UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI LAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BOLAM PAKU

PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 SALATIGA

 

Puji Prasetyowati

SMP Negeri 8 Salatiga

 

ABSTRAK

Keterampilan siswa dalam mengungkapkan gagasan, perasaan, pesan dalam bentuk puisi lama masih rendah. Hal ini disebabkan oleh kesulitan siswa dalam mencari kata-kata dan model pembelajaran guru yang hanya menggunakan media power point dan ceramah.Berdasarkan rata-rata nilai hasil ulangan hanya mencapai 72,6 dengan ketuntasan kelas hanya 50%. Berdasarkan kondisi tersebut perlu diambil langkah untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah proses pembelajaran model pembelajaran bolam paku dalam meningkatkan keterampilan menyusun puisi rakyat dan seberapa besar peningkatan hasil belajar menyusun puisi rakyat pada siswa kelas VII H SMP Negeri 8 Salatiga semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini dilakukan pada semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 dengan subjek penelitian siswa kelas VII H. Penelitian ini dilakukan melalui dua siklus, yang masing-masing ada 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes.Sedangkan teknik validari data menggunakan triangulasi data. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan dari kondisi awal dengan ketuntasan 50%, dengan rata-rata nilai 72,6 siklus 1 73% dengan rata-rata 83,7 dan siklus 2 90% dengan rata-rata 85,7.

Kata Kunci: bolam paku, hasil belajar

 

Latar Belakang Masalah

Salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa kelas VII semester dua sesuai dengan kurikulum 2013 adalah keterampilan untuk mengungkapkan gagasan, persaan, pesan dalam bentuk puisi lama (puisi rakyat) secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, rima, dan penggunaan bahasa. Puisi lama sebenarnya terdiri atas beberapa bentuk yaitu pantun, karmina, syair, gurindam, seloka, dan talibun. Namun dalam penelitian ini jenis puisi rakyat yang dimaksud adalah pantun, gurindam, dan syair.

Namun kenyataannya siswa kelas VII H semester 2 tahun 2017/2018 di SMP Negeri 8 Salatiga belum banyak yang menguasai kompetensi ini. Hal ini dapat dilihat dari hasil prasiklus yang diambil dari kuis pada awal pembelajaran. Berdasarkan hasil prasiklus tersebut, rata-rata nilai adalah 72,6 dengan ketuntasan kelas yang baru mencapai 50%. Artinya keterampilan tersebut masih kurang dari KKM karena KKM kelas VII adalah 75.

Rendahnya keterampilan siswa tersebut karena penguasaan siswa tentang rima, struktur, dan variasi puisi lama yang rendah. Dari 30 siswa di kelas VII H, masih ada 10 siswa yang masih belum benar penggunaan rima, 5 siswa yang belum benar dalam pemakaian jumlah suku kata dan hanya 15 siswa yang benar dalam menyusun pantun. Dari 15 siswa yang benar dalam menyusun pantun itu pun masih ada 6 siswa yang pantunnya menjiplak pantun yang sudah ada.

Ternyata rendahnya keterampilan siswa dalam menyusun pantun tersebut karena siswa masih kebingungan dalam mencari kata-kata, kesulitan mencari kalimat yang akan dibuat sampiran maupun isi pantu kompetensi pedagogik guru yang masih kurang. Dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah dari materi yang ditayangkan melalui power point. Soal-soal yang diberikan oleh guru juga hanya berupa tanyangan lewat power point.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti berusaha untuk menggunakan model bolam paku yaitu model pembelajaran bola kau lempar, puisi lama kujawab. Bolam paku merupakan pengembangan dari model pembelajaran kooperatif jenis snowball throwing. Dengan model ini diharapkan hasil belajar keterampilan menyusun puisi rakyat siswa kelas VII H semester 2 SMP Negeri 8 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 meningkat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran bolam paku dalam meningkatkan keterampilan menyusun puisi rakyat dan mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar siswa dalam menyusun puisi rakyat pada siswa kelas VII H SMP Negeri 8 Salatiga semester satu tahun pelajaran 2017/2018 dengan model pembelajaran bolam paku.

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Keterampilan Menulis

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan dalam komunikasi secara tidak langsung. Menurut Santosa (2009: 6) menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan.

