MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU KEPENDIDIKAN DALAM PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH

DI SDN WANTILGUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA TAHUN 2014/2015

Suyatno

SDN Wantilgung Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

ABSTRAK

Tujuan utama dari penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk membantu meningkatkan kompetensi paedagogik guru guru di SDN Wantilgung, yang tidak memiliki latar belakang pendidikan keguruan, dalam menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi masing- masing pelajaran agar dapat menjadi acuan dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal. Proses Penelitian Tindakan sekolah yang di lakukan di SDN Wantilgung Kecamatan Ngawen yang berjudul Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Akademik dalan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran melalui Supervisi Akademik Kepala sekolah. Perumusan tujuan pembelajaran hasil rata-rata menunjukkan angka 70%. Pada penentuan bahan ajar diperoleh hasil 80%,Penentuan strategi/metode pembelajaran ia dan alat mencapai 75% dengan variasi yang semakin beragam. Pada penentuan media dan alat pembelajaran ada peningkatan hingga 80%, dan Perencanaan kegiatan evaluasi bisa mencapai 70% dan sudah mencantumkan, bentuk, jenis dan bahkan soal yang digunakan beserta kunci jawaban atau pedoman penilaiannya, serta mencantumkan alokasi waktu yang dibutuhkan

Kata Kunci: Kompetensi Pedagogik, Supervis Akademik, Rencana Pembelajaran


PENDAHULUAN

Upaya memperbaiki dan mening-katkan mutu pendidikan seakan tidak pernah berhenti. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksana-kan. Reformasi pendidikan adalah restruk-turisasi pendidikan, yakni memperbaiki pola hubungan sekolah dengan lingkungannya dan dengan pemerintah, pola pengem-bangan perencanaan, serta pola pengem-bangan manajerialnya, pemberdayaan guru dan restrukturisasi model model pembe-lajaran.

Reformasi pendidikan tidak cukup hanya dengan perubahan dalam sektor kurikulum, baik struktur maupun prosedur penulisannya. Pembaharuan kurikulum akan lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan praktik pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Keberhasilan imple-mentasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang akan menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum terse-but. Tidak jarang kegagalan implementasi kurikulum disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, keterampilan dan kemampu-an guru dalam memahami tugas tugas yang harus dilaksanakannya. Hal itu berarti bahwa guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran menjadi kunci atas keterlak-sanaan kurikulum di sekolah.

Dalam kurikulum 2004, guru diberi kebebasan untuk mengubah, memodifikasi, bahkan membuat sendiri silabus yang sesuai dengan kondisi sekolah dan daerah-nya, dan menjabarkannya menjadi persiap-an mengajar yang siap dijadikan pedoman pembentukan kompetensi peserta didik.

Upaya perwujudan pengembangan silabus menjadi perencanaan pembelajaran yang implementatif memerlukan kemampu-an yang komprehensif. Kemampuan itulah yang dapat mengantarkan guru menjadi tenaga yang professional. Guru yang pro-fessional harus memiliki 5 (lima) kompe-tensi yang salah satunya adalah kompe-tensi penyusunan rencana pembelajaran. Namun dalam kenyataannya masih banyak guru yang belum mampu menyusun renca-na pembelajaran sehingga hal ini secara otomatis berimbas pada kualitas out put yang dihasilkan dalam proses pembela-jaran.

Rumusan Masalah

Ø Guru tidak memiliki dasar pendidikan keguruan sehingga tidak dibekali dengan pengetahuan tentang perenca-naan dan pelaksanaan pembelajaran.

Ø Guru belum pernah mengikuti pelatihan penyusunan RPP sehingga mereka hanya copy paste pada temannya, padahal seringkali RPP hasil copy paste tidak relevan dengan situasi dan kondisi di sekolahnya sehingga RPP yang ada tidak bisa dijadikan acuan dalam proses pembelajaran.

Cara Pemecahan Masalah

Upaya peningkatan kemampuan guru-guru yang tidak memiliki latar bela-kang pendidikan keguruan dalam menyu-sun rencana pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya melalui pelatihan, seminar, workshop, menyedia-kan berbagai panduan dan modul. Namun setelah mempertimbangkan berbagai kele-bihan dan kekurangannya, maka Pembina-an yang terencana dan berkesinambungan dalam supervisi akademik melalui tehnik supervisi kelompok dianggap lebih efektif karena setiap permasalahan yang ditemu-kan bisa langsung dicarikan solusi bersama dan waktunya bisa disesuaikan dengan kemampuan masing masing guru. Dalam pelaksanaannya kepala sekolah akan dibantu oleh beberapa guru/ wakasek yang dianggap telah memiliki pengetahuan yang cukup dan kemampuan yang baik dalam menyusun rencana pembelajaran

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di-atas, maka tujuan utama dari penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk memban-tu meningkatkan kompetensi paedagogik guru guru di SDN Wantilgung, yang tidak memiliki latar belakang pendidikan keguru-an, dalam menyusun rencana pembelajar-an yang sesuai dengan standar kompetensi masing-masing pelajaran agar dapat menjadi acuan dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal.

