MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA MELALUI METODE EJA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS 1 SDN SUMBAGA 01

SEMESTER 1 TAHUN 2017/2018

 

Taryono

SDN Sumbaga 01

 

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Metode Eja dapat meningkatkan minat belajar anak. Metode penelitian dengan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan secara kolaboratif dengan teman sejawat sebagai observer kinerja guru dan observer aktifitas belajar siswa. Hasil penelitian ketrampilan membaca dari sebelum tindakan ke tindakan siklus I dari 40 anak menunjukkan ada peningkatan aktifitas ketrampilan membaca yaitu dari sebelumnya hanya 4 anak membaca lancar ,8 anak membaca terbata bata,28 anak belum bisa membaca naik menjadi 16 anak membaca lancar 12 anak membaca terbata dan 12 anak belum dapat membaca, kemudian setelah tindakan siklus II menjadi 28 anak membaca lancar,8 anak membaca terbata bata,4 anak belum dapat membaca.Untuk Prosentasenya sebelum siklus membaca lancar 10%,Membaca terbata bata 20%,belum bisa membaca 70% naik pada siklus I,40% membaca lancar,30% membaca terbata bata,30% belum bisa membaca,Naik pada siklus II,70% membaca lancar,20% membaca terbata bata,10% belum bisa membaca,

Kata Kunci: Meningkatkan, Ketrampilan Membaca, Metode Eja.

 

PENDAHULUAN

Siswa kelas 1 SDN Sumbaga 01 secar umum dalam hal membaca masih banyak yang belum lancar bahkan ada juga yang belum bisa membaca sama sekali.Ini perlu disikapai oleh seorang guru.Guru perlu mengubah sproses pembelajaran yang dapat meningkatkan Ketrampilan membaca siswanya terutama siswa kelas 1.

Proses pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai tujuan, yakni diperolehnya hasil belajar pada diri siswa. Hasil belajar itu berupa perubahan tingkah laku, baik berbentuk kecakapan berfikir, sikap, maupun ketrampilan melakukan kegiatan tertentu. Terjadinya perubahan tingkah laku di pengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari individu siswa itu sendiri, maupun faktor yang dating dari luar siswa. Atau yang dikenal dengan factor internal dan eksternal.

Faktor yang berasal dari diri siswa meliputi kemampuan dasar, kesiapan untuk melakukan sesuatu kegiatan, pengalaman belajar yang telah di miliki sebelumnya dan motivasi untuk belajar adaptasi faktor yang berasal dari luar siswa meliputi semua upaya yang di miliki guru, baik dalam memberikan rangsangan, bimbingan, pengarahan serta dorongan agar terjadi proses belajar (Ali, 1988: 26).

Salah satu penghambatnya adalah masuknya siswa kelas 1 tidak berangkat dari lulusan TK/Paud.Sehingga dasar ketrampilan membacanya betul betul mulai dari awal.Kesadaran orang tua untuk memasukkan anak-anaknya ke jenjang pendidikan pra sekolah seperti: PAUD, Play Group dan TK masi sangat kurang sekali. Setelah masuk ke Sekolah Dasar banyak anak yang belum mengenal huruf juga memegang dan membuka buku secara benar. Apalagi siswa yang minat belajar membacanya kurang. Sedangkan tujuan pembelajaran membaca yang utama di SD yaitu mendidik siswa dari tidak bisa menjadi bisa/ pandai membaca. Kemampuan membaca siswa kelas I diartikan sebagai kemampuan mengubah lambang-lambang tertulis menjadi bunyi atau suara-suara yang bermakna.

Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah Metode Eja dapat meningkatkan ketrampilan membaca anak? (2) Apakah Metode Eja dapat meningkatkan minat belajar membaca anak? (3) Apakah Metode Eja dapat menarik perhatian anak untuk belajar membaca?

Tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk mengungkap apakah Metode Eja dapat meningkatkan minat belajar anak. (2) Untuk mengetahui apakah Metode Eja dapat memperbaiki hasil anak belajar membaca, (3) Untuk mengungkap apakah Metode Eja secara efektif ddapat meningkatkan prestasi belajar anak.

KAJIAN PUSTAKA

Hakekat Membaca

 Djaharie (2008), langkah paling dasar dalam membaca adalah dengan pemerkuatan khazanah pemahaman kata. Semakin banyak kata yang kita kenali dan pahami semakin mudah kita membaca tanpa berhenti untuk bertanya-tanya. Pandangan lain bahwa untuk memahami wacana orang perlu memiliki latar belakang pengetahuan tentang topik yang dibicarakan atau konteks pembicaraan, tentang bagaimana sebuah peristiwa komunikasi disusun atau distruktur, serta bagaimana pesan-pesan yang ada dalam teks disusun agar teks dapat dipahami dengan mudah (Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2005).