Rofifudin (2002:184) juga mengatakan bahwa menulis dapat dipandang sebagai proses. Keterampilan menulis tidak didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan berlatih. Berdasarkan sifatnya, menulis juga merupakan kegiatan berbahasa yang produktif dan reseptif. Dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, kosakata, struktur kalimat, pengembangan paragraf , dan logika berbahasa (Wagiran, 2009:12)

Puisi Lama

Puisi adalah sebuah karya sastra berupa seni tertulis yang merupakan bentuk ungkapan perasaan penulisnya melalui bahasa yang terikat dengan irama, mantra, rima dan penyusunan lirik serta bait. Puisi merupakan karya sastra yang mementingkan bunyi, struktur dan makna yang ingin disampaikan. Menurut Asrifin (2008:8) puisi dapat dibedakan menjadi dua yaitu puisi lama (sebelum abad 20) dan puisi baru (sesudah abad 20). Puisi lama terdiri atas beberapa bentuk yaitu pantun, karmina, syair, gurindam, seloka, talibun, dan syair.

Pantun

Menurut Rizal (2010: 12) pantun merupakan puisi asli anak negeri Indonesia dan bangsa-bangsa yang serumpun Melayu (Nusantara), milik budaya bangsa. Sedangkan Natia (2005: 72) menyatakan bahwa pantun berarti ibarat, seperti, laksana, umpama. Pantun sangat populer di kalangan masyarakat karena digemari orang. Pantun memiliki cirri-ciri yaitu: (1) setiap bait terdiri dari 4 baris; (2) setiap baris terdiri 8 – 12 suku kata; (3) baris pertama dan kedua sebagai sampiran sedangkan baris ketiga dan keempat sebagai isi; dan (4) bersajak a-b-a-b.

Gurindam

Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri India. Istilah gurindam berasal dari bahasa India, yaitu kirindam yang berarti mula-mula atau perumpamaan. Gurindam sarat dengan nilai agama dan moral (Kemdikbud, 2015: 172)

Ciri-ciri gurindam yaitu (1) terdiri atas dua baris dalam sebait; (2) tiap baris terdiri 10 – 14 suku kata; (3) tiap baris memiliki rima yang sama (A-A, B-B, C-C, dst); (4) merupakan satu kesatuan utuh; (5) baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian; (6) baris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama; dan (7) isi gurindam biasanya berupa nasihat, filosofi hidup atau kata-kata mutiara.

Syair

Ciri-ciri syair antara lain: (1) setiap bait terdiri dari empat baris; (2) setiap baris terdiri atas 8 – 14 suku kata; (3) bersajak a-a-a-a; (4) semua baris adalah isi; dan (5) bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan (Kemdikbud: 2015: 173)

Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2005: 5) hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Supriyono dalam Peruca (2014:5) mengatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.

Model Pembelajaran Bolam Paku

Model pembelajaran bolam paku merupakan model pembelajaran yang telah dikembangkan peneliti yaitu pengembangan salah satu model pembelajaran snowball throwing. Bolam paku merupakan akronim dari bola kau lempar, puisi lama kujawab. Langkah-langkah pembelajaran model bolam paku mengadopsi dari langkah model snowball throwing.

Dalam penerapan model bolam paku langkah pembelajaran ada perbedaan sedikit dengan snowball throwing. Adapun langkah model bolam paku adalah sebagai berikut (a) Guru menyampaikan materi secara klasikal, (b) Guru membentuk kelompok, masing-masing kelompok maksimal 3 siswa, (c) Masing- masing siswa menyusun pertanyaan yang berbeda sesuai dengan materi yang disajikan, (d) Guru membagikan bola-bola kecil pada masing-masing kelompok, (e) Pertanyaan yang telah dibuat siswa dimasukkan ke dalam bola yang telah disediakan, (f) Bola-bola dilempar ke kelompok lain, (g) Kelompok yang mendapatkan bola dari kelompok lain menjawab soal yang ada dalam bola tersebut, (h) Evaluasi, (i) Penutup.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2(dua) tahun 2017/2018, yaitu pada bulan Januari 2018 sampai dengan Juni 2018. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII H yang berjumlah 30 siswa dengan rincian 14 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar menulis puisi lama dan model pembelajaran bolam paku. Terbagi dalam dua siklus masing-masing siklus 3 kali pertemua dengan 4 tahapan kegiatan terdiri atas planning, acting, observing, dan reflecting.

Sumber data penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh dari evaluasi yang dilaksanakan di akhir siklus. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik tes melalui ulangan harian yang dilaksanakan di akhir siklus.

