Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Pembinaan Menggunakan Metode Demonstrasi Mengajar
UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU
DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI PEMBINAAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI MENGAJAR
DI SD NEGERI KECIL KARANGHARJO
UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN PULOKULON
KABUPATEN GROBOGAN
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Suwarto
Kepala SD Negeri Kecil Karangharjo
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan upaya meningkatan kinerja guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran melalui pembinaan dengan metode demontrasi mengajar di SD Negeri Kecil Karanghajo UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018. Subjek penelitian ini adalah 6 orang, dan objek penelitian adalah kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Penelitian dilakukan pada Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 selama 3 bulan. Analisis data menggunakan analisis deskriptif komparatif. Keberhasilan tindakan ditentukan apabila semua guru telah memiliki kategori sangat baik dengan skor rata-rata ≥ 3,4, dengan komponen yang dikuasai oleh guru minimal sebesar 85%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui demonstrasi mengajar, kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Kecil Karanghajo dapat meningkat. Peningkatan nilai rata-rata terjadi dari kegiatan prasiklus hingga siklus 3 dengan total keseluruhan peningkatan sebesar 2,05. Pada kegiatan prasiklus nilai rata-rata sebesar 1,60 pada siklus 1 menjadi 2,44. Pada siklus 2 meningkat menjadi 3,23. Pada siklus 3 meningkat menjadi 3,65. Persentasi penguasaan guru terhadap komponen penilaian mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus satu meningkat dari 40,10% menjadi 60,94%, dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat dari 60,94% menjadi 80,73%, dari siklus 2 ke siklus 3 meningkat dari 80,73% menjadi 91,15%, dengan demikian setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan dari prasiklus sebesar 40,10%, meningkat menjadi 91,15% atau meningkat sebesar 51,04%.
Kata kunci: kinerja guru, demonstrasi mengajar, pelaksanaan pembelajaran
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran yang efektif memerlukan kemampuan mengajar yang baik dari guru. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya menyebutkan bahwa salah satu tugas pokok guru adalah melaksanakan pembelajaran. Melaksanakan pembelajaran juga merupakan salah satu unsur penilaian angka kredit guru. Kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran merupakan bagian yang terpenting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SD Negeri Kecil Karanghajo UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, pada awal semester II Tahun Pelajaran 2017/2018, dalam melaksanakan pembelajaran, terdapat permasalahan yang berbeda antara guru satu dengan yang lainnya, ada guru yang kurang memperhatikan saat membuka pelajaran, kurang memperhatikan proses pembelajaran, kurang memperhatikan media pembelaran, dan ada juga guru yang kurang memperhatikan evaluasi pembelajaran. Semuanya itu tentunya berdampak negatif terhadap kinerja guru.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka perlu dilakukan pembinaan kepada guru, agar kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran akan semakin baik. Berbagai cara sebenarnya dapat dilakukan, salah satunya adalah dengan cara demonstrasi mengajar. Cara ini memungkinkan untuk memberi wawasan guru terhadap cara-cara guru dalam melaksanakana pembelajaran, terlebih apabila demonstrasi mengajar tersebut dilakukan oleh guru model, dan penerapannya langsung memperagakan bagaimana mengajar di kelas, tentunya hal ini akan lebih menarik bagi guru dibanding sekedar memberikan ceramah kepada guru.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa upaya peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran khususnya di SD Negeri Kecil Karanghajo UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan perlu dilakukan, oleh karena itu peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Melalui Pembinaan Guru Menggunakan Metode Demonstrasi Mengajar di SD Negeri Kecil Karanghajo UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018â€.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana kinerja guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran di SD Negeri Kecil Karanghajo UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018, setelah dilakukan pembinaan metode demontrasi mengajar?
Tujuan penelitian ini adalah: untuk mendeskripsikan peningkatan kinerja guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran di SD Negeri Kecil Karanghajo UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui pembinaan guru menggunakan metode demontrasi mengajar.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kompetensi Guru
Sarimaya (2008: 17) mengemukakan kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalnya. Ditampilkan melalui unjuk kerja. Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direflesikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dari perbuatan secara profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru. Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Sedangkan guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal (Djamarah, 2006: 31).