Macam- macam pelajaran membaca di SD.

Membaca Teknik

Membaca teknik pada dasarnya sama dengan membaca nyaring. Dalam hal ini yang perlu mendapat perhatian guru adalah lafal kata, intonasi frase, intonasi kalimat, serta isi bacaan itu sendiri. Di samping itu, pungtuasi atau tanda baca dalam tata tulis bahasa Indonesia tidak boleh di abaikan. Para siswa harus dapat membedakan secara jelas intonasi kalimat berita, intonasi kalimat tanya, intonasi kalimat seru, dan sebagainya.

Membaca Dalam Hati

 Membaca dalm hati pada hakikatnya merupakan kegiatan membaca bagi orang yang telah dewasa. Rata- rata, apabila orang sudah meninggalkan bangku sekolah, kebiasaan membaca yang mereka lakukan bukan lagi membaca nyaring atau mebaca bersuara tetapi jenis membaca dalam hati. Jenis membaca ini, melibatkan dua sarana kelengkapan hidup setiap manusia yaitu mata dan ingatan.

Membaca Bahasa

Pelajaran ‘membaca bahasa’ ini mempunyai kesamaan dengan membaca dalam hati, dalam hal tidak bersuaranya sewaktu aktifitas membaca itu dilaksanakan. Tujuan yang akan dicapai dalam pelajaran membaca bahasa adalah agar para siswa Sekolah Dasar semakin bertambah pengetahuannya tentang seluk beluk bahasa Indonesia. Kemudian mereka itu dapat menerapkannya dalm berbagai bentuk bahasa dan berbagai situasi. Dalam pelajaran ini, isi bacaan tidak menjadi tujuan pokok.

Membaca Pustaka

Tidak semua bahan yang harus disampaikan oleh guru kepada murid-muridnya dapat terlaksana dengan mulus, artinya tidak mengalami hmbatan- hambatan atau rintangan. Ada kalanya guru berhalangan hadir, ada pula hari-hari yang semestinya ada kegiatan belajar mengajar ternyata libur atau untuk kegiatan lain yang tidak dapat ditinggalkan. Untuk mengatasi hal itu, maka di sekolah dasar diberi mata pelajaran membaca pustaka. Mata pelajaran ini berguna untuk menambah informasi beberapa bidang ilmu pengetahuan yang tidak mereka peroleh di bangku sekolah, mengembangkan wawasan anak-anak, atau memberi selingan kepada anak-anak dari bacaan-bacaan yang berat, menikmati keindahan bacaan (kesusastraan) dan sebagainya.

Membaca Cepat

Membaca cepat bukan berarti jenis membaca yang ingin memperoleh jumlah bacaan atau halaman yang banyak dalam waktu yang singkat. Pelajaran ini diberikan dengan tujuan agar siswa Sekolah Dasar dalam waktu yang singkat dapat membaca secara lancar dan dapat memahami isinya secara tepat dan cermat. Jenis membaca ini dilaksanakn tanpa suara.

Membaca Indah (Estetika)

 Membaca indah sering disebut juga membaca emosional. Dinamai demikian, karena selalu menyangkut pada hal-hal yang berkaitan dengan keindahan atau estetika yang dapat menimbulkan emosi atau perasaan dari pembaca atau pendengarnya.

Hasil Belajar Membaca

Hasil yang diperoleh siswa dengan belajar membaca yaitu dari semula tidak bisa membaca menjadi pandai membaca. Sehingga dengan sendirinya disini pengetahuan atau informasi siswa akan bertambah. Dengan belajar membaca dengan sendirinya juga dapat memupuk perkembangan keharuan dan keindahan. Selain itu waktu luang siswa dapat dimanfaatkan untuk kegiatan membaca .

Metode Mengajar

Metode mengajar banyak sekali ragam jenisnya dan masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tidak ada metode yang paling sempurna. Penggunaanya juga tidak ada keharusan menggunakan salah satu metode saja. Pengajar boleh memiliki sendiri metode yang akan diterapkan yang terpenting di sini penggunaannya disesuaikan dengan keadaan yang ada antara lain Metode Eja.