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HI-POTESIS

Kajian Teori

1. Kompetensi dan Profesionalisme Guru

Esensi sebuah pendidikan perseko-lahan adalah proses pembelajaran. Tidak ada kualitas pendidikan persekolahan tanpa kualitas pembelajaran. Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan persekolahan dapat dianggap kurang berguna bilamana belum menyentuh perbaikan proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan persekolahan Pemerintah,dalam hal ini Depatemen Pendidikan Nasional, mengembangkan ber-bagai program yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Di antara keseluruhan komponen dalam pembelajaran guru merupakan kom-ponen organik yang sangat menentukan. Tidak ada kualitas pembelajaran tanpa kualitas guru. Apapun yang telah dilakukan oleh Pemerintah, namun yang pasti adalah peningkatan kualitas pembelajaran tidak mungkin ada tanpa kualitas kinerja guru, sehingga peningkatan kualitas pembelajar-an, juga tidaklah mungkin ada tanpa pe-ningkatan kualitas para gurunya. Guru merupakan sumber daya manusia yang sangat menentukan keberhasilan pembela-jaran. Guru merupakan unsur pendidikan yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam upaya pendidikan sehari-hari di sekolah dan banyak menentukan keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan.

2. Pembinaan Guru Melalui Supervisi Akademik

Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam rangka pember-dayaan guru adalah supervisi akademik (supervisi akademik).Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya me-ngelola proses pembelajaran demi penca-paian tujuan akademik. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya menca-pai tujuan akademik. Dengan demikian, berarti, esensial supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemam-puan profesionalismenya. Mengembangkan kemampuan dalam konteks ini janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melain-kan juga pada peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab de-ngan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas akademik akan meningkat.

3. Penyusunan RPP

Dalam rangka mengimplementasi-kan pogram pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembela-jaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembela-jaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran da-lam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar.

Silabus merupakan pegangan guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang sifatnya masih umum/luas. Silabus tersebut sebaiknya disusun sebagai program yang harus dicapai selama satu semester\ atau satu tahun ajaran. Untuk pegangan dalam jangka waktu yang lebih pendek,guru harus membuat program pembelajaran yang disebut rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP ini merupakan satuan atau unit program pembelajaran terkecil untuk jangka waktu mingguan atau harian yang berisi rencana penyampaian suatu pokok atau satuan bahasan tertentu atau satu tema yang akan dibahas.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi dan refleksi, dan dilakukan minimal dalam dua siklus. Pada tahap persiapan dibuat skenario kegiatan, jadwal waktu, tempat serta sarana pendukung lainnya seperti lembar observasi, serta angket. Penelitian ini di laksanakan di SDN Wantilgung, penelitian ini ditujukan kepada guru-guru semua SDN Wantilgung memiliki latar belakang Guru Kelas.

Teknik pengumpulan data dilaku-kan dengan cara pengisian lembar obser-vasi selama proses tindakan penelitian oleh supervisor sehingga akan diperoleh data kualitatif sebagai hasil penelitian.

Instrumen penelitian yang diguna-kan adalah lembar observasi yang diguna-kan oleh supervisor untuk mencatat per-kembangan kemampuan masing masing guru yang dibinanya selama proses penelitian ( siklus 1 dan siklus 2).

Teknik analisis data dilakukan terhadap hasil RPP guru sebagai data awal kemampuan guru dan hasil observasi yang dilakukan selama proses pembinaan akan dianalisis secara deskriptif untuk mengukur keberhasilan proses pembinaan sesuai dengan tujuan penelitian tindakan sekolah ini.

Prosedur pelaksanaan penelitian-nya adalah

1. Perencanaan

Membuat rencana perbaikan ber-dasarkan adanya masalah atau kondisi yang menuntut diperbaiki.Hal ini meliputi persiapan bahan-bahan yang diperlukan dalam tahap pelaksanaan.

2. Pelaksanaan (Action)

Melakukan tindakan substantif penelitian melalui supervisi guna memper-baiki kondisi yang diteliti.

3. Observasi (Observation)

Kegiatan mengamati, mengenali sambil mendokumentasikan (mencatat dan merekam) terhadap proses, hasil, penga-ruh dan masalah baru yang mungkin saja muncul selama proses pelaksanaan tindakan.

4. Refleksi (Reflection)

Melakukan renungan, kajian reflek-tif diri secara inquiri, partisipasi diri (partisipatoris),kolaborasi terhadap latar alamiah dan impiikasi dari suatu tindakan, dengan melakukan analisis terhadap renca-na dan tindakan yang sudah dilaksanakan dan hasil yang dicapai, dan apa yang belum dapat atau sempat dilakukan.

