberi kesempatan siswa menunjukkan bahwa mereka tahu melalui kuis komunikata, membimbing siswa mengulas kembali ilmu yang dipelajari, dan merayakan keberhasilan siswa.

Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan media Flash Card diharapkan dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa di Kelas I SD N Sugihan 01.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan pada hari Selasa tanggal 6 Februari 2018 untuk siklus 1, dan siklus 2 pada hari Selasa tanggal 13 Februari 2018.

Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelas I Sekolah Dasar Negeri Sugihan 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, yang merupakan objek Penelitian.

Alasan Penelitian Dilakukan di SD Negeri Sugihan 01

Sesuai dengan dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain bahwa penelitian dilakukan atau dalam upaya menyelesaikan masalah pembelajaran yang dirasakan oleh guru dan siswa atau permasalahan yang aktual yang dirasakan oleh guru dan siswa. Berdasarkan dari uraian yang dipaparkan pada latar belakang alasan mengapa penelitian dilakukan di Kelas I, karena siswa Kelas I itulah yang mempunyai masalah dalam penguasaan materi.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri Sugihan 01 Desa Sugihan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang sebanyak 30 orang yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan perempuan sebanyak 16 orang.

Sumber Data

Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan penelitian guru dalam proses Pembelajaran Bahasa Indonesia dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 63 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 77% siswa menjawab kesulitan.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajara Bahasa Indonesia siswa kelas I SD Negeri Sugihan 01 dilakukan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Sesuai dengan pokok permasalahan yang dirumuskan dalam judul penelitian, maka data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mengenai penggunaan media Flash Card yang dilakukan oleh guru dengan penanaman konsep melalui kerja kelompok. Data dikumpulkan dengan pengamatan pada saat guru melaksanakan tugas mengajar dengan menggunakan media Flash Card.

Dengan berpedoman pada refleksi awal, maka prosedur pelaksanaan penelitian melalui tahapan atau siklus, yang setiap siklus berisi empat langkah yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENULISAN

Deskripsi Kondisi Awal

Gambaran Sekolah

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Sugihan 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, dengan subyek penelitian siswa Kelas I sebanyak 30 siswa. Letak Sekolah Dasar Negeri Sugihan 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

Sekolah Dasar Negeri Sugihan 01 terletak di desa Sugihan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Suasana Sekolah Dasar Negeri Sugihan 01 masih asri dengan suasana perkotaan, Sekolah Dasar Negeri Sugihan 01 dikelilingi oleh perumahan warga dan pertokoan.

Keadaan Siswa

Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas I SD Negeri Sugihan 01 Desa Sugihan pada semester II diperoleh data yaitu dari 30 siswa yaitu 14 laki-laki dan 16 perempuan.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, siswa kurang antusias dalam menghadapi pelajaran, hal ini salah satu penyebabnya adalah guru tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat.

Ketrampilan Siswa

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=68) sebanyak 23 siswa atau 77%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 7 siswa dengan persentase 23%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada gambar 4.2.

Deskripsi dan Pembahasan Siklus 1

Tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah dengan menggunakan Media Flash Card , siswa dalam kegiatan belajar akan diajak mencari pasangan dengan permainan kreatif, dengan tujuan agar siswa dalam kelompok memperoleh kesempatan untuk bertukar pikiran tentang materi yang dipelajari.

Perencanaan

  1. Menelaah standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I, tentang materi sistem pemerintahan pusat
  2. Menentukan indikator
  3. Menyusun perangkat pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar, materi, lembar kerja siswa, kisi-kisi soal evaluasi, lembar penilaian dengan media Flash Card.
  4. Menyiapkan sumber belajar berupa buku mata pelajaran serta berbagai sumber dari internet yang relevan dan menyiapkan media Flash Card.
  5. Menyiapkan alat evaluasi berupa soal evaluasi, dan lembar kerja
  6. Menyiapkan instrumen untuk mengamati keterampilan mengajar guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia melalui media Flash Card.

Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran ini dimulai dengan mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa bersama-sama, apersepsi (siswa bersama guru menyanyikan lagu kasih ibu), dan memberikan acuan, memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik demi tercapainya tujuan yang diharapkan dan dilanjutkan dengan mengabsen siswa,

Selanjutnya guru menerangkan materi tentang membaca dan menulis tentang tema lingkungan bersih yang diarahkan pada proses membaca dengan nyaring dan intonasi dengan jelas dan mencontoh tulisan di buku dan gambar dengan benar. Guru hanya menjelaskan secara ringkas karena nanti proses pembelajaran lebih banyak pada tahapan praktek menempelkan kartu flash. Pada proses pembelajaran ini, guru sebagai fasilitator dan motivator untuk siswa, menyediakan segala sesuatu yang diperlukan dan membantu kegiatan pembelajaran. Salah satunya adalah media flashcard. Dalam kaitan ini guru menggunakan berbagai metode pembelajaran dalam melaksanakan tindakan ini, namun pada saat pelaksanaan penggunaan media flashcard guru/peneliti berpedoman pada langkah- langkah yang sudah ditentukan.