Pembelajaran
Pengertian pembelajaran berdasarkan pendapat Rohani (2004: 1) pembelajaran merupakan suatu proses yang sistimatis yang terdiri atas banyak komponen. Masing-masing komponen pembelajaran tidak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer, dan berkesinambungan, untuk itu diperlukan pengelolaan pembelajaran yang baik. Menurut Suparman (2005: 157) pendekatan pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran, siswa, peralatan, bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Hasibuan (2006: 37), konsep mengajar dalam proses perkembangannya masih dianggap sebagai suatu kegiatan penyampaian atau penyerahan pengetahuan. Pandangan semacam ini masih umum digunakan di kalangan pengajar. Hasil penelitian dan pendapat para ahli sekarang ini lebih menyempurnakan konsep tradisional.
Demonstrasi Mengajar
Menurut Sagala (2009: 226) demonstrasi mengajar adalah satu upaya supervisor membantu supervise dengan menunjukkan kepada mereka bagaimana mengajar yang baik. Dengan demonstrasi mengajar, supervisor (atau orang yang ahli dibidang mengajar) mempraktekkan penggunaan metode-metode mengajar yang tepat, atau metode mengajar yang baru, atau penggunaan alat-alat bantu mengajar, penggunaan alat evaluasi, dan sebagainya. Selama demonstrasi berlangsung, para guru latih mencatat dengan teliti apa yang ditampilkan oleh supervisor (demontran) dan catatan itu nanti akan didiskusikan bersama dengan peninjau-peninjau lainnya, para guru latih, dan supervisor sendiri setelah demonstrasi selesai.
Menurut Muhibbin Syah (2006: 208) demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Menurut Aminuddin Rasyad (2006: 8) mengemukakan metode demonstrasi adalah cara pembelajaran dengan meragakan, mempertunjukkan atau memperlihatkan sesuatu di hadapan murid di kelas atau di luar kelas.
Kerangka Pemikiran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan aktivitas guru yang sangat penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Guru merupakan komponen inti dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran.
Kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Kecil Karanghajo UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 masih rendah, hal ini disebabkan kurangnya perhatian guru terhadap aspek-aspek penilaian, langkah pembelajaran terlena dengan kegiatan rutinitas dan interaksi guru dengan peserta didik tidak hanya terbatas pada interaksi pembelajaran, sehingga sewaktu mengajar guru kurang bisa menempatkan diri sebagai agen pembelajaran.
Pembinaan guru merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh kepala sekolah, namun sebagian dilaksanakan dalam bentuk rapat dinas, dan supervisi rutin. Sedangkan metode demonstrasi mengajar yang dilakukan oleh guru senior sebagai model jarang dilakukan, sehingga untuk membuat suasana baru dan sekaligus sebagai refreshing bagi guru perlu dilakukan pembinaan dengan mendatangkan beberapa guru senior sebagai model dalam demonstrasi mengajar. Dengan demikian melalui demonstrasi mengajar guru akan mendapat pengalaman baru, sehingga mampu meningkatkan kinerja mereka dalam pelaksanaana pembelajaran dikemudian hari.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis tindakan dalam peneilitian ini adalah melalui demonstrasi mengajar kinerja guru di SD Negeri Kecil Karanghajo UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 dapat meningkat.
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan ini merupakan penelitian tindakan sekolah (PTS) yang didesain sesuai dengan model Menurut John Elliot (dalam Muslihudin, 2010: 72). Model ini memiliki empat komponen penelitian tindakan (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi) dalam suatu system spiral yang saling terkait. Penelitian ini direncanakan dua siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2, apabila belum mencapai hasil yang diinginkan akan dilanjutkan pada siklus 3.
Subjek penelitian ini adalah guru di SD Negeri Kecil Karanghajo UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan sebanyak 6 orang. Objek penelitian tindakan sekolah ini adalah kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan pada semester II Tahun ajaran 2017/2018 selama 3 bulan yaitu pada bulan Juli sampai dengan September 2018, dengan tempat penelitian di Sekolah Dasar Negeri Kecil Karangharjo UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan lembar penilaian atau lembar observasi untuk mengambil data tentang kemampuan guru dalam memahami dan mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan pengamatan dan pendokumentasian..
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu suatu metode analisis dengan cara membandingkan nilai kualitas proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada kegiatan prasiklus dengan siklus 1, siklus 1 dengan siklus 2, siklus 2 dengan siklus 3, dan mengadakan refleksi terhadap masing-masing siklus.