Metode Eja

Metode Eja adalah metode pembelajaran yang menekankan pada pengenalan kata melalui proses mendengarkan bunyi huruf.Alasan peneliti menggunakan metode Eja ini adalah karena menurut peneliti metode ini cocok untuk mereka yang akan belajar membaca permulaan. Dalam metode ini, untuk pertama kali siswa akan diajarkan pengenalan huruf, kemudia siswa diajarkan bunyi dari tiap-tiap huruf.

Untuk mengetahui anak-anak yang berkesulitan membaca sebelum diterapkan metode Eja maka dilakukan tes lisan berupa membaca teks bacaan, terhadap masing-masing siswa. Dari hasil test yang dilakukan pada siswa, didapat data tentang kemampuan membaca permulaan sebelum digunakan metode Eja.

Pengertian Metode Eja

Metode Eja adalah metode yang dimulai dari huruf. Pertama, siswa diajarkan bunyi dari tiap-tiap huruf, kemudian membaca lambang dari tiap-tiap huruf. Setelah siswa mengenali lambang dan hafal bunyi tiap-tiap huruf, maka huruf-huruf itu dirangkai menjadi suku kata. Siswa diajarkan merangkai suku kata menjadi kata. Setelah siswa mampu membunyikan beberapa suku kata, siswa dilatih dengan berbagai kombinasi suku kata menjadi kata. Setelah siswa dapat membaca kata-kata, dilanjutkan membaca kalimat yang disusun dari kata-kata yang telah diberikan.

Membaca bukan merupakan suatu keterampilan mekanis yang dapat dipelajari pada satu waktu, namun merupakan serangkaian proses memaknai suatu teks untuk berbagai tujuan dan dalam konteks yang luas.Secara substantif kemampuan membaca sangat penting dikuasai siswa karena berkaitan dengan materi ajar bidang studi lain seperti matematika tentang soal cerita dalam bentuk penjumlahan dan pengurangan yang dimulai sejak semester satu kelas 1 SD. Artinya, kemampuan membaca harus sudah dikuasai oleh siswa untuk kelancaran proses pembelajaran dalam semua bidang studi. Kemampuan membaca yang tidak dikuasai lebih dahulu oleh siswa akan berdampak pada kelambanan penguasaan materi pelajaran lainnya.

Sebelum diterapkannya metode Eja pada proses pembelajaran membaca permulaan, pengetahuan siswa tentang membaca ternyata masih sangat minim.

Menurut Abdurrahman (2012: 163), siswa yang kesulitan membaca adalah siswa yang membacanya sering mengalami kekeliruan dalam pengenalan kata. Kekeliruan ini mencakup penghilangan, penyisipan,penggantian, pembalikan, salah ucap, pengubahan dan tersentak-sentak dalam mengucapkan kata.Dengan mengetahui respon awal yang ditunjukkan oleh siswa, peneliti menggunakan metode Eja sebagai metode yang dapat membantu mereka dalam pembelajaran membaca permulaan.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan penelitian kelas yang diajukan adalah: penggunaan Metode Eja dalam membaca pada pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDN Sumbaga 01 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas 1 SDN Sumbaga 01 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Mata pelajaran yang di jadikan penelitian adalah Bahasa Indonesia. Penelitian ini di laksanakan selama 5 bulan dari bulan Agustus sampai bulan Desember. Pelaksanaan tindakan di laksanakan pada 8 Agustus sampai 31 Oktober 2017. Subjek penelitian adalah siswa kelas 1 dengan jumlah 20 anak terdiri dari 11 anak laki-laki dan 9 anak perempuan.

 

Jenis Penelitian

 Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui 2 siklus kegiatan. Penelitian PTK dimaksudkan untuk meningkatkan ketrampilan membaca.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes (ulangan harian), observasi dan dokumentasi. Tes yang berupa ulangan harian digunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan membaca. Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang kualitas dan pembelajaran Metode Eja.

Dokumentasi dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kondisi awal sebelum menggunakan Metode Eja.

Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan adalah butir soal tes (formatif/ulangan harian), lembar pengamatan/daftar cocok (Check List), serta tabel. Butir soal ulangan harian yang berupa beberapa pertanyaan digunakan untuk mengukur kemampuan membaca.Lembar pengamatan/daftar cocok (ceck list) digunakan untuk mengukur keaktifan belajar siswa yang menggunakan Metode Eja.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 (dua) siklus. Hal ini mengacu pendapat Sulipan (2008) secara tegas mengatakan bahwa penelitian tindakan harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang beruntun, informasi dari siklus yang kedua, ketiga dan seterusnya tidak dapat dirancang sebelum siklus pertama terjadi. Hasil refleksi harus tampak digunakan sebagai bahan masukan untuk perencanaan siklus berikutnya. Setiap siklus prosedur atau langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan terdiri dari empat komponen kegiatan pokok, yaitu: (a) perencanaan (planning); (b) pelaksanaan tindakan (acting); (c) pengamatan (observing); (d) refleksi (reflecting), yang pada pelaksanaannya keempat komponen kegiatan pokok itu berlangsung secara terus menerus dengan diselipkan modifikasi pada komponen perencanaan berupa perbaikan perencanaan dan tindakan.

Setiap siklus dilakukan penelitian dengan prosedur sebagai berikut: (1) Perencanaan (planning), (2) Pelaksanaan tindakan kelas (acting), (3) Observasi (observating), dan (4) Refleksi (reflecting).

Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif dan analisis deskriptif kualitatif. (1) Analisis deskriptif komparatif dilakukan untuk membandingkan prestasi belajar melalui tes formatif/nilai ulangan harian antar siklus, (2) Analisis deskriptif kualitatif dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran berdasarkan hasil observasi dan refleksi.

Indikator Keberhasilan

 Hasil pelajaran membaca berdasarkan ulangan harian sebelum penggunaan metode Eja dari 20 siswa, Setelah diadakan perbaikan Pelajaran diharapka Hasil belajar dapat dicapai adalah (70% siswa lancar membaca,20% terbata bata membaca,10% tidak bisa membaca).

Indikator Keberhasilan

Dalam peneltian ini ada bebrapa indikator dan tarjet prosentase tentang ukuran keberhasilan peneliti dalam melakukan tindakan peneltian dalam rangka memperbaiki prestasi hasil belajar siswa.Adapun indikator pada perbaikan pembelajaran ini adalah Siswa mampu membaca dengan baik dan lancar dengan tarjet prosentasenya adalah 70% siswa dari jumlah siswa 20.Untuk mencapai target tersebut perlu diadakan tindakan perbaikan penelitian dalam II siklus.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Siklus I

Siklus I (satu) dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan pelajaran yang masing-masing pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran setiap 35 menit. Materi pada siklus I (satu) adalah membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat, dengan peragaan gambar-gambar hewan dan tumbuhan dan gambar yang belum selesai.

Pada kegiatan awal, guru menyiapkan kondisi fisik peserta didik dengan menyanyikan lagu ”Lihat Kebunku” bersama-sama. Hampir peserta didik siap mengikuti pelajaran dengan menyanyi bersama, masih ada 2 orang yang masih belum juga ikut menyanyi. Selanjutnya guru memotivasi peserta didik dengan menyuruh menyanyi bersama supaya lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pelajaran membaca melalui metode Eja. Kegiatan selanjutnya guru melakukan tanya jawab tentang nama-nama bunga dan dilanjutkan nama-nama hewan. Juga secara berulang-ulang menunjukkan gambar hewan dan tumbuhan dan peserta didik disuruh membacanya. Setelah itu guru menulis suku kata dibawah gambar yang ditunjukkan dan siswa disuruh menirukan guru membaca. Pada saat guru menyampaikan materi masih ada 14 peserta didik yang belum memperhatikan sepenuhnya karena dari awal peserta didik inilah yang belum siap dalam mengikuti pelajaran. Selain itu peserta didik yang sangat aktif memperhatikan, menjawab dan membaca hanya ada 6 orang. Untuk melihat kemampuan penalaran peserta didik selanjutnya guru mendemonstrasikan gambar dan suku kata secara berulang-ulang dan siswa disuruh menirukan membaca. Agar pelajaran lebih menarik perhatian siswa, gambar dibuat bervariasi dan beragam. Setelah melalui mengeja hurup demi hurup ternyata keaktifan peserta didik meningkat dari 6 orang peserta didik yang kurang aktif menjadi 4 orang peserta didik yang kurang aktif dan peserta didik yang sangat aktif meningkat pula dari 12 orang peserta didik menjadi 14 orang peserta didik. Pembelajaran dilanjutkan dengan membaca satu peratu di depan kelas. Pada saat pembelajaran siklus I (satu) pada pelajaran membaca melalui Metode Eja rata-rata peserta didik yang aktif 70%.