Pada awal kegiatan inti (eksplorasi) guru meminta siswa untuk mengamati gambar tentang lingkungan desa yang bersih, biasanya spontan ruang kelas menjadi sedikit bising karena banyak siswa yang menyebutkan nama-nama kampung tersebut tanpa guru bertanya terlebih dahulu. Hal ini membuktikan adanya motivasi dan minat yang besar dari siswa untuk mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. Setelah siswa menyebutkan macam-macam benda yang ada di lingkungannya sesuai dengan gambar yang ada, guru memberikan kertas kepada siswa secara individu berisi gambar-gambar yang terdapat huruf yang menunjukan nama benda tersebut. Guru meminta siswa bersama-sama membaca nama-nama gambar tersebut.

Saat kegiatan membaca bersama, terlihat beberapa siswa tidak ikut membaca. Siswa bermain dan santai meletakkan kepalanya di atas meja. Guru memberikan umpan balik dari apa yang sudah dijelaskan pada siswa, guru memberikan penjelasan tentang gambar-gambar tersebut. Untuk melanjutkan tindakan pada kegiatan pembelajaran, guru yang sebelumnya sudah mempersiapkan media flashcard yang sudah disusun rapi. Guru berdiri tepat di samping meja guru di tempat media flashcard sudah tersusun. Siswa pun sudah duduk seperti biasanya. Guru tidak lupa untuk selalu memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran tahap itu. Langkah pertama penggunaan media flashcard adalah guru sambil menghadap siswa dan memegang susunan kartu (media flashcard) lalu mengambilnya satu per satu dan memperlihatkan setinggi dada. Selanjutnya siswa mengamati gambar/tanda simbol pada media flashcard yang disediakan oleh guru. Guru menanyakan isi kartu tersebut kepada siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan isi masing — masing kartu (kegiatan membersihkan), setelah itu guru mencabut satu per satu kartu yang sudah dijelaskan kepada siswa.

Selanjutnya guru membagikan kartu-kartu tersebut kepada salah satu siswa yang ada di dekat guru, dan memintanya untuk meneruskan kepada teman-temannya secara bergantian/estafet. Masing-masing siswamengamati setiap kartu yang dipegangnya. Namun ada beberapa siswa yang belum sempat mengamati, karena flashcard langsung diteruskan kepada teman sebangkunya/teman bangku lain. Dari hasil pengamatan kartu (flashcard) tersebut, kembali guru meminta siswa untuk membaca huruf-huruf dari masing-masing kartu yang sudah diamati. Pada saat kegiatan ini terlihat adanya keberanian siswa untuk mengungkapkan ide/pikiran yang pada akhirnya nanti dapat dituangkan dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya guru membuat proses belajar yang aktif, dan terlihat siswa sangat antusias pada saat melaksanakan kegiatan ini, sehingga tumbuh rasa percaya diri siswa. Setelah kartu-kartu tersusun dengan baik dan menjadi bermakna, guru meminta siswa secara bergilir untuk membaca huruf-huruf pada kartu sesuai yang ditunjukkan oleh guru dan siswa lain mengomentari.

Kegiatan selanjutnya adalah guru membagikan kartu (flashcard menulis) untuk masing-masing siswa. Guru meminta siswa untuk mengamati kartu tersebut.

Media (flashcard menulis) ini dibuat lain, kartu ini dibuat untuk membantu siswa dalam menulis. Setelah siswa mengamati kartu, guru meminta siswa untuk menyalin tulisan yang ada pada kartu ke dalam buku tulis milik siswa.

Kartu-kartu (media flashcard) baik flashcard membaca maupun flashcard menulis didesain dengan dilengkapi gambar-gambar yang menarik perhatian siswa. Tujuannya agar siswa merasa senang dan membawa dampak baik pada keikutsertaan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pada saat siswa menyalin tulisan yang ada pada flashcard, mengulas materi pembelajaran serta menyimpulkan akhir dari materi yang telah disampaikan.

Selanjutnya, untuk mengetahui daya serap siswa dalam pembelajaran guru mengevaluasi dengan menyuruh siswa maju ke depan untuk membaca dan memberikan lembaran tes tertulis kepada siswa untuk dikerjakan secara individual. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa mengakhiri dan menutup kegiatan dengan berdoa bersama dilanjutkan salam.