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila semua guru telah mencapai kinerja dalam pelaksanaan pembelajaran dengan kategori sangat baik dengan skor rata-rata lebih dari sama dengan 3,1 (≥ 3,4), dengan komponen yang dikuasai oleh guru minimal sebesar 85%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Prasiklus
Observasi prasiklus dilakukan pada tanggal 16 sampai dengan 21 Juli 2018. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan data awal kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran sebelum dilakukan tindakan. Rekapitulasi hasil observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada prasiklus adalah sebagai berikut.
Tabel 1 Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran pada Prasiklus
No |
Kode Guru |
Nilai guru |
Kategori |
1. |
A |
1.75 |
Cukup |
2. |
B |
1.50 |
Cukup |
3. |
C |
1.63 |
Cukup |
4. |
D |
1.00 |
Kurang |
5. |
E |
1.75 |
Cukup |
6. |
F |
2.00 |
Cukup |
Rata-rata |
1,60 |
Cukup |
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kinerja guru di SD Negeri Kecil Karanghajo dalam pelaksanaan pembelajaran masih tergolong kategori cukup dengan skor rata-rata sebesar 1,60. Berdasarkan kategorisasi penilaian yang telah ditentukan dari enam guru, terdapat satu guru dengan kategori kurang dan yang lainnya tergolong cukup.
Ketercapaian komponen/indikator penilaian yang terdiri dari 8 komponen pada prasiklus dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2 Ketercapaian Komponen Indikator kinerja Guru dalam pelaksanan pembelajaran (Prasiklus)
No |
Komponen |
% ketercapaian |
1 |
Kemampuan membuka pelajaran |
41.67% |
2 |
Sikap guru dalam proses pembelajaran |
33.33% |
3 |
Penguasaan bahan belajar |
37.50% |
4 |
Kegiatan belajar mengajar (proses pembelajaran) |
41.67% |
5 |
Kemampuan menggunakan media pembelajaran |
37.50% |
6 |
Evaluasi pembelajaran |
41.67% |
7 |
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran |
50.00% |
8 |
Tindak lanjut |
37.50% |
|
Rata-rata |
40,10% |
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata persentase ketercapaian yang diperoleh guru adalah 40,10%. Hal ini menunjukkan bahwa guru SD Negeri Kecil Karanghajo dalam melaksanakan pembelajaran belum maksimal.
Siklus 1
Hasil reflekasi observasi prasiklus merupakan acuan untuk merencanakan tindakan pada siklus 1. Tindakan siklus 1 berupa pembinaan menggunakan metode demonstrasi mengajar. Setelah pembinaan selanjutnya guru merencanakan dan melaksanakan pembelajaran perbaikan. Rekapitulasi hasil observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 adalah sebagai berikut.
Tabel 3 Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus 1
No |
Kode Guru |
Nilai guru |
Kategori |
1. |
A |
2.38 |
Baik |
2. |
B |
2.38 |
Baik |
3. |
C |
2.50 |
Baik |
4. |
D |
2.38 |
Baik |
5. |
E |
2.63 |
Baik |
6. |
F |
2.38 |
Baik |
Rata-rata |
2,44 |
Baik |
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa skor rata-rata kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah sebesar 2,44. Berdasarkan kategorisasi penilaian yang telah ditentukan, 6 orang guru termasuk dalam kategori baik.
Ketercapaian komponen/indikator penilaian yang terdiri dari 8 komponen pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4 Ketercapaian Komponen Indikator kinerja Guru dalam pelaksanan pembelajaran Siklus 1
No |
Komponen |
% ketercapaian |
1 |
Kemampuan membuka pelajaran |
62.50% |
2 |
Sikap guru dalam proses pembelajaran |
66.67% |
3 |
Penguasaan bahan belajar |
62.50% |
4 |
Kegiatan belajar mengajar (proses pembelajaran) |
62.50% |
5 |
Kemampuan menggunakan media pembelajaran |
54.17% |
6 |
Evaluasi pembelajaran |
58.33% |
7 |
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran |
62.50% |
8 |
Tindak lanjut |
58.33% |
|
Rata-rata |
60,94% |
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata persentase ketercapaian yang diperoleh guru adalah 60,94%. Hal ini menunjukkan bahwa guru SD Negeri Kecil Karanghajo dalam melaksanakan pembelajaran sudah meningkat dibanding kondisi prasiklus, namun belum dapat mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu mencapai nilai rata-rata dengan ketegori sangat baik (≥ 3,4), dengan komponen yang dikuasai oleh guru minimal sebesar 85%.