Berdasarkan hasil perkembangan membaca satu-persatu di depan kelas dalam siklus I dengan menggunakan Metode Eja dapat dilihat bahwa peserta didik aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga dapat diperoleh hasil membaca sebagai berikut:8 siswa membaca lancar (40%),6 siswa membaca terbata-bata (30%),belum bisa membaca 6 siswa (30%).

Hasil siklus I tersebut belum sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan yaitu 70% peserta didik bisa bernalar dengan baik, meskipun rata-rata hasil belajar minimal 70 sudah tercapai dan peserta didik yang aktif minimal 70% juga sudah terpenuhi. Oleh karena itu peneliti dan guru berdiskusi untuk memperbaiki pembelajarannya.

Meskipun dibandingkan dengan sebelum siklus sudah mengalami peningkatan kemampuan membaca siswa sudah ada peningatan namun perlu diulang lagi pembelajaranya pada siklus ke II. Keputusan yang diambil untuk melihat kelemahan yang ada pada pembelajaran sebelumnya.

Hasil Penelitian Siklus II

Siklus II (dua) dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan yang masing-masing pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran yang setiap jam pelajaran terdiri dari 35 menit.Materi pelajaran pada siklus II adalah membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat, dengan peragaan gambar-gambar hewan dan tumbuhan dan gambar dengan menggunakan Metode Eja.

Pada kegiatan awal guru menyiapkan kondisi fisik peserta didik dengan menyanyikan lagu ”Aku Seorang Kapiten”. Hampir semua peserta didik siap mengikuti pelajaran dengan menyanyi bersama, tetapi masih ada juga 2 peserta didik yang belu ikut menyanyi. Selanjutnya guru memotivasi peserta didik agar ikut menyanyi bersama. Pada kegiatan apersepsi guru memberi pertanyaan-pertanyaan dan peserta didik menjawabnya. Akhirnya dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu membaca nyaring dengan menggunakan Metode Eja. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung semua peserta didik sudah siap mengikuti pelajaran. Apalagi disini siswa disibukkan oleh permainan kata, huruf, kartu kata dan gambar-gambar hewan dan bunga. Selanjutnya guru menyanyikan bacaan berbentuk puisi dengan judul Rumahku Yang Indah. Siswa disuruh menemutunjukkan benda-benda yang ada didalam puisi, kegiatan sehari-hari yang ada didalam puisi dan menirukan atau melaksanakan perintah sesuai dengan isi puisi. Guru juga menyuruh siswa menyebutkan kegiatan yang berlangsung lama dan sebentar sesuai isi puisi.

Pada pertemuan I pada kegiatan akhir peserta didik membaca puisi dengan judul ”Rumahku Yang Indah” satu persatu. Sedangkan pada kegiatan akhir pertemuan II dan III diadakan post-test sesuai dengan materi pembelajaran yaitu yang berkaitan dengan bacaan puisi dengan judul ”Rumahku Yang Indah”. Pada saat pembelajaran pada siklus II ini pada pembahasan membaca nyaring dengan menggunakan Metode Eja peserta didik yang aktif sudah 70%.

Berdasarkan hasil refleksi dari siklus II ini dapat dilihat bahwa peserta didik kemampuan membacanya mencapai 14 siswa dapat membaca lancar (70%),membaca terbata bata 4 siswa (20%),tidak dapat membaca 2 siswa (10%).

Hasil pengembangan inovasi sebelum siklus dan pada siklus I dan II dapat dilihat pada lampiran 3, sedangkan dokumentasi pelaksanaan pengembangan inovasi dapat dilihat pada lampiran 5.

Pembahasan

Belajar membaca yaitu dari semula tidak bisa membaca menjadi pandai membaca. Sehingga dengan sendirinya disini pengetahuan atau informasi siswa akan bertambah. Dengan belajar membaca dengan sendirinya juga dapat memupuk perkembangan keharuan dan keindahan. Selain itu waktu luang siswa dapat dimanfaatkan untuk kegiatan membaca .

Untuk menyikapi keadaan siswa yang pada pembelajaran Pra Siklus dengan kondisi siswa yang 70% belum bisa membaca maka peniliti mengambil langkah langkah perbaikan pembelajaran yang direncanakan dala II siklus.dalam Prakteknya setiap siklus diamati setiap perkembangan individunya dalam kelancaran membacanya.selanjutkan disimpulkan hasil akhir dari pembelajaran apakah bisa meningkatkan prestasi membaca lancar siswanya apa tidak.