Di akhir kegiatan diisi lembar observasi siswa pada siklus I ini. Selanjutnya dilakukan refleksi dengan mengevaluasi kegiatan yang ada di siklus I, mencari solusi terhadap permasalahan yang ditemukan di kelas dengan melakukan tindakan.

Hasil Belajar Siswa Siklus I

Ketuntasan belajar siswa siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=68) sebanyak 14 siswa atau 47%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 16 siswa dengan persentase 53%.

 

 

Refleksi Pelaksanaan Siklus I

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada kegiatan refleksi, maka perlu diperbaiki dan perlu diadakan revisi pada pertemuan berikutnya. Adapun rencana perbaikan yang peneliti rancang adalah sebagai berikut:

  1. Guru kurang mengontrol siswa, masih banyak siswa yang bermain sendiri, terutama pada saat kegiatan menyusun flashcard menjadi susunan yang bermak
  2. Hanya beberapa siswa saja yang terlihat aktif menggunakan media flashcard.
  3. Siswa secara estafet menggilir kartu/media flashcard hingga semua siswa dalam satu kelas kebagian. Hal itu memerlukan waktu yang lama/tidak efisien waktu, mengingat jumlah siswa yang ada banyak, sehingga kurang mengaktifkan siswa dan pelaksanaannya
  4. Pelaksanaan penggunaan media flashcard pada siklus I khususnya pada pertemuan 1 ini terbilang lama dan kurang efektif.

Hasil refleksi dari siklus I merupakan rekomendasi untuk siklus II agar pembelajaran lebih baik dan sesuai dengan tujuan penulisan. Adapun kegiatan perencanaan untuk kegiatan pembelajaran siklus 2 antara lain merefisi Rencana Pelaksanaan pembelajaran terutarna dalam Proses Belajar Mengajar.

Deskripsi dan Pembahasan Siklus 2

Tindakan penulisan siklus 2 berdasarkan refleksi siklus 1, dan hasilnya disusun berdasarkan katagori data dibawah ini:

Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan pada siklus I, hanya saja lebih diintensifkan pembelajarannya. Pembelajaran dimulai guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa bersama-sama, apersepsi dan dilanjutkan dengan memantau kehadiran siswa. Selanjutnya guru menerangkan materi tentang lingkungan, yang ditekankan pada proses memaknai gambar

„taman” sehingga dapat dibaca rangkaian gambar dengan benar dan mampu menulisnya secara benar dan teratur.

Guru bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai gamabar tersebut. Untuk melanjutkan tindakan dalam kegiatan pembelajaran, guru yang sebelumnya sudah mempersiapkan media flashcard, mengambil posisi yang tepat agar semua siswa dapat melihat isi flashcard dengan jelas. Sebelumnya guru pun tidak lupa selalu memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran.

Kegiatan guru selanjutnya adalah menghadap siswa memegang susunan kartu (media flashcard) lalu mengambilnya satu per satu dan memperlihatkan setinggi dada. Isi kartu tersebut diberikan kepada siswa dan diberikan kesempatan untuk menjelaskan isi masing-masing kartu, yang selanjutnya dicabut satu per satu.

Guru selalu berusaha untuk membuat proses belajar yang aktif dan menyenangkan, terlihat siswa sangat antusias pada saat melaksanakan kegiatan ini, sehingga tumbuh keberanian dan rasa percaya diri siswa. Setelah kartu-kartu tersusun guru menyuruh siswa membacanya bersama-sama.

Kegiatan selanjutnya adalah guru mendekati siswa satu per satu, memerintahkan siswa membaca kata yang terdapat pada gambar flash card,. Guru meminta siswa mengamati kartu tersebut dan juga meminta siswa untuk menyalin tulisan yang ada pada kartu ke dalam buku milik siswa. Hal ini dilakukan dalam rangka pengamatan kemampuan membaca siswa serta pengamatan proses menulis siswa. Kartu-kartu (media flashcard) baik flashcard membaca maupun flashcard menulis didesain dengan dilengkapi gambar-gambar yang menarik perhatian siswa dan disesuaikan dengan materi yang sedang dipelajari, sehingga siswa merasa senang dan membawa dampak baik pada keikutsertaan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pada siklus II flashcard didesain dengan cetakan print berwarna sehingga guru memberi kesempatan kepada siswa yang cepat dan selesai lebih awal dalam menulis untuk mewarnai flashcard tersebut.

Langkah selanjutnya adalah guru mempersilakan pasangan siswa maju ke depan untuk membaca dan menulis sesuai hasil kerja pasangan yang telah dilakukan. Guru mempersilakan pasangan lain mengomentari, setiap pasangan maju ke depan, dan bersama pasangan lain memberikan applause.

Setelah semua pasangan maju, guru melaksanakan klarifikasikegiatan pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa pada proses pembelajaran berlangsung. Klarifikasi dilakukan yaitu dengan merefleksi proses belajar terutama pada langkah-langkah penggunaan media flashcard (kegiatan permainan), dan hasil bacaan dan tulisan siswa.