Siklus 2
Kegiatan siklus 2 dilakukan seperti tahapan pada siklus 1, yaitu refleksi hasil siklus 1, kemudian melakukan pembinaan dengan metode demonstrasi mengajar, dan selanjutnya guru merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Kegiatan observasi dilaksanakan pada pembelajaran yang dilaksanakan guru. Rekapitulasi hasil observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 adalah sebagai berikut.
Tabel 5 Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus 2
No |
Kode Guru |
Nilai guru |
Kategori |
1. |
A |
2,88 |
Baik |
2. |
B |
3,25 |
Sangat baik |
3. |
C |
3,25 |
Sangat Baik |
4. |
D |
3,38 |
Sangat baik |
5. |
E |
3,50 |
Sangat baik |
6. |
F |
3,13 |
Sangat Baik |
Rata-rata |
3,23 |
Sangat baik |
Rekapitulasi nilai kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 menunjukkan skor rata-rata sebesar 3,23 atau kategori sangat baik. Berdasarkan kategori penilaian yang telah ditentukan, terdapat 5 guru dengan kategori sangat baik dan 1 guru tergolong baik.
Ketercapaian komponen/indikator penilaian yang terdiri dari 8 komponen pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6 Ketercapaian Komponen Indikator kinerja Guru dalam pelaksanan pembelajaran Siklus 2
No |
Komponen |
% ketercapaian |
1 |
Kemampuan membuka pelajaran |
79.17% |
2 |
Sikap guru dalam proses pembelajaran |
83.33% |
3 |
Penguasaan bahan belajar |
75.00% |
4 |
Kegiatan belajar mengajar (proses pembelajaran) |
91.67% |
5 |
Kemampuan menggunakan media pembelajaran |
79.17% |
6 |
Evaluasi pembelajaran |
83.33% |
7 |
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran |
75.00% |
8 |
Tindak lanjut |
79.17% |
|
Rata-rata |
80,73% |
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata persentase ketercapaian yang diperoleh guru adalah 80,73%. Hal ini menunjukkan bahwa guru SD Negeri Kecil Karanghajo dalam melaksanakan pembelajaran sudah memahami dan dapat menerapkan langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran dengan lebih baik, namun masih belum dapat mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu mencapai nilai rata-rata dengan ketegori sangat baik (≥ 3,4), dengan komponen yang dikuasai oleh guru minimal sebesar 85%.
Siklus 3
Kegiatan siklus 3 dilakukan seperti tahapan pada siklus 1 dan 2. Rekapitulasi hasil observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 3 adalah sebagai berikut.
Tabel 7 Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus 3
No |
Kode Guru |
Nilai guru |
Kategori |
1. |
A |
3.63 |
Sangat baik |
2. |
B |
3.63 |
Sangat baik |
3. |
C |
3.63 |
Sangat baik |
4. |
D |
3.75 |
Sangat baik |
5. |
E |
3.63 |
Sangat baik |
6. |
F |
3.63 |
Sangat baik |
Rata-rata |
3.65 |
Sangat baik |
Rekapitulasi nilai kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 3 menunjukkan skor rata-rata sebesar 3,65 atau kategori sangat baik. Berdasarkan kategori penilaian yang telah ditentukan, semua guru termasuk kategori sangat baik.
Ketercapaian komponen/indikator penilaian yang terdiri dari 8 komponen pada siklus 3 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 8 Ketercapaian Komponen Indikator kinerja Guru dalam pelaksanan pembelajaran Siklus 3
No |
Komponen |
% ketercapaian |
1 |
Kemampuan membuka pelajaran |
87.50% |
2 |
Sikap guru dalam proses pembelajaran |
91.67% |
3 |
Penguasaan bahan belajar |
95.83% |
4 |
Kegiatan belajar mengajar (proses pembelajaran) |
91.67% |
5 |
Kemampuan menggunakan media pembelajaran |
87.50% |
6 |
Evaluasi pembelajaran |
95.83% |
7 |
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran |
83.33% |
8 |
Tindak lanjut |
95.83% |
|
Rata-rata |
91.15% |
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata persentase ketercapaian yang diperoleh guru adalah 91,5%. Hal ini menunjukkan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, untuk itu penelitian berhenti pada siklus 3.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian seperti yang diuraikan di atas, maka dapat diketahui perbandingan hasil penilaian kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan perbandingan persentasi penguasaan indikator kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran seperti berikut.