Data penelitian dianalisis dengan teknik kuantitati untuk menilai hasil belajar siswa. Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah rata-rata nilai siswa 80 dan minimal 85% siswa tuntas dengan kriteria ketuntasan minimal sebesar 75.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kemampuan siswa dalam memahami dan menyusun puisi lama khususnya pantun masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata hasil belajar hanya 72,6 dengan dengan jumlah siswa yang tuntas hanya 15 siswa dan yang tidak tuntas ada 15 siswa dengan ketuntasan klasikal hanya mencapai 50%.

Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

Rata-rata hasil belajar pada siklus I adalah 83,7. Meskipun secara klasikal belum tuntas tetapi terdapat kenaikan yang signifikan. Kenaikan perolehan hasil belajar menyusun puisi lama (pantun) sebesar 11%).

Meskipun masih ada 8 siswa yang tidak tuntas, tetapi telah terjadi peningkatan jumlah ketuntasan siswa. Siswa yang tidak tuntas tersebut masih mengalami kesulitan dalam menyusun pantun dengan tema yang ditentukan guru dan cenderung masih mengadopsi pantun yang sudah ada.

Berdasarkan hasil refleksi ini, maka pada siklus 2 terjadi pengubahan pengelompokkan siswa. Dengan perubahan kelompok diharapkan dapat lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi selanjutnya.

Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 2

Berdasarkan analisis nilai perolehan siswa dapat diketahui bahwa hasil rata-rata adalah 85,7 dengan ketuntasan sebesar 90%. Berdasarkan hasil analisis maka secara klasikal sudah dikategorikan tuntas.

Pada siklus kedua ini terjadi peningkatan baik dari nilai rata-rata maupun ketuntasan, meskipun nilai terendah siswa mengalami penurunan dari 64 pada siklus 1 menjadi 60 pada siklus 2.

Pembahasan

Hasil belajar menyusun puisi lama yang diperoleh dari nilai tes tertulis menunjukkan peningkatan dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2. Perbandingan hasil belajar kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 tampak pada tabel berikut.

 

 

 

Perbandingan Hasil Belajar

Pembanding Kondisi Awal Siklus 1 Silus 2
Nilai Minimal 50 64 60
Nilai maksimal 80 100 100
Rerata Nilai 72,6 83,7 85,7

 

Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar

  Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
Presentase 50% 73% 90%

 

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil belajar siswa mengalami kenaikan. Jika pada kondisi awal siswa yang tuntas hanya 50%, pada siklus 1 siswa yang tuntas sebanyak 73% dan pada siklus 2 menjadi 90%.

Pada indikator kinerja penelitian, indikator keberhasilan adalah 85% siswa tuntas ternyata pada siklus 2 ketuntasan belajar mencapai 90%. Jadi indikator keberhasilan tercapai. Sehingga terbukti bahwa melalui model pembelajaran bolam paku dapat meningkatkan hasil belajar menyusun puisi lama pada kelas VII H dari kondisi awal yang ketuntasannya hanya 50%, di siklus 1 sebesar 73% dan siklus 2 sebesar 90%. Dan rerata dari 72,6 di kondisi awal menjadi 83,7 di sikus 1 dan 85,7 di siklus 2.

Berdasarkan perbandingan data kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 yang dijabarkan dalam pembahasan dapat disimpulkan tindakan yang dilakukan pada siklus 1 dan siklus 2 membawa peningkatan pada hasil belajar siswa sebesar 13,1% dengan peningkatan ketuntasan sebesar 40%.

Simpulan

Penerapan model pembelajaran bolam paku dapat meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan siswa kelas VII H SMP Negeri 8 Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 sebesar 13,1% dengan kenaikan ketuntasan sebesar 40%.

Saran

Guru diharapkan lebih kreatif dalam menggunakan model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas.2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kemdikbud. 2016. Bahasa Indonesia SMP Kelas VII Edisi Revisi 2016. Jakarta: Kemdikbud.

Kurniawan, Endang dkk. 2016. Modul Guru Pembelajar. Jakarta: Kemdikbud.

http://www. Sarjanaku.com/2011/03. Pengertian-definisi-hasil belajar, Jumat 27 Mei 2016 pukul 11.00 WIB.

Nuraini WKW, Perucha. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI IPS 1 SMAN 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. dalam jurnal.fkip.uns.ac.id/indekphp/sosant/article/viev file. Jumat, 5 Januari 2018 pukul 09.30 WIB

Subyantoro. 2012.Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: CV Widya Karya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-11. Bandung: Alfabeta.