Selanjutnya, untuk mengetahui kemampuan daya serap siswa dalam pembelajaran guru memberikan lembaran tes tertulis kepada siswa untuk dikerjakan secara individu untuk membaca dan menyalin menjadi tulisan dengan maju kedepan. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa mengakhiri dan menutup kegiatan dengan berdoa bersama.

Hasil Belajar Siswa Siklus 2

Ketuntasan belajar siswa siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=68) sebanyak 5 siswa atau 17%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 25 siswa dengan persentase 83%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.10 dapat dilihat pada gambar 4.10.

Refleksi Pelaksanaan Siklus 2

Berdasarkan deskripsi data perlaksanaan tindakan siklus 2 pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan media Flash Card pada Kelas I SD Negeri Sugihan 01 diperoleh kesimpulan bahwa keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan dan memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga peneliti menetapkan bahwa penelitian tindakan kelas ini dicukupkan pada siklus 2. Namun penelitian tindakan kelas masih dimungkinkan untuk dilanjutkan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) menciptakan suasana yang kondusif sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar, 2) memberikan bantuan dan bimbingan secara individu, 3) selalu memotivasi siswa untuk percaya diri terhadap jawaban maupun pendapat yang dimiliki.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi cukup, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Aktivitas siswa sebelum perbaika termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 2. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 23%, siklus I 53% dan siklus II 83%. Meningkat lagi menjadi 83%. Pelaksanaan tindakan dari siklus 1 sampai dengan siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

PENUTUP

Simpulan

Hasil penelitian tindakan kelas tentang kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia dengan media Flash Card di Kelas I SDN Sugihan 01, dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Keterampilan guru pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan media Flash Card meningkat. Hasil observasi keterampilan guru menunjukkan pada siklus I guru memperoleh skor 15 termasuk dalam kriteria cukup, dan keterampilan guru pada siklus II meningkat memperoleh skor 19 termasuk dalam kriteria sangat baik. Sehinga dapat disimpulkan bahwa media Flash Card dapat meningkatkan keterampilan guru pada pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I SDN Sugihan 01.
  2. Aktivitas belajar pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan media Flash Card meningkat. Hasil observasi aktivitas siswa siklus I memperoleh skor 14,69 termasuk dalam kriteria cukup, dan siklus II meningkat skor menjadi 17,07 termasuk dalam kriteria baik. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa media Flash Card dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I SDN Sugihan 01.
  3. Hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan media Flash Card meningkat. Data hasil belajar siswa meningkat dari siklus I sampai siklus II, pada siklus 1 ketuntasan klasikal 53%, siklus II hasil belajar siswa memperoleh ketuntasan klasikal 83%. Data siklus III menunjukkan ketuntasan klasikal telah mencapai target 80% yaitu 83%. Berdasarkan kesimpulan tersebut menunjukkan bahwa media Flash Card dapat meningkatkan kualitas keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa di Kelas I SDN Sugihan 01.

Saran

Saran yang dapat disampaikan peneliti berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan media Flash Card di Kelas I SDN Sugihan 01” adalah:

  1. Media Flash Card dapat dijadikan sebagai bahan pendukung penelitian selanjutnya dan dapat mengembangkan pembelajaran Bahasa Indonesia
  2. Bagi siswa

Media Flash Card dapat digunakan untuk meningkatkan minat, antusias, keaktifan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, dan hasil belajar siswa.

  1. Bagi guru

Guru dapat menggunakan media Flash Card untuk meningkatkan keterampilannya dalam menggunakan model dan media yang inovatif.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2014. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya

Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dahar. 2011. Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga

De Porter, B., dan Hernacki, M. 2013. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Terjemahan Alwiyah Abdurrahman. Bandung: Kaifa.

., Reardon, M., dan Nourie, S. 2014. Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Leraning di Ruang-ruang Kelas. Terjemahan Ary Nilandari. Bandung: Kaifa

Depdiknas. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

. 2006. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Pusat kurikulum badan penelitian dan pengembangan.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia. Hernawan, A., Resmini, N., dan Andayani. 2008. Pembelajaran Terpadu.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Herryanto, Nur, dkk. 2008. Statistika Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran.Jogjakarta: Diva Press.

Mar’at. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosdakarya.

Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Referensi.

Poerwanti, Endang. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jenderal.

Rifa’I, A. dan Chatarina, T. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press.

Ruminiati. 2008. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UNNES Press.

Sukardi, Ismail. 2013. Model-model PembelajaranModeren.Jogjakarta:

Tunas Gemilang Pers.

Sunarso. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pertguruan Tinggi.Yogyakarta: UNY Press