HASIL PENELITIAN

Penelitian tindakan yang dilakukan di SDN Wantilgung ini dilakukan oleh kepala sekolah melalui tehnik supervisi akademik secara berkelompok sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan/ kompetensi pedagogik guru dalam me-nyusun perencanaan pembelajaran di kelas. Penelitian dilakukan terhadap semua orang guru yang memiliki latar belakang pendidikan keguruan sehingga dianggap kurang kompeten dalam mengelola peren-canaan dan pelaksanaan pembelajaran. Namun demikian permasalahan dalam pe-nelitian tindakan ini difokuskan pada pe-ningkatan kompetensi penyusunan Renca-na Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) de-ngan asumsi apabila guru sudah mampu menyusun RPP dengan baik, maka setidaknya dia sudah memiliki pedoman untuk melakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan mata pelajaran masing-masing.

Siklus I

1. Perencanaan

* RPP

* Menyusun Silabus

* Buku Materi Pelajaran

2. Pelaksanaan Tindakan

* Penelitian diawali dengan cara menyerahkan rencana pembela-jaran yang disusun sendiri sesuai dengan mata pelajaran dan stan-dar kompetensi masing masing ke-pada supervisor. Berdasarkan data tersebut supervisor melakukan pembinaan kepada guru sesuai dengan kesulitan masing masing guru. Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi yang memayungi Kom-petensi Dasar yang akan disusun dalam RPP-nya. Di dalam RPP secara rinci harus dimuat Tujuan Pembelajaran, Materi Pembela-jaran, Metode Pembelajaran, Lang-kah-langkah Kegiatan pembelajar-an, Sumber Belajar, dan Penilaian

* Guru menyusun RPP dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut

3. Observasi

Selama proses penyusunan RPP, guru berdiskusi dengan supervisor/Pem-bina bila menemukan masalah/kendala dalam kegiatannya. Hasil dari kegiatan ini akan dinilai oleh Pembina /supervisor dengan menggunakan lembar observasi penilaian untruk memperoleh data tentang perkembangan kemampuan guru

4. Refleksi

Dalam kegiatan refleksi ini, Pembi-na/supervisor bersama dengan guru guru melakukan diskusi tentang unsur-unsur RPP dan langkah langkah kegiatan penyu-sunan dan pengembangannya.Dalam kegi-atan ini juga dibicarakan berbagai permasalahan yang dirasakan oleh para guru termasuk kendala serta manfaat yang dirasakan terhadap perubahan kemampuan mereka dalam penyusunan RPP.

Siklus II

Pada akhir kegiatan siklus diper-oleh hasil yang cukup menggembirakan yang memberikan indikasi tercapainya tujuan penelitian tindakan ini. Hasil yang diperoleh dapat kita lihat sebagai berikut: Perumusan tujuan pembelajaran hasil rata-rata menunjukkan angka 70%. Pada penentuan bahan ajar diperoleh hasil 80%, Penentuan strategi/metode pembelajaran ia dan alat mencapai 75% dengan variasi yang semakin beragam. Pada penentuan media dan alat pembelajaran ada pening-katan hingga 80%, dan Perencanaan kegiatan evaluasi bisa mencapai 70% dan sudah mencantumkan, bentuk, jenis dan bahkan soal yang digunakan beserta kunci jawaban atau pedoman penilaiannya, serta mencantumkan alokasi waktu yang dibutuhkan.

PENUTUP

Simpulan

1. Pada komponen Perumusan indikator tujuan pembelajaran, terlihat pening-katan dari 40% pada kemampuan awal, menjadi 60% pada siklus 1 dan meningkat menjadi 70% pada akhir kegiatan.

2. Pada Komponen Penentuan bahan dan materi pembelajaran, terdapat pening-katan kemampuan dari 65% menjadi 70% setelah siklus 1 dan lebih menguat menjadi 80%.

3. Dalam Komponen Pemilihan Strategi dan metoda pembelajaran, yang dida-lamnya memuat langkah-langkah pem-belajaran dan penentuan alokasi waktu yang digunakan, terlihat adanya pe-ningkatan yang signifikan dari yang semula hanya 40% menjadi 60% pada siklus 1 dan meningkat lagi menjadi 75% setelah siklus 2.

Saran

1. Kegiatan supervisi akademik sangat baik dilakukan untuk membina guru meningkatkan kompetensinya. Sebaik-nya kegiatan ini dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan.

2. Sebaiknya pembinaan ini dilanjutkan dengan supervisi akademik dalam pe-laksanaan pembelajaran untuk meng-ukur kemampuan guru dalam mengim-plementasikan rencana pembelajaran yang telah disusunnya.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1982. Alat Penilaian Kemampuan Guru: Buku I. Jakarta: Proyek Pengembangan

Pendidikan Guru.1982. Panduan Umum Alat Penilaian Kemampuan Guru.Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru.

Alat Penilaian Kemampuan Guru: Hubungan antar Pribadi.Buku III. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru.

Alat Penilaian Kemampuan Guru: Prosedur Mengajar. Buku II. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru.

Suhardjono, A. Azis Hoesein, dkk (1995). Pedoman penyusunan KTI di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Digutentis, Jakarta: Diknas