 Dari upaya perbaikan pembelajaran Hasil pada siklus I menunjukkan bahwa pada saat pembelajaran siklus I pada membaca nyaring melalui Metode Eja adalah 8 siswa membaca lancar (40%),6 siswa membaca terbata-bata (30%),belum bisa membaca 6 siswa (30%).

Hasil siklus I tersebut belum sesuai dengan indikator yang ditetapkan yaitu 70% peserta didik bisa membaca dengan baik, adapun hasil belajar dan peserta didik yang aktif sudah sesuai dengan ketentuan. Adapun peserta didik yang belum bisa membaca dengan baik disebabkan karena selama ini peserta didik belum terbiasa untuk membaca baik untuk memperhatikan dalam proses pembelajaran. Guru sebenarnya sudah mulai membiasakan peserta didik untuk membaca, tetapi kadang-kadang media yang diperlukan masih kurang apalagi keberadaan sekolah yang ada di desa. Lingkungan keluarga juga berpengaruh sebab sebagian besar peserta didik kelas 1 berasal dari rumah tangga, sedangkan yang melalui pendidikan sebelumnya atau TK hanya sebagian kecil saja. Hasil belajar pesrta didik rata-ratanya belum sesuai dengan yang diharapkan. Kemungkinan juga disebabkan kurangnya latihan dan bimbingan orang tua di rumah.

Hasil pada siklus II menunjukkan bahwa pada saat pembelajaran siklus IIpada membaca nyaring melalui Metode Eja peserta didik yang aktif sudah mencapai 70%, peserta didik yang kemampuan membacanya baik sudah mencapai 70%.

Hasil siklus II sebagai berikut: bahwa peserta didik kemampuan membacanya mencapai 14 siswa dapat membaca lancar (70%),membaca terbata bata 4 siswa (20%),tidak dapat membaca 2 siswa (10%).

Dengan hasil tersebut sudah sesuai dengan indikator yang telah ditetapkanyaitu 70% peserta didik bisa membaca dengan baik.Namun belum seluruh peserta didik aktif, tetapi model pembelajan dengan Metode Eja dengan memanfaatkan alat peraga. Kalau sudah terbiasa akan dapat membuat peserta didik aktif dalam pembelajarn, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Afifudin (2006) yaitu dengan memanfaatkan alat peraga dan lembar aktifitas dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Apalagi dalam siklus kedua ini tiap individu mendapat kesempatan untuk bermain kartu huruf dan kartu kata. Penalaran peserta didik walaupun sudah sesuai dengan indikator hal ini karena peserta didik telah mulai terbiasa menggunakan alat peraga, walaupun untuk pembelajaran berikutnya masih perlu ditingkatkan. Hasil peserta didik rata-rata sudah sesuai dengan apa yang diharapkan, hal ini kemungkinana karena waktu untuk latihan juga sudah sesuai dengan apa yang direncanakan. Peserta didik masih saja susah untuk diajak mengemukakan pendapatnya, walaupun sebenarnya sudah meningkat dibandingkan dengan siklus I.

 

 

 

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil pengembangan inovasi dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode Eja pada pelajaran membaca kelas 1 di SD Sumbaga 01 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal dapat meningkatkan kemampuan aktifitas dan hasil belajar pada pelajaran membaca. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase aktifitas peserta didik sebelum siklus dan hasil siklus I dan II berturut-turut adalah Kemampuam membaca lanacar dari 2 siswa (10%) naik jadi 8 siswa (40%) naik lagi jadi 14 siswa (70%).Adapun yang punya kemampuan membaca terbata bata tinggal 4 siswa(20%),dan belum bisa membaca tinggal 2 siswa (10%).

Saran

Berdasarkan hasil pengembangan ini disarankan kepada guru kelas 1 di SD pada saat mengajar untuk materi membaca khususnya membaca menulis permulaan hendaknya menggunakan Metode Eja dengan memanfaatkan alat peraga yang berupa kartu huruf, kartu kata, gambar hewan dan gambar tumbuhan papan flannel yang bisa digunakan untuk berlatih. Karena hal tersebut menjadikan peserta didik lebih tertarik dan tidak membosankan karena merasa seperti sedang bermain.

DAFTAR PUSTAKA

Martinis Yamin, M. Pd. H. Drs.Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.

Muchlisoh, dkk. Dra. 1993. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Universitas Terbuka.

Udin S Winataputra, MA, dkk. H. Drs. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Sudjana, N. 2002. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar Bagaimana Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar. Jakarta: PT Gramedia.