Perbandingan nilai kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran dari prasiklus sampai dengan siklus 3 menunjukkan peningkatan rata-rata sebesar 2,05 yaitu dari 1,60 menjadi 3,65. Peningkatan tersebut lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.
Tabel 9 Perbandingan nilai rata-rata kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada prasiklus sampai siklus 3
No |
Kode Guru |
Prasiklus |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
Siklus 3 |
Peningkatan dari prasiklus ke siklus 3 |
1 |
A |
1,8 |
2,4 |
2,88 |
3,63 |
1,88 |
2 |
B |
1,5 |
2,4 |
3,25 |
3,63 |
2,13 |
3 |
C |
1,6 |
2,5 |
3,25 |
3,63 |
2,00 |
4 |
D |
1,0 |
2,4 |
3,38 |
3,75 |
2,75 |
5 |
E |
1,8 |
2,6 |
3,5 |
3,63 |
1,88 |
6 |
F |
2,0 |
2,4 |
3,13 |
3,63 |
1,63 |
Rata-rata |
1,6 |
2,4 |
3,23 |
3,65 |
2,05 |
Perbandingan persentase penguasaan indikator kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran dari prasiklus sampai dengan siklus 3 menunjukkan peningkatan nilai rata-rata ketercapaian sebesar 51,05%, yaitu dari 41,10% pada prasiklua menjadi 91,15% pada siklus 3. Peningkatan tersebut lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.
Tabel 10 Perbandingan persentase penguasaan indikator kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada prasiklus sampai siklus 3
No |
Komponen |
Prasiklus |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
Siklus 3 |
Peningkatan dari prasiklus ke siklus 3 |
1 |
Kemampuan membuka pelajaran |
41,67% |
62,50% |
79,17% |
87,50% |
45,83% |
2 |
Sikap guru dalam proses pembelajaran |
33,33% |
66,67% |
83,33% |
91,67% |
58,34% |
3 |
Penguasaan bahan belajar |
37,50% |
62,50% |
75,00% |
95,83% |
58,33% |
4 |
Kegiatan belajar mengajar (proses pembelajaran) |
41,67% |
62,50% |
91,67% |
91,67% |
50,00% |
5 |
Kemampuan menggunakan media pembelajaran |
37,50% |
54,17% |
79,17% |
87,50% |
50,00% |
6 |
Evaluasi pembelajaran |
41,67% |
58,33% |
83,33% |
95,83% |
54,16% |
7 |
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran |
50,00% |
62,50% |
75,00% |
83,33% |
33,33% |
8 |
Tindak lanjut |
37,50% |
58,33% |
79,17% |
95,83% |
58,33% |
|
Rata-rata |
40,10% |
60,94% |
80,73% |
91,15% |
51,05% |
PENUTUP
Kesimpulan
Kegiatan pembinaan dengan metode demonstrasi mengajar yang dilakukan di SD Negeri Kecil Karanghajo dapat meningkatkan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Peningkatan terjadi pada semua aspek penilaian. Peningkatan nilai rata-rata terjadi dari kegiatan prasiklus hingga siklus 3 dengan total keseluruhan peningkatan sebesar 2,05 yaitu dari 1,60 menjadi 3,65. Persentasi penguasaan guru terhadap komponen penilaian mengalami peningkatan dari prasiklus sebesar 40,10%, meningkat menjadi 91,15% atau meningkat sebesar 51,04%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui demonstrasi mengajar dapat meningkatkan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Kecil Karanghajo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.
Saran
Guru sebaiknya selalu belajar dari pengalaman guru lain, terutama kepada guru yang lebih senior. Kepala Sekolah sebaiknya menambah pengetahuan dan ketrampilan guru, serta menciptakan suasana belajar baru, kepala sekolah menerapkan pertukaran guru dengan SD lain. Dinas terkait sebaiknya melakukan pembinaan profesionalisme guru melalui kegiatan selain supervise, contohnya menghadirkan guru prestasi sebagai guru model, untuk mendemonstrasikan cara mengajar yang baik kepada guru di daerah binaan.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Saiful Bahri, 2006, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta
Hasibuan dan Moedjiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rasyad, Aminudin. 2003. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
Sarimaya, Farida. 2008. Sertifikasi Guru, Apa, Mengapa dan Bagaimana. Bandung: CV. Yrama Widya.
Suparman, Atwi, 2005, Desain Instruksional, Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka
Syah Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.